BISNIS INTENATIONAL
Puji dan syukur kepada Tuhan YME atas karunia-NYA sehingga Makalah “Binsis
Internasional” ini dapat tercipta dengan keadaan yang baik, jika terdapat kekurangan
sekiranya dimaklumi dan diharapkan kedepannya akan menjadi lebih baik.
Tugas Mandiri (TM) ini telah disusun sesuai dengan kaidah kebahasaan dan keilmuan
berdasarkan Bahasa Indonesia dibawah pengawasan atau pengarahan dosen pengampu.
Dalam upaya memahami pertumbuhan, perkembangan serta sejarah bisnis dan perdagangan
internasional, diperlukan makalah ini yang kemudian dapat dipergunakan kepada semua
yang memerlukan. Makalah ini disusun oleh saya sendiri serta dibuat dengan tujuan
memberikan penjelasan mengenai Bisnis Internasional yang berkembang saat ini.
Christhoper Andrew
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
1.3 Tujuan.......................................................................................................................4
BAB II ISI..............................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
4
BAB II
ISI
Faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antar negara adalah beberapa bab
yang menyajikan teori tentang terjadinya perdagangan internasional. Tokoh-tokoh ini
termasuk Adam Smith dan David Ricardo. Adam Smith mempresentasikan sebuah teori
yang disebut Theory of Absolute Advantage. Menurut teori ini, jika suatu negara dapat
menghasilkan barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara lain, maka suatu
negara memiliki keunggulan absolut atas negara lain. Lebih khusus lagi, perdagangan
internasional terjadi karena alasan berikut:
Variasi kondisi produksi yang mengacu pada potensi faktor produksi negara tersebut.
Sebagai contoh, Indonesia memiliki potensi besar untuk menghasilkan produk
pertanian. Dengan kata lain, suatu negara dapat memperoleh barang melalui
perdagangan yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri
5
Permintaan yang berbeda-beda, Sekalipun kondisi produksinya sama di semua negara,
setiap negara dapat bertindak jika memiliki permintaan yang berbeda.
Ekspansi Pasar, Ketika semua permintaan internal untuk suatu produk terpenuhi, satu-
satunya cara untuk mengatasi kelebihan produksi dan menghasilkan lebih banyak
keuntungan adalah dengan memasuki pasar luar negeri.
Sebelum membahas tema lebih jauh, telebih dahulu mengetahui apa itu perdagangan
Internasional berdasarkan pendapat para ahli/pakar seperti Hendra (2002), “perdagangan
internasional bisa terjadi apabila kedua belah pihak memperoleh manfaat atau keuntungan
dari dalam perdagangan tersebut (gains from trade)”. Sedangkan menurut Basri dan
Munandar (2010), “Perdagangan internasional terjadi karena dua alasan utama. Pertama,
negara-negara yang berdagang karena memiliki sumber daya yang berbeda satu sama lain.
Kedua, negara-negara melakukan perdagangan dengan tujuan skala ekonomi economies of
scale) dalam produksi.
6
membiayai pemuda atau pelajar yang belajar di luar negeri atas nama negara. negara,
membayar jasa dari luar negeri (tenaga ahli) dan berdonasi sebagai bagian dari
kemanusiaan.
4. Jika tidak bisa bersaing, pertumbuhan ekonomi negara akan melambat dan
pengangguran dalam negeri akan meningkat.
7
Negara maju dan berkembang dapat dikenali dari intensitas perdagangan internasional
suatu negara, yang tentunya tidak lepas dari prinsip-prinsip hukum perdagangan
internasional yang mengatur dan memandu semua perdagangan. Berikut 4 prinsip hukum
perdagangan Indonesia:
Prinsip yang pertama ialah kebebasan berkontrak. Prinsip ini sering disebut dengan
PARTIJ AUTONOMIE. Prinsip ini berlaku di semua Negara. Inti dari prinsip ini ialah jika
ingin terikat dalam perdagangan, harus diberikan kebebasan untuk berkehendak atau
“Meeting of Minds” (dalam literatur Inggris).
Di Indonesia suatu perjanjian dinyatakan sah apabila (Pasal 1320 KUH Perdata):
Kata sepakat dan kecakapan bersifat subjektif dan jika dilanggar maka perjanjian
tersebut menjadi “Voidable” (dapat dibatalkan). Sedangkan obyek/ hal tertentu dan sebab
(kausa) bersifat objektif dan jika dilangggar maka perjanjian tersebut menjadi “Null &
Void” (batal demi hukum).
Prinsip kedua, pacta sunt servanda, adalah prinsip yang mensyaratkan bahwa
kesepakatan atas kontrak yang telah ditandatangani harus dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya (dengan itikad baik). Prinsip inipun bersifat universal. Setiap system hukum
didunia menghormati prinsip ini.
Penyelesaian sengketa dapat ditempuh dengan dua jalur, yakni melalui pengadilan dan
diluar pengadilan. Penyelesaian sengketa dengan menggunakan arbitrase merupakan
8
penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Di Indonesia terdapat suatu lembaga arbitrase
yang terkenal, yakni BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia).
Inti dari prinsip ini ialah semua pihak mempunyai akses yang sama dalam
komunikasi. Komunikasi atau navigasi adalah kebebasan para pihak untuk berkomunikasi
untuk keperluan dagang dengan siapapun juga dengan melalui berbagai sarana navigasi
atau komunikasi, baik darat, laut, udara, atau melalui sarana elektronik. Kebebasan ini
sangat esensial bagi terlaksananya perdagangan internasional. Dalam berkomunikasi untuk
maksud berdagang ini, kebebasan para pihak tidak boleh dibatasi oleh system ekonomi,
system politik, atau system hukum.
Dalam perdagangan internasional tentu saja terdapat konflik-konlik yang terjadi. Adapun
konflik tersebut dapat terjadi antara negara yang menganut keluarga civil law dengan
negara yang menganut keluarga common law. Lalu bagaimana penyelesaiannya? Berikut
akan dijelaskan melalui gambar di bawah ini. Siapa pihak (subjek) yang dimaksud?
(Negara, Organisasi Perdagangan Internasional, Individu, Perusahaan Internasional dan
Bank).
1. Pengertian
Organisasi internasional adalah organisasi yang dibentuk oleh masyarakat dunia yang
terdiri dari beberapa negara, yang tujuannya untuk menciptakan tatanan hubungan
internasional yang lebih baik dalam kaitannya dengan aspek ekonomi, sosial budaya, ilmu
pengetahuan dan teknis, keamanan dan lainnya..
a. Berdasarkan Bentuk
Organisasi antar-pemerintah (inter-governmental organization/IGO) yang
anggotanya terdiri dari delegasi resmi pemerintah, seperti PBB, ASEAN, dan WTO.
Organisasi non-pemerintah (non-governmental organization/NGO) yang
beranggotakan kelompok-kelompok swasta yang berkonsentrasi pada bidang
tertentu, seperti Palang Merah Internasional dan Greenpeace.
b. Berdasarkan Wilayah
Organisasi internasional global yang wilayah kegiatan dan keanggotaannya
mencakup seluruh dunia, seperti PBB, OKI, dan GNB.
Organisasi internasional regional yang wilayah kegiatan dan anggotanya berada di
suatu kawasan regional yang sama, seperti ASEAN (Asia Tenggara), APEC (Asia
Pasifik), dan EEC (Eropa).
c. Berdasarkan Kegiatan
Bidang ekonomi : International Chamber of Commerce (ICC)
Bidang lingkungan hidup : United Nations Environment Program (UNEP)
Bidang kesehatan : World Health Organization (WHO)
Bidang komoditas : International Wool Textile Organization (IWTO)
Bidang perdagangan : World Trade Organization (WTO)
d. Berdasarkan Pola Kerja Sama
Kerja sama pertahanan (collective security) : NATO, SEATO
Kerja sama fungsional (functional cooperation) : PBB, ASEAN, OKI, OPEC
e. Berdasarkan Fungsi
Organisasi politis : PBB, ASEAN, ANZUS, Liga Arab
10
Organisasi administratif : OPEC, ICAO, ICRC
Organisasi peradilan : Mahkamah Internasional
Organisasi yang Diikuti Indonesia
Indonesia juga ikut berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia, dan menjaga
hubungan baik dengan Negara-negara lain dengan menjadi anggota organisasi di bawah ini:
Pada awalnya, anggota PBB hanya berjumlah 50 negara dan kini sudah berkembang hingga
193 negara. Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB pada tanggal 28 September 1950. Pada
tahun 1965, Indonesia sempat keluar dari PBB karena alasan politik, tetapi kemudian
bergabung kembali pada tahun 1966.
Indonesia berperan aktif dengan mengirimkan kontingen untuk perdamaian dunia, menjadi
pemimpin dan anggota organisasi di PBB (termasuk Dewan Keamanan),
menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika, mengirimkan bantuan kemanusiaan, dan
membantu penyelesaian konflik di berbagai negara.
Peran aktif Indonesia dalam APEC di antaranya adalah pernah menjadi Ketua APEC,
menjadi tuan rumah KTT APEC, dan menjadi perumus Bogor Declaration dan Bogor
Goals, mendorong terbentuknya ECOTECH (Economic and Technical Cooperation), dan
menjadi anggota G-20.
Sebagai anggota, Indonesia memiliki peran penting dengan memelopori gagasan Tata
Informasi Baru Dunia Islam, menjadi Ketua Committee of Six, menjadi tuan rumah KTT
Tingkat Menteri, KTT OKI, KTT Luar Biasa OKI, dan membantu perdamaian negara-
negara Islam yang bersengketa.
Selain kelima organisasi tersebut, Indonesia juga menjadi anggota banyak organisasi
internasional lainnya, di antaranya:
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari informasi dan penjelasan mengenai hal tersebut maka dampak perdagangan
internasional dan hukum dapat disimpulkan bahwa hubungan keduanya sangat erat,
dampak perdagangan internasional tentunya dapat menghasilkan hal yang positif dan
negatif. yang mengutamakan efek positif dan meminimalkan efek negatif dan tentu saja
efek yang dihasilkan hukum, yang bertindak sebagai benteng, regulasi, kebijakan, sehingga
undang-undang ini nantinya dapat mengarahkan proses perdagangan internasional secara
lebih baik dan terkoordinasi untuk memaksimalkan keuntungan . yang darinya diharapkan
dapat memperkaya seluruh rakyat Indonesia.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.hestanto.web.id/bisnis-internasional/
https://pembelajar.net/pengertian-dan-contoh-bisnis-internasional/
http://bisnisinternas.blogspot.com/2017/02/sejarah-bisnis-internasional.html
https://www.gramedia.com/literasi/teori-motivasi/
http://untoro14.blogspot.com/2015/11/strategi-global.html
15
16