Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Rangkuman Materi Perumusan Kebijakan Perdagangan Nasional

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perdagangan Internasional


Dosen Pengampu : Guruh Ghifar Zalzalah,S.E., M.Sc.

Disusun Oleh :
1. Saputra Wijaya Kusuma 19133200059
2. Ahmad Zuber 19133200074

FAKULTAS BISNIS
PRODI SARJANA MANAJEMEN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2021

DAFTAR ISI
JUDUL
i
MAKALAH........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................................1
BAB II................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................................2
A. Dasar Pemikiran Untuk Intervensi Perdagangan..........................................................2
B. Hambatan Perdagangan Internasional...........................................................................5
C. Promosi Perdagangan Internasional..............................................................................8
D. Mengawasi Praktik Perdagangan Yang Tidak Adil......................................................9
BAB III.............................................................................................................................................11
PENUTUP........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................................11
B. Pendapat......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................12

KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah
kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “
Rangkuman Materi Perumusan Kebijakan Perdagangan Nasional”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Perdagangan Internasional di Universitas PGRI Yogyakrata.
Dalam penulisan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga selesai tepat waktu.
Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Guruh Ghifar Zalzalah, S.E.,
M.Sc. selaku dosen pengampu yang telah membimbing kami.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada
pembaca umumnya.

Yogyakarta, 22 Oktober 2021

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perekonomian global banyak perusahaan yang diuntungkan dari perdagangan
internasional, dengan mencari pasar asing yang merupakan sumber tambahan pelanggan yang
kaya. Ekspor menghasilkan beberapa pekerjaan domestik, sehingga pemerintah nasional
mempromosikan kesuksesan perusahaan domestic negara mereka di pasar internasional. Akan
tetapi terkadang perusahaan meyakini bahwa pesaing asing mereka telah mendapatkan
keuntungan yang tidak adil karena kebijakan yang diadopsi oleh pemerintah mereka.

B. Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud Dasar pemikiran, argument tingkat industry dan kebijakan
perdagangan nasional ?
2. apa saja hambatan perdagangan internasional ?
3. apa saja promosi dalam perdagangan internasional?
4. bagaimana cara mengawasi praktik perdagangan yang tidak adil?

C. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud Dasar pemikiran, argument tingkat industry dan
kebijakan perdagangan nasional.
2. Memahami apa saja hambatan perdagangan internasional.
3. Memahami promosi dalam perdagangan internasional.
4. memahami bagaimana cara mengawasi praktik perdagangan yang tidak adil.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Pemikiran Untuk Intervensi Perdagangan


Para politis, ekonom, dan pelaku bisnis telah beragumen selama berabad-abad terkait
kebijakan pemerintah terhadap perdagangan internasional. Di Amerika Utara perdebatan
kebijakan perdagangan kebijakan perdagangan akhir-akhir ini berfokus pada isu mengenai
apakah pemerintah seharusnya mempromosikan perdagangan “bebas” atau perdagangan
“adil”. Perdagangan bebas (free trade) mengimplikasikan bahwa pemerintah nasional
menggunakan pengaruh minimal pada keputusan ekspor dan impor perusahaan swasta dan
individu. Perdagangan adil (fair trade) disebut juga dengan perdagangan terkelola (managed
trade) menyatakan bahwa pemerintah nasional harus melakukan campur tangan secara aktif
untuk memastikan adanya “bidang permainan yang setara” yang mana perusahaan asing dan
domestic dapat bersaing dengan persyaratan yang setara. meskipun terdengan masuk akal,
argument bidang permainan yang setara sering kali digunakan untuk membenarkan kebijakan
yang membatasi kompetisi asing. Kebijakan yang diadopsi negara secara individual
mempengaruhi ukuran dan profitabilitas pasar dan investasi asing, serta sejauh mana
perusahaan tersebut terancam oleh impor asing dalam pasar domestic mereka. Perdebatan
tersebut juga mempengaruhi konsumen disetiap negara, mempengaruhi harga yang mereka
bayarkan untuk mobil, pakaian, televise, dan ribuan barang lainnya.
Argumen tingkat industri, argumen yang mendukung pedagangan bebas ini mengikuti
analisis Adam Smith, pertukaran secara sukarela membuat kedua belah pihak dari transaksi
tersebut diuntungkan dan mengalokasikan sumber daya untuk digunakan pada nilai
tertingginya. Menurut pandangan Smith , kesejahtraan suatu negara dan warganya paling baik
dipromosikan dengan cara memberikan individu yang berkepentingan tersebut, tanpa
memandang tempat tinggal mereka, untuk saling bertukar barang, jasa dan asset sesuai
kebutuhan mereka. namun banyak pelaku bisnisn, politisi dan pembuat kebijkan meyakini
bahwa, dalam keadaan tertentu deviasi dari perdagangan bebas adalah hal yang baik.
Argumen Pertahanan Nasional, (national defense argument) menyatakan bahwa suatu
negara harus dapat mencukupi kebutuhannya sendiri atas bahan baku, mesin, dan teknologi
2
yang penting atau menjadi rentan terhadap ancaman asing. argument pertahanan nasional
menarik bagi masyarakat umum, yang merasa khawatir bahwa negara mereka akan diombang-
ambingkan oleh negara lain yang mengendalikan sumber daya penting. banyak kelompok
kepentingan khusus menggunakan argument ini untuk melindungi industry mereka dari
persaingan asing.
Argumen Industri Bayi, Alexander Hamilton, mentri keuangan AS yang pertamakali
menyatakan argument ini (infant industry argument) pada 1791 yang meyakini bahwa sector
manufaktur pada masa pertumbuhan dari negara yang baru merdeka memiliki keunggulan
komparatif yang pada akhirnya akan memungkinkannya tumbuh dalam pasar internasional.
namun yang dikhawatirkan bahwa pada industry masa bayi dan remaja disuatu negara tidak
akan mampu bertahan dalam jangka pendek dan jangka panjang karena persaingan yang cukup
berat dari perusahaan eropa yang telah lebih dulu maju.
Pemeliharaan dari pekerjaan yang tersedia, perusahaan dan para tenaga kerja yang mapan ,
khususnya dinegara dengan tingkat upah yang tinggi, seringkali terancam oleh impor dari
negara-negara dengan tingkat upah rendah. Untuk mempertahankan tingkat pekerjaan yang
ada, perusahaan dan tenaga kerja seringkali mengajukan petisi kepada pemerintah mereka
untuk dibebaskan dari bentuk persaingan dengan pihak asing.
Teori perdagangan strategis, pada awal tahun 1980-an model perdagangan internasional
yang baru- yang dikenal secara kolekstif sebagai (strategic trade theory) sedang
dikembangkan, model model ini memberikan pembenaran toeritis untuk intervensi
perdagangan pemerintah, karena mendukung permintaan perusahaan untuk mendapatkan
proteksi. teori ini membuat asusmsi yang berbeda terkait lingkungan bisnis tempat perusahaan
tersebut beroprasional dibandingkan dengan teori klasik. Teori perdagangan strategis berlaku
pada industry yang mampu mendukung beberapa perusahaan diseluruh dunia, mungkin karena
tingginya biaya pengembangan produk atau pengaruh kurva pengalaman yang cukup kuat.
sebuah perusahaan dapat memeroleh laba monopoli yang berhasil menjadi salah satu dari
sedikit perusahaan dalam industry yang sangat terkonsentrasi tersebut.
Teori perdagangan strategis menyatakan bahwa pemerintah nasional dapat membuat
negaranya diuntungkan jika mereka mengadopsi kebijakan perdagangan yang meningkatkan
daya saing perusahaan domestic mereka dalam industry oligopolies seperti itu.

3
Kebijakan Perdagangan Nasional, pemerintah nasional juga dapat mengembangkan
kebijakan perdagangan yang dimulai dengan mengambil prespektif ekonomi secara lebih luas.
setelah menilaikebutuhan ekonomi nasional pemerintah kemudian mengadopsi kebijakan
industry bagi industry untuk mempromosikan agenda ekonomi negara tersebut secara
menyeluruh.
Program Pembangunan Ekonomi, tujuan penting dari kebijakan beberapa pemerintah,
khususnya yang berasal dari negara-negara berkembang, adalah pembangunan ekonomi.
perdagangan internasional dapat memainkan peran utama dalam program pembangunan
ekonomi. Negara yang bergantung pada ekspor tunggal seringkali memilih untuk melakukan
diverifikasi pada kegiatan perekonomian mereka untuk mengurangi dampak dari misalnya
gagal panen, atau jatuhnya harga ekspor produk dominan tersebut.
Kebijakan Industri, dibeberapa negara, pemerintah memainkan peranan aktif dalam
pengelolaan ekonomi nasional. Elemen penting dari tugas ini adalah menentukan industry
mana yang harus menerima perlakuan istimewa pemerintah. Pemerintah sejumlah negara telah
melakukan perdebatan terkait apakah mereka harus mengadopsi kebijakan industry (industrial
policy), pemerintah nasional mengidentifikasi industry domestic yang penting bagi
pertumbuhan ekonomi suatu negara dimasa depan dan kemudian merumuskan program yang
mempromosikan daya saing mereka. Idealnya, kebijakan industry dapat membantu perusahaan
suatu negara dalam meraih pangsa yang lebih besar dari pasar global yang sedang tumbuh dan
cukup penting.
Analisis pilihan public, menurut (public choice analysis), cabang ekonomi yang menganalisis
pengambilan keputusan public, kepentingan khusus sering kali mendominasi kepentingan
umum atas isu apapun untuk alasan yang boleh dibilang sederhana : kelompok dengan
kepentingan khusus bersedia bekerja keras untuk disahkanya hukum yang akan
menguntungkan kepentingan mereka. Menurut analisis pilihan public, kebijakan perdagangan
domestic yang mempengaruhi bisnis internasional tidak berasal dari suatu visi besar mengenai
tanggungjawab internasional suatu nigari tetapi lebih berasal dari suatu visi besar mengenai
tanggung jawab internasional suatu negara, tetapi lebih pada interaksi duniawi dari politisi
yang berusaha terpilih. pelaku bisnis internasional yang cerdas akan mengenali realitas politik
ini, sering kali perusahaan asing perlu menemukan sekutu politik domestic untuk melakukan
campur tangan.

4
B. Hambatan Perdagangan Internasional
Kita telah melihat bahwa politik domestik seringkali menyebabkan negara-negara berusaha
melindungi perusahaan domestik dari pesaing asing dengan mengupayakan adanya hambatan
dibagi menjadi dua yaitu:

1. Hambatan Tarif

Hambatan tarif adalah pajak yang dilakukan atas barang yang dilakukan secara internasional
sejumlah tarif digunakan atas barang pada saan barang tersebut keluar dari negar tarif ekspor
atau pada saat barang tersebut melalui suatu negara untuk menuju ke negara lain. Namun
sebagian besar tarif digunakan pada barang impor tarif impor terdapat tiga bentuk tarif impor
diantaranya:

 Tarif ad valorem (ad valorem tariff) nilai sebagai persentase dari nilai pasar
atas barang impor

 Tarif spesifik (specific tariff) dinilai sebagai jumlah dolar tertentu per unit
barang atau standar pengukuran lainnya

 Tarif majemuk (compound tariff) mempunyai baik komponen Ad valorem


maupun komponen spesifik

Pada praktiknya sebagian besar tarif yang diberlakukan oleh negara maju adalah advalorem
tarif diberlakukan atas nilai produk tersebut yang biasanya merupakan harga penjualan produk
saat memasuki negara tertentu. Sebagian besar negara telah mengadopsi skema klasifikasi
secara terperinci untuk barang impor yang disebut sebagai jadwal tarif harmonisasikan. Oleh
karena kompleksitasnya HTS terkadang sulit untuk digunakan masalah pertama yang dihadapi
importir adalah mengantisipasi keputusan pejabat bea cukai terkaitklasifikasi tarif yang tepat
untuk suatu barang impor.

importer yang mengabaikan saran baik ini seringkali terlihat dalam yang mulai mahal. Tarif
secara historis telah diperlakukan untuk dua alasan sebagai berikut:

 tarif meningkatkan pendapatan pemerintah nasional

Pendapatan tarif menyumbangkan bagian yang signifikan dari pendapatan pemerintah


negara berkembang seperti Ghana, togo, benin dan ethiopian. Negara-negara tersebut
seringkali sangat tergantung pada pertanian sebagai mata pencaharian utama dan sulit
untuk mengumpulkan pendapatan pajak yang signifikanselain dari sumber domestik.

 Tarif berlaku sebagai hambatan perdagangan

5
oleh karena tarif akan meningkatkan harga yang dibayar oleh konsumen domestik atas
barang asing maka akan meningkatkan permintaan atas barang subtitusi yang
diproduksi secara domestik.

Tarif mempengaruhi kelompok dengan kepentingan khusus baik domestik maupun


asing.

2. Hambatan non tarif

hambatan nontarif (nontariff barrier-NTB) merupakan kategori kedua dari pengendalian


pemerintah atas perdagangan internasional. Semua regulasi, kebijakan atau prosedur
pemerintah selain tarif yang mempunyai pengaruh memberikan adanya hambatan pada
perdagangan internasional yang dapat dikatakan sebagai hambatan non tarif terdapat tiga jenis
hambatan non tarif:

 Kouta

Negara dapat mengekang perdagangan internasional dengan memberlakukan kuota. Kouta


adalah batasan numerik pada kuantitas barang yang dapat diimpor ke dalam suatu negara
selama periode waktu tertentu misalnya 1 tahun. Kouta secara sederhana telah digunakan
untuk melindungi industri yang kekuatan politik besar seperti pertanian, mobil, dan tekstil dari
ancaman kompetisi.

Kouta tingkat tarif adalah kebijakan yang memberlakukan tarif rendah atas impor dengan
jumlah terbatas terhadap barang tertentu di atas ambang tersebut memberlukan tarif yang
sangat tinggi atas barang tersebut

 Pengendalian ekspor numerik

sebuah negara juga memerlukan hambatan kuantitatif terhadap perdagangan dalam bentuk
batasan numerik. Pembatasan ekspor sukarela merupakan janji oleh suatu negara untuk
membatasi ekspornya terhadap suatu barang kepada negara lain sampai jumlah atau persentase
dari pasar yang telah ditentukan sebelumnya. Sering kali ini dilakukan untuk memecahkan
atau menghindari konflik perdagangan dengan mitra dagang yang tidak bersahabat.

 Hambatan non tarif lainnya

negara juga menggunakan beragam NTB lainnya untuk memberikan proteksi terhadap adanya
persaingan asing. Beberapa NTB diadopsikan untuk melegintimasi alasan kebijakan publik
domestik, tetapi mempunyai pengaruh untuk membatasi perdagangan.

Bentuk-bentuk yang paling umum dari NTB non kuantitatif tarif diantaranya adalah

 standar produk dan pengujian

6
 Akses terbatas terhadap jaringan distribusi

 Kebijakan pengadaan barang sektor pemerintah

 Persyaratan pembelian lokasi

 Pengendalian regulasi

 Pengendalian mata uang

 Pengendalian investasi

 Standar produk dan pengujian

bentuk umum dari NTB adalah persyaratan angar barang asing memenuhi standar produk atau
standar pengujian suatu negara sebelum barang tersebut dikirim atau dijual di negara itu.
Perusahaan asing seringkali mengklaim bahwa standar ini mendiskriminasi produk mereka.

 Pembatasan akses terhadap jaringan distribusi

pembatasan akses pemasok asing terhadap saluran distribusi normal juga dapat berfungsi
sebagai NTB. China mengharuskan gula dan minyak bumi yang diimpor di distribusikan
hanya oleh perusahaan dengan milik negara sementara Indonesia memberikan hak eksklusif
impor beras kepada lembaga negara.

 Kebijakan pengadaan barang sektor pemerintah

kebijakan pengadaan barang sektor pemerintah yang memberikan perlakuan istimewa kepada
perusahaan domestik merupakan bentuk lain dari NTB. Kebijakan pengadaan barang sector
pemerintah secara khusus dianggap penting bagi negara yang mempunyai kepemilikan yang
cukup ekstensif terhadap industry dan dalam industry yang mana kepemilikan negara adalah
cukup lazim. jika pemerintah nasional mengadopsi kebijakan pengadaan yang menguntungkan
perusahaan lokal, maka orang asing akan tersisihkan dari sebagian besar pasar tersebut.

 Persyaratan pembelian lokal

Negara setempat dapat menghalangi perusahaan asing untuk mengekspor atau beroperasi di
negara setempat dengan mengharuskan perusahaan untuk membeli barang atau jasa dari
pemasok lokal.

 Pengendalian regulasi

Pemerintah dapat menciptakan NTB dengan mengadopsi pengendalian regulasi seperti


melakukan pengawasan di bidang kesehatan dan keselamatan. Mengharuskan perusahaan
untuk mendapatkan lisensi sebelum memulai aktivitas operasionalnya atau membangun pabrik

7
baru dan membebankan pajak dan biaya untuk layanan publik yang mempengaruhi
kemampuan bisnis internasional untuk bersaing di pasar negara setempat.

 Pengendalian mata uang

banyak negara khususnya negara berkembang dan negara dengan ekonomi terpusat
menerapkan hambatan terhadap perdagangan internasional melalui pengendalian mata uang.
Eksportir barang diizinkan untuk menukarkan mata uang dengan nilai tukar yang
menguntungkan sehingga membuat pasar asing menjadi saluran penjualan yang menarik bagi
produsen domestic. Importir dipaksa untuk membeli valuta asing dari bank sentral dengan
nilai tukar yang tidak menguntungkan, sehingga meningkatkan harga domestik barang asing.

 Pengendalian investasi

pengendalian terhadap investasi dan kepemilikan asing adalah lazim. Khususnya dalam
industri penting seperti penyiaran, utilitas, transportasi udara, kontrak pertahanan dan jasa
keuangan. Pengendalian ini seringkali membuat kesulitan bagi perusahaan asing untuk
mengembangkan keberadaannya secara efektif di pasar tersebut.

C. Promosi Perdagangan Internasional


kebijakan pemerintah untuk mempromosikan bisnis internasional seperti pemberian subsidi
pembentukan zona perdagangan asing, dan program pembiayaan ekspor.

 Subsidi

Negara seringkali berusaha merangsang ekspor dengan menawarkan subsidi yang dirancang
untuk mengurangi biaya perusahaan untuk melakukan bisnis. Oleh karena subsidi dapat
mengurangi biaya untuk melakukan bisnis, subsidi dapat mempengaruhi perdagangan
internasional dengan secara artificial memperbaiki daya saing perusahaan dalam pasar ekspor
atau dengan membantu perusahaan domestik memerangi impor asing. Namun subsidi dapat
tumbuh terlalu besar, sehingga dapat mengganggu pola normal dari perdagangan internasional

 Zona perdagangan asing

(foreign trade zone-FTZ) adalah suatu area geografis tempat barang impor atau ekspor
mendapatkan perlakuan tarif secara khusus. Sebuah FTZ dapat berupa daerah yang kecil
seperti sebuah gudang atau lokasi pabrik atau seluas kota shenzhen China. FTZ digunakan
oleh pemerintah di seluruh dunia untuk mendorong pembangunan ekonomi regional.

 Program pembiayaan ekspor

8
berbagai hal yang berbiaya besar seperti pesawat terbang, tempat pengeboran lepas pantai dan
proyek konstruksi berskala besar, keberhasilan atau kegagalan dalam kegiatan ekspor
tergantung pada produk berkualitas tinggi yang dihasilkan suatu perusahaan. Disediakannya
jasa perbaikan yang realibel setelah penjualan dan yang seringkali menjadi faktor penentu
ditawarkannya paket pembiayaan yang menarik. oleh karena pentingnya paket pembiayaan
sebagai besar negara yang melakukan perdagangan telah melahirkan lembaga milik
pemerintah untuk membantu perusahaan domestik dalam mengatur pembiayaan atas penjualan
ekspor, baik berskala besar maupun kecil.

D. Mengawasi Praktik Perdagangan Yang Tidak Adil


Dengan pemerintah di seluruh dunia mengadopsi program yang dirancang untuk melindungi
industri domestik dari impor dan program-program lainnya untuk mempromosikan ekspor
mereka. Tidak mengejutkan bahwa pesaing seringkali bertindak curang. Sebagai respon
terhadap komplain ini banyak negara telah menerapkan hukum yang melindungi perusahaan
domestik mereka dari praktik perdagangan yang tidak adil.

 Countervailing duty-CVD

sebagian besar negara melindungi perusahaan domestik dari pesaing asing yang diuntungkan
dari subsidi yang diberikan oleh pemerintah negara asal mereka. Countervailing duty adalah
tarif Ad valorem atas barang impor yang yang diberlakukan oleh negara pengimpor untuk
melawan dampak dari subsidi asing. Cvd dikualifikasi hanya untuk menghilangkan
keuntungan yang didapatkan eksportir dari subsidi tersebut, dengan cara ini perdagangan tetap
dapat didorong oleh kekuatan kompetitif perusahaan secara individual dan hukum keunggulan
kooperatif daripada oleh tingkat subsidi yang diberikan pemerintah kepada perusahaan
mereka.

 Regulasi anti dumping

Banyak negara khawatir jika perusahaan domestic menjadi korban praktik penetapan harga
diskriminatif atau eksploitatif dari perusahaan asing, seperti dumping. terdapat dua jenis
dumping. dumping dapat terjadi ketika suatu perusahaan menjual barangnya di pasar asing
dibawah harga yang mereka bebankan dipasar negaranya sendiri. jenis dumping ini adalah
bentuk diskriminasi harga internasional. jenis damping yang kedua melibatkan perusahaan
yang menjual barangnya dibawah biaya pasar asing, yang mana dumping menjadi bentuk dari
predatory pricing. kekhawatiran terhadap hal ini dikarenakan perusahaan asing dapat
menurunkan harganya dinegara setempat, mendorong perusahaan negara setempat untuk
keluar dari pasar, dan kemudian membebankan harga monopoli kepada konsumen yang
berasal dari negara setempat setelah para pesaingnya tidak ada lagi di dalam pasar. hukum anti

9
dumping berfungsi untuk memberikan proteksi terhadap industry lokal dari praktik dumping
oleh perusahaan asing.

 Usaha perlindungan

hukum perdagangan internasional juga mengizinkan masing-masing negara untuk memberikan


proteksi atas pentingnya sendiri dari lonjakan barang impor secara tiba-tiba, meskipun ketika
barang-barang tersebut diperdagangkan secara adil memberi mereka waktu untuk melakukan
penyesuaian dengan perusahaan lingkungan ekonomi yang ada. Tindakan tersebut ini
menggunakan klausul usaha perlindungan atau klausul jalan keluar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perumusan kebijakan perdagangan yang dapat memajukan kepentingan ekonomi warga negara
adalah tugas penting yang dihadapi oleh sebagian besar pemerintah nasional. beberapa dasar
pemikiran untuk ikut campur tangan pemerintah berfokus pada kebutuhan spesifik dari suatu
industry ( argument pertahanan nasional, industry bayi, pemeliharaan dari pekerjaan yang
tersedia, dan perdagangan strategis) sementara yang lainnya berfokus pada kebutuhan negara
10
tersebut secara keseluruhan (pembangunan ekonomi dan kebijakan industri). Selama berabad-
abad pemerintah telah mengembangkan beragam hambatan perdagangan seperti tariff impor,
kouta, VER yang juga dapat merugikan produk asing dalam pasar. Pemerintah nasional juga
berusaha untuk mempromosikan kepentingan perusahaan domestic dalam perdagangan
internasional melalui program lain seperti memberikan subsidi barang dan jasa, membentuk
FTZ dan program pembiayaan ekspor. Pemerintah nasional juga melindungi produsen lokal
dari persaingan asing yang tidak adil melalui CVD dan hukum anti dumping.
B. Pendapat
Sudah sewajarnya jika pemerintah nasional untuk memajuikan kepentingan ekonomi di
negaranya. Campur tangan atau intervensi pemerintah diperlukan untuk memastikan dan
melindungi perusahaan domestic agar dapat bersaing dan bertahan dalam menghadapi
persaingan pasar dengan perusahaan asing. Selain hal tersebut mempromosikan perusahaan
domestic dalam mengembangkan dan memasarkan produknya. Pemerintah juga harus bisa
melindungi produsen lokal dari persaingan yang tidak sehat. semua hal tersebut dilakukan
untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

DAFTAR PUSTAKA

 Griffin, R. W., & Pustay, M. W.2015. International Business: A Managerial


Perspective (Vol. 8). Salemba Empat: Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai