Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS EKSPOR KARET DI INDONESIA

Oleh :
ASDI BEHAR TAMU AMA
NIM : 2420037

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN WIRA WACANA SUMBA
2022

Kata pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena anugerahnya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini, penulis juga sampaikan terima kasih pada dosen
pengampu matakulih EKONOMI DAN BISNIS GLOBAL dan pada pihak tempat penulis
ambil referensi.

Makalah ini membahas tentang ANALISIS EKSPOR KARET DI INDONESIA.Oleh karena


itu penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat kepada masyarakat luas dan bagi pelajar
untuk menambah pengetahuan dan referensi. Dalam pembahasan makalah ini penulis
menyadari bahwa masih banyak kekuranagan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritikan dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI
Cover.....................................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................
Bab I Pendahuluan.................................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................
Bab II Dasar Teori.................................................................................................
2.1 Teori Perdagangan Internasional.....................................................................
2.2 Teori Pemintaan...............................................................................................
Bab III Pembahasan...............................................................................................
3.1 Produksi Karet Indonesia................................................................................
3.2 Tren Neraca Perdagangn Karet Alam Indonesia.............................................
3.3 Daya Saing Karet Alam Indonesia..................................................................
3.4 Akselerasi Perdangan Karet Alam Indonesia..................................................
Bab IV Penutup.....................................................................................................
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Komoditi karet alam adalah salah satu komoditi unggulan yang menjadi primadona
ekspor Indonesia. Tanaman karet dapat berproduksi sepanjang tahun di Indonesia dan
hampir semua daerah di Indonesia cocok untuk ditanami karet. Hal tersebut yang
menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara produsen karet di dunia. Indonesia
merupakan negara penghasil utama karet alam dunia bersama dengan Thailand dan
Malaysia. Indonesia menghasilkan 3,2 juta ton karet alam pada tahun 2014 setelah
Thailand dengan produksi karet alam sebesar 4,07 juta ton. Hal ini membuat Indonesia
menjadi negara pengeskpor kedua karet alam terbesar di dunia, tapi kondisi ini tidak
membuat ekspor karet alam Indonesia bebas dari masalah. Komoditi karet alam indonesia
ini pada tahun 2015 sebanyak 2,30 juta ton dari 3,11 juta ton di produksi untuk kebutuhan
ekspor. . Ekspor karet alam Indonesia masih mengalami beberapa kendala seperti harga
karet alam yang fluktuatif, produktifitas yang rendah, faktor minyak mentah dunia,
ketidakstabilan nilai tukar serta kondisi perekonomian dunia mempengaruhi volume
ekspor karet alam Indonesia. Sektor industri karet menyerap tenaga kerja dan terkait
langsung dengan industri kurang lebih sebanyak 2,1 juta orang. Sementara untuk yang
tidak terkait langsung dengan industri karet tersebut telah menyerap tenaga kerja kurang
lebih sebanyak 100 ribu orang. Karet alam memiliki berbagai fungsi untuk kehidupan
manusia, hampir semua peralatan yang kita gunakan sebagian besar terbuat dari bahan
dasar karet alam. Industri yang memproduksi karet alam misalnya industri ban, spare part
kendaraan bermotor, peralatan rumah tangga, peralatan medis dan lain-lain. Karet terdiri
dari dua jenis yaitu karet sintesis dan karet alami. Karet sintesis adalah karet yang
memerlukan minyak mentah dalam proses pembuatannya, sedangkan karet alami
diperoleh langsung dari tanaman karet. Kualitas karet alami terletak pada daya elastisitas
yang sempurna sehingga memudahkan pengolahan serta daya tahan yang tinggi terhadap
panas dan keretakan. Hingga saat ini karet alam indonesia masih menjadi barang primer
dan sangat sulit di gantikan komoditasnya. Walaupun harganya mengalami kenaikan
maka permintaan akan tetap atau bahkan meningkat,karena memang karet alam ini
termasuk barang yang tidak elastis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana trend neraca perdagangan karet alam Indonesia di
perdagangan karet domestik dan luar negeri ?
2. Bagaimana daya saing karet alam Indonesia ?
3. Bagaimana akselerasi perdagangan karet alam Indonesia ?
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori perdagangan internasional


Ekonomi internasional diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari
dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi internasional yang
meliputi perdagangan, keuangan dan organisasi, serta kerjasama ekonomi antarnegara.
Kebijaksanaan ekonomi internasional dilakukan untuk mencapai tujuan utama yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan lain adalah untuk mengusahakan
tercapainya keseimbangan neraca pembayaran dan tujuan pembangunan ekonomi
(Deliarnov, 1995). Melalui spesialisi dan perdagangan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di beberapa Negara. Sejak beberapa abad yang lalu, ahli-ahli ekonomi telah
telah mengemukakan berbagai pandangan yang menerangkan tentang berbagai kebaikan
perdagangan. Empat kebaikan perdagangan menurut Sukirno (2011) yaitu (1) dapat
memperoleh barang yang tidak dihasilkan di luar negeri, (2) meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui spesialisasi, (3) memperluas pasaran barang-barang domestic, (4)
memperoleh barang modal yang lebih baik, dana modal yang lebih banyak, dan tenaga
kerja serta kepakaran yang lebih baik dari negara lain. Keuntungan dari spesialisasi
merupakan faktor yang paling utama yang menerangkan sebebnya negara melakukan
perdagangan. Walaupun berbagai negara dapat menghasilkan barang yang sejenis,
perdagangan yang menguntungkan semua pihak yang melakukan perdagangan dapat
diwujudkan. Melalui perdagangan, kemakmuran dunia dapat ditingkatkan dan setiap
negara menikmati barang yang lebih banyak. Keuntungan dari spesialisasi dan
perdagangan tidak selalu didistribusikan secara seimbang diantara negara yang
melakukan perdagangan. Dalam jangka pendek hal tersebut ditentukan oleh harga
pertukaran dalam perdagangan. Suatu negara memperoleh keuntungan yang lebih besar
dari perdagangan apabila harga pertukaran yang diekspornya mendekati harga yang
berlaku di negara lain. Keuntungan yang diperolehnya semakin terbatas apabila harga
pertukaran mendekati harga relatif di dalam negeri. Dalam jangka panjang, keuntungan
perdagangan ditentukan oleh syarat perdagangan. Jika syarat perdagangan semakin baik
yaitu harga barang ekspor mengalami kenaikan yang lebih cepat dari harga barang impor,
keuntungan dari perdagangan semakin besar. Akan tetapi apabila harga impor mengalami
kenaikan yang lebih cepat dari harga impor keuntungan dari perdagangan semakin
rendah.

2.2 Toeri Permintaan


Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan para pembeli terhadap
sesuatu barang (Sukirno, 2012). Pemintaan merupakan jumlah yang diminta atas suatu
komoditas pada tingkat harga dan periode waktu tertentu. Permintaan suatu komoditas
merupakan hubungan yang menyeluruh antara kuantitas komoditas yang akan dibeli
konsumen selama periode tertentu pada suatu tingkat harga. Produksi dalam negeri
diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat negara setempat, namun dalam
kondisi produksi berlebih makan akan mendorong terjadinya ekspor. Ekspor suatu negara
adalah kelebihan penawaran domestik setelah dikurnagi permintaan domestik atau
konsumsi ditambah dengan stok tahun sebelumnya (Salvatore dalam Hendratno, 2008).
Fingsi ekspor dapat dirumuskan sebagai berikut:
Xt = Qt – Ct + St-1 Dimana:
Xt = Jumlah ekspor komoditas tahun t
Qt = Jumlah produksi domestik tahun t
Ct = Jumlah konsumsi domestik tahun t
St-1 = Stok tahun sebelumnya (t-1)
Permintaan ekspor ialah permintaan pasar internasional terhadap komoditas yang
dihasilkan oleh suatu negara. Permintaan ekspor adalah permintaan pasar internasional
atau negara tertentu terhadap suatu komoditi. Teori permintaan ekspor bertujuan untuk
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor suatu negara.
Permintaan ekspor suatu negara terhadap suatu komoditi dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor suatu negara ialah harga
domestik negara tujuan ekspor (PDt), harga impor negara tujuan ekspor (PIt) dan GDP
per kapita negara tujuan ekspor. Secara keseluruhan fungsi permintaan ekspor suatu
komoditas dapat dirumuskan sebagai berikut: PXt = f (PDt, PIt, Gt) Permintaan ekspor
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar negeri yaitu harga di pasar internasional atau
harga ekspor (PXt), nilai tukar uang efektif (ERt), dan kebijakan menyangkut impor suatu
komoditi sebagai dummy (Dt). Pengaruh jangka panjang dalam kegiatan ekspor diketahui
dengan memasukkan peubah lag yaitu volume ekspor tahun sebelumnya (Xt-1). Secara
keseluruhan fungsi ekspor suatu komoditas adalah:
Xt = f (PDt, PIt, Gt, PXt, ERt, Xt-1, POPt, Dt)
Dimana:
Xt = volume ekspor periode waktu t
PDt = harga domestik negara tujuan ekspor periode tahun t
PIt = harga impor negara tujuan ekspor periode tahun t
Gt = pendapatan perkapita penduduk negara tujuan ekspor periode waktu t
PXt = harga ekspor periode waktu t
ERt = nilai tukar uang efektif periode waktu t
Xt-1 = volume ekspor periode waktu sebelumnya.
POPt = Jumlah penduduk periode waktu t
Dt = dummy kebijakan impor suatu komoditi
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Produksi Karet Indonesia


Karet merupakan salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Trend produksi
karet cenderung mengalami peningkatan di setiap tahun (gambar 1). Rata-rata produksi
karet Indonesia tahun 2000-2014 mencapai 1.966.100 ton. Wilayah yang memberikan
kontribusi tertinggi dalam produksi karet di Indonesia adalah pulau Sumatera. Tiga
provinsi dengan hasil produksi karet terbesar di pulau Sumatera masing-masing adalah
provinsi Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Riau. Tingginya produksi karet di
wilayah ini tidak terlepas dari ketersediaan lahan perkebunan dan kondisi geografis yang
mendukung. Gambar di bawah ini menunjukkan perkembangan produksi karet di
Indonesia (ribu ton) periode tahun 2000-2014.

3.2 Trend Neraca Perdagangan Karet Alam Indonesia


Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.
Neraca perdagangan adalah selisih antara ekspor dan impor. Apabila ekspor lebih
besar dari nilai impor maka akan dihasilkan neraca perdagangan yang positif
(surplus) dan apabila ekspor lebih kecil dari impor maka akan dihasilkan neraca
perdagangan yang negatif (defisit) (Krugman, 2005)
Perdagangan karet alam Indonesia dari periode 2001-2017 nilainya mengalami
fluktuatif. Hal tersebut imbas dari ketidakpastian global terhadap permintaan dan harga
karet alam.Krisis global yang melanda pada kwartal ke 3 tahun 2008 menyebabkan
melemahnya industri otomotif yang berakibat pada menurunnya permintaan terhadap
karet alam. Hal ini membawa dampak terhadap jatuhnya harga karet alam di pasaran
dunia (Sore,2010 dalam Ratnawati,2011). Pergerakan yang fluktuatif terhadap
perdagangan karet alam ini berdampak kepada neraca perdagangan karet alam yang
nilainya juga mengalami fluktuasi. Neraca perdagangan karet alam Indonesia setiap tahun
mengalami perkembangan yang fluktuatif terutama pada tahun 2008 dan 2009 nilainya
mengalami penurunan imbas dari krisis global yang menimpa dunia dan Indonesia yang
mengakibatkan penurunan nilai ekspor karet alam dan mencapai titik terendahnya pada
tahun 2009 yang nilainya mencapai US$ 3,24 Milyar akan tetapi seiring dengan mulai
membaiknya perekonomian global pada tahun 2010 ikut membuat nilai ekspor karet alam
membaik dengan nilai ekspor karet alam sebesar US$ 7,33 Milyar.
3.3 Daya Saing Karet Alam Indonesia
Perdagangan internasional yang tercermin dalam kegiatan ekspor dan impor suatu
negara menjadi salah satu komponen dalam pembentukan PDB. Menghadapi era
globalisasi saat ini, menjadi pergerakan lintas negara semakin terbuka. Pergerakan
tersebut menimbulkan keterkaitan dan ketergantungan suatu negara terhadap negara
lainnya, akan tetapi juga menimbulkan efek persaingan global yang ikut juga semakin
ketat. Siswanto (2004) dalam Ratnawati (2011) mendefinisikan persaingan sebagai
perebutan atau kompetisi antara dua atau lebih orang atau badan untuk objek yang sama.
Persaingan inilah yang kemudian melahirkan konsep daya saing, di mana konsep ini
melihat kepada kemampuan bertahan produk terhadap tantangan yang ada dalam
persaingan itu sendiri.
Daya saing dapat diartikan sebagai kemampuan atau kesanggupan komoditas
pertanian untuk mempertahankan perolehan laba dan pangsa pasar sehingga produsen
mempunyai kemampuaan dalam memproduksi komoditas pertanian sehingga dapat
mempertahankan kelanjutan usahanya. Upaya peningkatan kemampuan daya saing
tersebut diharapkan dapat memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara optimal.
Dalam upaya ini pemerintah berusaha meningkatkan produksi dan produktivitas serta
pembatasan impor yang secara tidak langsung memberikan kesempatan kepada petani
untuk dapat bersaing dengan komoditas impor (Soetriono, 2006).
3.4 Akselerasi Perdagangan Karet Alam Indonesia
Perdagangan karet alam Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan tren yang positif
serta sejalan dengan neraca perdagangan karet alam yang tiap tahunnya mengalami
surplus. Neraca perdagangan karet alam Indonesia yang tiap tahunnya mengalami surplus
ini diakibatkan oleh tingginya nilai ekspor karet alam Indonesia dibandingkan dengan
nilai impor karet alam Indonesia yang nilainya terbilang rendah sehingga neraca
perdagangan karet alam Indonesia mengalami surplus. Hal ini juga ditunjang data dari
International Trade Statistic(2018) menempatkan Indonesia sebagai negara kedua terbesar
pengekspor karet alam di pasar dunia dengan nilai ekspor pada tahun 2017 sebesar 5,1
Miliar US$ , masih kalah dengan negara Thailand yang nilainya sebesar 6,02 Miliar US$
pada periode yang sama.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis pada penelitian ini, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Trend neraca perdagangan karet alam Indonesia menunjukkan tren yang
positif atau Surplus.Hasil estimasi ISP menunjukkan Indonesia sebagai
negara pengekspor dengan nilai rata-rata sebesar 0,987.
2. Daya saing karet alam Indonesia kuat sesuai keunggulan komparatif dengan
nilai rata-rata RCA sebesar 2,89. Nilai RCA yang fluktuatif ini diakibatkan
adanya krisis global yang terjadi pada tahun 2008 dan kwartal ke 3 tahun
2009 membuat trend daya saing karet alam Indonesia juga menurun akibat
dari penurunan permintaan karet alam dunia.
3. Penetrasi pasar yang dilakukan Indonesia pada produk karet alam Indonesia
kuat dalam merebut pasar karet alam dunia dengan Nilai rata-rata AR sebesar
0,066. Penetrasi kuat dalam merebut pasar yang dilakukan oleh Indonesia
ditunjukkan dengan surplus terhadap produksi karet alam 90% ditujukan
untuk ekspor
DAFTAR PUSTAKA

Analisis Permintaan Ekspor Karet Alam Indonesia ke Negara ...


https://dspace.uii.ac.id ›

https://media.neliti.com/media/publications/43098-ID-analisis-ekspor-dan-produksi-
karet-di-indonesia-aplikasi-model-lag-terdistribusi.pdf

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/1715-Full_Text.pdf

Anda mungkin juga menyukai