Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KAITAN ANTARA KEMISKINA, INDUSTRIALISASI DAN PENGAMBILAN


SUMBER DAYA ALAM

ASDI BEHAR TAMU AMA


NIM : 2420037

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN WIRA WACANA SUMBA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena anugerahnya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini, penulis juga sampaikan terima kasih pada dosen
pengampu matakulih EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN dan pada
pihak tempat penulis ambil referensi.
Makalah ini membahas tentang KAITAN ANTARA KEMISKINAN, INDUSTRI DAN
PENGAMBILAN SUMBER DAYA ALAM. Oleh karena itu penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat kepada masyarakat luas dan bagi pelajar untuk menambah pengetahuan dan
referensi. Dalam pembahasan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekuranagan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Cover ..............................................................................................................................
Kata pengantar................................................................................................................
Bab I Pendahuluan..........................................................................................................
1.1 latar belakang ...........................................................................................................
1.2 perumusan masalah...................................................................................................
Bab II Pembahasan.........................................................................................................
2.1 Pandangan manusia dalam ruang dan waktu ...........................................................
2.2 Hubungan antara penduduk industri dan sumber daya alam....................................
2.3 Pengambilan sumber daya alam dalam masyarakat industri....................................
2.4 Sumber daya alam dan pencemaran dalam masyarakat industri..............................
Bab III Penutup...............................................................................................................
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................................
Daftar pustaka.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Pembangunan ekonomi adalah upaya untuk meningkatkan kualitas dan taraf hidup
masyarakat suatu daerah dilihat dari tingkat output perkapita. Pertumbuhan ekonomi
adalah salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah, sehingga setiap
daerah berusaha untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya.
Pelaksanaan pertumbuhan ekonomi membutuhkan berbagai input, salah satunya
adalah sumberdaya alam. Sehingga setiap pertumbuhan ekonomi yang dilakukan saat ini
sangat berpengaruh terhadap ketersediaan sumberdaya alam. Dengan adanya
pembangunan ekonomi, maka sumberdaya alam di bumi akan terus dikuras untuk
keperluan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia.
Pertumbuhan ekonomi disambut dengan baik oleh seluruh masyarakat karena
dengan adanya pertumbuhan ekonomi mereka merasakan kemudahan dan perkembangan
kemajuan kualitas hidup setiap manusia, sehingga pembangunan ekonomi dilakukan
dengan gencar.
Awal mulanya, pertumbuhan ekonomi ini dipusatkan kepada hubungan antara
produksi atau output dengan faktor produksi kapital dan tenaga kerja. Tetapi dewasa ini
mulai terasa perlunya melihat peranan sumberdaya alam dalam hubungannya dengan
pertumbuhan ekonomi, saat ini pembangunan ekonomi dilakukan secara gencar untuk
mengejar kemakmuran masyarakat, namun tanpa disadari pembangunan ekonomi yang
gencar ini menimbulkan berbagai efek negatif untuk jangka panjang yaitu polusi dan
perusakan lingkunan.

1.2 Perumusan masalah


Apakah kaitan antara kemiskinan, industrialisasi dan pengambilan keputusan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pandangan Manusia dalam Ruang dan Waktu


            Sebagian besar teori pertumbuhan ekonomi pada mulanya memusatkan perhatian
pada hubungan antara produksi atau output dengan faktor produksi capital dan tenaga kerja.
Tetapi akhir-akhir ini mulai terasa perlunya melihat peranan sumber daya alam dalam
hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi.
            Kelompok Roma (D.H. Meadows, dkk, The limits to Growth, New American Library,
1972) sudah merasa khawatir apakah penduduk yang semakin besar jumlahnya di planet
bumi ini akan dapat dipenuhi kebutuhannya dengan sumberdaya alam yang semakin terbatas
adanya. Lebih-lebih lagi setelah di ketemukan adanya hubungan terbalik antara pertumbuhan
ekonomi dan sumberdaya alam. Semakin pesat pertumbuhan ekonomi, semakin sedikit
sumberdaya alam yang tersedia di bumi ini. Apakah tersedianya sumberdaya alam itu
tidakmembatasi pertumbuhan ekonomi lebih lanjut?
            Selanjutnya kelompok Roma juga mengajak kita untuk menyadari dan sudi
berpandangan jauh ke depan serta tidak berpandangan sempit. Artinya tidak hanya
mementingkan diri sendiri, tetapi lebih luas bahkan memikirkan dunia ini sebagai satu
kesatuan. Demikian juga kita perlu memikirkan keadaan kita sendiri, negara dan bangsa,
bahkan dunia ini, tidak hanya untuk hari ini dan esok, tetapi lebih dari itu yaitu 10 tahun atau
bahkan 100 tahun yang akan datang.
  Sebagai akibat dari sempit dan pendeknya kerangka pemikiran para pribadi dalam
masyarakat, maka akan ada kecenderungan untuk menguras sumberdaya alam dan
sumberdaya alam tersebut akan cepat menjadi habis. Hal yang perlu di pertanyakan adalah
mengapa manusia pada umumnya berfikiran sempit dan pendek?
            Untuk menjawab pertanyaan ini perlu diadakan penelitian yang seksama. Namun
untuk sementara dapat diajukan suatu jawaban (sebagai hipotesis) ialah bahwa semakin
miskin seseorang maka akan cenderung semakin pendek dan sempit dalam
mempertimbangkan keputusan yang diambilnya. Dengan kata lain dengan kemiskinannya,
seseorang cenderung untuk memikirkan pemenuhan kebutuhannya yang paling mendesak dan
untuk kebutuhan hidupnya sendiri. Semakin tinggi tingkat pendapatannya akan semakin
longgarlah ruang geraknya untuk mengambil keputusan baik untuk jangka waktu yang lebih
lama maupun untuk kebutuhan banyak orang diluar dirinya. Di sisi lain dapat ditarik pula
suatu hipotesis yang masih harus di uji kebenarannya yaitu bahwa justru golongan kaya yang
mampu menguras sumberdaya alam karena kerakusannya dengan maksud untuk
mendapatkan keuntungan usaha yang maksimal.
B. Hubungan antara Penduduk, Industri dan Sumberdaya Alam.
            Seperti yang telah diuraikan sumberdaya alam merupakan salah satu masukan yang
penting dalam kegiatan produksi apa saja baik di sektor industri (pabrik), di sektor pertanian,
maupun di sektor jasa. Semua kegiatan di ketiga sektor itu memberikan hasil (output) berupa
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan kata lain sumberdaya alam
harus digali guna memenuhi kebutuhan manusia. Semakin banyak jumlah penduduk, lebih-
lebih disertai dengan peningkatan dalam taraf hidup yang tercermin pada peningkatan
pendapatan perkapita, akan dituntut semakin banyak barang dan jasa yang harus disediakan
dan pada gilirannya akan digali atau dipakai lebih banyak sumberdaya alam.
            Di sisi lain kegiatan produksi yang semakin meningkat di samping menghasilkan alat
pemuas kebutuhan yang lebih banyak berupa barang dan jasa juga menghasilkan adanya
pencemaran lingkungan (polusi). Pencemaran lingkungan ini mempunyai dampak negatif
terhadap kesehatan manusia sehingga akan berarti menekan kesejahteraan hidup manusia.
Pencemaran karena kegiatan produksi lewat industri perpabrikan maupun pertanian terutama
sekali akan terasa pada tanah, udara dan air (TUA). Dengan semakin memburuknya kualitas
TUA itu, maka semakin tinggi biaya penanggulangannya dan semakin beratlah pencapaian
tujuan pembangunan suatu bangsa untuk hidup lebih baik secara materiil dan lebih lama di
dunia ini.
            Perlu diketahui pula bahwa antara berbagai sektor kegiatan itu terdapat hubungan
timbal balik, di mana sektor industri menggunakan hasil produksi sektor pertanian sebagai
masukan dan sebaliknya banyak hasil produksi sektor pertanian menggunakan hasil produksi
sektor industri sebagai masukan, demikian pula dalam hubungannya dengan sektor jasa. Jadi
ada saling ketergantungan di antara berbagai kegiatan produksi dalam perekonomian
            Dalam kegiatannya masing-masing sektor memerlukan berbagai faktor produksi yang
berupa kapital, tenaga kerja, skill, teknologi dan barang suberdaya alam. Barang sumberdaya
inilah yang harus disediakan oleh alam untuk mengambilnya dari alam harus ada perusahaan
yang bekerja di bidang tersebut yang juga memerlukan input dari perusahaan lain atau sektor
kegiatan lain. Dengan pengambilan yang terus menerus guna menjamin lancarnya kegiatan
produksi, maka tersedianya sumberdaya alam di bumi akan semakin menipis bila tidak ada
penambahan alamiah terhadap persediaan sumberdaya alam tersebut. Menipisnya persediaan
sumberdaya alam ini akan berarti dapat menekan kesejahteraan hidup manusia.
            Selanjutnya setiap sektor usaha pasti menghasilkan barang dan jasa demi pemenuhan
kebutuhan hidup manusia. Semakin tinggi jumlah produksi barang dan jasa dalam
perekonomian, akan semakin tinggi pula derajat kesehatan penduduk dalam perekonomian
tersebut. Di sisi lain, peningkatan kegiatan di masing-masing sektor usaha akan menghasilkan
pencemaran lingkungan yang mempunyai dampak negatif terhadap kesejahteraan manusia.
Masalahnya sekarang adalah bagaimana tetap mempertahankan produksi barang dan jasa
yang tinggi, namun menekan pencemaran lingkungan dan menipisnya persediaan sumberdaya
alam.
            Ada dua hal penting yang dapat di kemukakan dalam kaitannya dengan penggunaan
sumberdaya alam yaitu apakah sumberdaya alam itu membatasi pertumbuhan ekonomi dan
berapakah tingkat penggunaan sumberdaya alam yang optimal. Pertanyaan yang pertama
berhubungan dengan berapa cepat sumberdaya alam itu dimanfaakan/dihabiskan dan
bagaimana akibatnya bila terdapat kekurangan sumberdaya alam tersebut terhadap
perkembangan sektor industri, pertanian maupun jasa. Sesungguhnya memang tidak mudah
untuk mengatakan apakah pengambilan sumberdaya alam kita selama ini terlalu cepat atau
terlalu lamban. Kesulitan ini dapat dimengerti karena adanya kesulitan dalam memahami
berapa banyak jumlah persediaan yang dipunyai oleh suatu masyarakat atau bangsa dan
berapa besar kebutuhan akan sumberdaya alam itu harus di penuhi, di samping tidak adanya
kepastian periode waktu bagi pemanfaatan sumberdaya alam tersebut sebaik mungkin dan
selama mungkin, jadi masalahnya adalah bagaimana mendistribusikan sumberdaya alam itu
antar waktu sedemikian rupa sehingga kelestariannya tetap terjamin dan dicapai pemanfaatan
yang maksimal.
            Pertanyaan kedua lebih bersifat teoritis yaitu bagaimana seharusnya sumberdaya alam
itu dimanfaatkan guna menjamin kelangsungan pertumbuhan ekonomi.
            Ramalan yang mungkin paling pesimistis mengenai masa depan masyarakat industri
adalah komitmen yang berlanjut terhadap pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang
mengakibatkan rusaknya ekologi yang penting bagi kehidupan manusia. Seperti telah
disinggung di muka, masyarakat industri dapat hancur dan kualitas kehidupan akan merosot
apabila terjadi kelebihan penduduk, pencemaran lingkungan, dan terkurasnya sumberdaya
alam. Hal tersebut terjadi karena melajunya pertumbuhan ekonomi yang cenderung menguras
sumberdaya alam yang tak pulih seperti energi minyak dan pencemaran lingkungan yang tak
dapat diobati lagi, khususnya terhadap udara dan air. Namun di sisi lain ada pendapat yang
menentang pernyataan bahwa masyarakat industri akan merusak lingkungannya sendiri,
karena adanya perkembangan teknologi yang dimungkinkan oleh perkembangan dari
masyarakat industri itu sendiri dengan cara menciptakan teknik pemanfaatan sumberdaya
energi baru dan teknik pencegahan pencemaran terhadap TUA.
            Kelompok Roma dengan menggunakan model matematis menunjukkan saling
ketergantungan di antara lima faktor yang utama yang menentukan laju pertumbuhan dan
batas pertumbuhan ekonomi di dunia ini. Faktor-faktor tersebut adalah penduduk, produksi
pertanian, sumberdaya alam, produksi industri pengolahan dan pencemaran lingkungan.
Beberapa kesimpulan dari studi kelompok Roma itu adalah sebagai berikut:
1.         Bila kecenderungan pertumbuhan jumlah penduduk dunia,
industrialisasi,   pencemaran,    produksi pangan, dan pengambilan sumberdaya alam tetap
seperti        pada saat ini, batas      pertumbuhan di bumi ini akan tercapai dalam waktu kira-
kira             100tahun lagi. Akibat             yang timbul dari tercapainya batas pertumbuhan itu
ialah             jumlah penduduk akan            berkurang secara drastis demikian pula kapasitas
sektor        industri.
2.         Ada kemungkinan untuk mengubah kecenderungan pertumbuhan
dan         menciptakan    keadaan ekologi dan ekonomi yang stabil di masa
datang.       Keseimbangan secara global   di dunia ini dapat direkayasa sehingga
kebutuhan       setiap orang di dunia ini dapat            dipuaskan dan setiap orang memiliki
kesempatan      yang sama untuk merealisasikan   potensi-potensi yang dimilikinya,
3.         Bila penduduk dunia mengambil keputusan untuk berjuang merealisasikan keadaan
pada butir (2), semakin cepat mereka mulai, semakin cepat
pula         kemungkinan   berhasilnya.
            Dari faktor-faktor di atas tampaknya penduduk merupakan faktor yang justru lebih
serius di sektor pertanian dibanding sektor di luar pertanian. Seperti telah dikemukakan
bahwa pertumbuhan jumlah penduduk justru mendorong usaha pertumbuhan ekonomi, sebab
kalau tidak ada pertumbuhan ekonomi niscaya standar hidup manusia pasti semakin merosot.
Demikian pula pencemaran lingkungan bukan saja merupakan hasil dari limbah industri,
tetapi juga merupakan akibat dari kepadatan jumlah penduduk.
 Menurunnya tingkat kelahiran di beberapa negara, jelas disebabkan karena perbaikan
taraf hidup dan pendidikan serta efektifitas program keluarga berencana seperti di Indonesia.
Dalam masyarakat industri jumlah keluarga cenderung diperkecil karena kebutuhan, banyak
penundaan perkawinan, dan bahkan semakin besar jumlah penduduk yang tidak menikah.
Memang untuk sampai kepada masyarakat industri, negara-negara yang masih bersifat agraris
akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Pembangunan ekonomi khususnya untuk
negara-negara tersebut, yang seringkali kemiskinan itu usaha-usaha menekan pertumbuhan
jumlah penduduk adalah vital dalam rangka mengurangi pencemaran lingkungan maupun
pengurasan sumberdaya alam.
C. Pengambilan Sumberdaya Alam dalam Masyarakat Industri
            Banyak sumberdaya alam yang diperlukan oleh masyarakat industri yang sudah
hampir habis dalam arti bahwa tingkat pengunaan sekarang terlalu tinggi dalam kaitannya
dengan jumlah persediaan sumberdaya alam yang diketahui. Semua pihak menyetujui
pernyataan ini, namun ada perbedaan pendapat mengenai implikasi kebijakan dan cara
penanggulangan masalah yang ditimbulkannya.
            Bagi mereka yang mendukung pertumbuhan ekonomi, masalah kekurangan
sumberdaya alam hanya sementara sifatnya karena masalah tersebut dapat diatasi dengan
kemajuan teknologi yang dikaitkan dengan penemuan baru, eksplorasi, pengambilan baru,
dan pengolahan sumberdaya alam. Maka dari itu kekurangan sumberdaya alam dalam arti
absolut jarang terjadi. Apabila barang sumberdaya alam sudah mulai berkurang adanya, maka
harganya mulai meningkat dan ini mendorong adanya eksplorasi untuk menemukan
sumberdaya alam baru atau persediaan baru bagi sumberdaya alam yang sudah di ketemukan
sebelumnya. Hal ini akan mendorong diciptakannya teknologi baru dan diusahakannya
barang sumberdaya pengganti yang lebih murah harganya. Dengan kata lain kelompok ini
sangat yakin terhadap perkembangan teknologi asal cukup banyak dana penelitian yang
disediakan, untuk memecahkan kesulitan dalam terbatasnya persediaan sumberdaya alam.
Dibelakang pemikiran ini terdapat anggapan bahwa peningkatan tersedianya sumberdaya
alam dan pengambilannya adalah sangat diperlukan guna berlangsungnya pertumbuhan
ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi sangat diperlukan untuk memperbaiki taraf hidup
manusia di bumi ini.
            Apakah masalah pengambilan sumberdaya alam itu bersifat temporer ataupun
permanen, tetapi yang jelas adalah bahwa persoalan itu ada dan sesungguhnya hanya ada tiga
kemungkinan cara pemecahannya :
1.    Cara yang pertama adalah meningkatkan tersedianya sumberdaya alam
pada          laju      yang paling tidak sama dengan laju penggunaan
sumberdaya alam.       Kebijakan yang           sekarang ini ditempuh dalam
kebanyakan negara industri            diarahkan untuk          meningkatkan
tersedianya sumberdaya alam seperti mengintensifkan penelitian
sumber-       sumber minyak dan gas baru.
2.        Cara kedua adalah meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam
yang       sekarang ini sudah kita kuasai dan kita ketahui persediaanya. Kita
harus       menggunakan “technical fix” yaitu pemecahan masalah yang secara
teknis dan         ekonomis layak atas    dasar standar saat ini dan tidak
memerlukan perubahan-       perubahan sosial dan        kebudayaan yang
berarti. Sebagai misal adalah          diciptakannya mobil-mobil model      baru
yang hemat bahan bakar.
3.          Cara ketiga adalah berupa penekanan permintaan terhadap sumberdaya
alam.         Sebagai            contoh dari cara ini adalah penggunaan kendaraan
angkutan umum         untuk   menggantikan kendaraan-kendaraan pribadi.
Cara yang ketiga ini    menghendaki adanya perubahan cara hidup atau gaya
hidup para pribadi dalam     masyarakat.
            Ketiga cara diatas sebaiknya digunakan secara bersamaan. Beberapa tindakan
konservasi sumberdaya alam dapat digunakan bersama-sama dengan tindakan untuk
menemukan sumberdaya alam baru guna menunjang pertumbuhan permintaan akan
sumberdaya alam. Permintaan terhadap sumberdaya energi dan sumberdaya lain meningkat
terus dengan cepat, dan semakin lama kita menunggu kapan akan dilaksanakan kebijakan
konservasi  maka akan semakin sulit usaha konservasi itu dapat dilaksanakan. Demikian pula
semakin banyak teknologi  yang dikaitkan dengan usaha peningkatan pertumbuhan ekonomi,
semakin sedikit macam teknologi tepat guna yang diarahkan untuk pertumbuhan ekonomi
yang pantas (tidak terlalu cepat). Ketika sumberdaya alam yang tak pulih (minyak) habis,
maka apapun cara pemecahan yang dipakai akan sulit untuk berhasil.
D. Sumberdaya Alam dan Pencemaran dalam Masyarakat Industri.
            Memburuknya lingkungan dan terkurasnya sumberdaya alam sangat dipengaruhi oleh
perkembangan sektor industri. Sebagai misal pengurasan sumberdaya energi sangat
dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, kemudian dengan semakin cepatnya pertumbuhan
ekonomi akan mempercepat pengurasan sumberdaya tersebut. Proses ini akan menghambat
pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Jadi karena sumber daya alam tersebut dibutuhkan untuk
pembangunan, suatu kekurangan dalam sumberdaya energi memperlambat pertumbuhan
ekonomi baik secara langsung ataupun tidak langsung. Secara langsung misalnya, dengan
tidak tersedianya sumberdaya energi, dan tidak langsung misalnya, dengan adanya kenaikan
harga barang  sumberdaya tersebut sehingga menghambat penambahan kapital yang
diperlukan untuk perbaikan teknik produksi.
            Apakah pencemaran lingkungan dan pengurasan sumberdaya alam selalu terjadi
dalam masyarakat industri? Bila memang demikian, maka :
1.         Mungkin tidak ada cara untuk menghindari pencemaran dan
pengurasan     sumberdaya     alam kalau tingkat perkembangan ekonomi
tertentu harus dicapai.
2.         perubahan ssial yang cepat dan struktur masyarakat yang kompleks akan
tidak       memungkinkan untuk menemukan dan melaksanakan pemecahan
terhadap             masalah tersebut.
            Ancaman terhadap ekosistem dunia disebabkan oleh adanya negara industri, terutama
negara industri maju seperti Amerika Serikat. Mobil merupakan sumber yang utama dari
pencemaran udara di Amerika Serikat karena banyaknya jumlah mobil, dan ini adalah
sebagai akibat dari kemakmuran yang diciptakan oleh negara tersebut sebagai hasil
industrialisasi. Industri pengolahan dan pabrik-pabrik pembangkit listrik yang dibutuhkan
oleh masyarakat industri secara langsung bertanggung jawab terhadap pencemaran
lingkungan dan air. Industri adalah penyebab yang kedua setelah mobil dalam mencemari
lingkunga di Amerika Serikat, sedangkan industri merupakan sumber pencemaran lingkungan
utama di Uni Soviet maupun negara lain yang memiliki lebih sedikit jumlah kendaraan
bermotor. Namun bukan berarti masalah pencamaran lingkungan hanya ada dalam kehidupan
masyarakat industri.
            Ada yang mengatakan bahwa memburuknya lingkungan bukan merupakan akibat dari
industrialisasi melainkan karena kapitalisme dalam industrialisasi tersebut. Pemilikian swasta
terhadap alat-alat produksi, perekonomian pasar, dan motif mencari laba, telah menyebabkan
perekonomian terikat pada tujuan demi untuk pertumbuhan ekonomi, sehingga perusahaan-
perusahaan kecil akan lenyap bila tidak bekerja efisien. Target pertumbuhan seringkali
mengabaikan dampak negatif yang merusak lingkungan asalkan banyak barang baru dapat
diciptakan, dan mungkin sekali tidak mempertimbangkan apakah sumberdaya alam itu dapat
diperbaharui atau tidak. Argumen tersebut menyimpulkan bahwa pereknomian kapitalis
memerlukan pertumbuhan agar dapat hidup, tetapi di sisi lain pertumbuhan itu memerlukan
pengorbanan lingkungan. Di pihak lain ada sistem ekonomi sosialis yang lebih menempatkan
keadilan dan demokrasi diatas pertumbuhan ekonomi. Sayangnya untuk menerima
pernyataan bahwa hanya masyarkat kapitalis dan bukan sosialis yang mengalami pencemaran
lingkungan tidaklah mudah, karena memang sulit untuk menemukan contohnya. Uni Soviet
yang merupakan negara industri dan sekaligus sebagai negara bukan kapitalis, mengalami
permasalahan yang sama dan juga menekankan adanya pertumbuhan.
            Sebagai suatu kesimpulan adalah bahwa ada hubungan yang jelas antara
industrialisasi dan memburuknya lingkungan serta berkurangnya sumberdaya alam, walaupun
pada derajat yang berbeda-beda. Hubungan antara industrialisasi dan lingkungan serta
pengurasan sumberdaya alam berkembang secara eksponensial dan ada bahaya yang nyata
bahwa akan ada saat di mana kegiatan harus jalan terus dan akan membawa kepada
kehancuran dari cara kehidupan industri itu sendiri. Pemecahannya apabila dengan terus
meningkatkan pertumbuhan dan kemajuan teknik untuk mengatasi masalah tersebut, maka
rasanya tidak ada masalah dalam masyarakat industri, tetapi bila yang ditempuh adalah tanpa
pertumbuhan, maka kita akan membawa masyarakat kembali ke jaman tradisional dengan
kehidupan sederhana.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            SDA merupakan salah satu masukan   yang penting     dalam     kegiatan produksi
apa  saja seperti di sektor industry, pertanian, maupun jasa. Ketiga hal tersebut memberikan
hasil untuk memenuhi kebutuhan manusia. Semakin banyak jumlah penduduk, maka
pengambilan SDA akan semakin banyak pula. Selain itu             peningkatan kegiatan
produksi akan berdampak   pada  polusi,   pencemaran   ini   akan berdampak pada
Tanah,  Udara dan   Air.   Semakin   buruk   kualitas   ketiga   hal   tersebut maka semakin
tinggi biaya penanggulangannya   dan semakin berat   untuk        membangun bangsa untuk
hidup yang lebih baik.
B. Saran
1.     Pembangunan ekonomi saat ini sudah seharusnya menggunakan metode lain, dengan
menciptakan teknologi-teknologi baru yang menggunakan input lain yang lebih banyak
tersedia bahkan tak terbatas serta teknologi yang ramah lingkungan, sehingga perusakan
terhadap lingkungan yang nantinya akan berimbas terhadap manusia bisa dihentikan bahkan
dihindari.
2.     Sebagai umat manusia yang menggantungkan hidupnya di bumi, sudah seharusnya ikut
menjaga kelesarian dan kesehatan bumi itu sendiri, jika manusia dengan rakusnya terus
mengeksploitasi sumberdaya alam di bumi untuk kepentingan sementara maka kelangsungan
hidup umat manusia tidak dapat berlangsung lama. Oleh karena itu diperlukan kesadaran
setiap individu untuk ikut serta melestarikan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Suparmoko, R.M.1989 Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Pusat Antar Universitas
Studi Ekonomi UGM Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai