Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Disusun oleh :
KELOMPOK 3

Rizki Mujidah 04020220126


Nursyahrani Sabila Elake 04020220147
St. Maisyaroh Utami 04020220157

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan banyak
kemudahan dan limpahan rezeki-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas
kelompok dalam membuat makalah yang berjudul “perdagangan internasional”
Selain itu, makalah yang kami garap masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Kiranya, kami berharap adanya saran
dan kritik untuk makalah yang baru kami buat. Terakhir, kami berharap semoga makalah
bisa memberi manfaat yang banyak bagi pembaca.

Penulis

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................1

I. PENDAHULUAN........................................................................................................................2

A. Latar Belakang.........................................................................................................................2

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2

C. Tujuan.........................................................................................................................................3

II. PEMBAHASAN...........................................................................................................................4

A. Pengertian.................................................................................................................................4

B. Manfaat Perdagangan Internasional...................................................................................5

C. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional................................................................6

D. Peran Organisasi Internasional Dalam Perdagangan Internasional...........................8

E. Tantangan Dan Hambatan Perdagangan Internasional................................................11

III. PENUTUP..............................................................................................................................15

A. Kesimpulan.............................................................................................................................15

B. Saran.........................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................16

1
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan globalisasi yang berlangsung dalam beberapa dasawarsa terakhir
telah menyebabkan berbagai perubahan yang fundamental dalam tatanan perekonomian
dunia baik sektor keuangan maupun perdagangan. Perubahan tersebut khususnya di
bidang perdagangan telah mendorong sebagian besar negara di dunia ini untuk melakukan
penyesuaian kebijakan dan praktek perdagangan internasional. Namun dalam
perkembangannya, kebijakan dan peraturan perdagangan yang dikeluarkan suatu negara
sering kali bertentangan dengan mekanisme pasar yang tidak sesuai dengan prinsip
perdagangan bebas sehingga menghambat penetrasi pasar bagi pelaku bisnis negara lain.
Kondisi ini telah memicu peningkatan persaingan perdagangan antar negara sebagai
konsekuensi atas berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh masing- masing negara tersebut
dalam rangka memperbaiki daya saing perekonomiannya.
Seiring dengan perkembangan perdagangan internasional, teori-teori yang mendasari
perdagangan internasional juga mengalami perkembangan dari teori tradisional seperti yang
diperkenalkan oleh Adam Smith, David Ricardo dan Heckscher Ohlin sampai dengan teori
lain yang lebih modern. Secara umum teori perdagangan internasional yang tradisional
memperlihatkan bahwa perdagangan bebas akan meningkatkan kesejahteraan negara-
negara yang terlibat dalam perdagangan tersebut dengan asumsi setiap negara mempunyai
keunggulan komparatif dibandingkan dengan negara lainnya. Perdagangan antar negara
akan membawa dunia pada penggunaan sumber daya langka secara lebih efisien dan
setiap negara dapat melakukan perdagangan bebas yang menguntungkan dengan
melakukan spesialisasi produksi sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimiliki
tersebut. Selanjutnya teori perdagangan internasional berkembang lebih jauh atau yang
kemudian dikenal sebagai New Theory seperti yang ditulis pada era 1980'an oleh Dixit dan
Norman (1980), Lancaster (1980), Krugman (1984), Helpman (1981) dan Ethier (1982).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari perdagangan internasional?
2. Apa manfaat dari perdagangan internasional?
3. Apa saja faktor-faktor yang menjadi pendorong perdagangan internasional?
4. Bagaimana peran organisasi internasional dalam perdagangan?
5. Apa saja tantangan dan hambatan perdagangan internasional?

2
C. Tujuan
1. mengetahui definisi dari perdagangan internasional.
2. Mengetahui manfaat dari perdagangan internasional.
3. Mengetahui faktor-faktor pendorong perdagangan internasional.
4. Mengetahui peran organisasi internasional.
5. Mengetahui tantangan dan hambatan perdagangan internasional.

3
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional atau disebut dengan perdagangan luar negeri atau dalam
banyak referensi disebut juga dengan bisnis luar negri. Perdagangan internasional adalah
hubungan perniagaan antara para pihak yang berada di dua negara yang berbeda, secara
garis besar dilakukan dalam bentuk ekspor dan impor. Pemerintah di banyak negara sangat
berkepentingan terhadap perdagangan internasional karena secara signifikan dapat
memengaruhi sistem perekonomian. Perkembangan perdagangan internasional selalu
menjadi topik hangat bagi setiap negara, terutama berkaitan dengan hasil produksi yang
dapat dilempar ke pasar dunia, atau hasil produk dari negara lain yang masuk memengaruhi
perekonomian dalam negeri. Intervensi pemerintah terhadap perdagangan internasional
dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara barang atau produksi dalam negeri
untuk dijual di pasar dunia dan pengaturan internasional terhadap barang-barang negara
lain masuk ke dalam negeri. Intervensi pemerintah kadang kala menjadi distorsi bagi pelaku
usaha atau terhadap negara lain yang memproduksi barang atau komoditasnya untuk
masuk pada suatu negara. Untuk mengatasi distorsi tersebut maka dibentuk badan-badan
dunia untuk mengatasi kesenjangan di dalam perdagangan internasional.

Ciri-ciri perdagangan internasional, yaitu:

A. Para pihak yang melakukan perdagangan tidak saling bertemu;


B. Para pihak dihubungkan atau dikenal melalui media promosi dan atau perwakilan
dagang dari masing-masing negara;
C. Harga barang atau komoditas ditentukan dari standar harga yang telah ditetapkan
oleh kesepakatan internasional atau dapat juga berdasarkan tawar-menawar
(bargaining position) masing-masing pihak;
D. Tujuan perdagangan dominan komersial atau mungkin terjadi hubungan antara
perdagang dan konsumen, tetapi komoditas digunakan untuk kepentingan produksi;
E. Di Indonesia pelaku usaha harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah
dan memiliki izin-izin tertentu;
F. Keikutsertaan negara sangat besar, baik yang berkaitan dengan penguatan negara
maupun perlindungan terhadap pelaku usaha;
G. Mata uang yang digunakan adalah mata uang kuat seperti dolar Amerika Serikat
(USD);
H. Bahasa internasional yang sering digunakan adalah bahasa inggris;
I. Hasil perdagangan atau ekspor menjadi sumber devisa bagi setiap negara dan akan
menentukan kemampuan negara yang bersangkutan di bidang moneter;

4
J. Jika terjadi perselisihan diselesaikan menggunakan rujukan konvensi internasional
yang disepakati;
K. Pengaturan secara internasional ditetapkan oleh badan atau lembaga perdagangan
dunia.

Berdasarkan gambaran tersebut, dapat diketahui bahwa perdagangan internasional


termasuk wilayah kegiatan usaha yang cukup kompleks, memerlukan pengetahuan yang
memadai, dan sangat banyak di atur (heavy regulation). Oleh sebab itu, untuk menangani
transaksi perdagangan internasional dibutuhkan personel yang memahami seluk-seluk
perdagangan internasional. Di samping itu, tidak semua bank yang dapat memberikan
pelayanan transaksi perdagangan internasional, baik yang berkaitan dengan sistem
pembayaran maupun jasa keuangan lainnya. Hanya bank-bank yang telah mendapat status
devisa yang dapat memberikan pelayanan transaksi perdagangan internasional untuk
kepentingan nasabahnya. Di Indonesia, persyaratan suatu bank dapat menjadi bank devisa
harus menempuh persyaratan yang ketat. Di samping itu, suatu bank yang telah dinyatakan
devisa, belum tentu semua kantor cabangnya otomatis menjadi bank devisa.

B. Manfaat Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional terjadi sebagai konsekuensi negara mencari pasar di luar
negeri untuk memasarkan hasil produksi atau komoditas dalam negeri, baik yang
merupakan unggulan dari sumber daya alam maupun merupakan faktor komperatif
berproduksi atau inovasi dalam rekayasa produk. Perdagangan internasional adalah
hubungan dagang antara dua negara dan sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
masing-masing negara.

Konkretnya, manfaat perdagangan internasional sebagai berikut.

1. Untuk memperoleh komoditas atau barang yang tidak dapat diproduksi di dalam
negeri. Barang dan atau komoditas tersebut sangat diperlukan oleh masyarakat
suatu negara baik untuk kepentingan konsumsi maupun untuk keperluan produksi.
2. Untuk mendapatkan atau memperoleh keuntungan dan spesialisasi. Keuntungan
finansial yang diperoleh dari perdagangan internasional adalah negara pengimpor
akan membayar harga komoditas di atas harga pokok negara pengekspor. Surplus
dari selisih harga komoditas ekspor akan menjadi sumber tambahan devisa bagi
negara pengekspor yang akan menjadi salah satu indikator tingkat kemakmuran
masyarakat suatu negara.
3. Menjual teknologi yang belum dipunyai oleh negara lain, terutama jika hasil produksi
teknologi tersebut sangat diperlukan oleh Masyarakat.

5
4. Memproduksi secara khusus suatu jenis komoditas atau barang, kendatipun
komoditas atau barang tersebut dapat diproduksi oleh banyak negara.
Pengkhususan tersebut atas dasar pertimbangan bahwa faktor produksinya unggul
mutlak dibandingkan sumber daya alam yang dimiliki oleh negara lain seperti bahan
baku produksi. Spesialisasi dalam berproduksi dapat memberikan keuntungan
sebagai berikut.
a. Faktor produksi yang dimiliki dapat digunakan secara lebih efisien.
b. Setiap negara dapat menikmati lebih banyak daripada meemproduksi di dalam
negeri.
5. Memperluas pasar untuk meningkatkan keuntungan atau profitabilitas. Faktor ini
terutama disebabkan oleh kapasitas produksi lebih tinggi dari kebutuhan dalam
negera sehingga kelebihan produksinya dipasarkan ke luar negeri.
6. Sebagai bentuk transfer teknologi. Suatu komoditas atau barang yang biasa
diproduksi atau dikerjakan secara manual, maka apabila ada inovasi teknologi
produksi dapat digantikan dengan teknologi. Oleh karena itu, negara produsen dapat
memproduksi barang-barang atau komoditas, di samping untuk memenuhi
kebutuhan dalam neger juga dipasarkan ke luar negeri.

C. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional tidak dapat dilepaskan dari hubungan antara satu negara
dengan negara lain, di mana masing-masing pelaku usaha berada, yaitu karena adanya
Ketergantungan yang disebabkan setiap negara tidak dapat memenuhi semua kebutuhan
yang diperlukan oleh masyarakat atau rakyatnya, baik untuk kepentingan konsumsi
maupun industri. Hubungan yang dimaksud menjadi salah satu faktor utama untuk menjalin
hubungan komunikasi antara pelaku usaha. Oleh sebab itu, komunikasi antarpelaku usaha
di dua negara yang berbeda dalam melakukan hubungan dagang diperlukan faktor
keamanan, tanpa gangguan dan hambatan lainnya.
Hubungan bisnis tersebut tidak dapat berdiri sendiri atau hanya antara kedua pelaku
usaha. Banyak pihak yang terlibat dalam hubungan bisnis tersebut, baik formal seperti
pemerintah yang mempunyai otorisasi dalam menetapkan ketentuan maupun nonformal
yaitu pihak pendukung lainnya untuk kelancaran transaksi. Konkretnya, hubungan
antarnegara di bidang perdagangan internasional dapat terjadi oleh beberapa faktor seperti
berikut ini.

6
1. Transportasi

Dengan adanya perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih dapat
membuat alat transportasi yang mampu mencakup semua negara. Kehadiran dari
transportasi ini membuat kegiatan perdagangan Internasional menjadi lebih mudah. Baik
itu dimulai dari transportasi darat (kereta api, trucking,dll), udara (pesawat terbang), dan
laut (kapal), dengan jangka waktu ekspor dan impor barang yang relatif lebih cepat.
Transportasi inilah juga sebagai faktor pertukaran informasi, teknologi, dan menjadi
factor pendorong perdagangan Internasional yang sangat penting.

2. Ketergantungan (Interdependency)

Kebutuhan suatu negara terhadap barang konsumsi atau bahan baku untuk industri
yang secara absolut tidak tersedia atau secara relatif tidak ekonomis jika diproduksi
sendiri maka harus dimpor dari negara lain.

3. Liberalisasi Ekonomi

Liberalisasi ekonomi yaitu kebebasan setiap negara dalam melakukan hubungan


transaksi dengan negara manapun, baik dalam bentuk kerja sama atau perdagangan.
Liberalisasi atau kebebasan ini menjadi peluang bagi setiap negara berinteraksi melalui
perdagangan antarnegara.

4. Keunggulan Komperatif (Comperative Advantage)

Keunggulan komperatif merupakan suatu faktor yang makin berkembang di masa


paska global. Dewasa ini, setiap negara dalam memproduksi suatu jenis komoditas atau
barang perlu melakukan pertimbangan plus minusnya, atau cukup hanya membeli dari
negara lain. Jika suatu negara yang masih tertinggal kemajuan teknologinya, lebih
praktis memperoleh komoditas atau barang yang diperlukan negera tersebut dengan
cara membeli tau mengimpor dari negara lain. Namun, negara juga perlu meningkatkan
kemampuan dalam negeri untuk memproduksi komoditas barang yang sama untuk
menghemat devisa.

5. Kebutuhan Devisa

Kebutuhan devisa adalah salah satu faktor penting dalam sistem moneter setiap
negara karena akan menentukan ketahanan finansial suatu negara. Oleh sebab itu,
hampir semua negara berupaya meningkatkan cadangan devisa dengan cara
mendorong dan meningkatkan ekspor sebagai salah satu sumber devisa.

7
D. Peran Organisasi Internasional Dalam Perdagangan Internasional
Organisasi internasional memiliki peran masing-masing terhadap perdagang
internasional, yang diharapkan dapat memberikan wadah dan dukungan pada negara-
negara yang melakukan perdagangan internasional untuk mencapai keputusan dan
kebijakan yang disepakati bersama.
1. World Trade Organization (WTO)

WTO adalah organisasi perdagangan dunia untuk menggantikan kedudukan GATT.


Organisasi ini memainkan peran penting dalam memfasilitasi perdagangan internasional.

Peran WTO dalam perdagangan internasional:


a. Memiliki peraturan perdagangan internasional yang diakui secara global. Peraturan
ini mencakup masalah seperti pengurangan tarif, larangan praktik proteksionisme
yang tidak sah, dan penyelesaian sengketa antara negara anggota. WTO membantu
menjaga disiplin dalam perdagangan internasional dengan memastikan bahwa
negara-negara anggota mematuhi aturan-aturan ini.
b. Berperan sebagai forum utama untuk negara-negara anggota untuk berunding
tentang masalah perdagangan. Perundingan ini mencakup berbagai isu, termasuk
pengurangan tarif, hambatan teknis, hak kekayaan intelektual, dan lainnya. WTO
membantu negara-negara untuk mencapai kesepakatan dan komitmen yang saling
menguntungkan.
c. WTO memiliki mekanisme penyelesaian sengketa yang membantu negara-negara
anggota untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan secara adil dan
berdasarkan hukum. Ini adalah bagian penting dalam menjaga perdagangan yang
adil dan teratur.
d. WTO mempromosikan transparansi dalam kebijakan perdagangan negara
anggotanya. Negara-negara anggota diwajibkan untuk memberikan informasi
tentang kebijakan perdagangan mereka dan memberikan akses yang lebih mudah ke
informasi tersebut.
e. Pemberian Teknikal dan Bantuan Pembangunan kepada negara-negara anggota
yang membutuhkan, terutama negara-negara berkembang, dalam memahami dan
mematuhi aturan perdagangan internasional. WTO juga membantu negara-negara
ini dalam mengembangkan kapasitas mereka untuk berpartisipasi dalam sistem
perdagangan global.
f. Melalui perjanjian perdagangan multilateral dan perjanjian perdagangan bilateral,
WTO telah berperan dalam pengurangan tarif dan hambatan perdagangan non-tarif,
yang memungkinkan perdagangan barang dan jasa yang lebih bebas.

8
Peran WTO sangat penting dalam mempromosikan perdagangan internasional yang
adil, teratur, dan terbuka. Organisasi ini berperan dalam menjaga stabilitas dalam
perdagangan global dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

2. International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (Bank Dunia)


Memiliki peran masing-masing pada perdagangan internasional, dengan fokus utama
mereka ada pada aspek-aspek ekonomi yang luas.

Peran IMF dalam perdagangan internasional :


a. Berperan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan global. Ketika krisis ekonomi
terjadi di suatu negara, IMF dapat memberikan bantuan finansial kepada negara
tersebut untuk mengatasi ketidakstabilan ekonomi. Hal ini berdampak pada
perdagangan internasional karena ketidakstabilan ekonomi di satu negara dapat
berdampak pada perdagangan dengan negara lain.
b. IMF memberikan nasihat dan bimbingan kepada negara-negara anggotanya tentang
kebijakan ekonomi makro, termasuk kebijakan fiskal, moneter, dan pertukaran.
Penyelarasan kebijakan ini dapat mempengaruhi keseimbangan perdagangan suatu
negara.
c. IMF dapat memberikan bantuan keuangan kepada negara-negara untuk menjaga
stabilitas mata uang mereka. Hal ini penting dalam perdagangan internasional
karena mata uang yang stabil mendukung transaksi perdagangan internasional.

Peran World Bank dalam perdagangan international :

a. Bank dunia memberikan pinjaman dan dukungan finansial kepada negara-negara


untuk proyek-proyek pembangunan infrastruktur. Seperti pelabuhan, jalan raya, dan
fasilitas logistik lainnya, mendukung perdagangan internasional dengan
meningkatkan konektivitas dan efisiensi.
b. Bank Dunia juga bekerja untuk memerangi kemiskinan dan mengurangi
ketidaksetaraan dalam ekonomi. Ini dapat meningkatkan partisipasi ekonomi dan
perdagangan internasional di antara berbagai kelompok dalam masyarakat.
c. Bank Dunia memberikan dukungan kepada negara-negara yang mengalami konflik
atau bencana. Pemulihan ekonomi setelah konflik atau bencana adalah kunci untuk
mengembalikan perdagangan dan pembangunan ekonomi.
d. Bank dunia memberikan nasihat pada pertumbuhan jangka panjang yang seimbang
dalam perdagangan internasional dan pemeliharaan keseimbangan dalam neraca
pembayaran dengan mendorong investasi internasional untuk pengembangan
sumber daya produktif para anggota, Dengan demikian membantu meningkatkan
produktivitas, standar hidup dan kondisi tenaga kerja di wilayah mereka.

9
Sementara IMF lebih berfokus pada stabilitas makro ekonomi dan mata uang, Bank
Dunia lebih berfokus pada pembangunan ekonomi jangka panjang dan mengurangi
kemiskinan. Keduanya berperan dalam menciptakan kondisi yang mendukung
perdagangan internasional yang lebih lancar dan berkelanjutan.

3. Kerja sama Regional dan perjanjian perdagangan bebas

Kerja sama regional dan perjanjian perdagangan bebas adalah dua konsep yang
memiliki dampak signifikan pada perdagangan internasional. Mereka menciptakan kerangka
kerja yang memfasilitasi perdagangan antara negara-negara yang terlibat.
Kerja sama regional adalah bentuk kerja sama ekonomi dan politik antara sejumlah
negara dalam suatu wilayah geografis tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan di antara negara-negara tersebut.

Peran kerja sama regional dalam perdagangan internasional :

1. Negara-negara dalam suatu kawasan dapat mengadopsi perjanjian perdagangan


yang mengurangi atau menghilangkan tarif dan hambatan perdagangan lainnya di
antara mereka.
2. Kerja sama regional dapat menciptakan integrasi ekonomi yang lebih dalam, seperti
pasar tunggal atau serikat pabean. Hal ini meningkatkan aliran barang dan jasa
antara negara-negara tersebut dan menciptakan pasar yang lebih besar untuk
produsen dan konsumen.
3. Kerja sama regional juga bertujuan untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi
di wilayah tersebut. Stabilitas ini memungkinkan investasi asing dan pertumbuhan
ekonomi yang lebih kuat.
Perjanjian perdagangan bebas adalah perjanjian antara dua atau lebih
negara yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan hambatan
perdagangan, seperti tarif dan hambatan non-tarif. Tujuannya adalah untuk
menciptakan lingkungan perdagangan yang lebih bebas dan adil.

Peran perjanjian perdagangan bebas dalam perdagangan internasional:

1. Perjanjian ini mencakup pengurangan tarif impor antara negara-negara yang terlibat,
yang membuat barang-barang menjadi lebih terjangkau.
2. Perjanjian perdagangan bebas memberikan akses yang lebih baik ke pasar negara-
negara mitra, yang dapat membantu ekspor dan pertumbuhan ekonomi.
3. Selain tarif, perjanjian ini juga dapat mengatasi hambatan non-tarif, seperti peraturan
teknis, standar keamanan makanan, atau hak kekayaan intelektual.

10
4. Perjanjian perdagangan bebas mendorong prinsip-prinsip ekonomi pasar bebas dan
persaingan yang sehat.

Kerja sama regional dan perjanjian perdagangan bebas merupakan instrumen


penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan perdagangan internasional. Mereka
membantu mengurangi hambatan perdagangan dan menciptakan iklim yang lebih kondusif
untuk perdagangan barang dan jasa antara negara-negara yang terlibat.

E. Tantangan Dan Hambatan Perdagangan Internasional


Hambatan di dalam perdagangan internasional jelas akan mempersulit pelaku usaha
untuk memasuki pasar dunia secara bebas. Akan tetapi, beberapa hambatan yang
disepakati secara internasional ditujukan untuk memberikan keseimbangan kepada negara-
negara yang masih digolongkan sebagai negara miskin atau belum berkembang. Hambatan
dimaksud dapat diartikan sebagai bentuk pembatasan. Dalam berbagai kesepakatan
berdasarkan pertemuan yang diselenggarakan World Trade Organizatation (WTO),
hambatan tersebut harus diminimalkan. Hambatan yang dilakukan oleh suatu negara dapat
dalam bentuk pelarangan masuknya suatu produk (barriers) atau dalam bentuk meninggikan
tarif bea masuk (non barriers) sehingga produk tersebut kalah bersaing terutama dalam
bentuk harga jual. Beberapa bentuk hambatan di dalam perdagangan internasional sebagai
berikut.
1. Barrier to Entry

Barrier to entry adalah hambatan yang ditetapkan oleh suatu negara untuk
menghalangi masuknya investasi baru ke dalam suatu industri yang bertujuan melindungi
perusahaan dalam negeri. Bentuk konkret hambatan tersebut ialah tidak dikeluarkan izin
terhadap setiap permohonan investasi baru yang berasal dari luar negeri.

2. Tarif

Tarif adalah besaran pajak yang tinggi yang ditetapkan oleh suatu pemerintah
terhadap barang atau komoditas yang dimpor dari negara lain. Tujuan pajak dengan tarif
yang tinggi untuk melindungi produksi dalam negeri agar tidak kalah bersaing di pasar
sendiri, terutama yang berkaitan dengan harga.

3. Countervailing Duties

Countervailing duties adalah bea masuk khusus yang dibebankan atau dikenakan
terhadap barang impor suatu negara yang memberikan subsidi kepada produsen atau
eksportirnya. Tujuannya yaitu menghilangkan atau mengeliminasi keuntungan yang
dinikmati para produsen atau eksportir negara pengekspor akibat subsidi tersebut. Tindakan
ini dimungkinkan berdasarkan Article VII GATT hasil perundingan uruguay.

11
4. Bea Transito
Bea transito adalah pajak atau bea yang dibebankan atau dikenakan terhadap
barang-barang yang masuk wilayah suatu negara dengan ketentuan barang atau komoditas
tersebut tujuan akhirnya adalah negara lain. Bea transito dianggap sebagai hambatan
karena akan menaikkan cost of goods barang ekspor.

5. Commercial Control

Commercial control adalah kontrol yang dilakukan oleh suatu negara terhadap lalu
lintas perdagangan luar negeri. Kontrol ini merupakan suatu hambatan yang dianggap
bertentangan dengan semangat perdagangan bebas, karena terhambatnya barang atau
komoditas ke tangan importir.

6. Kuota

Kuota adalah pembatasan jumlah barang impor yang masuk ke suatu


negara.Pembatasan tersebut berkaitan dengan jumlah atau kuantitas suatu jenis produk
negara lain di dalam negeri. Tujuannya adalah melindungi hasil produksi dalam negeri yang
serupa atau sejenis.

7. Commonity Preference

Commonity preference adalah suatu kebijakan negara-negara yang tergabung dalam


Uni Eropa yang menetapkan harga komoditas dan produk pertanian lokal harus lebih rendah
dari harga komoditas dan produk pertanian impor.

8. Non Tariff Barriers

Non tariff barriers adalah kebijakan pemerintah suatu negara dalam membatasi
impor barang atau komoditas tertentu dengan cara mengatur tata niaga impornya. Kebijakan
in bertujuan memberikan perlindungan produk dalam negeri. Dalam kesepakatan
internasional GATT ditetapkan mekanisme dan kriteria perlindungan yang dapat diberikan
terhadap suatu jenis produksi.

9. Boikot (Boycott)

Boikot adalah pembatasan atau larangan masuknya suatu jenis atau beberapa
barang atau komoditas ke dalam negeri, terutama dari suatu negara tertentu. Larangan
tersebut terutama disebabkan hubungan antarnegara pengekspor dengan negara
pengimpor tidak baik atau tidak mempunyai hubungan diplomatic.

10. Pengawasan Ketat terhadap Transaksi Penukaran Valuta Asing

Hambatan ini terutama dirasakan bagi pelaku usaha yang negaranya menerapkan
ketentuan sistem devisa terbatas. Sistem ini menyebabkan tidak ada kebebasan bagi setiap

12
pelaku usaha atau penduduk untuk memegang mata uang atau sejenis yang digolongkan
devisa. Jika memerlukan devisa untuk melakukan impor harus mengajukan permohonan
pembelian devisa kepada otoritas pembayaran.

11. Pemasaran Tidak Sehat

Pemasaran tidak sehat adalah suatu kondisi pasar yang mekanismenya sangat
dikuasai ole pihak-pihak atau pelaku usaha tertentu, sehingga menghambat pelaku usaha
lain untuk masuk. Dampak dari persaingan tidak sehat yaitu sistem perdagangan menjadi
tidak fair, tidak ada kompetisi, atau persaingan yang sehat. Beberapa bentuk sistem
perdagangan atau pemasaran tidak sehat sebagai berikut

a. Collusive Practices yaitu suatu kerja sama antara para penjual (sellers) yang saling
bersaing (competing sellers) untuk menaikkan market price di atas competitive level. Kerja
sama tersebut dapat dilakukan secara tertulis (express) dan tersirat (factual) yang di
implimentasikan dengan cara pembatasan kompetisi (limiting competition) dan berakibat
mengikat pelaku usaha lain. Merger, konsolidasi, dan akuisisi dapat dianggap sebagai
collusive practices jika tujuannya akan merugikan pelaku usaha lain.
b. Dumping yaitu praktik penjualan produk di negara tujuan ekspor dengan harga di bawah
harga normal atau harga produsennya yang bertujuan menguasai pasar di luar negeri.
Sesuai keputusan GATT dan diperkuat oleh ketetapan Organisasi Perdagangan Dunia
(WTO), praktik dumping dianggap sebagai praktik perdagangan yang tidak jujur dan dapat
merugikan produsen produk yang disaingi serta mengacaukan sistem perdagangan dunia.
Dalam peraturan GATT, penurunan harga pada dasarnya dapat disahkan sepanjang tidak
ada pihak yang dirugikan.
c. Monopoli yaitu suatu keadaan pasar yang bersifat pasar penjual (sellers market) dan
hanya ada satu penjual yang memiliki bargaining power position yang sangat menentukan
harga.
d. Oligopoli adalah suatu keadaan pasar yang bersifat pasar pembeli (buyings market)
dengan hanya ada beberapa pembeli yang memiliki bargaining power position untuk
menentukan harga.
e. Monopsoni adalah suatu keadaan pasar yang bersifat pasar pembeli (buyings market).
Monopsoni umumnya bertujuan memengaruhi harga yang sangat terkait dengan kebutuhan
bahan baku suatu produksi.

12. Proteksionisme

Dalam perdagangan internasional, proses pertukaran barang dan jasa akan


melibatkan banyak negara. Masalah akan muncul apabila ada kepentingan-kepentingan
kelompok domestik tertentu yang berkeberatan atas berlangsungnya perdagangan

13
internasional tersebut. Untuk melindungi kepentingan kelompok domestik dari ancaman arus
barang dan jasa dari luar negeri tersebut, maka negara akan menghadangnya dengan
kebijakan politik berupa penerapan tarif dan kuota. Inilah yang dikenal dengan istilah
proteksionisme. Jika setiap negara di dunia ini memiliki berbagai kebijakan protektif yang
berbeda-beda, maka hal itu akan menjadi penghambat bagi berlangsungnya proses
perdagangan internasional.

13. Hak kekayaan intelektual

HKI merujuk pada hak-hak hukum yang diberikan kepada pencipta dan pemegang
hak atas karya intelektual, seperti paten, hak cipta, merek dagang(UU No. 20 Thn 2016),
rahasia dagang (UU No. 30 Thn 2000), dan desain industri. Terdapat isu-isu hak kekayaan
intelektual yang menjadi tantangan bagi perdagangan internasional, yaitu;

a. Hubungan dengan Perdagangan Digital: Isu hak kekayaan intelektual menjadi semakin
relevan dalam perdagangan digital, termasuk dalam hal perlindungan hak cipta konten
digital dan perangkat lunak, serta penyebaran konten digital yang illegal.
b. Hambatan untuk Akses ke Obat: Isu yang kontroversial adalah hak kekayaan
intelektual dalam industri farmasi. Paten obat dapat membatasi akses ke obat-obatan
penting di negara-negara berkembang karena harga yang tinggi.
c. Perdagangan Barang Bajakan dan Pemalsuan: Salah satu isu utama adalah peredaran
barang bajakan (produk yang melanggar hak cipta atau merek dagang) dan barang
palsu (produk yang melanggar hak merek). Hal ini dapat merugikan pemegang hak
kekayaan intelektual dan merusak reputasi merek, yang mempengaruhi perdagangan.
(Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta)

14
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu Negara
dengan Negara lain, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari masyarakatnya yang
diatur dalam perjanjian internasional. Dimana dengan adanya perdagangan internasiomal,
maka masing-masing Negara yang melakukan perdagangan internasional mendapatkan
keuntungan yaitu Negara yang mengimpor mendapatkan harga yang murah dibandingkan
dengan memproduksi barang tersebut sendiri sedangkan Negara yang mengekspor bagi
negaranya sendiri juga bisa memperoleh pemasukan devisa yang besar dari perdagangan
internasional yang mereka lakukan. Dan juga dapat kita ketahui perdagangan internasional
termasuk wilayah kegiatan usaha yang cukup kompleks, memerlukan pengetahuan yang
memadai, dan sangat banyak di atur (heavy regulation). Oleh sebab itu, untuk menangani
transaksi perdagangan internasional dibutuhkan personel yang memahami seluk-seluk
perdagangan internasional.

B. Saran
Penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini, dapat membantu pembaca
didalam menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya bagi kami. Penulis juga sangat
mengharapkan ktrik yang dapat membangun dari pembaca untuk penyusunan makalah ini,
karena makalah ini masih jauh dari kata sempurna.

15
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian Jakarta, 2007.


(Jurnal Https://Www.Kemenperin.Go.Id/Download/140/Kebijakan-Pemerintah-Dalam-
Perlindungan-Hak-Kekayaan-Intelektual-Dan-Liberalisasi-Perdagangan-Profesi-Di-
Bidang-Hukum)
Drs. Hilmi Rahman Ibrahim, M.Si, Hamka Halkam, S.E., M.B.A. Perdagangan
Internasional & Strategi Pengendalian Impor. (Lpu-Unas: 2021) 94-95
Eddy Rinaldy, Denny Ikhlas, Ardha Utama. Perdagangan Internasional : Konsep Dan
Aplikasi (Jakarta : Bumi Aksara, 2018) 5-18
Jurnal Ilmu Hokum Kyadiren, 2020. Leviza, Jelly. Tanggung Jawab Bank Dunia Dan Imf
Sebagai Subjek Hukum Internasional. (Jakarta: Sofmedia, 2009.) 78-85
Sjamsul Arifin, Dian Ediana Rae, Charles, P.R Joseph. Kerja Sama Perdagangan
Internasional : Peluang Dan Tantang Bagi Indonesia. (Jakarta : Gramedia, 2004) 67-
73 & 159-204
Triono, Dwi Condro. 2005. Perdagangan Internasional.

16

Anda mungkin juga menyukai