Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)

DISUSUN OLEH :

NAMA : BAIQ NADA ANGGUN ISWARI

NPM : 192410SM

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM MATARAM
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL” sebagai syarat untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Aspek Hukum Dalam Ekonomi.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mempelajari dan mengetahui
tentang badan hukum. Penulis berharap semoga makalah ini dapat dibaca dan
dipahami dengan baik serta dapat memberikan konstribusi positif bagi pembaca.
Tidak lupa penulis haturkan ucapan terima kasih dan permohonan maaf apabila
terdapat kesalahan baik dari segi pengetikan, penyebutan, dsb. Penulis
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun.

Selasa, 14 Desember 2021

(Baiq Nada Anggun Iswari)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian HaKI.................................................................................................3

2.2 Dasar hukum HaKI di Indonesia........................................................................3

2.3 Macam-macam HaKI.........................................................................................4

2.4 Fungsi dan tujuan HaKI...................................................................................14

2.5 Manfaat HaKI...................................................................................................16

2.6 Solusi dari masalah HaKI.................................................................................16

BAB III PENUTUP................................................................................................21

3.1 Kesimpulan......................................................................................................21

3.2 Saran.................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau
sekelompok orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang
berguna dan memberi dampak baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu
dilindungi, agar ide-ide cemerlang dan kratif yang telah diciptakan tidak
diklaim atau di bajak oleh pihak lain. Untuk itu diperlukan wadah yang dapat
membantu dan menaungi ide-ide cemerlang dan kreatif tersebut. Untuk
Tingkat internasional 0rganisasi yang mewadahi bidang H.K.I ( Hak
Kekayaan Intelektual ) adalah WIPO ( World Intellectual Property
Organization).
Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan,
penyebarluasan hasil kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra serta mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, maka
dirasakan perlunya perlindungan hukum terhadap hak cipta. Perlindungan
Hukum tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan iklim yang
lebih baik untuk tumbuh dan berkembangnya gairah mencipta di bidang ilmu
pengetahuan, seni dan sastra di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi karya cipta adalah
Undang-undang nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan telah melalui
beberapa perubahan dan telah diundangkan Undang-Undang yang terbaru
yaitu Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang mulai
berlaku 12 (dua belas) bulan sejak diundangkan. Tidak hanya karya cipta,
invensi di bidang teknologi ( hak paten ) dan kreasi tentang penggabungan
antara unsure bentuk,warna, garis( desain produk industry ) serta tanda yang
digunakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa ( merek ) juga perlu diakui
dan dilindungi dibawah perlindungan hukum . Dengan kata lain Hak atas
kekayaan Intelektual ( HaKI) perlu didokumentasikan agar kemungkinan

1
dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau
dicegah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian dari HaKI?
2. Apa dasar hukum HaKI di Indonesia?
3. Apa saja macam-macam HaKI?
4. Apa fungsi dan tujuan HaKI?
5. Apa manfaat dari HaKI?
6. Apa solusi dari masalah HaKI?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui pengertian HaKI
2. Mengetahui dasar hukum HaKI di Indonesia
3. Mengetahui macam-macam HaKI
4. Mengetahui fungsi dan tujuan HaKI
5. Mengetahui manfaat dari HaKI
6. Mengetahui solusi dari masalah HaKI

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HAKI

Hak kekayaan intelektual (HaKI) adalah hak yang timbul dari kemampuan
berfikir atau olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna
untuk manusia. Dalam ilmu hukum, hak kekayaan intelektual merupakan harta
kekayaan khususnya hukum benda (zakenrecht) yang mempunyai objek benda
inteletual, yaitu benda yang tidak berwujud yang bersifat immaterial maka
pemilik hak atas kekayaan intelektual pada prinsipnya dap berbuat apa saja sesuai
dengan kehendaknya.

Kekayaan Intelektual atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Hak


Milik Intelektual adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual
Property Rights (IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa Jermannya]. Istilah
atau terminologi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) digunakan untuk pertama
kalinya pada tahun 1790. Adalah Fichte yang pada tahun 1793 mengatakan
tentang hak milik dari si pencipta ada pada bukunya. Yang dimaksud dengan hak
milik disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku dalam pengertian isinya.Istilah
HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual. Hak adalah
pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan,
kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang,
aturan, dsb), Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli,
maupun dijual. Intelektual yang dimaksud dalam HAKI adalah kecerdasan,
kemampuan berpikir, berimajinasi, atau hasil dari proses berpikir manusia atau the
creation of human mind.

2.2 DASAR HUKUM HAKI DI INDONESIA

Dalam penetapan HaKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai dengan


peraturan yang berlaku. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain adalah :

3
 Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement
Establishing the World Trade Organization (WTO)
 Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan
 Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta
 Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek
 Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten
 Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention
for the Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the
World Intellectual Property Organization
 Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law
Treaty
 Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne
Convention for the Protection of Literary and Artistic Works
 Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO
Copyrights Treaty

Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan


Intelektual (HaKI) dapat dilaksanakan. Maka setiap individu/kelompok/organisasi
yang memiliki hak atas pemikiran-pemikiran kreatif mereka atas suatu karya atau
produk dapat diperoleh dengan mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan,
dalam hal ini merupakan tugas dari Direktorat Jenderal Hak-hak Atas Kekayaan
Intelektual, Departemen Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia.

2.3 MACAM-MACAM HAKI

Pada Prinsipnya HaKI dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

1. Hak cipta
Sejarah Hak Cipta
Pada jaman dahulu tahun 600 SM, seseorang dari Yunani bernama Peh Riad
menemukan 2 tanda baca yaitu titik (.) dan koma (,). Anaknya bernama
Apullus menjadi pewarisnya dan pindah ke Romawi. Pemerintah Romawi

4
memberikan Pengakuan, Perlindungan dan Jaminan terhadap karya cipta
ayah nya itu. Untuk setiap penggunaan, penggandaan dan pengumuman ats
penemuan Peh Riad itu, Apullus memperoleh penghargaan dan jaminan
sebagai pencerminan pengakuan hak tersebut. Apullus ternyata orang yang
bijaksana, dia tidak menggunakan seluruh honorarium yang diterimany.
Honor titik (.) digunakan untuk keperluan sendiri sebagai ahli waris,
sedangkan honor koma (,) dikembalikan ke pemerintah Romawi sebagai
tanda terima kasih atas penghargaan dan pengakuan terhadap hak cipta
tersebut.

Pengertian Hak Cipta


Hak cipta (lambang internasional: ©)
1. Pengertian hak cipta menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 :
Hak cipta adalah "hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku" (pasal 1 butir 1).
2. Pengertian hak cipta menurut Pasal 2 UUHC :
Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin
untuk iti dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas
inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas
dan bersifat pribadi.
Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran, atau
penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun, termasuk media
internet, atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat di baca,
didengar atau dilihat orang lain.

5
Perbanyakan adalah penambahan jumlah suatu ciptaan baik secara keseluruhan
maupun bagian yang sangat substansial dengan menggunakan bahan-bahan yang
sama ataupun tidak sama, termasuk pengalihwujudan secara permanen atau
temporer.
Kedudukan Hak Cipta
Mengenai kedudukan hak cipta, sudah pula ditetapkan oleh UUHC, bahwa hak
cipta dianggap sebagai benda bergerak (Pasal 3 ayat 1).Sebagai benda Bergerak,
hak cipta dapat beralih atau dialihkn baik seluruhnya maupun sebagian karena :
1. pewarisan
2. Hibah
3. wasiat
4. dijadikan milik negara
5. perjanjian
Khusus mengenai perjanjian, Pasal 3 ayat 2 menyaratkan harus dilakukan dengan
akta, dengan ketentuan bahwa perjanjian itu hanya mengenai wewenang yang
disebut di dalam akta tersebut. Pentingnya akta perjanjin itu adalah tidak lain
dimaksudkan untuk memudahkan pembuktian peralihan hak cipta pabila terjadi
persengketaan di kemudian hari.

Ciptaan yang dilindungi


UUHC menganut sistem terbatas dalam melindungi karya cipta seseorang.
Perlindungan ciptaan hanya diberikan dalam bidang ilmu pengetahun, seni dan
sastra. Untuk itu Pasal 11 yat 1 merinci ketiga bidang tersebut meliputi :
1. buku,pamflet dan semua hasil karya tulis lainnya
2. ceramah,kuliah,pidato dan lain sebagainya
3. Pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayngn, pantomim dan
karya siaran antara lain untuk media radio, televisi dan film serta karya rekaman
radio.
4. Ciptaan tari(koreografi), ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks, dan
karya rekaman suara atau bunyi.

6
5. Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung, dan kaligrafi
yang perlindungnnya diatur dalam Pasal 10 ayat 2
6. seni batik
7. arsitektur
8. peta
9. sinematografi
10. fotografi
11. program komputer
12. Terjemahan, tafsir, saduran, dan penyusunn bunga rampai.

Selain itu UUHC juga melindungi karya melindungi karya seseorang yang
berupa pengolahan lebih lanjut daripada ciptaan aslinya, sebab bentuk pengolahan
ini dipandang merupakan suatu ciptan baru dan tersendiri, yang sudah lain dri
ciptaan aslinya.
Tidak ada hak cipta untuk karya sebagai berikut :
1. Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga negara
2. Peraturan perundang-undangan
3. Putusan pengadilan dan penetapan hakim
4. Pidato kenegaraan pidato pejabat pemerintah
5. Keputusan badan Arbitrase ( lembaga seperti pengadilan tetapi khususnya di
dalam bidang perdagangan)

Masa Berlakunya Hak Cipta


Dalam mengtur jangka waktu berlakunya hk cipta, UUHC tidak menyaratkan
melainkan membeda-bedakan. Perbedaan itu dikelompokkan sebagai berikut :
1) Kelompok I (Bersifat Orisinal)
Untuk karya cipta yang sifatnya asli atu orisinal, perlindungan hukumny
berlaku selama hidup pencipta dan terus berlanjut sampai dengn 50 tahun setelah
pencipta meninggal. Mengenai alasan penetpan jangka wktu berlakuny hak cipta
orisinal yang demikian lama itu, undang-undang tidak memberikan penjelasan.
Karya cipta ini meliputi :

7
1. Buku, pamflet, dan semu hasil karya tulis lainnya
2. Ciptaan tari(koreografi).
3. Segala bentuk seni rupa seperti seni lukis, seni pahat, seni patung.
4. seni batik
5. Ciptan lagu atau musik dengan atau tanpa teks.
6. karya arsitektur

2) Kelompok II (Bersifat Derivatip)


Perlinndungan hukum atas karya cipta yang bersifat tiruan
(derivatip)berlaku selama 50 tahun, yang meliputi hak cipta sebgai berikut:
1. Karya pertunjukan seperti musik, karawitan, drama, tari, pewayangan,
pantomim dan karya siaran antara lain untuk media radio, televisi dan film
serta karya rekaman radio.
2. Ceramah, kuliah, pidato, dan sebagainya.
3. Peta.
4. Karya sinematografi.
5. Karya rekaman sura atau bunyi.
6. Terjemahan dan tafsir.

3) Kelompok III (pengaruh waktu)


Terhadap karya cipta yang aktulitasnya tidak begitu tahan, perlindungan
hukumnya berlaku selama 25 tahun,meliputi hak cipta atas ciptaan :
1. Karya fotografi
2. Program komputer atau komputer program
3. Saduran dan penyusunan bunga rampai.

Pendaftaran Hak Cipta


Ciptaan tidak kalah pentingnya dengan benda-benda lain seperti tanah,
kendaraan bermotor, kapal, merk yang memerlukan pendaftaran. Perlindungan
suatu ciptaan timbul secara otomatis sejak ciptaan itu diwujudkan dalam bentuk
yang nyata. Maksud dari pendaftaran itu sendiri adalah hanya semata-mata

8
mengejar kebenaran prosedur formal saja, tetapi juga mempunyai tujuan untuk
mendapatkan pengukuhan hak cipta dan sebagai alat bukti awal di pengadilan
apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan tersebut.. Pendaftaran
hak cipta yaitu di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.
Sifat pendaftaran ciptaan adalah bersifat kebolehan (fakultatip). Artinya
orang boleh juga tidak mendaftarkan. Apabila tidak mendaftarkan, tidak ada sanksi
hukumnya. Dengan sifat demikian, memang UUHC memberikan kebebasan
masyarakat untuk melakukan pendaftaran.

Hak dan Wewenang Menuntut


Penyerahan Hak Cipta atas seluruh ciptaan ke pihak lain tidak mengurangi
hak pencipta atau ahli waris untuk menuntut seseorang yang tanpa persetujuannya:
1. Meniadakan nama pencipta yang tercantum pada ciptan itu.
2. Mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya.
3. Mengganti/mengubah judul ciptaan.
4. Mengubah isi ciptaan
8
2) Hak Kekayaan Industri
Hak kekayaan industri terdiri dari :

 Paten

Paten merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada


inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensinya atau memberikan persetujuan kepada pihak lain
untuk melaksanakan.Adapun invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke
dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yan spesifik di bidang teknologi, dapat
berupa produk atau proses atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau
proses.

9
Paten diberikan untuk invensi yang baru dan mengandung langkah insentif
serta dapat diterapkan dalam industri. Invensi dianggap baru jika pada tanggal
penerimaan invensi tersebut tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan
sebelumnya.Invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai
kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, kontruksi, atau
komponennya dapat memperoleh perlindungan hukun dalam bentuk paten
sederhana.

Berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang


Paten, paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 tahun, terhitung sejak
tanggal penerimaan dan jangka itu tidak dapat diperpanjang. Sedangkan untuk
paten sederhana diberikan jangka waktu 10 tahun, terhitung sejak tanggal
penerimaan dan jangka waktu tersebut tidak dapat diperpanjang.Paten diberikan
berdasarkan permohonan dan setiap permohonan hanya dapat diajukan untuk satu
invensiatau beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan invensi. Dengan
demikian, permohonan paten diajukan dengan membayar biaya kepada Direktorat
Jendral Hak Paten Departemen Kehakiman dan HAM. Namun, permohonan dapat
diubah dari paten menjadi paten sederhana.

Berdasarkan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang


Paten, paten dapat dialihkan baik seliruh maupun sebagian karena pewarisan,
hibah, wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan
perundang-undangan dengan pencatatan oleh derektorat jendral pengalihan paten.

 Merek

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-
angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebutyang memiliki
daya pembeda dan digunakan dlam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Hak merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kapada
pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu
tertentu dengan menggunakan sendiri merek atau memberikan izin kepada pihak

10
lain untuk menggunakannya. Jenis-jenis merek dapat dibagi menjadi merk
dagang, merek jasa dan merek kolektif.

Merek terdaftar mendapatkan perlindungan hukum untuk jangka waktu 10


tahun sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu perlindungan dapat
diperpanjang denga jangka waktu yang sama.Hak merek terdaftar dapat beralih
atau dialihkan karena pawarisan, hibah, wasiat, perjanjian atau seba-sebab lain
yang dibenarkan oleh perundang-undangan. Penghapusan pendaftaran merek dari
daftar umum merek dapat dilakukan atas prakarsa direktorat jendral berasarkan
permohonan pemilik merek yang bersangkutan atau pihak ketiga dalam bentuk
gugatankepada pengadilan niaga.

Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain


secara tanpa hak menggunakan merek yang mempunyai persamaan pada
pokoknya atau keseluruhannyauntuk barang atau jasa yang sejenis, berupa
gugatan ganti rugi dan/atau penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan
penggunaan merek tersebut. Sanksi yang dikenakan terhadap masalah merek
berupa pidana dan denda.

 Varietas Tanaman

Hak perlindungan varietas tanaman adalah hak khusus yang diberikan oleh
negara kepada pemulia tanaman untuk menggunakan sendiri varietas hasil
pemuliaannya atau memberikan persetujuan kepada orang atau badan hukum lain
untuk menggunakan selama waktu tertentu.

Varietas tanaman yang dapat diberi perlindungan adalah dari jenis atau
spesies tanaman yang baru, yaitu belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau
sudah diperdagangkan kurang dari satu tahun. Unik, sehingga dapat dibedakan
secara jelas dengan varietas lain. Seragam, memiliki sifat utama yang seragam.
Stabil, tidak mengalami perubahan ketika ditanam berulang-ulang atau untuk
diperbanyak melalui siklus. Dan diberi penamaan yang selanjutnya menjadi nama
varietas yang bersangkutan.

11
Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Varietas
Tanaman, jangka waktu PVT dihitung sejak tanggal pemberian hal PVT meliputi
20 tahun untuk tanaman semusim dan 25 tahun untuk tanaman tahunan. Hak
untuk menggunakan varietas dapat meliputi memprodusi/ memperbanyak benih,
menyiapkan untuk tujuan propagasi, mengiklankan, menawarkan,
memperdagangkan, mengekspor, mengimpor.

Dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 29 tahun 2000 tentang Varietas


Tanaman, hak PVT dapat beralih atau dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat,
perjanjian, dan sebab lain yang dibenarkan oleh undang-undang.Berakhirnya hak
PVT dapt disebabkan karena berakhirnya janga waktu, pembatalan, dan
pencabutan. Dan sanksi yang diberikan untuk masalah PVT berupa pidana dan
denda

 Rahasia Dagang

Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di


bidang teknologi dan/atau bisnis yang mempunyai nilai ekonomi karena berguna
dalam kegiatan usaha dan dijaga keerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang.
Perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan,
metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang
memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat.

Syarat pengajuan perlindungan sebagai HKI, meliputi prinsip


perlindungan otomatis dan perlindungan yang diberikan selama kerahasiaannya
terjaga. Pemilik HKI berhak menggunakan sendiri rahasia dagang yang
dimilikinya atau memberikan lisensi atau melarang pihak lain untuk
menggunakannya. Jangka waktu perlindungan rahasia dagang adalah sampai
dengan masa dimana rahasia itu menjadi milik publik.

Dalam Pasal 5 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang


Rahasia Dagang, hak rahasia dagang dapt beralih/dialihkan karena pewarisan,
hibah, wasiat, perjanjian , dan sebab lain yang dibenaran oleh undang-undang.

12
Pengalihan harus disertau dengan pengalihan dokumen-dokumen yang
menunjukan terjadinya pengalihan rahasia dagang.Sanksi yang diberikan untuk
masalah rahasia dagang berupa pidana dan denda.

 Desain Industri

Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk konfigurasi atau


komposisigaris atau warna, atau garis dan warna atau gabungan dari padanya yang
berbentul 3D atau 2D yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan
dalam pola 3D atau 2D serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk,
barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.

Hak ini diberikan untuk desain industri yang baru, yaitu tanggal
penerimaan desain industri itidak sama dengan pengungkapan yang telah ad
sebelumnya.Jangka waktu perlindungan terhadap hak desain industri diberikan 10
tahun sejak tanggal penerimaan dan tercatat dalam daftar umum desain industri
dan diberitakan dalam berita resmi desain industri.

Setiap hak desain industri diberikan atas dasar permohonan ke Direktorat


Jendral Desain Industri secara tertulis dalam bahasa Indonesia.Pengalihan hak ini
dapat dilakukan karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain
yang dibenarkan perundang-undangan dan wajib dicatat dalam daftar umum
desain industri.Desain industri terdaftar hanya dapat dibatalkan atas permintaan
pemegang lisensi.Sanksi yang diberikan untuk masalah desain industri berupa
pidana dan denda.

 Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Hak desain tata letak sirkuit terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan
oleh negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuanya
kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.Jangka waktu perlindungan
hak ini diberikan selama 10 tahun sejak pertama kali desain tersebut di eksplotasi

13
secara komersial.hak ini dapat beralih/dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat,
perjanjian tertulis dan sebab lain yang dibenarkan oleh perundang-undangan.
Sanksi yang diberikan untuk masalah desain tata letak sirkuit terpadu berupa
pidana dan denda.

2.4 FUNGSI DAN TUJUAN HAKI

HAKI memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain.


2. Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi
kekayaan intelektual.
3. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian,
usaha dan industri di Indonesia.
4. Alat perlindungan menjamin hak komersialisasi.
5. Peringatan kepada pihak yang berniat melanggar.
6. Advertensi untuk meningkatkan value produk.
7. Alat monopoli perdagangan.
8. Informasi paten sebagai referensi pengembangan lebih lanjut.
9. Informasi paten merupakan informasi strategi riset suatu perusahaan.

Fungsi HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan Hak Kekayaan Industri

Perkembangan hasil-hasil karya dari kejeniusan manusia dengan karya


intelektual yang dihasilkan telah memberi banyak hal yang dibutuhkan untuk
menjalani kegiatan sehari-hari. Maka dari itu, HAKI (Hak Kekayaan
Intelektual) dan Hak Kekayaan Industri memiliki fungsi antara lain:

 Dapat mengetahui informasi, serta dapat melihat perkembangan mengenai


pengetahuan baru dan teknologi masa kini. Informasi yang dimaksud
adalah informasi yang telah memiliki hak paten dan dapat diakses di
seluruh dunia dengan menggunakan internet. Selain itu, masyarakat tidak
dapat menduplikasi atau membajak teknologi baru yang telah dipatenkan.

14
 Perlindungan pada karya intelektual terhadap penggunaan tidak sah oleh
pihak ketiga. Hal ini diperlukan kesepakatan kepada penemu agar
mendapatkan imbalan/manfaat yang cukup atas upaya telah menciptakan
karya tersebut.
 Memberikan suatu peluang bagi industri untuk melakukan monopoli pasar
terhadap suatu produk tertentu.

Fungsi Hak Atas Kekayaan Intelektual


Hak atas kekayaan inteltual (HAKI) memliki dua fungsi yaitu fungsi dasar
dan fungsi khusus, berikut penjelasan dari kedua fungsi tersebut :
· Fungi dasar artinya siapapun pengguna haki dan apapun jenis
hakinya bisa melakukan fungsi ini.
· Fungsi Khusus adalah fungsi haki yang bisa digunakan jenis haki
golongan tertentu saja.

Tujuan HAKI

Tujuan HAKI antara lain :

1. meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta pelatihan dalam


peraturan-peraturan, hukum yang berlaku serta sanksi-sanksi dalam
penerapan HAKI.
2. Agar para peserta pelatihan mengetahui prosedure penerapan HaKI dan
masalah- masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan penerapan HAKI.
3. Agar para peserta termotivasi untuk menciptakan hal-hal baru di bidang
produk industri yang menyangkut desain, proses produksi serta pemakaian
merek sendiri.

Tujuan Perlindungan dan penegakan Hukum HaKI :

1. Untuk mendorong timbulnya inovasi.


2. Untuk Pengalihan dan penyebaran teknologi yang diperoleh manfaat
bersama antara penghasil dan pengguna pengetahuan teknologi, dengan

15
cara menciptakan kesejahteraan sosial ekonomi serta keseimbangan antara
hak dan kewajiban.

2.5 MANFAAT HAKI

Manfaat Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah :

1. Memberikan perlindungan hukum sebagai insentif bagi pencipta inventor


dan desainer dengan memberikan hak khusus untuk mengkomersialkan
hasil dari kreativitasnya dengan menyampingkan sifat tradisionalnya.
2. Menciptakan iklim yang kondusif bagi investor.
3. Mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan
penemuan baru di berbagai bidang teknologi.
4. Sistem Paten akan memperkaya pengetahuan masyarakat dan melahirkan
penemu-penemu baru.
5. Peningkatan dan perlindungan HKI akan mempercepat pertumbuhan
indrustri, menciptakan lapangan kerja baru, mendorong pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan kualitas hidup manusia yang memberikan
kebutuhan masyarakat secara luas.
6. Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman suku/ etnik dan
budaya serta kekayaan di bidang seni, sastra dan budaya serta ilmu
pengetahuan dengan pengembangannya memerlukan perlindungan Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) yang lahir dari keanekaragaman tersebut.
7. Memberikan perlindungan hukum dan sekaligus sebagai pendorong
kreatifitas bagi masyarakat.
8. Mengangkat harkat dan martabat manusia dan masyarakat Indonesia.

2.6 SOLUSI DARI MASALAH HAK

1. cara penyelesaian sengketa HAKI mengenai hak cipta


Dasar hukum hak cipta
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta :

16
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.(Pasal 1 ayat 1)
Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu
pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara
eksklusif kepada pencipta, yaitu “seorang atau beberapa orang secara bersama-
sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas
dan bersifat pribadi”.

Dasar Hukum HAK CIPTA :


1. UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
2. UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun
1982 Nomor 15)
3. UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun
1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
4. UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun
1982 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987
(Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 29)

2.Cara penyelesaian HAKI mengenai merk


Penyelesaian sengketa terhadap merek diatur di dalam hukum indonesia antara lain:
1. Penyelesaian Sengketa Alternatif (Alternatif Dispute Resolution)

Penyelesaian Sengketa Alternatif dalam penyelesaian sengketa merek diatur


dalam Pasal 84 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, selain
dalam Undang-Undang Merek penyelesaian sengketa alternatif lebih khusus diatur
dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa Alternatif.

17
Menurut Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 yang
dimaksud dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian
sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni
penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi,
konsiliasi.

1. Negosiasi
Menurut Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 pada
dasarnya para pihak dapat berhak untuk menyelesaikan sendiri sengketa
yang timbul di antara mereka. Kesepakatan mengenai penyelesaian tersebut
selanjutnya harus dituangkan dalam bentuk tertulis yang disetujui oleh para
pihak.
Negosiasi merupakan salah satu penyelesaian sengketa alternatif yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang bersengketa atau kuasanya secara
langsung pada saat negosiasi dilakukan, tanpa keterlibatan pihak ketiga
sebagai penengah. Para pihak yang bersengketa yang secara langsung
melakukan perundingan atau tawar-menawar sehingga menghasilkan suatu
kesepakatan bersama. Para pihak yang bersengketa sudah barang tentu telah
berdiskusi atau bermusyawarah sedemikian rupa agar kepentingan-
kepentingan dan hak-haknya terakomodir menjadi kepentingan/ kebutuhan
bersama para pihak yang bersengketa. Pada umumnya kesepakatan bersama
tersebut dituangkan secara tertulis.

2. Mediasi
Mediasi merupakan salah satu penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak
ketiga (mediator) yang tidak memihak (imparsia) yang turut aktif
memberikan bimbingan atau arahan guna mencapai penyelesaian. Namun
ia tidak berfungsi sebagai hakim yang berwenang mengambil keputusan.
Inisiatif penyelesaian tetap berada pada tangan para pihak yang bersengketa.
Dalam kaitan dengan Mediasi menurut ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 1999 menyatakan atas kesepakatan tertulis para

18
pihak, sengketa atau beda pendapat diselesaikan melalui bantuan ”seorang
atau lebih penasehat ahli” maupun melalui seorang mediator. Kesepakatan
penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis adalah final dan
mengikat bagi para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik.
Kesepakatan tertulis, wajib didaftarkan ke Pengadilan Negeri dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak penandatanganan dan wajib
dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
pendaftaran.

3. Konsiliasi
Konsiliasi adalah suatu proses penyelesaian sengketa alternatif yang
melibatkan seorang pihak ketiga atau lebih, dimana pihak ketiga yang
diikutsertakan untuk menyelesaikan sengketa adalah seseorang yang secara
profesional sudah dapat dibuktikan kehandalannya.

2. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan


Penyelesaian sengketa dilakukan melalui pengadilan sebagaimana diatur di
dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 dapat diajukan kepada Pengadilan
Niaga oleh pihak pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak
lain yang secara tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada
pokoknya atau keseluruhannya untuk barang atau jasa yang sejenis, yaitu :
a. Gugatan ganti rugi, dan/ atau
b. Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan dengan menggunakan
merek tersebut.

3. Cara penyelesaian HAKI mengenai Hak Paten


Dasar Hukum HAK PATEN :
1. UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun
1989 Nomor 39)
2. UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989
tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)

19
3. UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun
2001 Nomor 109)
Penyelesaian sengketa hak paten melalui Pengadilan Niaga diatur dalam
Pasal 117 Undang – Undang paten yang mana pihak yang berhak atau yang
menjadi subjek paten (diatur dalam Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12) dapat
menggugat kepada pengadilan niaga jika suatu paten diberikan kepada pihak lain
selain dari yang berhak.
Sebagai Hakim Niaga yang memeriksa sengketa paten harus memahami kasus dan
kriteria perlindungannya, yakni :
1. Apakah termasuk objek yang dilindungi.
2. Apakah termasuk kriteria yang dikecualikan dari perlindungan.
3. Apakah memenuhi persyaratan yang dilindungi.
4. Apakah terdaftar di negara tujuan dimana perlindungan diharapkan.
5. Sedangkan penyebab perselisihan dalam sengketa hak paten lazimnya adalah :
- Ketidak jelasan status kepemilikan.
- Penggunaan hak paten tanpa seizin pemilik.
- Tidak dipenuhinya perjanjian lisensi hak paten.

Dengan sarana Pengadilan Niaga yang dipandang memahami kriteria sengketa


paten diharapkan keadilan benar – benar tercapai dan memuaskan. Idealnya setiap
putusan Hakim mengandung 3 (tiga) unsur, yaitu :
1. Unsur kepastian hukum.
2. Unsur kemanfaatan.
3. Unsur keadilan.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

2.1 Hak kekayaan intelektual (HaKI) adalah hak yang timbul dari
kemampuan berfikir atau olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau
proses yang berguna untuk manusia.

2.2 Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan


Intelektual (HaKI) dapat dilaksanakan. Maka setiap
individu/kelompok/organisasi yang memiliki hak atas pemikiran-
pemikiran kreatif mereka atas suatu karya atau produk dapat diperoleh
dengan mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan

2.3 Pada Prinsipnya HaKI dibagi menjadi dua kelompok yaitu :


Hak cipta dan hak kekayaan industri

2.4 HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan Hak Kekayaan Industri


memiliki fungsi antara lain:

· Dapat mengetahui informasi, serta dapat melihat perkembangan


mengenai pengetahuan baru dan teknologi masa kini. Informasi
yang dimaksud adalah informasi yang telah memiliki hak paten
dan dapat diakses di seluruh dunia dengan menggunakan internet.
Selain itu, masyarakat tidak dapat menduplikasi atau membajak
teknologi baru yang telah dipatenkan.
· Perlindungan pada karya intelektual terhadap penggunaan tidak sah
oleh pihak ketiga. Hal ini diperlukan kesepakatan kepada penemu
agar mendapatkan imbalan/manfaat yang cukup atas upaya telah
menciptakan karya tersebut.
· Memberikan suatu peluang bagi industri untuk melakukan
monopoli pasar terhadap suatu produk tertentu.

21
2.5 Manfaat Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah :

1. Memberikan perlindungan hukum sebagai insentif bagi pencipta


inventor dan desainer dengan memberikan hak khusus untuk
mengkomersialkan hasil dari kreativitasnya dengan
menyampingkan sifat tradisionalnya.
2. Menciptakan iklim yang kondusif bagi investor.
3. Mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan untuk
menghasilkan penemuan baru di berbagai bidang teknologi.
4. Sistem Paten akan memperkaya pengetahuan masyarakat dan
melahirkan penemu-penemu baru.
5. Peningkatan dan perlindungan HKI akan mempercepat
pertumbuhan indrustri, menciptakan lapangan kerja baru,
mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup
manusia yang memberikan kebutuhan masyarakat secara luas.
6. Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman suku/
etnik dan budaya serta kekayaan di bidang seni, sastra dan budaya
serta ilmu pengetahuan dengan pengembangannya memerlukan
perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang lahir dari
keanekaragaman tersebut.
7. Memberikan perlindungan hukum dan sekaligus sebagai
pendorong kreatifitas bagi masyarakat.
8. Mengangkat harkat dan martabat manusia dan masyarakat
Indonesia.

2.6 1. cara penyelesaian sengketa HAKI mengenai hak cipta


Dasar hukum hak cipta
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak
Cipta :

Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak
untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau

22
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku

2. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan

Penyelesaian sengketa dilakukan melalui pengadilan sebagaimana


diatur di dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 dapat
diajukan kepada Pengadilan Niaga oleh pihak pemilik merek
terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain yang
secara tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan
pada pokoknya atau keseluruhannya untuk barang atau jasa yang
sejenis

3. Cara penyelesaian HAKI mengenai Hak Paten


Dasar Hukum HAK PATEN :
 UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI
Tahun 1989 Nomor 39)
 UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun
1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)
 UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI
Tahun 2001 Nomor 109)

Penyelesaian sengketa hak paten melalui Pengadilan Niaga diatur


dalam Pasal 117 Undang – Undang paten yang mana pihak yang
berhak atau yang menjadi subjek paten (diatur dalam Pasal 10,
Pasal 11, dan Pasal 12) dapat menggugat kepada pengadilan niaga
jika suatu paten diberikan kepada pihak lain selain dari yang
berhak.

23
3.2 SARAN

2.1 sebaiknya untuk menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna
untuk manusia diperlukan hak yang timbul dari kemampuan berfikir atau
olah pikir

2.2 sebaiknya setiap individu/kelompok/organisasi yang memiliki hak atas


pemikiran-pemikiran kreatif mereka atas suatu karya atau produk dapat
diperoleh dengan mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan

2.3 sebaiknya Pada Prinsipnya HaKI dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
Hak cipta dan hak kekayaan industri

2.4 sebaiknya fungsi HaKI antara lain:

· Dapat mengetahui informasi, serta dapat melihat perkembangan


mengenai pengetahuan baru dan teknologi masa kini. Perlindungan
pada karya intelektual terhadap penggunaan tidak sah oleh pihak
ketiga. Memberikan suatu peluang bagi industri untuk melakukan
monopoli pasar terhadap suatu produk tertentu.

2.5 sebaiknya mempelajari Haki harus diperhatikan karena sangat


memiliki manfaat yang banyak

2.6 sebaiknya cara penyelesaian sengketa HAKI mengenai hak cipta


Dasar hukum hak cipta Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2002 Tentang Hak Cipta

24
DAFTAR PUSTAKA

Csya-dhanie.blogspot.com Etika dan Profesi Bisnishttp://csya-


dhanie.blogspot.com , Diakses pada 10 May 2014

Ezzatannaaziaathaki.blogspot.com Makalah HAKI


http://ezzatannaaziaathaki.blogspot.com , Diakses pada 10 May 2014

Emawati Junus, 2003 Aspek Hukum dalam Sengketa Hak Kekayaan


Intelektual Teori dan Praktek, Diakses pada 10 May 2014

Joehukum.blogspot.com(2013) Makalah Hak Kekayaan Intelektual


http://joehukum.blogspot.com/2013/12/makalah-hak-kekayaan-
intelektual.html, Diakses pada 10 May 2014

Odebhora.wordpress.com(2011) Hak Kekayaan Intelektual


http://odebhora.wordpress.com/2011/05/17/hak-kekayaan-
intelektual/, Diakses pada 13 May 2014

Putri-aja.blogspot.com(2013) Hak Kekayaan Intelektual


http://putri-aja.blogspot.com/2013/04/hak-atas-kekayaan-
intelektual-haki.html, Diakses pada 12 May 2014

Saidin. 1997. Aspek Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual. Jakarta: Raja
Grafindo, Diakses pada 15 may 2014

25

Anda mungkin juga menyukai