Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HUKUM HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL


(HAK CIPTA & HAK PATEN)

“Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Individu dan Terstruktur Pada Mata Kuliah Hukum Hak Atas Kekayaan
Intelektual”

Dosen Pengampu : Hj. SITI RODIAH, S.H.,M.H.

Oleh :
Nama : Farhan Zuhdi
Putra NPM : 201000390
Kelas : A
Mata Kuliah : Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS
PASUNDAN 2023

I
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................II
PENDAHULUAN.................................................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................................1
PEMBAHASAN....................................................................................................................................................2
A. Hak Cipta....................................................................................................................................................2
B. Pemegang Hak cipta...................................................................................................................................2
C. Dewan Hak Cipta........................................................................................................................................2
D. Hak Ekonomis dan Hak Moral...................................................................................................................2
E. Pendaftaran Hak Cipta................................................................................................................................2
F. Lisensi.........................................................................................................................................................3
G. Pelanggaran Hak Cipta...............................................................................................................................3
H. Lingkup Hak Cipta.....................................................................................................................................4
I. Bentuk dan Lama Perlindungan.................................................................................................................4
J. Hak Paten (Sejarah dan Pengertian)...........................................................................................................4
K. Lingkup Paten.............................................................................................................................................5
L. Jangka Waktu Paten....................................................................................................................................5
M. Permohonan Paten......................................................................................................................................6
N. Pengalihan Paten.........................................................................................................................................6
O. Pelanggaran dan Sanksi..............................................................................................................................6
P. Pendaftaran Paten........................................................................................................................................6
Q. Pembatalan Paten........................................................................................................................................7
PENUTUP..............................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................................................................8
B. Saran..........................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................III

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak cipta adalah hak privat. Hak keperdataan yang melekat pada diri si pencipta. Pencipta boleh
pribadi, kelompok orang, badan hukum public atau badan hukum privat. Hak cipta lahir atas kreasi
pencipta. Kreasi yang muncul dari oleh pikir dan oleh hati. Atau dalam terminology antropologi, hak
yang lahir dari cipta, rasa dan karsa manusia. Oleh karena itu, hak cipta haruslah benar-benar lahir dari
kreativitas manusia.
Kreativitas dan aktivitas manusia menjadi kata kunci dalam kelahiran atau kemunculan hak
cipta. Itu jugalah sebabnya hak cipta itu disebut sebagai hak eksklusif. Hanya manusia yang
melakukan olah otak dan olah hati yang dapat melahirkan hak cipta.
Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya intelektual di bidang teknologi. Karya
intelektual tersebut dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik dibidang
teknologi, yang dapat berupa proses atau produk atau penyempurnaan dan pengembangan produk dan
proses.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hak pemegang hak cipta?
2. Bagaimana syarat pendaftaran hak cipta dan hak pate?
3. Undang-undang apa saja yang mengikat hak cipta dan hak paten?

H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.191

H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.191

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.10

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hak Cipta
Hak cipta adalah hak privat. Hak keperdataan yang melekat pada diri si pencipta. Pencipta
boleh pribadi, kelompok orang, badan hukum public atau badan hukum privat. Hak cipta lahir atas
kreasi pencipta. Kreasi yang muncul dari oleh pikir dan oleh hati.
Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama yang atas inspirasinya
melahirkan ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian
yang dituangkan kedalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
Hak cipta terdiri dari atas hak ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi adalah hak untuk
mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk hak terkait, sedangkan hak moral adalah hak
melekat pada diri pencipta atau pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun,
walaupun hak cipta atuh hak terkait telah dialihkan.

B. Pemegang Hak Cipta


Pemegang Hak Cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau pihak yang menerima
lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut.

C. Dewan Hak Cipta


Hal yang baru sama sekali dijumpai dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 adalah
dimuatnya ketentuan tentang Lembaga Manajemen Kolektif, akan tetapi hal yang tidak dijumpai
dalam undang-undang yang terakhir ini adalah pengaturan tentang dewan hak cipta.
Keberadaan Dewan Hak Cipta diatur dalam Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1986 dan
kemudian keberadaaannya diakui juga oleh UU Nomor 19 Tahun 2002. Dewan Hak Cipta sebelum
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 diatur dalam Bab VI, Pasal 48 Undang-Undang Hak Cipta
No.19 Tahun 2002. Adapun latar belakang pembentukan institute (lembaga) Dewak Hak Cipta tersebut
belum tersosialisasi dikalangan masyarakat Indonesia. Untuk itu diperlukan penyuluhan, bimbingan
dan bermacam-macam aktivitas lainnya guna memasyarakatkan tentang dunia hak cipta termasuk
perlindungan hukumnya.

D. Hak Ekonomis dan Hak Moral


Hak Cipta terdiri atas hak ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi adalah hak untuk
mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk hak terkait. Hak moral adalah hak yang
melekat pada diri pencipta atau pelakua yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan
apapun, walaupun hak cipta atau hak terkait telah dialihkan.

E. Pendaftaran Hak Cipta


Pendafataran tidak merupakan kewajiban untuk mendapatkan hak cipta sehingga dalam daftar
umum pendaftaran tidak mengandung arti sebagai pengesahan atas isi, arti maksud, atau bentuk dari
ciptaan yang di daftarkan.
Sementara itu, pendaftaran ciptaan dalam daftar umum ciptaan dilakukan atas permohonan yang
diajukan oleh pencipta atau oleh pemegang hak cipta atau kuasa kepada Direktorat Jenderal Hak Cipta,
Paten, dan Hak merek Departemen Kehakiman dan HAM.
Dengan demikian fungsi dari pendaftaran hak cipta hanyalah untuk mempermudah pembuktian jika
ada sengketa.
1) Prosedur Permohonan Ciptaan
Prosedur Permohonan Ciptaan, yaitu :
a. Permohonan pendaftaran ciptaan diajukan dengan cara mengisi formulir yang
disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik dalam 2 rangkap.
b. Permohonan wajib melampirkan:
I. Surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui kuasa
II. Contoh ciptaan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Buku dan karya tulis lainnya 2 (dua) buah yang telah dijilid dengan
edisi terbaik
 Apabila suatu buku berisi foto seorang harus dilampirkan surat tidak
keberatan dari orang yang difoto atau ahli warisnya

2
 Program computer 2 (dua) buah disket disertai buku petunjuk
pengoperasian dari program computer tersebut
 CD/VCD/DVD 2 (dua) buah disertai dengan buku petunjuknya
 Alat peraga 1 (satu) buah disertai dengan buku petunjuknya
 Lagu 10 (sepuluh) buah berupa notasi dan atau syair
 Drama 2 (dua) buah naskah tertulis atau rekamannya
 Tari (koreografi) 10 (sepuluh) buah gambar atau 2 (dua)
buah rekamannya
 Pewayangan 2 (dua) buah naskah tertulis atau rekamannya
 Pantomime 10 (sepuluh) buah gambar atau 2 (dua) buah rekamannya
 Karya pertunjukan 2 (dua) buah rekamannya
 Karya siaran 2 (dua) buah rekamannya
 Seni lukis, seni motif, seni batik, seni kaligrafi, logo dan gambar masing-
masing 10 (sepuluh) lembar berupa foto
 Seni ukir, seni pahat, seni patung, seni kerajinan tangan kolase. masing-
masing 10 (sepuluh) lembar berupa foto
III. Salinan resmi akta pendirian badan hukum atau fotokopinya yang dilegalisasi
notaris, apabila permohonan badan hukum
IV. Fotocopy kartu tanda penduduk, dan
V. Bukti pembayaran biaya permohonan sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu
rupiah), biaya permohonan pendaftaran ciptaan berupa program computer
sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)
c. Dalam hal permohonan pendaftaran ciptaan yang pemegang hak ciptaannya bukan si
pencipta sendiri, permohonan wajib melampirkan bukti pengalihan hak cipta
tersebut.

2) Tarif Permohonan Pendaftaran Ciptaan


Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.50
Tahun 2001
No. Jenis Penerimaan Satuan Tarif
Negara Bukan Pajak
1. Biaya permohonan pendaftaran suatu ciptaan Per Permohonan Rp. 75.000,-
2. Biaya permohonan pendaftaran suatu ciptaan Per Permohonan Rp. 150.000,-
program komputer
3. Biaya permohonan pencatatan pemindahan hak Per Permohonan Rp. 75.000,-
atas suatu ciptaan yang terdaftar dalam daftar
umum ciptaan
4. Biaya permohonan perubahan nama alamat Per Permohonan Rp. 50.000,-
suatu ciptaan yang terdaftar dalam daftar umum
ciptaan
5. Biaya permohonan petikan tiap pendaftaran Per Permohonan Rp. 50.000,-
ciptaan dalam daftar umum ciptaan
6. Biaya pencatatan lisensi Hak Cipta Rp. 75.000,-
Per Permohonan

F. Lisensi
1. Pemegang hak cipta berhak memberikan lisensi dengan perjanjian lisensi untuk
melaksanakan ciptaannya, kecuali diperjanjikan lain, maka pelaksana wajib untuk membayar
royalty kepada pemegang hak cipta
2. Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang langsung maupun tidak langsung merugikan
perekonomian Negara.
3. Pemegang lisensi wajib dicatat di Dirjen HaKI, agar dapat mempunyai akibat hukum
terhadap pihak ketiga.

G. Pelanggaran Hak Cipta


Pelanggaran yang tidak dianggap pelanggaran hak cipta apabila suatu karya menulis sumbernya:
1. Untuk keperluan pendidikan, penelitian, dan lain-lain yang tidak merugikan pencipta
2. Pengambilan untuk kepentingan dipengadilan
3. Pengambilan, baik sebagian maupun seluruhnya, untuk kepentingan ceramah ilmiah dan

3
pendidikan asal tidak merugikan penciptanya

3
4. Pembuatan salinan cadangan suatu program computer oleh pemilik program computer
yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri
Menurut Pasal 72 Undang-Undang Hak Cipta, bagi mereka yang dengan sengaja atau tanpa hak
melanggara Hak Cipta orang lain dapat dikenakan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan atau
denda paling sedikit Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
atau denda paling banyak Rp.5.000.000,- (lima miliyar rupiah). Selain itu, beberapa sanksi lainnya
adalah:
1. Menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual ciptaan atau barang hasil
pelanggaran Hak Cipta dipidana penjara maksimal 5 (lima) tahun atau denda maksimal
Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
2. Memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program computer dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp.500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah)

H. Lingkup Hak Cipta


1. Ciptaan yang dilindungi
Ciptaan yang dapat dilindungi, yaitu :
a. Buku, program computer, pamphlet, perwajahan, karya tulis yang diterbitkan dan
semua hasil karya tulis lain
b. Ceramah,kuliah,pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu,
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan
d. Lagu atau music tanpa teks
e. Drama atau drama musical, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomime
f. seni rupa dalam segala bentuk
g. Arsitektur
h. Peta
i. Seni batik
j. Fotografi
k. Sinematografi
l. Terjemahan, tafsir, seduran, bunga, rampai, database, dan karya lain dari hasil
pengalih wujudan
2. Ciptaan yang tidak diberi Hak Cipta
Sebagai pengecualian terhadap ketentuan di atas diberikan Hak Cipta untuk hal-hal berikut:
a. Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara
b. Peraturan perundang-undangan
c. Pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah
d. Putusan pengadilan atau penetapan hakim, atau
e. Keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya

I. Bentuk dan Lama Perlindungan


Bentuk dan lama perlindungan yang diberikan meliputi larangan bagi siapa saja untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaan yang dilindungi tersebut kecuali dengan seijin Pemegang
Hak Cipta.
Jangka waktu perlindungan Hak Cipta pada umumnya berlaku selama hidup pencipta dan terus
berlangsung hingga 50 (lima puluh) tahun setelah Pencipta meninggal dunia. Namun demikian, pasal 30
UU Hak Cipta menyatakan bahwa hak cipta atas ciptaan:
1. Program computer
2. Sinematografi
3. Fotografi
4. Database, dan
5. Karya hasil pengaliwujudan
6. Perwajahan karya tulis yang diterbitkan
Berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali diumumkan.

J. Hak Paten (Sejarah dan Pengertian)


Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya intelektual di bidang teknologi. Karya
intelektual tersebut dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik dibidang
teknologi, yang dapat berupa proses atau produk atau penyempurnaan dan pengembangan produk dan
proses.

4
Paten atau oktroi telah ada sejak abad XIV dan XV, contohnya dinegara Italia dan Inggris . Tetapi
sifat dan pemberian hak ini pada waktu itu bukan ditujukan atas suatu temuan atau investasi namun
diutamakan untuk menarik para ahli dari luar negeri. Maksudnya agar para ahli menetap dinegara-
negara yang mengundangnya agar mereka ini dapat mengembangkan keahliannya masing-masing
dinegara si peundangan dan bertujuan untuk memajukan warga penduduk dari yang bersangkutan. Jadi,
paten ini bersifat sebagai semacam ‘Izin menetap’. Namun demikian, memanglah kehadiran sang
investor tadi dinegeri yang baru itu didasarkan atas keahlian dalam bidag tertentu., Karena itu ia boleh
tinggal menetap. Jadi,ada juga kesamaannya dengan penggunaan istilah paten dewasa ini.
Baru pada abad XVI diadakan peraturan pemberian hak-hak paten terhadap hasil temuan yaitu
dinegara-negara Venesia,Inggris,Belanda, lalu Jerman, Australia dan lain sebagainya.
Kemudian melalui perkembangan waktu dankemajuan teknologi, terutama pada abad XX, sifat
pemberian paten bukan lagi sebagai hadiah, melainkan pemberian ha katas suatu temuan yang
diperolehnya. Perkembangan semacam itu terjadi di Negara-negara Amerika Utara dan Amerika
Selatan. Kemudian dinegara Amerika Serikat terbentuk undang-undang paten yang tegas mengubah
sifat pemberian hak paten. Kini dalam abad XX peraturan perundang-undangan lembaga paten hamper
meliputi semua Negara termasuk kawasan Asia.
Kalau dilihat dari perkembangan peraturan perundang-undangan paten itu, Inggris mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan undang-undang paten dibanyak Negara didunia. Sebab di Negara
Inggris pertumbuhan paten ini sangat baik. Kemungkinan pengaruh ini sebagai akibat kedudukan
Negara Inggris sebagai Negara induk penjajah, yang sampai pertengahan abad XX dan satu dua abad
sebelumnya, mempunyai banyak wilayah jajahan yang membawa pengaruh hukum pula kepada wilayah
koloninyatersebut.
Undang-undang hak paten mencakup temuan dan teknologi, kerja yang dikerahkan untuk
menciptakan barang-barang baru, apakah ini traktor, obat-obatan, atau alat pembuka kaleng listrik.
Undang-undang Paten Amerika Serikat memberikan hak paten penemu, atau perusahaan yang telah
diserahi haknya itu, hak untuk menghentikan orang lain berbuat, menjual, atau menggunakan
temuannya tanpa izin darinya.

K. Lingkup Paten
Paten diberikan untuk investasi yang harus dan mengandung langkah inventif serta dapat
diterapkan dalam industry.
Namun, suatu invensi merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya dan harus dilakukan
dengan memperhatikan keahlian yang ada pada saat pertama kali diajukan permohonan.
Dengan demikian, invensi dianggap baru jika pada tanggal penerimaan invensi tersebut tidak
sama dengan tekonologi yang diungkapkan sebelumnya. Oleh karena itu, suatu invensi dapat
diterapkan dalam industry jika invensi dapat dilaksanakan dalam industry sesuai dengan apa yang
diuraikan dalam permohonan.
setiap invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis
disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, kontruksi, atau komponennya dapat memperoleh perlindungan
hukum dalam bentuk paten sederhana.
Sementara itu, paten yang tidak diberikan untuk invensi meliputi sebagai berikut :
1. Proses atau produk, pengumuman, penggunaan atau pelaksanaanya bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, ketertiban
umum, atau kesusilaan.
2. Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan atau pembedahan yang ditetapkan terhadap
manusia dan hewan
3. Teori yang metode dibidang ilmu pengetahuan dan matematika, atau:
a. Semua makhluk hidup, kecuali jasad renik
b. Proses biologi yang esensila untuk memproduksi tanaman atau hewan, kecuali
proses nonbiologis atau mikrobiologi

L. Jangka Waktu Paten


Menurut ketentuan UU No.14 Tahun 2001, jangka waktu berlakunya suatu paten adalah :
a. Paten dberikan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun sejak tanggal penerimaan dan tidak
dapat diperpanjang lagi (Pasal 8)
b. Untuk paten sederhana jangka waktunya adalah 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal
penerimaan dan tidak dapnaat diperpanjang lagi (Pasal 9)

5
M. Permohonan Paten
Permohonan paten diatur dalam Pasal 20 sampai dengan 41 UU No.14 Tahun 2001 :
1. Penemu atau orang yang dikuasakan berhak mengajukan permohonan paten
2. Penerimaan dan pencatatan paten oleh kantor paten
3. Setiap permohonan hanya bisa diajukan untuk satu invensi saja atau beberapa invensi yang
merupakan suatu kesatuan invensi
4. Pengumuman permohonan paten :
a. Delapan belas bulan setelah tanggal penerimaan paten
b. Delapan belas bulan sejak permohonan dengan hak prioritas (Pasal 42)
c. Tiga (3) bulan untuk paten sederhana sejak tanggal penerimaan
5. Pengajuan permintaan pemeriksaan substantive, paling lambat 36 (tiga puluh enam)
6. Persetujuan/penolakan paten selambat-lambatnya 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal
permohonan paten diterima, sedangkan paten sederhana 24 (dua puluh empat) bulan sejak
tanggal penerimaan
7. Permohonan banding diperiksa Komisi Banding Paten (KBP), selambat-lambatnya 3 (tiga)
bulan sejak tanggal surat pemberitahuan penolakan permohonan, setelah 1 (satu) bulan mulai
diperiksa KBP dan keputusan ditetapkan paling lama 9 (Sembilan) bulan sejak berakhirnya
jangka waktu
8. Dalam KBP menolak permuohonan banding, permohonan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga, dan terhadap keputusan pengadilan
tersebut dapat diajukan kasasi.

N. Pengalihan Paten
Pemegang paten memiliki hak khusus (eksklusif) untuk melaksanakan paten yang dimilikinya dan
melarang orang lain yang tanpa persetujuannya menggunakan hak tersebut baik untuk paten produk
maupun paten proses. Terhadap pihak lain yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
yang disebut Pasal 16 UU Paten No.14 Tahun 2001 tersebut, maka pemegang paten dan pemegang
lisensi berhak menggugat ganti rugi melalui Pengeradilan Niaga. Pasal 66 sampai Pasal 87 UU No.14
Tahun 2001 mengatur tentang Pengalihan dan Lisensi Paten, yang dapat dilakukan dalam hal:
1. Paten beralih atau dialihkan, baik seluruhnya maupun sebagian, karena pewarisan, hibah
wasiat, perjanjian tertulis, atau sebab lain yang dibenarkan oleh perundang-undangan
2. Pengalihan hak tidak menghapus hak penemu (inventor) untuk tetap dicantumkan nama dan
identitasnya dalam paten yang bersangkutan (Pasal 68)
3. Lisensi adalah izin tertulis untuk melaksanakan paten dalam jangka waktu tertentu dan syarat
tertentu, lisensi paten hanya bersifat pemberian hak untuk menikmati manfaat ekonomi suatu
paten.
4. Perjanjian lisensi wajib dicatatkan pada Direktorat Jenderal dengan dikenal biaya, apabila tidak
dicatatkan perjanjian tersebut tidak mempunyai akibat hukumterhafap pihak ketiga.

O. Pelanggaran dan Sanksi


Ketentuan sanksi antara lain diatur dalam UU No.14 Tahun 2001 Pasal 130-Pasal 135, antara lain:
1. Menggunakan proses produksi yang diberi paten, atau membuat, menggunakan, menjual,
mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau menyedakan untuk dijual atau disewakan
atau diserahkannya produk atau proses yang diberi paten, dipidana paling lama 4 tahun dan
atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
2. Membuat atau menyewakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk atau alat
yang diberi paten sederhana, dipidana penjara paling lama 2 tahun atau denda paling banyak
Rp.250.000.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)
3. Tindak pidana dalam paten merupakan detik aduan.

P. Pendaftaran Paten
Untuk memperoleh perlindungan paten, suatu teknologi harus diadaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM Ditjen HKI-Dephuk & HAM.
1. Prosedur Permohonan Pendaftran Paten
a. Permohonan paten diajukan dengan cara mengisi formulir yang disediakan untuk itu
dalam bahasa Indonesia dan diketik 4 rangkap.
b. Permohonan wajib melampirkan:
 Surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui konsultan
paten terdaftar selaku kuasa

6
 Surat pengalihan hak, apabila permohonan diajukan oleh pihak lain yang
bukan penemu
 Deskripsi, klaim abstrak, masing-masing 3 (tiga) rangkap
 Gambar, apabila ada 3 (tiga) rangkap
 Bukti prioritas asli, dan terjemahan halaman depan dalam bahasa Indonesia 4
rangkap
 Bukti pembayaran biaya permohonan paten sebesar Rp. 575.000,- (lima ratus
tujuh puluh lima ribu rupiah)
 Bukti pembayaran biaya paten sederhana sebesar Rp. 125.000,- (seratus dua
puluh lima ribu) dan untuk pemeriksaan substantive paten sederhana
sebesar Rp.350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah)
 Tambahan biaya klaim, apabila lebih dari 10 klaim Rp.40.000,- per klaim
c. Permohonan deskripsi klaim, abstrak, dan gambar
d. Permohonan pemeriksaan substantive

Q. Pembatalan Paten
Pembatalan paten diatur dalam Pasal 88 sampai dengan Pasal 98 UU No.14 Tahun 2001:
a. Batal demi hukum, apabila pemegang paten tidak membayar biaya tahunan (Pasal 88)
b. Batal atas permohonan pemegang paten (Pasal 90)
c. Batal karena gugatan (Pasal 91), dengan alasan:
d. Akibat pembatalan paten menghapuskan segala akibat hukum yang berkaitan dengan paten dan
hal-hal lain yang berasal dari paten tersebut (Pasal 95).

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan :
Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hal yang baru sama sekali dijumpai dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 adalah dimuatnya
ketentuan tentang Lembaga Manajemen Kolektif, akan tetapi hal yang tidak dijumpai dalam undang-undang
yang terakhir ini adalah pengaturan tentang dewan hak cipta.
Keberadaan Dewan Hak Cipta diatur dalam Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1986 dan kemudian
keberadaaannya diakui juga oleh UU Nomor 19 Tahun 2002. Dewan Hak Cipta sebelum Undang-undang
Nomor 28 Tahun 2014 diatur dalam Bab VI, Pasal 48 Undang-Undang Hak Cipta No.19 Tahun 2002. Adapun
latar belakang pembentukan institute (lembaga) Dewak Hak Cipta tersebut belum tersosialisasi dikalangan
masyarakat Indonesia. Untuk itu diperlukan penyuluhan, bimbingan dan bermacam-macam aktivitas lainnya
guna memasyarakatkan tentang dunia hak cipta termasuk perlindungan hukumnya.
Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya intelektual dibidang teknologi. Karya intelektual
tersebut dituangkan kedalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik dibidang teknologi, yang dapat
berupa proses atau produk atau penyempurnaan dan pengembangan produk dan proses. Berikut Undang-
Undang tentang Hak paten:
a. Jangka waktu paten menurut ketentuan UU No.14 Tahun 2001, jangka waktu berlakunya suatu paten
b. Permohonan paten diatur dalam Pasal 20 sampai dengan 41 UU No.14 Tahun 2001
c. Pelanggaran dan Sanksi Ketentuan sanksi antara lain diatur dalam UU N0.14 Tahun 2001 Pasal 130-
135.

B. Saran :
Menurut saya, Jika hak cipta menganut prinsip deklaratif dimana siapa yang mewujudkan
ciptaannya terlebih dahulu akan memperoleh hak tersebut, maka dalam paten siapa yang mendaftarkan
invensinya lebih dahulu akan memperoleh hak paten. Hal ini karena paten menganut prinsip yang disebut
first to file.
Lebih lanjut, untuk memperoleh bukti yang kuat sebagai pemegang hak cipta serta sebagai
perlindungan hukum apabila ada pihak yang melakukan pelanggaran hak cipta, pencipta cukup mencatatkan
ciptaannya ke menteri melalui DJKI. Sedangkan paten harus dimohonkan terlebih dahulu pendaftarannya dan
dapat ditolak jika tidak memenuhi persyaratan pengajuan permohonan hak paten.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah, Ahmad Jalis, Hukum Bisnis untuk Perusahaan, cet-4, (Jakarta: Kencana,
2008)
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual, Universitas Samratulangi Fakultas Hukum
Elsi Kartika Sari, Advendi Simanunsong, Hukum Dalam Ekonomi, cet-2, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana,
2008)
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual, Cet-9, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015)
Paul Goldstein , Hak Cipta: Dahulu, Kini dan Esok, (Jakarta:Yayasan Obor
Indonesia,1997)

III

Anda mungkin juga menyukai