Anda di halaman 1dari 12

BAB 3

KAITAN ANTARA KEMISKINAN, INDUSTRIALISASI DAN


PENGAMBILAN SUMBER DAYA ALAM
A. Pandangan Manusia dalam Ruang dan Waktu
Sebagian besar teori pertumbuhan ekonomi pada mulanya memusatkan perhatian pada
hubungan antara produksi atau output dengan faktor produksi capital dan tenaga kerja. Tetapi
akhir-akhir ini mulai terasa perlunya melihat peranan sumber daya alam dalam hubungannya
dengan pertumbuhan ekonomi.
Kelompok Roma (D.H. Meadows, dkk, The limits to Growth, New American Library,
1972) sudah merasa khawatir apakah penduduk yang semakin besar jumlahnya di planet bumi ini
akan dapat dipenuhi kebutuhannya dengan sumberdaya alam yang semakin terbatas adanya.
Lebih-lebih lagi setelah di ketemukan adanya hubungan terbalik antara pertumbuhan ekonomi
dan sumberdaya alam. Semakin pesat pertumbuhan ekonomi, semakin sedikit sumberdaya alam
yang tersedia di bumi ini. Apakah tersedianya sumberdaya alam itu tidakmembatasi pertumbuhan
ekonomi lebih lanjut?
Selanjutnya kelompok Roma juga mengajak kita untuk menyadari dan sudi berpandangan
jauh ke depan serta tidak berpandangan sempit. Artinya tidak hanya mementingkan diri sendiri,
tetapi lebih luas bahkan memikirkan dunia ini sebagai satu kesatuan. Demikian juga kita perlu
memikirkan keadaan kita sendiri, negara dan bangsa, bahkan dunia ini, tidak hanya untuk hari ini
dan esok, tetapi lebih dari itu yaitu 10 tahun atau bahkan 100 tahun yang akan datang.
Keadaan saat ini hamper seluruh manusia di bumi ini mempunyai pandangan yang sempit
dan pendek baik dalam lingkup waktu dan ruangan dan hanya sedikit yang berpandangan luas
dan panjang. Keadaan ini digambarkan dalam gambar 1.
Gambar 1 menunjukkan bahwa sumbu horizontal sebagai waktu dalam tahun dan sumbu vertical
sebagai ruang. Semakin jauh dari titik (0), semakin lama waktu yang dipakai sebagai
pertimbangan pengambilan keputusan, misalnya tahun ini, tahun depan, 30 tahun yang akan
datang. Sedangkan sumbu vertikal menunjukkan ruang. Semakin jauh dari sumbu nol (0),
semakin luas ruang lingkup pemikiran guna mengambil keputusan misalnya R1 = lingkungan

keluarga sendiri, R2 = Lingkungan Kelurahan, R3 = Lingkungan Kabupaten, R4 = Lingkungan


provinsi dan R5 = Lingkungan negara, dan seterusnya.
Dalam gambar, para individu diwakili oleh titik-titik dan tampak bahwa banyak individu
yang berpikiran sempit dari segi ruang yaitu terutama membuat pertimbangan untuk diri sendiri
dan lingkungan sendiri dan juga pendek dari segi waktu yaitu terutama untuk hari ini dan besok
pagi dan paling lama tahun depan. Sebagai akibat dari sempit dan pendeknya kerangka pemikiran
para pribadi dalam masyarakat, maka akan ada kecenderungan untuk menguras sumberdaya alam
dan sumberdaya alam tersebut akan cepat menjadi habis. Hal yang perlu di pertanyakan adalah
mengapa manusia pada umumnya berfikiran sempit dan pendek?
Untuk menjawab pertanyaan ini perlu diadakan penelitian yang seksama. Namun untuk
sementara dapat diajukan suatu jawaban (sebagai hipotesis) ialah bahwa semakin miskin
seseorang maka akan cenderung semakin pendek dan sempit dalam mempertimbangkan
keputusan yang diambilnya. Dengan kata lain dengan kemiskinannya, seseorang cenderung untuk
memikirkan pemenuhan kebutuhannya yang paling mendesak dan untuk kebutuhan hidupnya
sendiri. Semakin tinggi tingkat pendapatannya akan semakin longgarlah ruang geraknya untuk
mengambil keputusan baik untuk jangka waktu yang lebih lama maupun untuk kebutuhan banyak
orang diluar dirinya. Di sisi lain dapat ditarik pula suatu hipotesis yang masih harus di uji
kebenarannya yaitu bahwa justru golongan kaya yang mampu menguras sumberdaya alam karena
kerakusannya dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan usaha yang maksimal.
B. Hubungan antara Penduduk, Industri dan Sumberdaya Alam
Seperti yang telah diuraikan sumberdaya alam merupakan salah satu masukan yang
penting dalam kegiatan produksi apa saja baik di sektor industri (pabrik), di sektor pertanian,
maupun di sektor jasa. Semua kegiatan di ketiga sektor itu memberikan hasil (output) berupa
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan kata lain sumberdaya alam harus
digali guna memenuhi kebutuhan manusia. Semakin banyak jumlah penduduk, lebih-lebih
disertai dengan peningkatan dalam taraf hidup yang tercermin pada peningkatan pendapatan
perkapita, akan dituntut semakin banyak barang dan jasa yang harus disediakan dan pada
gilirannya akan digali atau dipakai lebih banyak sumberdaya alam.

Di sisi lain kegiatan produksi yang semakin meningkat di samping menghasilkan alat
pemuas kebutuhan yang lebih banyak berupa barang dan jasa juga menghasilkan adanya
pencemaran lingkungan (polusi). Pencemaran lingkungan ini mempunyai dampak negatif
terhadap kesehatan manusia sehingga akan berarti menekan kesejahteraan hidup manusia.
Pencemaran karena kegiatan produksi lewat industri perpabrikan maupun pertanian terutama
sekali akan terasa pada tanah, udara dan air (TUA). Dengan semakin memburuknya kualitas TUA
itu, maka semakin tinggi biaya penanggulangannya dan semakin beratlah pencapaian tujuan
pembangunan suatu bangsa untuk hidup lebih baik secara materiil dan lebih lama di dunia ini.
Perlu diketahui pula bahwa antara berbagai sektor kegiatan itu terdapat hubungan timbal
balik, di mana sektor industri menggunakan hasil produksi sektor pertanian sebagai masukan dan
sebaliknya banyak hasil produksi sektor pertanian menggunakan hasil produksi sektor industri
sebagai masukan, demikian pula dalam hubungannya dengan sektor jasa. Jadi ada saling
ketergantungan di antara berbagai kegiatan produksi dalam perekonomian (lihat gambar 2).
Dari gambar 2 itu tampak ada 3 bidang kegiatan atau sektor usaha yaitu sektor industri, pertanian
dan jasa yang masing-masing mempunyai hubungan input-output demi kelangsungan produksi di
masing-masing sektor usaha tersebut
Dalam kegiatannya masing-masing sektor memerlukan berbagai faktor produksi yang
berupa kapital, tenaga kerja, skill, teknologi dan barang suberdaya alam. Barang sumberdaya
inilah yang harus disediakan oleh alam untuk mengambilnya dari alam harus ada perusahaan
yang bekerja di bidang tersebut yang juga memerlukan input dari perusahaan lain atau sektor
kegiatan lain. Dengan pengambilan yang terus menerus guna menjamin lancarnya kegiatan
produksi, maka tersedianya sumberdaya alam di bumi akan semakin menipis bila tidak ada
penambahan alamiah terhadap persediaan sumberdaya alam tersebut. Menipisnya persediaan
sumberdaya alam ini akan berarti dapat menekan kesejahteraan hidup manusia.
Selanjutnya setiap sektor usaha pasti menghasilkan barang dan jasa demi pemenuhan
kebutuhan hidup manusia. Semakin tinggi jumlah produksi barang dan jasa dalam perekonomian,
akan semakin tinggi pula derajat kesehatan penduduk dalam perekonomian tersebut. Di sisi lain,
peningkatan kegiatan di masing-masing sektor usaha akan menghasilkan pencemaran lingkungan
yang mempunyai dampak negatif terhadap kesejahteraan manusia. Masalahnya sekarang adalah
bagaimana tetap mempertahankan produksi barang dan jasa yang tinggi, namun menekan
pencemaran lingkungan dan menipisnya persediaan sumberdaya alam.

Ada dua hal penting yang dapat di kemukakan dalam kaitannya dengan penggunaan
sumberdaya alam yaitu apakah sumberdaya alam itu membatasi pertumbuhan ekonomi dan
berapakah tingkat penggunaan sumberdaya alam yang optimal. Pertanyaan yang pertama
berhubungan dengan berapa cepat sumberdaya alam itu dimanfaakan/dihabiskan dan bagaimana
akibatnya bila terdapat kekurangan sumberdaya alam tersebut terhadap perkembangan sektor
industri, pertanian maupun jasa. Sesungguhnya memang tidak mudah untuk mengatakan apakah
pengambilan sumberdaya alam kita selama ini terlalu cepat atau terlalu lamban. Kesulitan ini
dapat dimengerti karena adanya kesulitan dalam memahami berapa banyak jumlah persediaan
yang dipunyai oleh suatu masyarakat atau bangsa dan berapa besar kebutuhan akan sumberdaya
alam itu harus di penuhi, di samping tidak adanya kepastian periode waktu bagi pemanfaatan
sumberdaya alam tersebut sebaik mungkin dan selama mungkin, jadi masalahnya adalah
bagaimana mendistribusikan sumberdaya alam itu antar waktu sedemikian rupa sehingga
kelestariannya tetap terjamin dan dicapai pemanfaatan yang maksimal.
Pertanyaan kedua lebih bersifat teoritis yaitu bagaimana seharusnya sumberdaya alam itu
dimanfaatkan guna menjamin kelangsungan pertumbuhan ekonomi.
Ramalan yang mungkin paling pesimistis mengenai masa depan masyarakat industri
adalah komitmen yang berlanjut terhadap pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang
mengakibatkan rusaknya ekologi yang penting bagi kehidupan manusia. Seperti telah disinggung
di muka, masyarakat industri dapat hancur dan kualitas kehidupan akan merosot apabila terjadi
kelebihan penduduk, pencemaran lingkungan, dan terkurasnya sumberdaya alam. Hal tersebut
terjadi karena melajunya pertumbuhan ekonomi yang cenderung menguras sumberdaya alam
yang tak pulih seperti energi minyak dan pencemaran lingkungan yang tak dapat diobati lagi,
khususnya terhadap udara dan air. Namun di sisi lain ada pendapat yang menentang pernyataan
bahwa masyarakat industri akan merusak lingkungannya sendiri, karena adanya perkembangan
teknologi yang dimungkinkan oleh perkembangan dari masyarakat industri itu sendiri dengan
cara menciptakan teknik pemanfaatan sumberdaya energi baru dan teknik pencegahan
pencemaran terhadap TUA.
Bagi para pencinta lingkungan (environmentalist) satu satunya jalan untuk
menyelamatkan dunia ini dari kehancuran adalah hanya dengan menekan laju pertumbuhan
ekonomi. Sedangkan bagi mereka yang mendukung pertumbuhan ekonomi demi peningkatan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang (growthist), berpendapat bahwa gerakan menuju

pada perekonomian yang mapan (steady state economy) justru akan menghambat investasi dalam
bidang perkembangan teknologi yang diperlukan untuk memecahkan masalah lingkungan.
Kelompok environmentalist menekankan bahwa pencemaran lingkungan dan jonsumsi
sumberdaya alam yang tidak pulih berkembang secara eksponensial yaitu bahwa pertumbuhan itu
sendiri berkembang dengan laju yang semakin cepat seperti tampak pada gambar 3.
Kurva eksponensial menunjukkan pertumbuhan konsumsi yang mula-mula lamban, tetapi setelah
waktu tertentu meningkat dengan cepatnya.
Kelompok Roma dengan menggunakan model matematis menunjukkan saling
ketergantungan di antara lima faktor yang utama yang menentukan laju pertumbuhan dan batas
pertumbuhan ekonomi di dunia ini. Faktor-faktor tersebut adalah penduduk, produksi pertanian,
sumberdaya alam, produksi industri pengolahan dan pencemaran lingkungan. Beberapa
kesimpulan dari studi kelompok Roma itu adalah sebagai berikut:
1. Bila kecenderungan pertumbuhan jumlah penduduk dunia, industrialisasi, pencemaran,
produksi pangan, dan pengambilan sumberdaya alam tetap seperti pada saat ini, batas
pertumbuhan di bumi ini akan tercapai dalam waktu kira-kira 100tahun lagi. Akibat yang
timbul dari tercapainya batas pertumbuhan itu ialah jumlah penduduk akan berkurang secara
drastis demikian pula kapasitas sektor industri.
2. Ada kemungkinan untuk mengubah kecenderungan pertumbuhan dan menciptakan keadaan
ekologi dan ekonomi yang stabil di masa datang. Keseimbangan secara global di dunia ini
dapat direkayasa sehingga kebutuhan setiap orang di dunia ini dapat dipuaskan dan setiap
orang memiliki kesempatan yang sama untuk merealisasikan

potensi-potensi yang

dimilikinya.
3. Bila penduduk dunia mengambil keputusan untuk berjuang merealisasikan keadaan pada butir
(2), semakin cepat mereka mulai, semakin cepat pula kemungkinan berhasilnya.
Dari faktor-faktor di atas tampaknya penduduk merupakan faktor yang justru lebih serius
di sektor pertanian dibanding sektor di luar pertanian. Seperti telah dikemukakan bahwa
pertumbuhan jumlah penduduk justru mendorong usaha pertumbuhan ekonomi, sebab kalau tidak
ada pertumbuhan ekonomi niscaya standar hidup manusia pasti semakin merosot. Demikian pula
pencemaran lingkungan bukan saja merupakan hasil dari limbah industri, tetapi juga merupakan
akibat dari kepadatan jumlah penduduk.

Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi di negara-negara yang sedang berkembang


merupakan akibat dari penurunan tingkat kematian dan masih tetap tingginya tingkat kelahiran
dan ini terjadi terutama di luar sektor industri. Tingkat kelahiran di negara-negara industri jelas
menurun dan bahkan kalau kecenderungan ini berlangsung terus akan dapat terjadi keadaan
penduduk yang stasioner atau bahkan semakin kecil jumlahnya; seperti yang dialami oleh
Swedia, Denmark, Jerman, Austria, Hongaria yang dperkirakan akan dapat mencapai
pertumbuhan penduduk nol (Zero Population Growth = ZPG) pada pertengahan abad ke 21.
Menurunnya tingkat kelahiran di beberapa negara, jelas disebabkan karena perbaikan taraf
hidup dan pendidikan serta efektifitas program keluarga berencana seperti di Indonesia. Dalam
masyarakat industri jumlah keluarga cenderung diperkecil karena kebutuhan, banyak penundaan
perkawinan, dan bahkan semakin besar jumlah penduduk yang tidak menikah. Memang untuk
sampai kepada masyarakat industri, negara-negara yang masih bersifat agraris akan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Pembangunan ekonomi khususnya untuk negara-negara
tersebut, yang seringkali kemiskinan itu usaha-usaha menekan pertumbuhan jumlah penduduk
adalah vital dalam rangka mengurangi pencemaran lingkungan maupun pengurasan sumberdaya
alam.
C. Pengambilan Sumberdaya Alam dalam Masyarakat Industri
Banyak sumberdaya alam yang diperlukan oleh masyarakat industri yang sudah hampir
habis dalam arti bahwa tingkat pengunaan sekarang terlalu tinggi dalam kaitannya dengan jumlah
persediaan sumberdaya alam yang diketahui. Semua pihak menyetujui pernyataan ini, namun ada
perbedaan pendapat mengenai implikasi kebijakan dan cara penanggulangan masalah yang
ditimbulkannya.
Bagi mereka yang mendukung pertumbuhan ekonomi, masalah kekurangan sumberdaya
alam hanya sementara sifatnya karena masalah tersebut dapat diatasi dengan kemajuan teknologi
yang dikaitkan dengan penemuan baru, eksplorasi, pengambilan baru, dan pengolahan
sumberdaya alam. Maka dari itu kekurangan sumberdaya alam dalam arti absolut jarang terjadi.
Apabila barang sumberdaya alam sudah mulai berkurang adanya, maka harganya mulai
meningkat dan ini mendorong adanya eksplorasi untuk menemukan sumberdaya alam baru atau
persediaan baru bagi sumberdaya alam yang sudah di ketemukan sebelumnya. Hal ini akan
mendorong diciptakannya teknologi baru dan diusahakannya barang sumberdaya pengganti yang

lebih murah harganya. Dengan kata lain kelompok ini sangat yakin terhadap perkembangan
teknologi asal cukup banyak dana penelitian yang disediakan, untuk memecahkan kesulitan
dalam terbatasnya persediaan sumberdaya alam. Dibelakang pemikiran ini terdapat anggapan
bahwa peningkatan tersedianya sumberdaya alam dan pengambilannya adalah sangat diperlukan
guna berlangsungnya pertumbuhan ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi sangat diperlukan untuk
memperbaiki taraf hidup manusia di bumi ini.
Di sisi lain para environmentalist menyatakan bahwa permintaan terhadap sumberdaya
alam meningkat secara eksponensial, dan cara pemecahan yang telah ditempuh dan berhasil di
masa lampau, tidak lagi dapat dipercaya untuk masa yang akan datang. Demikian pula ada
diminishing returns dalam teknologi, karena sumberdaya alam yang tersedia semakin langka
maka energi yang diperlukan untuk menemukan dan mengambilnya menjadi semakin besar.
Disamping itu banyak cara yang dipakai untuk menanggulangi kekurangan sumberdaya alam
tersebut akan menimbulkan pencemaran lingkungan.
Apakah masalah pengambilan sumberdaya alam itu bersifat temporer ataupun permanen,
tetapi yang jelas adalah bahwa persoalan itu ada dan sesungguhnya hanya ada tiga kemungkinan
cara pemecahannya :
1. Cara yang pertama adalah meningkatkan tersedianya sumberdaya alam pada laju yang paling
tidak sama dengan laju penggunaan sumberdaya alam. Kebijakan yang sekarang ini ditempuh
dalam kebanyakan negara industri diarahkan untuk meningkatkan tersedianya sumberdaya
alam seperti mengintensifkan penelitian sumber-sumber minyak dan gas baru.
2. Cara kedua adalah meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam yang sekarang ini
sudah kita kuasai dan kita ketahui persediaanya. Kita harus menggunakan technical fix
yaitu pemecahan masalah yang secara teknis dan ekonomis layak atas

dasar standar saat ini

dan tidak memerlukan perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang berarti. Sebagai
misal adalah diciptakannya mobil-mobil model baru yang hemat bahan bakar.
3. Cara ketiga adalah berupa penekanan permintaan terhadap sumberdaya alam. Sebagai contoh
dari cara ini adalah penggunaan kendaraan angkutan umum untuk menggantikan kendaraankendaraan pribadi. Cara yang ketiga ini

menghendaki adanya perubahan cara hidup atau

gaya hidup para pribadi dalam masyarakat.


Ketiga cara diatas sebaiknya digunakan secara bersamaan. Beberapa tindakan konservasi
sumberdaya alam dapat digunakan bersama-sama dengan tindakan untuk menemukan
sumberdaya alam baru guna menunjang pertumbuhan permintaan akan sumberdaya alam.

Permintaan terhadap sumberdaya energi dan sumberdaya lain meningkat terus dengan cepat, dan
semakin lama kita menunggu kapan akan dilaksanakan kebijakan konservasi maka akan semakin
sulit usaha konservasi itu dapat dilaksanakan. Demikian pula semakin banyak teknologi yang
dikaitkan dengan usaha peningkatan pertumbuhan ekonomi, semakin sedikit macam teknologi
tepat guna yang diarahkan untuk pertumbuhan ekonomi yang pantas (tidak terlalu cepat). Ketika
sumberdaya alam yang tak pulih (minyak) habis, maka apapun cara pemecahan yang dipakai
akan sulit untuk berhasil.
D. Sumberdaya Alam dan Pencemaran dalam Masyarakat Industri
Memburuknya lingkungan dan terkurasnya sumberdaya alam sangat dipengaruhi oleh
perkembangan sektor industri. Sebagai misal pengurasan sumberdaya energi sangat dipengaruhi
oleh pertumbuhan ekonomi, kemudian dengan semakin cepatnya pertumbuhan ekonomi akan
mempercepat pengurasan sumberdaya tersebut. Proses ini akan menghambat pertumbuhan
ekonomi lebih lanjut. Jadi karena sumber daya alam tersebut dibutuhkan untuk pembangunan,
suatu kekurangan dalam sumberdaya energi memperlambat pertumbuhan ekonomi baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Secara langsung misalnya, dengan tidak tersedianya
sumberdaya energi, dan tidak langsung misalnya, dengan adanya kenaikan harga barang
sumberdaya tersebut sehingga menghambat penambahan kapital yang diperlukan untuk perbaikan
teknik produksi.
Apakah pencemaran lingkungan dan pengurasan sumberdaya alam selalu terjadi dalam
masyarakat industri? Bila memang demikian, maka :
1. Mungkin tidak ada cara untuk menghindari pencemaran dan pengurasan

sumberdaya

alam kalau tingkat perkembangan ekonomi tertentu harus dicapai.


2. Perubahan ssial yang cepat dan struktur masyarakat yang kompleks akan tidak
memungkinkan untuk menemukan dan melaksanakan pemecahan terhadap masalah tersebut.
Ancaman terhadap ekosistem dunia disebabkan oleh adanya negara industri, terutama
negara industri maju seperti Amerika Serikat. Mobil merupakan sumber yang utama dari
pencemaran udara di Amerika Serikat karena banyaknya jumlah mobil, dan ini adalah sebagai
akibat dari kemakmuran yang diciptakan oleh negara tersebut sebagai hasil industrialisasi.
Industri pengolahan dan pabrik-pabrik pembangkit listrik yang dibutuhkan oleh masyarakat

industri secara langsung bertanggung jawab terhadap pencemaran lingkungan dan air. Industri
adalah penyebab yang kedua setelah mobil dalam mencemari lingkunga di Amerika Serikat,
sedangkan industri merupakan sumber pencemaran lingkungan utama di Uni Soviet maupun
negara lain yang memiliki lebih sedikit jumlah kendaraan bermotor. Namun bukan berarti
masalah pencamaran lingkungan hanya ada dalam kehidupan masyarakat industri.
Ada yang mengatakan bahwa memburuknya lingkungan bukan merupakan akibat dari
industrialisasi melainkan karena kapitalisme dalam industrialisasi tersebut. Pemilikian swasta
terhadap alat-alat produksi, perekonomian pasar, dan motif mencari laba, telah menyebabkan
perekonomian terikat pada tujuan demi untuk pertumbuhan ekonomi, sehingga perusahaanperusahaan kecil akan lenyap bila tidak bekerja efisien. Target pertumbuhan seringkali
mengabaikan dampak negatif yang merusak lingkungan asalkan banyak barang baru dapat
diciptakan, dan mungkin sekali tidak mempertimbangkan apakah sumberdaya alam itu dapat
diperbaharui atau tidak. Argumen tersebut menyimpulkan bahwa pereknomian kapitalis
memerlukan pertumbuhan agar dapat hidup, tetapi di sisi lain pertumbuhan itu memerlukan
pengorbanan lingkungan. Di pihak lain ada sistem ekonomi sosialis yang lebih menempatkan
keadilan dan demokrasi diatas pertumbuhan ekonomi. Sayangnya untuk menerima pernyataan
bahwa hanya masyarkat kapitalis dan bukan sosialis yang mengalami pencemaran lingkungan
tidaklah mudah, karena memang sulit untuk menemukan contohnya. Uni Soviet yang merupakan
negara industri dan sekaligus sebagai negara bukan kapitalis, mengalami permasalahan yang
sama dan juga menekankan adanya pertumbuhan.
Sebagai suatu kesimpulan adalah bahwa ada hubungan yang jelas antara industrialisasi
dan memburuknya lingkungan serta berkurangnya sumberdaya alam, walaupun pada derajat yang
berbeda-beda. Hubungan antara industrialisasi dan lingkungan serta pengurasan sumberdaya
alam berkembang secara eksponensial dan ada bahaya yang nyata bahwa akan ada saat di mana
kegiatan harus jalan terus dan akan membawa kepada kehancuran dari cara kehidupan industri itu
sendiri. Pemecahannya apabila dengan terus meningkatkan pertumbuhan dan kemajuan teknik
untuk mengatasi masalah tersebut, maka rasanya tidak ada masalah dalam masyarakat industri,
tetapi bila yang ditempuh adalah tanpa pertumbuhan, maka kita akan membawa masyarakat
kembali ke jaman tradisional dengan kehidupan sederhana.
E. Pembangunan dan Lingkungan Hidup di Indonesia

Pada tahun 1982, Undang-undang Lingkungan Hidup untuk Indonesia dipersiapkan. Salah
satu alsannya adalah untuk mempertahankan keseimbangan antara kelestarian lingkungan dengan
pembangunan yang sedang dilaksanakan. Maksudnya adalah pengembangan industri di suatu
wilayah perlu memperhatikan lingkungan. Jangan sampai terjadi peningkatan kegiatan ekonomi
melalui industrialisasi namun sektor pertanian atau kehutanan menjadi rusak dan lingkungan
pengembangan industri jangan hanya membuahkan manfaat yang temporer saja tanpa
memperhatikan dampak negatif dalam jangka panjang.
Sebaliknya yang diperlukan adalah manfaat yang berkelanjutan untuk kesejahteraan,
sehingga pengelolaan sumberdaya alam dalam kaitannya dengan pengelolaan lingkungan tidak
hanya mempertimbangkanmanfaat kekayaan alam itu dalam sesaat dengan keuntunga yang
sebesar-besarnya tetapi yang diperlukan adalah pengelolaan yang tepat demi kelestarian
pembangunan dalam jangka panjang.
Cara yang sering digunakan dalam pengelolaan lingkungan ini adalah dengan
menginternalisasikan eksternalitas negatif yang disebabkan oleh pembangunan ekonomi. Dalam
hal ini kita tidak menganut aliran ekonomi klasik maupun neo-klasik, yang menilai setiap harga
barang ditentukan oleh pasar. Dalam kedua aliran tersebut, barang-barang sumberdaya alam yang
tidak mempunyai harga seperti air, udara, sering tidak diperhitungkan dalam perhitungan
untung rugi. Karena tidak ada perhitungan inilah sering terjadi pencemaran, yang akhirnya
menjadi masalah yang luar biasa. Biaya yang akan dikeluarkan untuk menangani masalah seperti
ini akan sangat besar.
Oleh karena itu munculnya ekonomi lingkungan merupakan suatu tindakan yang sangat
tepat, sehingga ekonom yang dihasilkan pada gilirannya akan mengerti masalah pengembangan
sektor industri dengan tetap memperhitungkan kepentingan lingkungan.
Suatu contoh untuk keserasian guna pemeliharaan lingkungan dan pembangunan apabila
kita mengadakan intervensi terhadap alam, misalnya pembuatan waduk, terlebih dahulu harus
kita perhatikan dampak positif dan negatifnya. Untuk itulah dikembangkan ANDAL (Analisa
Dampak Lingkungan). ANDAL merupakan suatu instrumen yang memungkinkan untuk
melakukan pelestarian lingkungan yang serasi dan seimbang tersebut.
Sebagai contoh, dalam pembuatan kawasan industri terlebih dahulu harus dibuat ANDAL
nya. Kalau lingkungan industri tersebut memiliki dampak positif yang lebih besar dibanding
dengan dampak negatifnya terhadap lingkungan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat maka

proyek tersebut bisa diteruskan. Tetapi bila lebih besar dampak negatifnya, maka lokasi tersebut
harus dipindahkan.
Selain itu ada pula SEMDAL (Studi Evaluasi Mengenai Dampak Lingkungan). Ini adalah
instrumen yang dapat dipergunakan untuk mengukur dampak yang telah terjadi dan tindakan
yang harus dilakukan untuk menanggulangi dampak tersebut.
Dua instrumen tersebut merupakan kelanjutan dari UULH yang dapat digunakan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya secara tangguh. Instrumen tersebut kini sudah jadi.
AMDAL merupakan keputusan menteri KLH, PP No. 29/86 dan keluarnya atas dasar UULH
pasal 16 yang mengatakan: Mengharuskan adanya PP tentang hal ini. Dalam PP ini diatur
adanya pedoman-pedoman, maka keluarlah keputusan-keputusan menteri KLH No. 50/87
mengenai ANDAL dan No. 51 mengenai SEMDAL.
Sering terjadi banyak pihak yang kurang memahami tentang lingkungan. Misalnya para
kontraktor mengadakan penggalian pasir di sekitar jembatan, padahal jelas penggalian di sekitar
jembatan itu akan mengakibatkan erosi di sekitar pondasi jembatan. Ini jelas sangat
membahayakan. Namun hal ini juga sering dilakukan bukan hanya oleh para kontraktor, tetapi
juga oleh instansi yang memberi izin, yang tidak mengetahui bahwa daerah yang akan digali
adalah daerah yang terlarang, sehingga apabila penggalian telah dlaksanakan akan terjadi
kelongsoran dan erosi.
Untuk itu dianjurkan agar para pemberi izin bekerja sama dengan Departemen Geologi
yang mengetahui daerah mana yang boleh di tambang, sehingga memberi manfaat.
Terdapat pemikiran yang keliru dalam masyarakat bahwa pekarangan yang disemen akan
menampakkan modernisasi, padahal ini justru menampakkan ketidak mengertiannya terhadap
lingkungan. Karena pada akhirnya tanah tidak mampu menyerap air, sehingga cadangan air tanah
akan berkurang, karena air akan langsung mengalir ke sungai. Di pedesaan kini diadakan
program pagarisasi desa dengan tembok. Padahal yang baik adalah pagarisasi dengan tanaman,
karena dengan cara ini akan mempertahankan sirkulasi O2.
Kalau dibandingkan dengan negara yang sedag berkembang lainnya, kita belum terlambat
dalam menetapkan UULH. Perencanaan kita bukan sekedar untuk waktu sekarang, tetapi untuk
jangka panjang atau masa yang akan datang dengan memperhatikan lingkungan hidup.
Kelestarian sumberdaya alam akan dapat dipertahankan, karena kita melihat sebagian
besar masyarakat masih sadar akan lingkungan alam sekitarnya. Dalam peringatan-peringatan

tertentu sering kita menjumpai penanaman pohon, baik di kantor, sekolah maupun instansi.
Melalui lembaga-lembaga swadaya masyarakat kini mulai dikembangkan pengertian tentang
pentingnya lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai