Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL


(HAK CIPTA & HAK PATEN)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Dagang


Dosen Pengampu : Budiana Rachmawaty, S.H., M.H.

Disusun oleh :
Nama : 1. Lidya (18.01.0136- PIH)
2. Bima Putra. R (18.01.0114- IH)
3. Febri Andika 18.01.0067 - IH)
4. Hartono (18.01.0013- IH)
5. Nabilla. A 18.01.0019 - IH)

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM PERTIBA


PANGKALPINANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Hukum Dagang dengan judul
" HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAK CIPTA & HAK
PATEN)”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu
tugas mata kuliah Hukum Tata Negara di STIH PERTIBA. Dalam
Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pangkalpinang, Oktober 2019


Penulis

KELOMPOK IV

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. 2
DAFTAR ISI ......................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan .................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak Kekayaan Intelektual ..................................... 6
B. Hak Cipta................................................................................. 6
C. Hak Paten................................................................................ 15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................... 24
B. Saran..................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 27

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perlindungan hak kekayaan intelektual sangat penting bagi


pembangunan yang sedang berlangsung di Indonesia. Hak atas
kekayaan intelektual yang dilindungi di Indonesia bisa saja
berupa merek, lisensi, hak cipta, paten maupun desain industri.
Sedangkan Paten adalah hak khusus yang diberikan Negara
kepada penemu atas hasil temuannya di bidang teknologi untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya
tersebut untuk memberikan persetujuannya kepada orang lain
untuk melakukannya(UU No. 6 tahun 1989).

Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi karya cipta


adalah Undang-undang nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta,
dan telah melalui beberapa perubahan dan telah diundangkan
Undang-Undang yang terbaru yaitu Undang-Undang No. 19
Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang mulai berlaku 12 (dua
belas) bulan sejak diundangkan. Tidak hanya karya cipta, invensi
di bidang teknologi (hak paten) dan kreasi tentang
penggabungan antara unsur bentuk, warna, garis (desain produk
industri) serta tanda yang digunakan untuk kegiatan
perdagangan dan jasa (merek) juga perlu diakui dan dilindungi
dibawah perlindungan hukum. Dengan kata lain Hak atas
Kekayaan Intelektual (HAKI) perlu didokumentasikan agar
kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang
sama dapat dihindari atau dicegah.
Hak cipta adalah hak privat.Hak keperdataan yang melekat
pada diri si pencipta.Pencipta boleh pribadi, kelompok orang,
badan hukum public atau badan hukum privat.Hak cipta lahir
atas kreasi pencipta.Kreasi yang muncul dari oleh pikir dan oleh
hati.Atau dalam terminology antropologi, hak yang lahir dari

4
cipta, rasa dan karsa manusia.Oleh karena itu, hak cipta
haruslah benar-benar lahir dari kreativitas manusia.1

Kreativitas dan aktivitas manusia menjadi kata kunci dalam


kelahiran atau kemunculan hak cipta.Itu jugalah sebabnya hak
cipta itu disebut sebagai hak eksklusif.Hanya manusia yang
melakukan olah otak dan olah hati yang dapat melahirkan hak
cipta.2

Hak Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya


intelektual di bidang teknologi. Karya intelektual tersebut
dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang
spesifik dibidang teknologi, yang dapat berupa proses atau
produk atau penyempurnaan dan pengembangan produk dan
proses.3
.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Hak Kekayaan Intelektual?
2. Bagaimana Pendaftaran Hak Cipta dan Hak Paten ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang Hak Kekayaan Intelektual.
2. Untuk Mengetahui Tentang Hak Cipta & Hak Paten.

1
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.191
2
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.191
3
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.10

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)

Hak Atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang


diberikan suatu hukum atau peraturan kepada seseorang atau
sekelompok orang atas karya ciptanya.

Menurut UU yang telah disahkan oleh DPR-RI pada tanggal


21 Maret 1997, HAKI adalah hak-hak secara hukum yang
berhubungan dengan permasalahan hasil penemuan dan
kreativitas seseorang atau beberapa orang yang berhubungan
dengan perlindungan permasalahan reputasi dalam bidang
komersial (commercial reputation) dan tindakan / jasa dalam
bidang komersial (goodwill), dengan begitu obyek utama dari
HaKI adalah karya, ciptaan, hasil buah pikiran, atau intelektualita
manusia. Kata “intelektual” tercermin bahwa obyek kekayaan
intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk
pemikiran manusia (the Creations of the Human Mind) (WIPO,
1988:3). Setiap manusia memiliki hak untuk melindungi atas
karya hasil cipta, rasa dan karsa setiap individu maupun
kelompok.
Kita perlu memahami HAKI untuk menimbulkan kesadaran
akan pentingnya daya kreasi dan inovasi intelektual sebagai
kemampuan yang perlu diraih oleh setiap manusia, siapa saja
yang ingin maju sebagai faktor pembentuk kemampuan daya
saing dalam penciptaan Inovasi-inovasi yang kreatif.

B. Hak Cipta
1. Pengertian Hak Cipta

Hak cipta adalah hak privat.Hak keperdataan yang


melekat pada diri si pencipta.Pencipta boleh pribadi,

6
kelompok orang, badan hukum public atau badan hukum
privat.Hak cipta lahir atas kreasi pencipta.Kreasi yang
muncul dari oleh pikir dan oleh hati.4

Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang


secara bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan
ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan
kedalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.5

Hak cipta terdiri dari atas hak ekonomi dan hak


moral.Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat
ekonomi atas ciptaan serta produk hak terkait, sedangkan
hak moral adalah hak melekat pada diri pencipta atau pelaku
yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan
apapun, walaupun hak cipta atuh hak terkait telah dialihkan.6

2. Pemegang Hak Cipta

Pemegang Hak Cipta adalah pencipta sebagai pemilik


hak cipta, atau pihak yang menerima lebih lanjut hak dari
pihak yang menerima hak tersebut.7

3. Dewan Hak Cipta

Hal yang baru sama sekali dijumpai dalam Undang-


Undang Nomor 28 Tahun 2014 adalah dimuatnya ketentuan
tentang Lembaga Manajemen Kolektif, akan tetapi hal yang

4
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.191
5
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.10
6
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.10
7
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.11

7
tidak dijumpai dalam undang-undang yang terakhir ini adalah
pengaturan tentang dewan hak cipta. 8

Keberadaan Dewan Hak Cipta diatur dalam Peraturan


Pemerintah No.14 Tahun 1986 dan kemudian
keberadaaannya diakui juga oleh UU Nomor 19 Tahun 2002.
Dewan Hak Cipta sebelum Undang-undang Nomor 28 Tahun
2014 diatur dalam Bab VI, Pasal 48 Undang-Undang Hak
Cipta No.19 Tahun 2002. Adapun latar belakang
pembentukan institute (lembaga) Dewak Hak Cipta tersebut
belum tersosialisasi dikalangan masyarakat Indonesia. Untuk
itu diperlukan penyuluhan, bimbingan dan bermacam-macam
aktivitas lainnya guna memasyarakatkan tentang dunia hak
cipta termasuk perlindungan hukumnya.9

4. Hak Ekonomis dan Hak Moral

Hak Cipta terdiri atas hak ekonomi dan hak moral.Hak


ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi
atas ciptaan serta produk hak terkait.Hak moral adalah hak
yang melekat pada diri pencipta atau pelakua yang tidak
dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun,
walaupun hak cipta atau hak terkait telah dialihkan.10

5. Pendaftaran Hak Cipta

Pendafataran tidak merupakan kewajiban untuk


mendapatkan hak cipta sehingga dalam daftar umum
pendaftaran tidak mengandung arti sebagai pengesahan

8
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.293
9
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.293
10
Abdul Rasyid Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.197

8
atas isi, arti maksud, atau bentuk dari ciptaan yang di
daftarkan.11

Sementara itu, pendaftaran ciptaan dalam daftar


umum ciptaan dilakukan atas permohonan yang diajukan
oleh pencipta atau oleh pemegang hak cipta atau kuasa
kepada Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten, dan Hak
merek Departemen Kehakiman dan HAM.

Dengan demikian fungsi dari pendaftaran hak cipta hanyalah


untuk mempermudah pembuktian jika ada sengketa.

1) Prosedur Permohonan Ciptaan


Prosedur Permohonan Ciptaan, yaitu :
a. Permohonan pendaftaran ciptaan diajukan dengan
cara mengisi formulir yang disediakan untuk itu
dalam bahasa Indonesia dan diketik dalam 2
rangkap.
b. Permohonan wajib melampirkan:
1) Surat kuasa khusus, apabila permohonan
diajukan melalui kuasa
2) Contoh ciptaan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Buku dan karya tulis lainnya 2 (dua) buah
yang telah dijilid dengan edisi terbaik
b. Apabila suatu buku berisi foto seorang
harus dilampirkan surat tidak keberatan
dari orang yang difoto atau ahli warisnya
c. Program computer 2 (dua) buah disket
disertai buku petunjuk pengoperasian dari
program computer tersebut

11
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.13

9
d. CD/VCD/DVD 2 (dua) buah disertai
dengan buku petunjuknya
e. Alat peraga 1 (satu) buah disertai dengan
buku petunjuknya
f. Lagu 10 (sepuluh) buah berupa notasi dan
atau syair
g. Drama 2 (dua) buah naskah tertulis atau
rekamannya12
h. Tari (koreografi) 10 (sepuluh) buah
gambar atau 2 (dua) buah rekamannya
i. Pewayangan 2 (dua) buah naskah tertulis
atau rekamannya
j. Pantomime 10 (sepuluh) buah gambar
atau 2 (dua) buah rekamannya
k. Karya pertunjukan 2 (dua) buah
rekamannya
l. Karya siaran 2 (dua) buah rekamannya
m. Seni lukis, seni motif, seni batik, seni
kaligrafi, logo dan gambar masing-masing
10 (sepuluh) lembar berupa foto
n. Seni ukir, seni pahat, seni patung, seni
kerajinan tangan kolase. masing-masing
10 (sepuluh) lembar berupa foto
3) Salinan resmi akta pendirian badan hukum atau
fotokopinya yang dilegalisasi notaris, apabila
permohonan badan hukum
4) Fotocopy kartu tanda penduduk, dan
5) Bukti pembayaran biaya permohonan sebesar
Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah),
biaya permohonan pendaftaran ciptaan berupa

12
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.14

10
program computer sebesar Rp. 150.000,-
(seratus lima puluh ribu rupiah)
c. Dalam hal permohonan pendaftaran ciptaan yang
pemegang hak ciptaannya bukan si pencipta
sendiri, permohonan wajib melampirkan bukti
pengalihan hak cipta tersebut.13

2) Tarif Permohonan Pendaftaran Ciptaan


Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 200114

No. Jenis Penerimaan Negara Satuan Tarif


Bukan Pajak

1. Biaya permohonan Per Rp. 75.000,-


pendaftaran suatu ciptaan Permohonan

2. Biaya permohonan Per Rp.


pendaftaran suatu ciptaan Permohonan 150.000,-
program komputer

3. Biaya permohonan Per Rp. 75.000,-


pencatatan pemindahan ha Permohonan
katas suatu ciptaan yang
terdaftar dalam daftar
umum ciptaan

4. Biaya permohonan Per Rp. 50.000,-


perubahan nama alamat Permohonan
suatu ciptaan yang
terdaftar dalam daftar
umum ciptaan
5. Biaya permohonan petikan Per Rp. 50.000,-
tiap pendaftaran ciptaan Permohonan
dalam daftar umum ciptaan

13
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.15
14
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.16

11
6. Biaya pencatatan lisensi Per Rp. 75.000,-
Hak Cipta Permohonan

3) Lisensi
1. Pemegang hak cipta berhak memberikan lisensi
dengan perjanjian lisensi untuk melaksanakan
ciptaannya, kecuali diperjanjikan lain, maka
pelaksana wajib untuk membayar royalty kepada
pemegang hak cipta
2. Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang
langsung maupun tidak langsung merugikan
perekonomian Negara.
3. Pemegang lisensi wajib dicatat di Dirjen HaKI, agar
dapat mempunyai akibat hukum terhadap pihak
ketiga.15

4) Pelanggaran Hak Cipta

Pelanggaran yang tidak dianggap pelanggaran hak cipta


apabila suatu karya menulis sumbernya:
1. Untuk keperluan pendidikan, penelitian, dan lain-lain
yang tidak merugikan pencipta
2. Pengambilan untuk kepentingan dipengadilan
3. Pengambilan, baik sebagian maupun seluruhnya,
untuk kepentingan ceramah ilmiah dan pendidikan
asal tidak merugikan penciptanya
4. Pembuatan salinan cadangan suatu program
computer oleh pemilik program computer yang
dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri16

15
Abdul Rasyid Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.199
16
Abdul Rasyid Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.199

12
Menurut Pasal 72 Undang-Undang Hak Cipta,
bagi mereka yang dengan sengaja atau tanpa hak
melanggara Hak Cipta orang lain dapat dikenakan
pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan atau denda
paling sedikit Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun atau denda
paling banyak Rp.5.000.000,- (lima miliyar rupiah).
Selain itu, beberapa sanksi lainnya adalah:
1. Menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak
Cipta dipidana penjara maksimal 5 (lima) tahun atau
denda maksimal Rp.500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah)
2. Memperbanyak penggunaan untuk kepentingan
komersial suatu program computer dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
denda paling banyak Rp.500.000.000,- (lima ratus
juta rupiah)

5) H. Lingkup Hak Cipta

1. Ciptaan yang dilindungi


Ciptaan yang dapat dilindungi, yaitu :
a. Buku, program computer, pamphlet, perwajahan,
karya tulis yang diterbitkan dan semua hasil
karya tulis lain
b. Ceramah,kuliah,pidato, dan ciptaan lain yang
sejenis dengan itu,
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan
pendidikan dan ilmu pengetahuan
d. Lagu atau music tanpa teks
e. Drama atau drama musical, tari, koreografi,
pewayangan, dan pantomime

13
f. seni rupa dalam segala bentuk
g. Arsitektur
h. Peta
i. Seni batik
j. Fotografi
k. Sinematografi
l. Terjemahan, tafsir, seduran, bunga, rampai,
database, dan karya lain dari hasil pengalih
wujudan17
2. Ciptaan yang tidak diberi Hak Cipta
Sebagai pengecualian terhadap ketentuan di
atas diberikan Hak Cipta untuk hal-hal berikut:
a. Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara
b. Peraturan perundang-undangan
c. Pidato kenegaraan atau pidato pejabat
pemerintah
d. Putusan pengadilan atau penetapan hakim, atau
e. Keputusan badan arbitrase atau keputusan
badan-badan sejenis lainnya18

6) Bentuk dan Lama Perlindungan

Bentuk dan lama perlindungan yang diberikan


meliputi larangan bagi siapa saja untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaan yang dilindungi tersebut
kecuali dengan seijin Pemegang Hak Cipta.19
Jangka waktu perlindungan Hak Cipta pada umumnya
berlaku selama hidup pencipta dan terus berlangsung
hingga 50 (lima puluh) tahun setelah Pencipta meninggal

17
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.11
18
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.11
19
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.16

14
dunia. Namun demikian, pasal 30 UU Hak Cipta
menyatakan bahwa hak cipta atas ciptaan:
1. Program computer
2. Sinematografi
3. Fotografi
4. Database, dan
5. Karya hasil pengaliwujudan
6. Perwajahan karya tulis yang diterbitkan
7. Berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama
kali diumumkan.20

C. Hak Paten

1. Sejarah dan Pengertian Hak Paten

Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya


intelektual di bidang teknologi. Karya intelektual tersebut
dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah
yang spesifik dibidang teknologi, yang dapat berupa proses
atau produk atau penyempurnaan dan pengembangan
produk dan proses.21

Paten atau oktroi telah ada sejak abad XIV dan XV,
contohnya dinegara Italia dan Inggris .Tetapi sifat dan
pemberian hak ini pada waktu itu bukan ditujukan atas suatu
temuan atau investasi namun diutamakan untuk menarik
para ahli dari luar negeri.Maksudnya agar para ahli menetap
dinegara-negara yang mengundangnya agar mereka ini
dapat mengembangkan keahliannya masing-masing
dinegara si peundangan dan bertujuan untuk memajukan

20
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.16
21
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.17

15
warga penduduk dari yang bersangkutan.Jadi, paten ini
bersifat sebagai semacam ‘Izin menetap’. Namun demikian,
memanglah kehadiran sang investor tadi dinegeri yang baru
itu didasarkan atas keahlian dalam bidag tertentu., Karen itu
ia boleh tinggal menetap. Jadi,ada juga kesamaannya
dengan penggunaan istilah paten dewasa ini.22

Baru pada abad XVI diadakan peraturan pemberian


hak-hak paten terhadap hasil temuan yaitu dinegara-negara
Venesia,Inggris,Belanda, lalu Jerman, Australia dan lain
sebagainya.23

Kemudian melalui perkembangan waktu dankemajuan


teknologi, terutama pada abad XX, sifat pemberian paten
bukan lagi sebagai hadiah, melainkan pemberian ha katas
suatu temuan yang diperolehnya.Perkembangan semacam
itu terjadi di Negara-negara Amerika Utara dan Amerika
Selatan.Kemudian dinegara Amerika Serikat terbentuk
undang-undang paten yang tegas mengubah sifat pemberian
hak paten. Kini dalam abad XX peraturan perundang-
undangan lembaga paten hamper meliputi semua Negara
termasuk kawasan Asia.

Kalau dilihat dari perkembangan peraturan


perundang-undangan paten itu, Inggris mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan undang-undang
paten dibanyak Negara didunia.Sebab di Negara Inggris
pertumbuhan paten ini sangat baik. Kemungkinan pengaruh
ini sebagai akibat kedudukan Negara Inggris sebagai Negara
induk penjajah, yang sampai pertengahan abad XX dan satu
dua abad sebelumnya, mempunyai banyak wilayah jajahan

22
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.348
23
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.348

16
yang membawa pengaruh hukum pula kepada wilayah
koloninyatersebut.24

Undang-undang hak paten mencakup temuan dan


teknologi, kerja yang dikerahkan untuk menciptakan barang-
barang baru, apakah ini traktor, obat-obatan, atau alat
pembuka kaleng listrik.Undang-undang Paten Amerika
Serikat memberikan hak paten penemu, atau perusahaan
yang telah diserahi haknya itu, hak untuk menghentikan
orang lain berbuat, menjual, atau menggunakan temuannya
tanpa izin darinya.25

2. Lingkup Paten

Paten diberikan untuk investasi yang harus dan


mengandung langkah inventif serta dapat diterapkan dalam
industry.26

Namun, suatu invensi merupakan hal yang tidak


dapat diduga sebelumnya dan harus dilakukan dengan
memperhatikan keahlian yang ada pada saat pertama kali
diajukan permohonan.27

Dengan demikian, invensi dianggap baru jika pada


tanggal penerimaan invensi tersebut tidak sama dengan
tekonologi yang diungkapkan sebelumnya. Oleh karena itu,
suatu invensi dapat diterapkan dalam industry jika invensi

24
H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual,hlm.348
25
Paul Goldstein , Hak Cipta: Dahulu, Kini dan Esok,hlm.11
26
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonomi, hlm.121

27
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonomi, hlm.121

17
dapat dilaksanakan dalam industry sesuai dengan apa yang
diuraikan dalam permohonan.

Setiap invensi berupa produk atau alat yang baru dan


mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk,
konfigurasi, kontruksi, atau komponennya dapat memperoleh
perlindungan hukum dalam bentuk paten sederhana.

Sementara itu, paten yang tidak diberikan untuk


invensi meliputi sebagai berikut :

1) Proses atau produk, pengumuman, penggunaan atau


pelaksanaanya bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama,
ketertiban umum, atau kesusilaan.
2) Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan atau
pembedahan yang ditetapkan terhadap manusia dan
hewan
3) Teori yang metode dibidang ilmu pengetahuan dan
matematika, atau:
a. Semua makhluk hidup, kecuali jasad renik
b. Proses biologi yang esensila untuk memproduksi
tanaman atau hewan, kecuali proses nonbiologis
atau mikrobiologis

3. Jangka Waktu Paten

Menurut ketentuan UU No.14 Tahun 2001, jangka


waktu berlakunya suatu paten adalah :

a. Paten dberikan untuk jangka waktu 20 (dua puluh)


tahun sejak tanggal penerimaan dan tidak dapat
diperpanjang lagi (Pasal 8)

18
b. Untuk paten sederhana jangka waktunya adalah 10
(sepuluh) tahun sejak tanggal penerimaan dan tidak
dapnaat diperpanjang lagi (Pasal 9).28

4. Permohonan Paten

Permohonan paten diatur dalam Pasal 20 sampai


dengan 41 UU No.14 Tahun 2001 :

1) Penemu atau orang yang dikuasakan berhak


mengajukan permohonan paten
2) Penerimaan dan pencatatan paten oleh kantor paten
3) Setiap permohonan hanya bisa diajukan untuk satu
invensi saja atau beberapa invensi yang merupakan
suatu kesatuan invensi
4) Pengumuman permohonan paten :
a. Delapan belas bulan setelah tanggal penerimaan
paten
b. Delapan belas bulan sejak permohonan dengan hak
prioritas (Pasal 42)
c. Tiga (3) bulan untuk paten sederhana sejak tanggal
penerimaan

5) Pengajuan permintaan pemeriksaan substantive, paling


lambat 36 (tiga puluh enam)
6) Persetujuan/penolakan paten selambat-lambatnya 36
(tiga puluh enam) bulan sejak tanggal permohonan paten
diterima, sedangkan paten sederhana 24 (dua puluh
empat) bulan sejak tanggal penerimaan
7) Permohonan banding diperiksa Komisi Banding Paten
(KBP), selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak tanggal
surat pemberitahuan penolakan permohonan, setelah 1

28
Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah,Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.169

19
(satu) bulan mulai diperiksa KBP dan keputusan
ditetapkan paling lama 9 (Sembilan) bulan sejak
berakhirnya jangka waktu
8) Dalam KBP menolak permuohonan banding,
permohonan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan dapat
mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga, dan terhadap
keputusan pengadilan tersebut dapat diajukan kasasi.29

5. Pengalihan Paten

Pemegang paten memiliki hak khusus (eksklusif)


untuk melaksanakan paten yang dimilikinya dan melarang
orang lain yang tanpa persetujuannya menggunakan hak
tersebut baik untuk paten produk maupun paten proses.
Terhadap pihak lain yang dengan sengaja dan tanpa hak
melakukan perbuatan yang disebut Pasal 16 UU Paten
No.14 Tahun 2001 tersebut, maka pemegang paten dan
pemegang lisensi berhak menggugat ganti rugi melalui
Pengeradilan Niaga. Pasal 66 sampai Pasal 87 UU No.14
Tahun 2001 mengatur tentang Pengalihan dan Lisensi
Paten, yang dapat dilakukan dalam hal:30

1. Paten beralih atau dialihkan, baik seluruhnya maupun


sebagian, karena pewarisan, hibah wasiat, perjanjian
tertulis, atau sebab lain yang dibenarkan oleh
perundang-undangan
2. Pengalihan hak tidak menghapus hak penemu (inventor)
untuk tetap dicantumkan nama dan identitasnya dalam
paten yang bersangkutan (Pasal 68)
3. Lisensi adalah izin tertulis untuk melaksanakan paten
dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu, lisensi

29
Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah,Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.170
30
Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah,Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.171

20
paten hanya bersifat pemberian hak untuk menikmati
manfaat ekonomi suatu paten.
4. Perjanjian lisensi wajib dicatatkan pada Direktorat
Jenderal dengan dikenal biaya, apabila tidak dicatatkan
perjanjian tersebut tidak mempunyai akibat
hukumterhafap pihak ketiga.31

6. Pelanggaran dan Sanksi

Ketentuan sanksi antara lain diatur dalam UU No.14


Tahun 2001 Pasal 130-Pasal 135, antara lain:

1. Menggunakan proses produksi yang diberi paten, atau


membuat, menggunakan, menjual, mengimpor,
menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk
dijual atau disewakan atau diserahkannya produk atau
proses yang diberi paten, dipidana paling lama 4 tahun
dan atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah)
2. Membuat atau menyewakan untuk dijual atau disewakan
atau diserahkan produk atau alat yang diberi paten
sederhana, dipidana penjara paling lama 2 tahun atau
denda paling banyak Rp.250.000.000.000,00 (dua ratus
lima puluh juta rupiah)
3. Tindak pidana dalam paten merupakan detik aduan.

7. Pendaftaran Paten

Untuk memperoleh perlindungan paten, suatu


teknologi harus diadaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak

31
Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah,Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.171

21
Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM Ditjen
HKI-Dephuk & HAM.32

1) Prosedur Permohonan Pendaftran Paten


a. Permohonan paten diajukan dengan cara mengisi
formulir yang disediakan untuk itu dalam bahasa
Indonesia dan diketik 4 rangkap.
b. Permohonan wajib melampirkan:
1. Surat kuasa khusus, apabila permohonan
diajukan melalui konsultan paten terdaftar selaku
kuasa
2. Surat pengalihan hak, apabila permohonan
diajukan oleh pihak lain yang bukan penemu
3. Deskripsi, klaim abstrak, masing-masing 3 (tiga)
rangkap
4. Gambar, apabila ada 3 (tiga) rangkap
5. Bukti prioritas asli, dan terjemahan halaman
depan dalam bahasa Indonesia 4 rangkap
6. Bukti pembayaran biaya permohonan paten
sebesar Rp. 575.000,- (lima ratus tujuh puluh
lima ribu rupiah)
7. Bukti pembayaran biaya paten sederhana
sebesar Rp. 125.000,- (seratus dua puluh lima
ribu) dan untuk pemeriksaan substantive paten
sederhana sebesar Rp.350.000,- (tiga ratus lima
puluh ribu rupiah)
8. Tambahan biaya klaim, apabila lebih dari 10
klaim Rp.40.000,- per klaim
c. Permohonan deskripsi klaim, abstrak, dan gambar
d. Permohonan pemeriksaan substantive33

32
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.14
33
Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual,hlm.31-34

22
8. Pembatalan Paten

Pembatalan paten diatur dalam Pasal 88 sampai


dengan Pasal 98 UU No.14 Tahun 2001:

a. Batal demi hukum, apabila pemegang paten tidak


membayar biaya tahunan (Pasal 88)
b. Batal atas permohonan pemegang paten (Pasal 90)
c. Batal karena gugatan (Pasal 91), dengan alasan:
1) Paten seharusnya tidak diberikan seperti dimaksud
(Pasal 6,7, dan 12)
2) Sama dengan paten lain yang telah diberikan.
3) Pemberian lisensi wajib tidak dapat mencegah
bentuk dan cara yang merugikan masyarakat dalam
jangka waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal pemberian
lisensi wajib
d. Akibat pembatalan paten menghapuskan segala akibat
hukum yang berkaitan dengan paten dan hal-hal lain
yang berasal dari paten tersebut (Pasal 95).34

34
Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah, Ahmad Jalis, Hukum Bisnis untuk Perusahaan,hlm.173

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penulis tentang Makalah Ilmu Negara ini


adalah :

Setiap karya-karya yang lahir dari buah pikir yang cemerlang


yang berguna bagi manusia perlu di akui dan dilindungi. Untuk
itu sistem HAKI diperlukan sebagai bentuk penghargaan atas
hasil karya dan disamping itu sistem HAKI menunjang
diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas segala bentuk
kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya
teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau
dicegah, dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut,
diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan
maksimal untuk keperluan hidupnya atau mengembangkannya
lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang lebih tinggi
lagi. Kini masyarakat dalam melakukan pengajuan permohonan
sudah tidak mengalami kesulitan karena Pemerintah melalui
DITJEN HAKI telah banyak melakukan sosialisasi baik lewat
media maupun forum-forum yang yang telah dibentuk, sehingga
akhirnya bagi pemilik hak tersebut tidak usah khawatir akan
adanya kerugian yang diakibatkan oleh oknum yang tak
bertanggung jawab yang ingin memanfaatkan kepopuleran
merek suatu produk tertentu.

Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima


hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi

24
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Hal yang baru sama sekali dijumpai dalam Undang-Undang


Nomor 28 Tahun 2014 adalah dimuatnya ketentuan tentang
Lembaga Manajemen Kolektif, akan tetapi hal yang tidak
dijumpai dalam undang-undang yang terakhir ini adalah
pengaturan tentang dewan hak cipta.

Keberadaan Dewan Hak Cipta diatur dalam Peraturan


Pemerintah No.14 Tahun 1986 dan kemudian keberadaaannya
diakui juga oleh UU Nomor 19 Tahun 2002. Dewan Hak Cipta
sebelum Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 diatur dalam
Bab VI, Pasal 48 Undang-Undang Hak Cipta No.19 Tahun 2002.
Adapun latar belakang pembentukan institute (lembaga) Dewak
Hak Cipta tersebut belum tersosialisasi dikalangan masyarakat
Indonesia. Untuk itu diperlukan penyuluhan, bimbingan dan
bermacam-macam aktivitas lainnya guna memasyarakatkan
tentang dunia hak cipta termasuk perlindungan hukumnya.

Hak Paten merupakan perlindungan hukum untuk karya


intelektual dibidang teknologi. Karya intelektual tersebut
dituangkan kedalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang
spesifik dibidang teknologi, yang dapat berupa proses atau
produk atau penyempurnaan dan pengembangan produk dan
proses. Berikut Undang-Undang tentang Hak paten:

a. Jangka waktu paten menurut ketentuan UU No.14 Tahun


2001, jangka waktu berlakunya suatu paten
b. Permohonan paten diatur dalam Pasal 20 sampai dengan 41
UU No.14 Tahun 2001

Pelanggaran dan Sanksi Ketentuan sanksi antara lain diatur


dalam UU N0.14 Tahun 2001 Pasal 130-135.

25
B. Saran
Semoga dalam penyusunan makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan apabila terdapat kekurangan dalam penulisan
atau penyusunan mohon kritik dan sarannya agar penyusunan
kedepannya lebih lengkap sehingga lebih menambah pemahaman
bagi pembaca.

26
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rasyid Saliman, Hermansyah, Ahmad Jalis, Hukum Bisnis untuk


Perusahaan, cet-4, (Jakarta:Kencana,2008)

Bahan Ajar, Hak Kekayaan Intelektual, Universitas Samratulangi Fakultas


Hukum

Elsi Kartika Sari, Advendi Simanunsong, Hukum Dalam Ekonomi, cet-2,


(Jakarta:PT Gramedia Widiasarana,2008)

H.Ok Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual, Cet-9, (Jakarta:


Rajawali Pers, 2015)

Paul Goldstein ,Hak Cipta: Dahulu,Kini dan Esok, (Jakarta:Yayasan Obor


Indonesia,1997)

https://www.google.com/search?q=HAK+PATEN&oq=HAK+PATEN&aqs
=chrome..69i57j69i60l5.1719j0j9&sourceid=chrome&ie=UTF-8 di akses pada
tanggal 17 oktober 2019 pukul 12.31 WIB

27

Anda mungkin juga menyukai