PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Limbah menyebabkan pencemaran lingkungan, munculnya penyakit
dan menurunkan nilai estetika/keindahan kota serta masalah-masalah lainnya.
Limbah kulit durian yang selama ini tidak termanfaatkan dengan baik, karena
karakternya yang sukar terurai sehingga berpotensi menjadi salah satu limbah
hayati yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Dengan melihat
pada struktur dan karakteristik dari kulit durian tersebut, sebenarnya
dimungkinkan untuk memanfaatkan limbah kulit durian tersebut sebagai
produk bioenergi berupa briket. Yang tentunya dengan adanya pemanfaatan
dan pengoptimalan produksi briket akan membawa dampak positif lainnya
berupa peningkatan perekonomian masyarakat. Dari analisis situasi di atas,
maka perumusan masalah yang dapat diambil adalah : bagaimana
memanfaatkan limbah kulit durian yang menumpuk pada saat musim panen
buah durian sehingga tidak berpotensi menjadi bahan pencemar lingkungan,
dan bahkan dapat membantu perekonomian masyarakat?
Buah durian yang berasal dari pohon durian (Durio zibethinus Murr)
banyak tumbuh di hutan maupun di kebun milik penduduk. Ciri buahnya,
bentuknya besar bulat/oval dengan aroma rasa, baunya khas dan menjadi buah
primadona yang banyak disukai masyarakat Indonesia, tak terkecuali
masyarakat Semarang dan sekitarnya. Kulit buah yang keras dan tebal yang
mencapai hampir seperempat bagian dari buahnya tersebut merupakan bagian
yang dibuang begitu saja sampai akhirnya menjadi busuk.
Apabila dilihat dari karakteristik bentuk dan sifat-sifat kulitnya,
sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk bahan campuran papan partikel, papan
semen, arang briket, arang aktif, filler, campuran untuk bahan baku obat
nyamuk dan lain-lain.
Selama ini masyarakat yang tinggal di perkotaan hanya mengonsumsi
daging buah dan bijinya untuk dibuat berbagai macam panganan, misalnya
dodol/lempok, campuran kolak, selai, bahan campuran untuk kue, tempoyak
(daging buah durian yang di-awetkan) dan lain-lain. Sedangkan kulit durian
tersebut hanya menghiasi lingkungan kita sebagai setumpuk sampah yang
menghasilkan bau busuk dan mendatangkan banyak kuman, serangga, lalat
dan nyamuk yang tentunya akan berujung pada timbulnya sarang dan sumber
penyakit. Selain itu tumpukan kulit durian yang sulit terdegradasi tersebut
akan membuat pemandangan yang tidak sedap untuk mata kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa deksripsi tanaman durian ?
2. Bagaimana pemnafaatan limbah kulit durian sebagai pengawet alami
melalui teknologi pirolisis ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui deksripsi tanaman durian
2. Untuk mengetahui pemanfaatan limbah kulit durian sebagai pengawet
alami melalui teknologi pirolisis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kulit Durian
Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia
Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari
ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga
menyerupai duri. Sebutan populernya adalah "raja dari segala buah" (King of
Fruit). Durian adalah buah yang kontroversial, meskipun banyak orang yang
menyukainya, tetapi sebagian yang lain malah muak dengan aromanya.
Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama durian
bukanlah spesies tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari margaDurio.
[1]
Namun, yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya
adalah Durio zibethinus. Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan
kadang kala ditemukan di pasar tempatan di Asia Tenggara di antaranya
adalah lai (D. kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian kura-kura atau
kekura (D. graveolens), serta lahung(D. dulcis). Untuk selanjutnya, uraian di
bawah ini mengacu kepada D. zibethinus.
Penyebaran
Pusat keanekaragaman durian adalah Pulau Kalimantan. Daerah-
daerah sekitarnya juga memilki beberapa plasma nutfah durian, seperti
Mindanao, Sumatra, dan Semenanjung Malaya meskipun tidak semelimpah
Kalimantan. Meskipun demikian, pengekspor utama durian adalah Thailand,
yang mampu mengembangkan kultivar dengan mutu tinggi dan sistem
budidaya yang baik. Tempat lain yang membudidayakan durian dengan
orientasi ekspor adalah Mindanao di Filipina, Queensland di Australia,
Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan Sri Lanka.
Di Filipina, pusat penghasil durian adalah di daerah Davao di
Pulau Mindanao. Festival Kadayawan merupakan perayaan tahunan untuk
durian di Davao City.
Pemerian morfologi
Pohon tahunan, hijau abadi (pengguguran daun tidak tergantung
musim) tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun baru
(periode flushing atau peronaan) yang terjadi setelah masa berbuah selesai.
Tumbuh tinggi dapat mencapai ketinggian 25–50 m tergantung
spesiesnya, pohon durian sering memiliki banir (akar papan). Pepagan (kulit
batang) berwarna coklat kemerahan, mengelupas tak
beraturan. Tajuknya rindang dan renggang.
Daun berbentuk jorong hingga lanset, 10-15(-17) cm × 3-4,5(-12,5)
cm; terletak berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung
lancip melandai; sisi atas berwarna hijau terang, sisi bawah tertutup sisik-sisik
berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu bintang.
Bunga (juga buahnya) muncul langsung dari batang (cauliflorous)
atau cabang-cabang yang tua di bagian pangkal (proximal), berkelompok
dalam karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup
bunganya membulat, sekitar 2 cm diameternya, bertangkai panjang. Kelopak
bunga bentuk tabung sepanjang lk. 3 cm, daun kelopak tambahan terpecah
menjadi 2-3 cuping berbentuk bundar telur. Mahkota bentuk sudip, kira-kira
2× panjang kelopak, berjumlah 5 helai, keputih-putihan. Benang
sarinya banyak, terbagi ke dalam 5 berkas; kepala putiknya membentuk
bongkol, dengan tangkai yang berbulu.[4] Bunga muncul dari kuncup dorman,
mekar pada sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Pada siang hari
bunga menutup. Bunga ini menyebarkan aroma wangi yang berasal
dari kelenjar nektar di bagian pangkalnya untuk menarik
perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya.[5] Kajian di Malaysia pada
tahun 1970-an menunjukkan bahwa penyerbuk durian adalah
kelelawar Eonycteris spelaea. Penelitian tahun 1996 lebih jauh menunjukkan
bahwa hewan lain, seperti burung madu Nectariniidae dan lebah turut serta
dalam penyerbukan tiga kerabat durian lainnya
Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat
telur hingga lonjong, dengan panjang hingga 25 cm dan diameter hingga
20 cm.[4]Kulit buahnya tebal, permukaannya bersudut tajam ("berduri", karena
itu disebut "durian", walaupun ini bukan duri dalam pengertian botani),
berwarna hijau kekuning-kuningan, kecoklatan, hingga keabu-abuan.
Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan
untuk pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi persaingan antarbuah pada
satu kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai
kemasakan, dan sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri apabila masak. Pada
umumnya berat buah durian dapat mencapai 1,5 hingga 5 kilogram,
sehingga kebundurian menjadi kawasan yang berbahaya pada masa musim
durian. Apabila jatuh di atas kepala seseorang, buah durian dapat
menyebabkan cedera berat atau bahkan kematian.
Setiap buah memiliki lima ruang (awam menyebutnya "kamar"), yang
menunjukkan banyaknya daun buah yang dimiliki. Masing-masing ruangan
terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih, lonjong hingga 4 cm
panjangnya, dan berwarna merah muda kecoklatan mengkilap. Biji terbungkus
oleh arilus (salut biji, yang biasa disebut sebagai "daging buah" durian)
berwarna putih hingga kuning terang dengan ketebalan yang bervariasi, tetapi
pada kultivar unggul ketebalan arilus ini dapat mencapai 3 cm. Biji dengan
salut biji dalam perdagangan disebut ponggè. Pemuliaan durian diarahkan
untuk menghasilkan biji yang kecil dengan salut biji yang tebal, karena salut
biji inilah bagian yang dimakan. Beberapa varietas unggul menghasilkan buah
dengan biji yang tidak berkembang namun dengan salut biji tebal (disebut
"sukun")
energi sebanyak 520 kkal dalam 100 gram buahnya. Tak hanya itu
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kekurangan, oleh
karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA