Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Hak Cipta dan Hak Kekayaan Perindustrian

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual”

Dosen Pengampu :

Suyikno, S.Ag., MH.

Penyusun :

1. Imroatus Sholicha C92219101


2. Inti Salma Nabilla C92219103
3. Maula Faizatul Husna C92219110

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
materi perkuliahan Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual yang berjudul “Hak Cipta dan Hak
Kekayaan Perindustrian”.

Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suyikno, S.Ag., MH. Selaku
dosen pembimbing kami dalam pembelajaran mata kuliah ini, dan juga kepada semua teman-
teman yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaika penyusunan
makalah ini.

Harapan kami agar penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk
menambah referensi dalam pembelajaran serta menjadi tambahan informasi mengenai
pentingnya pengetahuan bagi mahasiswa.

Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran pembaca guna kesempurnaan makalah
ini.Demikian makalah ini kami susun, apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan dan
terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga bermanfaat.

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 1

BAB II ....................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2

A. Macam-Macam HAKI .................................................................................................. 2

B. Pembagian HAKI .......................................................................................................... 2

C. Macam-Macam Hak Kekayaan Perindustrian .......................................................... 6

BAB III.................................................................................................................................... 12

PENUTUP ............................................................................................................................... 12

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HAKI atau Hak Atas Kekayaan Intelektual merupakan hak yang diberikab
kepada orang atas hasil dari pemikiran manusia, hasil pemikiran ini biasanya bisa
berupa sebuah tulisan, kreasi artistic, symbol, penamaan, pencitraan, desain, logo, dll.
Hak Kekayaan Intelektual memiliki berbagai jenis perlindungan yang berbeda-beda,
tergantung bagaimana objek ataupun karya intelektualnya seperti hak cipta (copyrights)
dan juga hak kekayaan industry (industrial property rights). Ruang lingkup hak cipta
sendiri adalah karya cipta dalam bidang ilmu pengetahuan, seni maupun sastra,
sedangkan ruang lingkup hak kekayaan industry adalah hak paten (patent), hak merek
(trademark), desain industry (industrial design), desain tata letak sirkuit terpadu
(layoutdesign of integrated circuit), rahasia dagang (trade secret), dan juga indikasi
geografis.
Penggolongan HAKI ke hak cipta dan hak kekayaan industry tentu dibutuhkan
dikarenakan terdapat perbedaan sifat dan juga hasil ciptaan disetiap masing-masing
manusia, perlindungan hak cipta juga bersifat otomatis yang berarti suatu ciptaan
tersebut diakui secara otomatis oleh negara sejak saat pertama kalinya di terbitkan atau
diciptakan karya tersebut walaupun belum dipublikasikan dan juga belum didaftarkan.
Sedangkan hak kekayaan industry memiliki asas yang ditentukan berdasarkan
bagaimana pihak yang pertama kali mendaftarkan hasil karya intelektualnya kedalam
instansi berwenang dan sudah disetujui, maksud asas ini juga pemohon hak tersebut
harus segera mendaftarkan karyanya ke dalam instansi yang berwenang agar tidak
didahului oleh pihak lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam dari HAKI?
2. Apa saja pembagian dari HAKI?
3. Apa saja pembagian dari Hak Kekayaan Perindustrian?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui macam-macam dari HAKI.
2. Untuk mengetahui pembagian dari HAKI.
3. Untuk mengetahui pembagian dari Hak Kekayaan Perindustrian.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam-Macam HAKI
Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Propety Rights) atau HKI merupakan
hak yang timbul dari hasil olah pikir manusia yang dapat menghasilkan suatu produk
atau proses yang berguna untuk manusia. Jika dilihat secara umum HKI merupakan
suatu karya yang lahir dari kemampuan setiap manusia. Ciri-Ciri dari HKI adalah hak
yang bisa dijual, diekspor atau impor (lisensikan) diwariskan seperti hak kebendaan
lainnya jadi hak ini bida dialih kepemilikan berdasarkan alasan yang sah dan dapat
dibenarkan oleh peraturan per Undang-Undangan.1
Hak Kekayaan Intelektual memiliki macam-macam jika dilihat secara umum
HKI memiliki 2 macam yaitu Hak Cipta (Copyrights) dan Hak Kekayaan PerIndustrian
(Industrial Property Rights)

B. Pembagian HAKI
1. Hak Cipta
a) Pengertian
Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta, maupun bagi penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya. Maupun memberi izin untuk itu
dengan tidak menguranggi pembatasan-pembatasan menurut perundang-undangan
yang berlaku. Hak khusus yang dimaksudkan aadalah bahwa tidak ada orang lain yang
boleh memperoleh hak tersebut kecuali dengan izin pencipta.2
Hak cipta merupakan hak ekslusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif, setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata
tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Hak cipta merupakan hak ekslusif yang terdiri atas hak moral dan hak
ekonomi.3
Pemakaian istilah hak cipta pertama kali terjadi di Inggris untuk melindungi
penerbit dari tindakan penggaandaan buku oleh pihak lain yang tidak mempunyai hak
untuk menerbitkannya. Perlindungan tidak diberikan kepada author (Pencipta)

1
Sujana Donandi, Hukum Kekayaan Intelektual di Indonesia (Intellectual Propety Rights Law In Indonesia),
(Yogyakarta: Deepublish, 2019), 5.
2
H.M.N. PURWOSUTJIPTO, S.H, Pengertian pokok hukum dagang indonesia, (Jakarta : Djambatan, 2007), 114.
3
T V Yustisia and L Sutinah, Panduan Resmi Hak Cipta: Mulai Mendaftar, Melindungi, Dan Menyelesaikan
Sengketa (VisiMedia, 2015), 1–2, https://books.google.co.id/books?id=eiq6BwAAQBAJ.

2
melainkan kepada penerbit, hal tersebut agar memberikan jaminan atas investasi
penerbit dalam membiayai percetakan suatu karya. Hal tersebut sesuai dengan landasan
sistem hak cipta dalam sistem hukum common law yang berpacu dalam sistem
ekonomi.4
Hak cipta sendiri mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1912, yakni pada
saat diundangkannya Auterswet (wet van 23 September 1912, Staatsbald 1912 Nomor
600), yang berlaku mulai 23 September 1912. Meskipun sudah diberlakukannya
Auterswet namun pelaksanaannya belum sepenuhnya diterapkan, karena pada saat itu
dapat dijumpai buku-buku Balai Pustaka berupa terjemahan buku-buku yang
pengarangnya berasal dari beberapa negara Eropa, tanpa adanya izin menerjemahkan
terlebih dahulu dari pengarang aslinya.5 Hak cipta diatur dalam Undang-undang Nomor
6 Tahun 1982 (L.N. 1982 No.15). undang-undang hak cipta ini mencabut Auterswet
1912 (S. 1912-600), yang tidak sesuai lagi dengan kemajuan teknologi.6 Hak cipta juga
diidentifikasikan dengan karya yang ada dibidang literasi, musik serta seni. Hal tersebut
sesuai dengan pengertian yang tertera dalam peraturan perundang-undangan di
Indonesia yang diatur dalam Undang-undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
yang kemudian disebut dengan UU Hak Cipta yang berisikan definisi ciptaan adalah
setiap hasil karya cipta dibidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas
inspirasi, kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, ketrampilan, ataupun kahlian yang
diekspresikan dalam bentuk nyata.7
b) Jangka Waktu
Jangka waktu perlindungan hak cipta atas suatu ciptaan menurut Pasal 57
Undang-undang hak cipta, yakni hak moral berlaku tanpa batas waktu. Masa
berlakunya perlindungan hukum atas hak ekonomi suatu ciptaan adalah selama hidup
pencipta, ditambah 70 tahun sesudah ia meninggal dan hukum berlaku selama 50 tahun
sejak pertama dilakukan pengumuman.8

4
S D S, Hukum Hak Kekayaan Intelektual Di Indonesia (Intellectual Property Rights Law In Indonesia)
(Deepublish, 2019), 19, https://books.google.co.id/books?id=m13HDwAAQBAJ.
5
Ibid., 20.
6
H.M.N. PURWOSUTJIPTO, S.H, Pengertian pokok hukum dagang indonesia, (Jakarta : Djambatan, 2007), 113.
7
S, Hukum Hak Kekayaan Intelektual Di Indonesia (Intellectual Property Rights Law In Indonesia), 23.
8
V Hadiarianti and K Sihotang, Memahami Hukum Atas Karya Intelektual (Penerbit Unika Atma Jaya Jakarta,
2019), 39, https://books.google.co.id/books?id=qRehDwAAQBAJ.

3
c) Objek Hukum
Hak cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang memiliki
ruang lingkup objek yang dilindungi paling luas, hal tersebut dikarenakan mencakup
dari ilmu pengetahuan, seni dan sastra (art and literary), yang di dalamnya mencakup
juga program komputer. Ciptaan-ciptaaan tersebut dilindungi berdasarkan Pasal 40
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang hak cipta, antara lain :9
1) Buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil
karya tulis lainnya;
2) Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya;
3) Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
4) Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
5) Drama, drama musikal, tari koreografi, pewayangan dan pantomim;
6) Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran,
kaligrafi, seni pahat, patung atau kolase;
7) Karya seni terapan;
8) Karya arsitektur;
9) Peta
10) Karya seni batik atau seni motif lain;
11) Karya fotografi;
12) Potret;
13) Karya sinematografi;
14) Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen,
modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;
15) Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi
budaya tradisional;
16) Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapaat dibaca dengan
program komputer maupun media lainnya;
17) Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut
merupakan budaya yang asli;
18) Permainan video; dan

9
D Handoko and H AHWA, Hukum Positif Mengenai Hak Kekayaan Intelektual Di Indonesia (Jilid I) (HAWA DAN
AHWA, 2015), 14, https://books.google.co.id/books?id=ffG7CgAAQBAJ.

4
19) Program komputer.
d) Subjek Hukum
Subjek hukum pada Hak Cipta sama dengan subjek hukum pada umumnya,
yakni orang dan badan hukum. Hanya saja berdasarkan undang-undang Nomor 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Yang disebut dengan pencipta adalah seseorang atau
beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu
ciptaan yang bersifat khas dan pribadi. Berdasarkan hal ini maka pencipta sebagai
sebagai subjek utama dari hak cipta hanya subjek utama dari hak cipta hanya terbatas
kepada orang, bukan berupa badan hukum.1 Ketika pencipta baik 0perseorangan
maupun bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan, maka pada saat ciptaan itu lahir
pencipta dapat dikatan sebagai pemegang hak cipta. Namun terkadang pencipta tidak
memiliki cukup daya untuk mengolah ciptaannya.1 1

2. Hak Kekayaan Perindustrian


Hak kekayaan industri menurut konverensi Paris tersebut terdiri dari :1
a) Patents (Paten) dan Utility Models (Paten Sederhana).
b) Industrial Design (Desain Industri).
c) Indication of Source or Appellations of origin (Indikasi Asal).
d) Marks (Merek)
 Trademarks (Merek Dagang)
 Service Marks (Merek Jasa)
 Collective Marks (Merek Kolektif).
e) Trade Name (Nama dagang)
f) Unfair Competition (Persaingan Usaha Tidak Sehat)

Terkait dengan Hak Kekayaan Industri di bidang varietas tanaman, maka perlu
ditambahkan di sini bahwa berdasarkan Pasal 7 (c) Undang-undang Nomor 6 Tahun
1989 tentang Paten beserta penjelasannya, disebutkan bahwa paten tidak diberikan
untuk penemuan tentang jenis atau varietas baru tanaman tanaman atau hewan, atau
tentang proses apapun yang dapat digunakan bagi pembiakan tanaman atau hewan, atau
tentang proses apapun yang dapat digunakan bagi pembiakan tanaman atau hewan
beserta hasilnya.

1 0
Ibid., 13.
1 1
S, Hukum Hak Kekayaan Intelektual Di Indonesia (Intellectual Property Rights Law In Indonesia), 35.
1 2
Handoko and AHWA, Hukum Positif Mengenai Hak Kekayaan Intelektual Di Indonesia (Jilid I), 1.

5
1. Perlindungan Khusus yang diberikan negara
a) Perlindungan Varietas Tanaman
Pemberian perlindungan varietas tanaman dilaksanakan untuk mendorong dan
memberi peluang kepada dunia usaha guna meningkatkan perannya dalam berbagai
aspek pembangunan pertanian. Menurut undang-undang Nomor 29 tahun 2000
tentang perlindungan varietas tanaman, yang dimaksud dengan perlindungan
khusus yang diberikan negara yang dalam hal ini diwakili oleh pemerintah dan
pelaksanaannya dilakukan oleh kantor perlindungan varietas tanaman, terhadap
varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan
pemuliaan tanaman.
Untuk mendapatkan hak perlindungan varietas tanaman, pemulia atau pihak
yang diberikan kuasa mengajukan permohonan hak perlindungan varietas tanaman
dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang ini kepada
kantor perlinduungan varietas tanaman. Hak perlindungan varietas tanaman
diberikan kepada pemohon dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun untuk
tanaman semusim atau 25 (dua puluh lima) tahun untuk tanaman tahunan setelah
diberikannya sertifikat hak perlindungan varietas tanaman.1 3

b) Rahasia Dagang
Berdasarkan penjelasan dari Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Rahasia dagang, disebutkan bahwa meskipun diberlakukan sebagai rahasia, rahasia
dagang tetap mendapatkan perlindungan hukum, baik dalam rangka kepemilikan,
pengusahaan, maupun pemanfaatannya oleh penemunya. Untuk mengelola
administrasi rahasia dagang pada saat ini pemerintah menunjuk Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, hal tersebut berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 47 Tahun 2009 tentang pembentukan dan Organisasi Kementrian Negara.1

3. Macam-Macam Hak Kekayaan Perindustrian


Berikut beberapa macam hak kekayaan perindustrian beserta pengaturan hukum
atas Hak Kekayaan Industri di Indonesia:
a) Paten (Patent) dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001
tentang Paten. Paten merupakan salah satu jenis hak khusus yang diberikan
oleh negara kepada pihak yang dapat menghasilkan suatu karya orisinil di

1 3
Ibid., 13–14.
1 4
Ibid., 17.

6
bidang teknologi, dalam jangka waktu tertentu dengan kriteria dia
melakukan riset itu dengan kemampuan pribadinya atau bisa juga dengan
pendapat orang lain dalam menghasilkan suatu karya tersebut. Ada beberapa
hal yang sebaiknya tidak dilakukan sebelum mengajukan hak paten, sebagai
berikut:
1. Pengungkapan atau mempublikasikan secara umum hasil penelitian atau
penemuan dalam jangka waktu lebih dari 6 (enam) bulan sebelum
permintaan paten diajukan. Pengungkapan suatu hasil penelitian atau
penemuan dapat terjadi dalam 3 (tiga) cara sebagai berikut:
- Melalui penguraian teknik dengan tulisan yang dipublikasikan.
- Melalui penguraian produk dan atau cara penggunaannya di
depan umum.
- Melalui pameran produk, dapat berupa suatu pameran internasional
di Indonesia atau di luar negeri yang resmi atau diakui sebagai resmi
atau berupa suatu pameran nasional di Indonesia yang resmi atau
diakui sebagai resmi.
Adapun beberapa teknik yang digunakan untuk pendaftaran hak paten
adalah sebagai berikut:
a. Sistem First to File; merupakan sistem yang memberikan hak paten
bagi mereka yang mendaftar pertama atas invensi baru sesuai dengan
persyaratan.
b. Sistem First to Invent; merupakan sistem yang memberikan hak
paten bagi mereka yang menemukan inovasi pertama kali sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan. Sistem ini yang diterapkan di
Indonesia saat ini.
Terdapat beberapa penemuan hasil riset yang tidak dapat diberikan
perlindungan hak paten (UU Paten Pasal 7), berikut kriteria nya:
a. Suatu hasil riset yang pelaksanaan atau penggunaannya tidak sesuai
bahkan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, seperti bahan peledak.
b. Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan, atau pembedahan yang
dilakukan kepada manusia atau binatang.
c. Teori dan metode yang diterapkan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
matematika.

7
d. Semua mahluk hidup, kecuali jasad renik. Proses biologis yang
esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan, kecuali proses
mikrobiologis.
Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum mendaftarkan atau
mengajukan suatu produk terhadap hak paten, sebagai berikut:
1. Melakukan pencarian informasi paten di beberapa website tertentu,
seperti http://www.dgip.go.id,http://www.uspto.gov, dll. Hal ini
dimaksudkan agar kita tidak mengajukan paten yang serupa dengan
yang pernah diajukan oleh orang lain.
2. Melakukan analisis terhadap ada ciri khusus dari invensi yang akan
diajukan untuk mendapat hak paten supaya memiliki perbedaan
yang mendasar dibandingkan dengan invensi yang pernah diajukan.
3. Mengambil keputusan, jika invensi tersebut ternyata memang ada
nilai kebaruan dari pada invensi terdahulu, maka sebaiknya diajukan
untuk mendapat perlindungan hak paten dan jika tidak seyogyanya
tidak perlu diajukan untuk menghindari kerugian biaya pendaftaran
paten.
b) Merek (Trademark) dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 15 tahun
2001 tentang Merek. Merek merupakan suatu tanda yang berupa gambar,
nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang dan jasa. Suatu merek terdaftar akan
mendapatkan perlindungan hukum atas barang atau jasa hasil produksi
dalam jangka waktu 10 tahun sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu
perlindungan itu dapat diperpanjang. Adapun fungsi dari adanya merek
terhadap suatu hasil produksi adalah sebagai berikut:
1) Menunjukan barang atau jasa yang telah dihasilkan oleh suatu badan
usaha.
2) Sebagai jaminan atas kualitas dari suatu hasil produksi yang dihasilkan.
3) Sebagai suatu ciri khas guna sebagai pembeda antara hasil produksi
yang telah dihasilkan seseorang atau badan hukum dari produk orang
lain atau badan hukum lainnya.

8
Berikut beberapa subjek yang dapat mendaftarkan hasil usaha nya atas
merek:
1) Perorangan
2) Sekelompok orang (pemilikan bersama)
3) Badan Hukum
c) Rahasia Dagang (Trade Secrets) dilindungi oleh Undang-Undang No.
30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Rahasia dagang merupakan suatu
informasi di bidang teknologi atau bisnis yang tidak diketahui oleh umum,
mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga
kerahasiaannya oleh pemiliknya. Terdapat beberapa unsur dalam rahasia
dagang,yaitu adanya informasi bisnis dan teknologi yang dirahasiakan,
memiliki nilai ekonomis atas barang atau jasa yang dihasilkan,dan adanya
upaya untuk menjaga kerahasiaan. Suatu rahasia dagang tidak perlu
didaftarakan, namun harus ada pengalihan hak yang harus dicatatkan pada
Ditjen HAKI dengan membayar biaya administrasi sebagaimana telah diatur
dalam UU yang membahas tentang rahasia dagang. Adapun jangka waktu
untuk hak rahasia dagang tidak terbatas, sepanjang rahasia
itu dapat dipegang oleh pemiliknya. Terdapat beberapa ha katas pemegang
rahasia dagang, sebagai berikut:
1. Menggunakan sendiri rahasia dagang yang dimilikinya.
2. Memberikan lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk
menggunakan rahasia dagang atau mengungkapkan rahasia dagang
itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial.
d) Desain Industri (Industrial Design) dilindungi oleh Undang-Undang
Nomor 31 tahun 2000 tentang Desain Industri. suatu kreasi tentang bentuk,
konfigurasi atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau
gabungan daripada yang berbentuk tiga atau dua dimensi yang memberikan
kesan estetis dan dapat diwujudkan dalampola tiga atau dua dimensi serta
dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri
atau kerajinan tangan Hak desain industri adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh Negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil
kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak
tersebut. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pendesain adalah seseorang

9
atau beberapa orang yang menghasilkan desain industri. Sementara itu
mengenai jangka waktu perlindungan terhadap hak desain industri diberikan
untuk jangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan.
e) Tata Letak Sirkuit Terpadu (Circuit Layout) dilindungi oleh Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu. Sirkuit terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau
setengah jadi yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-
kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau
seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah
bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi
elektronik. Desain tata letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga
dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen
tersebut adalah elemen aktif serta sebagian atau semua interkoneksi dalam
suatu sirkuit terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk
persiapan pembuatan sirkuit terpadu.
Adapun yang mendapat perlidungan desain tata letak sirkuit terpadu
Hak desain tata letak sirkuit terpadu diberikan untuk desain tata letak
sirkuit terpadu yang orisinil. Desain tata letak sirkuit terpadu dinyatakan
orisinil apabila desain tersebut merupakan hasil karya mandiri pendesain,
dan pada saat desain tata letak sirkuit terpadu tersebut dibuat tidak
merupakan sesuatu yang umum bagi para pendesain.
Jangka waktu yang diberikan atas perlindungan desain tata letak sirkuit
terpadu adalah sebagai berikut:
1. Perlindungan terhadap hak desain tata letak sirkuit terpadu diberikan
kepada pemegang hak sejak pertama kali desain tersebut
dieksploitasi
secara komersial dimanapun, atau sejak tanggal penerimaan. Jangka
waktu perlindungan adalah 10 tahun.
2. Jika desain tata letak sirkuit terpadu telah dieksploitasi secara
komersial, permohonan harus diajukan paling lama 2 tahun
terhitung
sejak tanggal pertama kali dieksploitasi.
f) Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety) dilindungi oleh
Undang-Undang Nomor 29 tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas

10
Tanaman.1 PVT merupakan suatu5 perlindungan khusus yang diberikan
negara, yang dalam hal ini diwakili oleh pemerintah dan pelaksanaannya
dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap varietas
tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan
tanaman. Adapun jangka waktu perlindungan yang diberikan adalah selama
20 (dua puluh) tahun untuk tanaman semusim, dan 25 (dua puluh lima) tahun
untuk tanaman tahunan.

1 5
H. Fachruddin Razi, SH., Jenis dan Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual yang Diakui dan Dilindungi di
Indonesia, 13.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
HAKI atau Hak Atas Kekayaan Intelektual merupakan hak yang diberikab
kepada orang atas hasil dari pemikiran manusia, hasil pemikiran ini biasanya bisa
berupa sebuah tulisan, kreasi artistic, symbol, penamaan, pencitraan, desain, logo, dll.
Hak Kekayaan Intelektual memiliki berbagai jenis perlindungan yang berbeda-beda,
tergantung bagaimana objek ataupun karya intelektualnya seperti hak cipta (copyrights)
dan juga hak kekayaan industry (industrial property rights). Ruang lingkup hak cipta
sendiri adalah karya cipta dalam bidang ilmu pengetahuan, seni maupun sastra,
sedangkan ruang lingkup hak kekayaan industry adalah hak paten (patent), hak merek
(trademark), desain industry (industrial design), desain tata letak sirkuit terpadu
(layoutdesign of integrated circuit), rahasia dagang (trade secret), dan juga indikasi
geografis.
Penggolongan HAKI ke hak cipta dan hak kekayaan industry tentu dibutuhkan
dikarenakan terdapat perbedaan sifat dan juga hasil ciptaan disetiap masing-masing
manusia, perlindungan hak cipta juga bersifat otomatis yang berarti suatu ciptaan
tersebut diakui secara otomatis oleh negara sejak saat pertama kalinya di terbitkan atau
diciptakan karya tersebut walaupun belum dipublikasikan dan juga belum didaftarkan.
Sedangkan hak kekayaan industry memiliki asas yang ditentukan berdasarkan
bagaimana pihak yang pertama kali mendaftarkan hasil karya intelektualnya kedalam
instansi berwenang dan sudah disetujui, maksud asas ini juga pemohon hak tersebut
harus segera mendaftarkan karyanya ke dalam instansi yang berwenang agar tidak
didahului oleh pihak lainnya

12
DAFTAR PUSTAKA

Hadiarianti, V, and K Sihotang. Memahami Hukum Atas Karya Intelektual. Penerbit Unika
Atma Jaya Jakarta, 2019. https://books.google.co.id/books?id=qRehDwAAQBAJ.
Handoko, D, and H AHWA. Hukum Positif Mengenai Hak Kekayaan Intelektual Di
Indonesia (Jilid I). HAWA DAN AHWA, 2015.
https://books.google.co.id/books?id=ffG7CgAAQBAJ.
H.M.N. PURWOSUTJIPTO, S.H, Pengertian pokok hukum dagang indonesia, Jakarta :
Djambatan, 2007.
S, S D. Hukum Hak Kekayaan Intelektual Di Indonesia (Intellectual Property Rights Law In
Indonesia). Deepublish, 2019. https://books.google.co.id/books?id=m13HDwAAQBAJ.
Sujana Donandi, Hukum Kekayaan Intelektual di Indonesia (Intellectual Propety Rights Law
In Indonesia), Yogyakarta: Deepublish, 2019.
Yustisia, T V, and L Sutinah. Panduan Resmi Hak Cipta: Mulai Mendaftar, Melindungi, Dan
Menyelesaikan Sengketa. VisiMedia, 2015.
https://books.google.co.id/books?id=eiq6BwAAQBAJ.
Razi, H. Fachruddin SH., Jenis dan Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual yang Diakui dan
Dilindungi di Indonesia,

13

Anda mungkin juga menyukai