NPM : 201000390
Kelas : H
2021
DAFTAR ISI
Cover………………………………………………………………………………………..........I
Daftar isi…………………………………………………………………………………............II
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………...7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan pernyataan masalah maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulisan makalah
iniadalah:
1 L.C. Hoffman, sebagaimana dikutip dari R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Putra Abardin, 1999,hal.2.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Hapusnya perikatan dalam kontrak yang timbul dari persetujuan maupun dari undang-undang
diatur dalam bab ke-IV buku ke-III KUH Perdata,yaitu pasal 1381. Dalam pasaltersebut, terdapat
beberapa cara hapusnya suatu perikatan, yaitu:
A. Pembayaran
B. Penawaran pembayaran diikuti oleh penyimpanan
C. Pembaruan utang (inovati)
D. Perjumpaan utang (konvensasi)
E. Percampuran utang
F. Pembebasan utangg.
G. Musnahnya barang yang terutang
H. Kebatalan dan pembatalan perikatan-perikatani.
I. Syarat yang membatalkan (diatur dalam BAB I)
J. Kedaluarsaan (diatur dalam buku ke IV, BAB 7)
Jadi didalam KUH Perdata, ada sepuluh cara yang mengatur tentang hapusnya perikatan.Cara-
cara lainnya yang belum disebutkan, yaitu “ berakhirnya suatu ketetapan waktu(terjamin) dalam
suatu atau meninggalnya salah satu pihak dalam beberapa macam perjanjian”, seperti
meninggalnya seorang persero dalam suatu perjanjian firma dan pada umumnya dalam
perjanjian-perjanjian yang di dalamnya prestasi hanya dapat dilaksanakan oleh oranglain.Selain
sebab-sebab hapusnya perikatan yang ditentukan oleh Pasal 1381 KUH Perdatatersebut, ada
beberapa penyebab lain untuk hapusnya suatu perikatan, yaitu:
4Mariam Darus Badrulzaman, Kerangka Dasar Hukum Perjanjian, dalam Hukum Kontrak Indonesia, ELIPS, Jakarta,1998, hal.
2
1. Berakhirnya suatu ketetapan waktu dalam suatu perjanjian.
2. Meninggalnya salah satu pihak dalam perjanjian, misalnya meninggalnya pemberi
kuasaatau penerima kuasa (Pasal 1813 KUH Perdata)
3. Meninggalnya orang yang memberikan perintah.
4. Karena pernyataan pailit dalam perjanjian maatschap.
5. Adanya syarat yang membatalkan perjanjian.
Menurut pasal 1313 KUHPerdata:“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”. Apabila
5Dr. Titik Triwulan Titik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta: Kencana Prenadmedia Group,2008,
3
1. Asas konsensualisme, diatur dalam Pasal 1338 KUHPerdata yang menyatakan: “Semua
perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya”
2. Asas kebebasan berkontrak, pada dasarnya manusia bebas mengadakan hubungan
denganorang lain. Termasuk di dalamnya adalah hubungan kerja sama maupun
mengadakan suatu perjanjian.
3. Asas kekuatan mengikat suatu perjanjian, perjanijan yang telah dibuat dan disepakati oleh
para pihak yang terlibat mempunyai kekuatan mengikat sebagai undang-undang bagi para
pihak.
4. Asas itikad baik, pada Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata dinyatakan: “Suatu perjanjian
harusdilaksanakan dengan itikad baik”
5. Asas kepribadian, pada Pasal 1315 KUHPerdata berbunyi: “Pada umumnya tak seorang
dapat mengikatkan dirinya atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya suatu janji dari
pada untuk dirinya sendiri”.
Di dalam pasal 1320 KUHPerdata juga dimuat tentang syarat sah nya suatu perjanjian,yaitu:
4
Memperjelas keempat syarat itu, Subekti menggolongkannya ke dalam 2 (dua) bagian,yakni:
A. Mengenai subjek perjanjian, adalah orang yang cakap atau mampu melakukan
perjanjiansesuai peraturan perUndang-Undangan. Adapun sepakat (konsensus) adalah
dasar dariterbentuknya perjanjian, dimana para pihak memiliki kebebasan dalam
menentukankehendaknya tanpa ada paksaan.
B. Mengenai objek perjanjian, adalah apa yang dijanjikan oleh masing-masing pihak
yangtertuang dengan jelas di dalam perjanjian, dimana objek tersebut tidak bertentangan
denganundang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan.
Pada Pasal 1338 KUHPerdata dikatakan: “Perjanjian dibuat secara berlaku sebagai undang-
undang bagi mereka yang membuatnya”
Menurut ketentua Pasal 1381 KUHper, sesuatu perikatan baik yang lahir dari perjanjianmaupun
undang-undang dapat berakhir karena, beberapa hal antara lain:
1. Pembayaran (Betaling)
Pembayaran (betaling) yaitu jika kewajibannya terhadap perikatan itu telah dipenuhi
(pasal1382 KUHPerdata).
2. Penawaran bayar tunai diikuti penyimpanan/penitipan (Consignatie)
Penawaran bayar tunai diikuti penyimpanan/penitipan (consignatie), yaitu
pembayarantunai yang diberikan oleh debitor, namun tidak diterima kridior kemudian
oleh debitordisimpan pada pengadilan (pasal 1404 KUH Perdata).
3. Pembaharuan Utang (Novasi)
Pembaruan utang (novasi), yaitu apabila utang yang lama digantikan oleh utang yang
baru(Pasal 1416 dan 1417 KUH perdata).
5
4. Kompensasi atau imbalan (Vergerlijking)
Kompensasi atau imbalan (vergerlijking), yaitu apabila kedua belah pihak saling
berutang,maka utang mereka masing-masing diperhitungkan.
5. Pencampuran Utang (Schuldvermenginng)
Pencampuran utang (Schuldvermenginng), yaitu apabila pada suatu perikatan
keduduknkreditor dan debitor ada di satu tangan seperti pada warisan (pasal 1436 dan
Pasal 1437KUHPdt).
6. Pembebasan Utang (Kwitjschelding der schuld)
Pembebasan utang (kwitjschelding der schuld) yaitu apabila kreditor membebaskan
segalautang-utang dan kewajiban pihak debitor (Pasal 1438-1441 KUHPdt).
7. Hilangnya benda yang diperjanjikan (Het vergaan der verschuldigde zaak)
Hilangnya benda yang diperjanjikan (het vergaan der verschuldigde zaak) yaitu apabila
benda ang diperjanjkan binasa, hilang atau menjadi tidak dapat diperdagangkan (pasal
1444-1445 KUHPdt,).
8. Batal dan Pembatalan (Nietigheid ot te niet doening)
Batal dan Pembatalan (nietigheid ot te niet doening), yaitu apabila perikatan itu batal
ataudibatalkan; misalnya terdapat paksaan (pasal 1446 KUHPdt.).
9. Timbul syarat yang membatalkan (door werking ener ontbindende voorwaarde)
Timbul syarat yang membatalkan (door werking ener ontbindende voorwaarde),
yaituketentuan yang isi perjanjian yang disetujui kedua belah pihak.
10. Kedaluwarsa
Lewat waktu (daluwarsa) menurut Pasal 1946 KUH Perdata adalah suatu sarana
untukmemperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya
suatu waktutertentu dan atas syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang.
6
BAB III
PENUTUP
7
DAFTAR PUSTAKA