Anda di halaman 1dari 21

BISNIS INTERNASIONAL

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Aspek Hukum dalam Ekonomi”

Dosen Pengampu:

Dr. H. Sofyan Zefri., SHI., MSI.

Disusun oleh:

1. Zaenal Afandi (G74218145)


2. Shabrina Amalia Fildzah (G94218220)
3. Sifaun Nadhiroh (G94218221)

PROGAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, umat manusia. Shalawat serta
salam tak lupa kita ucapkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw.

Atas berkat rahmat Allah SWT. Kami dapat menyelesaikan makalah yang
membahas tentang “Bisnis Interasional”. Makalah ini merupakan tugas terstruktur dari
mata kuliah Aspek Hukum dalam Ekonomi. Didalamnya akan dibahas mengenai
tinjauan umum terkait pengertian bisnis internasional, ketentuan hukum bisnis
internasional, jual beli internasional, metode pembayaran internasional, dan imbal beli
internasional.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami maupun para
pembaca. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kami mengharapkan saran yang membangun dari pembaca agar
makalah menjadi lebih baik dan sempurna untuk kedepannya.

Dengan demikian, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada teman-


teman dan dosen pengajar, yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Dan akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan dapat sedikit mewujudkan pengetahuan didalam lembaran ini. Amin.

Surabaya , 3 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan .................................................................................................................... 2

D. Manfaat .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Pengertian Bisnis Internasional ............................................................................. 3

B. Ketentuan Hukum Bisnis Internasional ................................................................. 4

C. Jual Beli Internasional ........................................................................................... 6

D. Metode Pembayaran Internasional ........................................................................ 8

E. Imbal Beli Internasional ...................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 17

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bisnis internasional merupakan salah satu bentuk Hubungan
Internasional. Bisnis Internasional merupakan kinerja aktivitas bisnis yang
melintasi batas nasional. Suatu negara akan membutuhkan negara lain dalam
rangka pemenuhan kebutuhan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan sumber daya
untuk keperluan industri, karena tidak semua iklim cocok untuk hasil bumi, dan
masih banyak lagi faktor yang melatar belakangi dilakukannya Bisnis
Internasional.
Bisnis internasional yang digerakkan suatu Negara memiliki macam
aktivitas di dalamnya dan memiliki tahapan memasuki kegiatan bisnis. Selain
itu diadakannya bisnis internasional memiliki spesialisasi keunggulan
atau kekuatan beserta kelemahannya maka suatu Negara haruslah menentukan
pilihan yang strategis. Pertimbangan pengembangan bisnis yang mendorong
mengapa suatu perusahaan terjun ke bisnis internasional. Serta hambatan-
hambatan dalam memasuki bisnis internasional.
Bisnis internasional merupakan salah satu kompenen penting penggerak
kehidupan perekonomian suatu bangsa maka dari itu salah satu kompenen ini
haruslah berjalan dalam rangka keberlangsungan kehidupan bangsa. Setiap
negara pasti melakukan bisnis internasional, karena dengan melakukan bisnis
internasional banyak keuntungan yang diperoleh. Maka dari itu, penulis
memutuskan untuk mengambil tema "Bisnis Internasional" dalam pembahasan
makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bisnis internasional?
2. Bagaimana ketentuan hukum bisnis internasional?
3. Apa yang dimaksud dengan jual beli internasional?
4. Apa saja metode pembayaran internasional?
5. Apa yang dimaksud imbal beli internasional?

1
C. Tujuan
1. Mampu memahami pengertian Bisnis internasional.
2. Mampu memahami ketentuan hukum bisnis internasional.
3. Mampu memahami jual beli internasional.
4. Mampu memahami metode pembayaran innternasional.
5. Mampu memahami imbal beli internasional.

D. Manfaat
1. Agar pembaca dapat membuka wawasan mengenai Bisnis Internasional.
2. Melatih kreatifitas penulis dalam menuangkan gagasan pemikirannya.
3. Dapat dijadikan referensi ilmiah bagi para pembaca yang sedang mencari
topik yang sama.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bisnis Internasional


Bisnis internasional adalah sebuah kegiatan yang menyangkut segala
macam transakasi bisnis di antara dua negara atau lebih, dengan mencakup baik
kegiatan antar pemerintah maupun perusahaan swasta.1
Kegiatan bisnis ini bagi pihak swasta memiliki tujuan mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya, sedangkan bagi pemerintah kegiatan bisnis
ini bukan hanya untuk keuntungan semata, akan tetapi juga memiliki tujuan
untuk kesejahteraan sosial.2
Seperti yang kita ketahui, tidak ada satu Negara pun yang dapat
menghasilkan sendiri semua barang atau jasa yang dibutuhkan oleh Negara
tersebut. Karena tidak semua Negara memiliki sumber alam untuk keperluam
industri serta tidak semua iklim cocok untuk hasil bumi. Dan masih banyak lagi
faktor yang melatar belakangi dilakukannya Bisnis Internasional.
Transaksi bisnis dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain yang
dikenal dengan perdagangan internasional (international trade). Dilain pihak,
transaksi bisnis dilakukan pula oleh suatu perusahaan dalam satu negara dengan
perusahaan lain atau individu di negara lain yang disebut pemasaran
intemasional (international marketing) yang kemudian diartikan sebagai bisnis
internasional.
Perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar negara
biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu ekspor dan impor. Negara
dikatakan mengalami defisit neraca perdagangan jika memiliki nilai impor yang
lebih besar dibandingkan nilai eksporya, Negara dikatakan memiliki neraca
perdagangan surplus jika nilai ekspornya lebih besar daripada nilai imporya.
Sedangkan Pemasaran internasional yang biasa disebut sebagai bisnis
internasional (international business) merupakan keadaan dimana suatu
perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan negara lain,
1
T. May Rudy, Bisnis Internasional Teori, Aplikasi, & Operasionalisasi, (Bandung:Refika Aditama
2001). hlm. 1.
2
Budi Rustandi Kartawinata, Aditya Wardhana, Syahputra, Bisnis Internasional, (Bandung: PT. Karya
Manunggal Lithomas, 2014), hlm. 2.

3
perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Produk yang
dipasarkan itu tidak saja berupa barang akan tetapi dapat pula berupa jasa.

B. Ketentuan Hukum Bisnis Internasional


Peraturan hukum serta kebijakan Negara akan mempengaruhi kegiatan
bisnis yang terjadi diantara mereka, sehingga beberapa investor asing khususnya
lebih sedikit berhati-hati dalam melakukan transaksi bisnis, dengan demikian para
pihak dalam transaksi bisnis internasional hendaknya mendapat perlindungan
hukum yang sepantasnya dari beberapa kemungkinan-kemungkin pergolakan
perekonomian dan kebijakan di Negara tempat dimana melakukan investasi.
Kontak internasional adalah suatu kontrak yang didalamnya ada atau
terdapat unsur asing (Foreign element). Unsur asing yang dimaksud diantaranya
adalah adanya subjek hukum yang berbeda kewarganegaraan. 3 Transaksi dagang
internaisonal harus mematuhi ketentuan-ketentuan yang dibuat negara-negara
dan/atau lembaga-lembaga internasional. Adapun beberapa ketentuan tersebut
diantaranya berkaitan dengan tarif pajak / bea ekspor impor, barang (goods) yang
boleh diperdagangkan, serta ketentuan-ketentuan tentang asuransi, metode
transaksi dan lain sebagainya.
Terdapat tujuh bentuk hukum yang dapat menjadi sumber hukum kontrak
internasional, yakni :4
1. Hukum Nasional.
2. Dokumen Kontrak .
3. Kebiasaan-kebiasaan di bidang perdagangan internasional yang terkait
dengan kontrak.
4. Prinsip-prinsip hukum umum mengenai kontrak.
5. Putusan pengadilan.
6. Doktrin.
7. Perjanjian internasional mengenai kontrak.
Secara umum, terdapat 2 prinsip-prinsip hukum umum dalam kontrak bisnis
internasional yang mendasari terciptanya kontrak bisnis internasional yakni :

3
Huala Adolf, Dasar-dasar Hukum Kontrak Internasional. (Bandung. PT. Refika Aditama, 2008). hlm.
5.
4
Ibid, hlm. 7.

4
1. Prinsip dasar kebebasan berkontrak (freedom of the contract) dilakukan
berdasarkan pada kebebasan para pihak menetukan isi dan prestasi yang
akan dituangkan dalam kontrak bisnis internasional. Meskipun diberi
kebebasan dalam menentukan prestasi, namun tetap harus
memperhatikan sumber hukum kontrak internasional.
2. Prinsip kedaulatan/supremasi hukum nasional yakni kebebasan juga
diberikan pada pemilihan hukum (choise of law), berbeda pada kontrak
bisnis nasional, pada kontrak bisnis internaisonal, kedua belah pihak
biasannya terlebih dahulu menyepakati pilihan hukum guna
menundukkan diri pada hukum nasional negara salah satu subjek hukum
kontrak bisnis. Prinsip kedaulatan/supremasi hukum juga dapat
diterapkan pada kontrak bisnis yang tidak menentukan pilihan hukum
dalam kontraknya. Dengan menggunakan beberapa asas dalam hukum
kontrak yang terdapat dalam kaidah hukum perdata internasional.
Transaksi bisnis internasional merupakan bagian kajian dari hukum perdata
internasional, dimana dalam kaidah hukum perdata internasional akan
menetukan apakah kontrak bisnis internasional tersebut memang harus
dilindungi menurut kaidah hukum nasional ataupun kaidah hukum asing.
Pada awalnya hukum dagang berinduk pada hukum perdata. Namun seiring
berkembangnya waktu hukum dagamg mengodifikasi aturan-aturan hukumnya
sehingga tercipta Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang
sekarang telah berdiri sendiri dan terpisah dar KUHP.
Adapun yang menjadi sumber hukum perdagangan Internasional yakni
sebagai berikut:5
1) Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional merupakan salah satu sumber hukum yang
menjadi pokok penting dalam bisnis internasional. Perjanjian
internasional ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu perjanjian
multilateral, regional dan bilateral.

5
Serlika Aprita dan Rio Adhitya, Hukum Perdagangan Internasional, (Depok: PT Raja Grafindo
Persada, 2020), hlm. 40.

5
a. Perjanjian multirateral adalah kesepakatan tertulis yang
mengikat lebih dari dua pihak (Negara) yang tunduk pada
hukum internasional.
b. Perjanjian regional adalah suatu kesepakatan dibidang
perdagangan internasional yang dibuat oleh Negara-negara yang
berada dalam suatu regional tertentu.
c. Sedangkan perjanjian bilateral yakni ketika perjanjian tersebut
mengikat dua subjek hukum internasional. Termasuk dalam
kelompom perjanjian ini yaitu perjanjian penghindaran pajak
berganda.
2) Hukum kebiasaan Internasional
Hukum ini disebut juga hukum para pedagang. Ketentuan yang
dapat ditemukan antara lain didalam kebiasaan-kebiasaan yang
berkembang dan dituangkan dalam kontrak perdagangan internasional.
3) Prinsip-prinsip hukum umum
Sumber hukum ini akan mulai berfungsi ketika hukum perjanjian
dan hukum kebiasaan internasional tidak memberi jawaban atas sesuatu
persoalan.
4) Putusan-putusan badan pengadilan dan doktrin
Sumber hukum ini dalam hukum perdagangan internasional tidak
memiliki kekuatan hukum yang kuat, seperti yang dikenal dalam system
hukum common law.
5) Kontrak
Sumber hukum ini merupakan sumber utama dan terpenting
dalam perjanjian atau kontrak yang dibuat oleh para pedagang sendiri.
6) Hukum Nasional
Signifikasi hukum nasional sebagai sumber hukum perdagangan
internasional tampak dalam uraian mengenai kontrak, yang akan mulai
lahir ketika timbul sengketa sebagai pelaksanaan dari kontrak.

C. Jual Beli Internasional


Dalam hal perdagangan internasional transaksi antar negara dilakukan
dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor maka

6
timbul “Neraca Perdagangan Antar Negara”. Perdagangan Internasional
memiliki tujuan untuk dapat memaksimalkan keutungan bagi setiap negara yang
terlibat. Oleh karena itu, beberapa negara memberlakukan kebijakan-kebijakan
perdagangan internasional sebagai usaha melindungi perusahaan-perusahaan
dalam negerinya.
Tahap-Tahap Perdagangan Internasional antara lain sebagai berikut:
1. Ekspor Insidentil (Incident At Export)
Tahap ini terjadi pada saat adanya kedatangan orang asing di negeri
kita untuk membeli barang-barang, kemudian kita harus mengirimkannya ke
negeri orang asing tersebut.
2. Ekspor Aktif (Aktif Export)
Tahap aktif yaitu perusahaan dalam negeri mulai aktif untuk melakukan
manajemen atas transaksi itu. Pada tahap awal pengusaha bertindak pasif.
Maka, dalam tahap ini disebut sebagai tahap “ekspor aktif”, sedangkan tahap
diatas disebut tahap pembelian atau “Purchasing”.
3. Penjualan Lisensi (Licensing)
Suatu perusahaan menjual lisensi atau merek dari produknya ke negara
penerima, yang dijual hanya merek sehingga negara penerima dapat
melakukan manajemen yang luas. Negara penerima harus membayar fee atas
lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.
4. Franchising
Suatu perusahaan asing memberikan hak kepada suatu perusahaan di
negara lain untuk untuk menggunakan merek, logo dan teknik operasi.
5. Pemasaran di Luar Negeri
Pemasaran di Luar negeri adalah bentuk yang akan memerlukan
intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan
pendatang (Host Country) harus aktif dan mandiri untuk melakukan
manajemen pemasaran bagi produknya itu di negeri asing (Home Country).
Pengusaha pendatang yang merupakan orang asing harus mampu untuk
mengetahui perilaku (segmentasi) di negeri penerima itu sehingga dapat
dilakukan program yang efektif.
6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri (Total International Business)

7
Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di
negeri asing dengan segala modalnya, kemudian memproduksi di negeri itu,
lalu menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu juga. Bentuk ini memiliki
unsur positif bagi negara yang sedang berkembang karena dalam bentuk ini
negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk
mendirikan pabrik tersebut.

Yang termasuk dalam bidang perdagangan internasional atau jual beli


internasional antara lain:
a. Jual Beli Internasional:
1) Mengenai pembentukan kotrak-kontrak
2) Mengenai perjanjian-perjanjian
3) Mengenai jual beli secara eksklusif
b. Surat-surat berharga (negotiable instrument) dan kredit dagang oleh
pihak Bank.
c. Hukum berkenaan dengan diadakannya kegiatan-kegiatan dagang
dibidang Hkum Dagang.
d. Asuransi
e. Pengankutan atau transportasi barang:
1) Pengangkutan barang melalui laut
2) Pengangkutan barang melalui udara
3) Pengangkutan barang melalui jalan
4) Pengangkutan barang melalui kereta api
5) Pengangkutan barang melalui perairan dalam negeri
f. Hukum dagang milik perindustrian dan hak cipta
g. Arbritrase perdagangan

D. Metode Pembayaran Internasional


Dalam setiap transaksi ekspor impor, kewajiban utama dari eksportir
adalah melakukan pengiriman barang, sedangkan kewajiban utama dari importir
adalah menyediakan dana pembayaran.
Pembayaran internasional adalah pembayaran atas transaksi yang
dilakukan oleh negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional

8
berdasarkan kesepakatan yang telah dirundingkan sebelumnya. Pembayaran
dalam perdagangan internasional pada umumnya dilaksanakan melalui bank.6
Sistem atau metode pembayaran internasional merupakan suatu cara atau
metode yang digunakan dalam menyelesaikan pembayaran akibat terjadinya
transaksi ekonomi atau perdagangan internasional antarnegara. Adapun beberapa
metode atau cara pembayaran internasional yang umum digunakan untuk
memenuhi segala kewajiban alam transaksi perdagangan internasional adalah:7
1. Latter of Credit atau L/C
Latter of Credit atau L/C adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas
permintaan pembeli barang (importir) dimana bank tersebut yang menyetujui
dan membayar wesel yang ditarik oleh penjual barang (eksportir). Dengan
demikian L/C merupakan suatu alat pengganti kredit bank dan dapat
menjamin pembayaran bagi eksportir.
Pihak yang terkait dalam L/C adalah opener (importir), issuer (bank yang
mengeluarkan L/C), beneficiary atau penjual (eksportir), dan dalam
praktiknya ada satu pihak lagi yaitu confirming bank, yaitu bank di negara
eksportir.
Pada saat ini lebih dari 50% pembayaran internasional menggunakan L/C
karena metode ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain sebagai
berikut.
a. Adanya jaminan pembayaran bagi eksportir/penjual
b. Adanya jaminan penerimaan barang bagi importir melalui perbankan
yang akan menyerahkan pembayaran sesuai dengan syarat-syarat
yang ditetapkan dalam L/C.
c. Adanya fasilitas kredit eksportir atau importir melalui perbankan.
d. Adanya fasilitas hedging.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam L/C adalah:
a. Sifat L/C, apakah revocable atau irrevocable.
b. Tanggal expired L/C.
c. Tanggal pengapalan.

6
Dr. Mahyus Ekananda, Sistem Pembayaran dan Neraca Pembayaran Internasional, Airlangga
University, 2020, hlm. 3.
7
Serlika Aprita dan Rio Adhitya, Op.Cit. hlm. 99.

9
d. Syarat-syarat dalam L/C, misalnya apakah dapat dilakukan
transhipment atau partial shipment.
Pembayaran transaksi dengan mempergunakan L/C merupakan cara
pembayaran yang paling umum dipergunakan dalam transaksi-transaksi
bisnis, khususnya transaksi jual beli barang (sales of good). Cara
pembayaran dengan mempergunakan L/C terlebih dahulu dicantumkan
dalam sales contract. Berdasarkan klausula cara pembayaran dengan L/C
yang tercantum dalam kontrak inilah selanjutnya pembeli (importir)
mengajukan aplikasi L/C kepada bank devisa di negaranya (opening bank)
untuk manfaat penjual. Opening bank selanjutnya akan mengirim surat L/C
kepada beneficiary melalui bank korespondennya di negara penjual
(eksportir). Bank Koresponden/advising bank kemudian memberi tahu
beneficiary bahwa kepadanya telah dibuka L/C. Setelah menerima L/C
tersebut kemudian penjual (eksportir) mengirimkan barang kepada pembeli.
Dokumen-dokumen asli mengenai barang tersebut diserahkan kepada
advising bank dan duplikatnya dikirimkan kepada pembeli. Setelah
melakukan penelitian terhadap kelengkapan dokumen, maka advsing bank
akan melakukan pembayaran. Dokumen yang diterima dan telah diperiksa
oleh advising bank kemudian dikirim ke opening bank (issuing bank) dan
setelah itu issuing bank melakukan pembayaran kepada advising bank.
Pembuka kredit (importir) membayar semua kewajiban kepada issuing bank
setelah dinotofikasi bahwa semua dokumen telah datang. Issuing akan
mengirim dokumen asli kepada pembuka kredit, sebagai dasar untuk
meminta barang dari pengangkut. Dengan mempergunakan L/C pembayaran
akan menjadi lebih mudah, aman dan terjamin kelengkapan dokumen
pengapalan, serta resiko dapat dialihkan kepada bank yang terkait. Selain itu,
bagi eksportir L/C juga dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh
pinjaman.8
2. Advance Payment (Cash in Advance)
Advance payment merupakan salah satu bentuk cara pembayaran non
L/C yang dikenal dalam berbagai kontrak bisnis, termasuk kontrak bisnis

8
Dr. Mahyus Ekananda, Op. Cit. hlm. 8.

10
yang bernuansa internasional. Cara pembayaran dengan sistem advance
payment biasa dikenal dengan sebutan pembayaran dimuka, karena melalui
cara ini pembeli (importir) membayar terlebih dahulu kepada penjual
(eksportir) melalui perintah transfer bank ke rekening penjual (ekportir),
sebelum penjual (eksportir) yang bersangkutan mengirimkan barang yang
diperjanjikan. Setelah menerima pembayaran harga baik keseluruhan
maupun sebahagian baru kemudian penjual (eksportir) melakukan
kewajibannya mengirimkan barang melalui port of loading. Barang yang
dikirim tersebut sudah tercatat atas nama pembeli (importir).
3. Open Account
Open Account merupakan kebalikan dari pembayaran cash. Dengan cara
open account, barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat
perintah membayar serta dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah
beberapa waktu atau terserah kebijakan importir. Dengan cara itu, risiko
sebagian besar ditanggung eksportir. Misalnya, eksportir harus mempunyai
banyak modal dan apabila pembayaran akan dilakukan dengan mata uang
asing maka risiko perubahan kurs menjadi tanggungannya. Dengan metode
ini maka pembayaran dilakukan setelah barang diterima, atau kebalikan dari
sistem advance payment. Sistem pembayaran ini mengharuskan penjual
(eksportir) mengirim barang terlebih dahulu setelah kontrak ditandatangani.
Pembayaran dilakukan setelah pembeli menyetujui barang-barang yang
diterima. Pengiriman uang dilakukan melalui ban
4. Consignment (Konsinyasi)
Konsinyasi juga dikategorikan sebagai cara pembayaran transaksi.
Konsinyasi sebenarnya merupakan variasi lain dari cara pembayaran dengan
open account. Melalui konsinyasi eksportir yang terlebih dahulu
mengirimkan barang. Perbedaannya dengan open account adalah mengenai
waktu importir mengirimkan barang. Kalau pada open account importir
mengirimkan barang kepada importir setelah barang dikirimkan atau pada
waktu tertentu yang disepakti kemudian dilakukan pembayaran, maka pada
konsinyasi importir berkewajiban melakukan pembayaran atas barang
setelah importir berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. Cara

11
pembayaran seperti ini cenderung mengandung risiko yang sangat besar bagi
eksportir.
Mengingat risiko dalam kontrak konsinyasi, maka umumnya kontrak-
kontrak konsinyasi jarang dipergunakan, kecuali oleh pihak-pihak yang telah
lama saling mengenal baik, mengetahui reputasi masing-masing, dan yang
terpenting para pihak telah berulang kali melakukan transaksi atau kerja
sama bisnis lainnya. Meskipun demikian, kontrak-kontrak yang
mempergunakan cara konsinyasi dalam pembayaran juga mempunyai
berbagai keuntungan. Bagi eksportir, akan memperoleh keuntungan berupa
kemudahan untuk memasarkan barangnya di luar negeri, karena cara ini
banyak diminati importir. Sementara itu bagi importir, sangat
menguntungkan karena tidak perlu mengeluarkan dana untuk pembayaran
harga barang terlebih dahulu.
5. Collection (Inkaso)
Collection merupakan cara pembayaran dengan mempergunakan jasa
bank untuk melakukan penagihan. Dalam collection, penjual (eksportir)
bertindak sebagai principal yang memberikan kepercayaan kepada bank
untuk melakukan penagihan kepada importir (pembeli). Penagihan tersebut
didasarkan pada dokumen-dokumen. Bank yang menerima amanat untuk
melakukan penagihan (remitting bank) setelah menerima dokumen akan
meneruskan collection. Remitting bank setelah menerima dokumen
collection selanjutnya meneruskan dokumen tersebut ke collecting bank
dengan menggunakan collection instruction. Collection bank inilah yang
akan meneruskan dokumen kepada pihak yang harus membayar
(drawee/importir).

E. Imbal Beli Internasional


1. Pengertian Imbal Beli
Imbal beli pada hakikatnya merupakan perjanjian. Perjanjian ini
menimbulkan akibat hukum bagi yang menandatanganinya, sehingga timbul
kewajiban untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah disepakati dalam
perjanjian itu. Dalam imbal beli, rekanan asing yang tidak melaksanakan
kewajibannya dikenakan penalti.

12
Barter atau imbal dagang dalam hubungan perdagangan luar negeri
merupakan bentuk pengiriman barang–barang ke luar negeri untuk bisa
ditukarkan langsung dengan barang–barang yang dibutuhkan di dalam
negeri.9
Pengertian barter dalam perdagangan internasional ini memang pada
intinya seperti pengertian barter secara tradisional. Dimana satu barang
ditukar dengan barang lain yang senilai. Hanya bedanya, barter atau imbal
dagang dalam pengertian pada kegiatan ekspor impor, dilakukan lintas
negara.
Dalam imbal dagang ini, eksportir juga tidak menerima pembayaran
dalam bentuk devisa, melainkan hanya berupa barang yang nantinya bisa
dijual lagi di dalam negeri.
2. Landasan Hukum dan Peraturan yang Berhubungan dengan Imbal Beli
Landasan hukum imbal beli adalah Surat Menteri/Sekretaris Negara
Nomor R-079/TPPBPP/1/1982, tanggal 21 Januari 1962, tentang "Pokok-
Pokok Ketentuan Pengaitan Pembelian Pemerintah dan Impor dengan
Ekspor Indonesia di Luar Minyak dan Gas Bumi". Sedangkan peraturan
yang berhubungan dengan imbal beli di sini maksudnya adalah peraturan
sebagai berikut:10
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1980
tentang Tim Pengendali Pengadaan Barang/Peralatan Pemerintah,
yang disempurnakan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 1983 tentang Penyempurnaan Keputusan Presiden
Nomor 10 Tahun 1980 tentang Tim Pengendali Pengadaan
Barang/Peralatan Pemerintah.
b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 14A Tahun 1900
tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang
disempurnakan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 1981 tentang Penyempurnaan Keputusan Presiden
Nomor 14A Tahun 1900 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara.
9
Serlika Aprita dan Rio Adhitya, Op. Cit. hlm. 118.
10
Ibid, hlm. 120.

13
c. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1980
tentang Tata Cara Penvediaan Dana dan Tata Cara Pelaksanaan
Pembayaran dalam Rangka Pengadaan Barang Peralatan Pemerintah.
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1962
tentang Pelaksanaan Ekspor, Import, dan Lalu Lintas Devisa.
3. Perjanjian-perjanjian Pokok dalam Imbal Beli
Khusus untuk imbal beli ditetapkan sebuah syarat lagi sebelum
ditandatanganinya surat perjanjian pengadaan peralatan. Syarat tersebut ialah
Letter of Undertaking dan Assignment Agreement.
a. Letter of Undertaking
Letter of Undertaking merupakan surat pernyataan kesanggupan
mengekspor produk-produk Indonesia yang harus dilampirkan pada saat
tekanan asing akan mengajukan permohonan mengikuti lelang. 11 Dari
uraian ini dapat diketahui bahwa rekanan asing tidak dapat mengikuti
lelang bila ia tidak melampirkan pernyataan kesanggupan mengekspor
tersebut.
Di dalam Letter of Undertaking rekanan asing menyatakan
kesanggupannya untuk:
1) Melakukan pembelian hasil-hasil pertanian dan/atau hasil industri
Indonesia. Kewajiban ini dapat dilakukan oleh rekanan asing itu
sendiri, perusahaan yang bergabung dengannya , atau oleh pihak
ketiga asing. Pembelian ini dilakukan rekanan asing dengan memilih
satu atau beberapa produk. Setiap pembelian yang dilakukan rekanan
asing dikonfirmasi oleh Departemen Perdagangan di dalam Annex A.
Annex A merupakan pemberitahuan dari Departemen Perdagangan
kepada rekanan asing yang memberikan penegasan tentang:
a) Nilai FOB semua peralatan, bahan, dan produk yang disediakan
bukan dari bahan-bahan Indonesia.
b) Negara tujuan tempat produk produk Indonesia dipasarkan
kembali atau digunakan , dengan catatan tidak mengganggu

11
Ibid, hlm. 127.

14
kegiatan dagang yang telah dilakukan pedagang Indonesia ke
negara tersebut.
c) Perusahaan / gabungannya yang melakukan pembelian.
d) Jangka waktu imbal beli
2) Menggunakan produk - produk Indonesia di negara-negara yang telah
disetujui Departemen Perdagangan, jika rekanan asing tidak
diizinkan menjualnya kembali ke negara lain.
3) Mulai melakukan pembelian enam bulan setelah tanggal award dan
dilaksanakan sebelum berakhirnya kontrak.
4) Mengajukan bukti - bukti pengapalan produk-produk Indonesia
dalam bentuk Annex B. Annex B adalah pemberitahuan dari rekanan
asing kepada Departemen Perdagangan tentang pembelian yang
dilakukan dan bukti - bukti lain. Dengan bukti - bukti tersebut,
Departemen Perdagangan dapat memonitor pemenuhan kewajiban
melakukan pembelian produk - produk Indonesia .
b. Assignment Agreement
Assignment Agreement merupakan pernyataan pelimpahan
rekanan asing kepada importir yang sanggup melakukan pembelian
produk - produk Indonesia.12 Bagi rekanan asing yang bukan importir
tentu saja tidak dapat memenuhi syarat untuk ia mengikuti lelang, tanpa
Assignment Agreement tersebut .
Ada dua pihak dalam Assignment Agreement ini. Pihak pertama
adalah rekanan asing yang memenangkan lelang, selanjutnya discbut
assignor. Kemudian pihak yang akan dilimpahi kewajiban membeli
produk- produk Indonesia, selanjutnya disebut assignee.
Assigment Agreetment ini disebutkan bahwa asignor akan
melimpahkan kewajiban melakukan pembelian produk-produk
Indonesia. Assigment agreement tersebut perlu mendapat persetujuan
dari Departemen Perdagangan. Persetujuan ini menegaskan bahwa
assignor dibebaska dari kewajiban membeli produk-produk Indonesia,
karena kewajiban tersebut telah dilimpahkan sepenuhny kepada assignee.

12
Ibid, hlm. 130.

15
Terhitung sejak tanggal persetujuan yang diberikan oleh
Departemen Perdagangan, Assigment Agreement tersebut mulai berlaku.
4. Proses Perjanjian Imbal Beli
a. Tahap pertama, dimulai dengan penyelenggaraan tender/lelang oleh
instansi dengan mengundang rekanan asing.
b. Tahap kedua, instansi tersebut memberikan surat kepada Departemen
Perdagangan yang berisi; surat keputusan TTP tentang pemenang tender,
perincian FOB, dan delivery time yaitu batas waktu penyelesaian
pengadaan barang.
c. Tahap ketiga, Departemen Perdagangan mengeluarkan Surat persetujuan
pengeluaran Award. Surat ini merupakan pemberitahuan bahwa
perjanjian untuk melaksanakan pengadaan peralatan pemerintah dapat
ditandatangani antara instansi dengan tender.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bisnis internasional adalah sebuah kegiatan yang menyangkut segala
macam transakasi bisnis di antara dua negara atau lebih, dengan mencakup baik
kegiatan antar pemerintah maupun perusahaan swasta.
Terdapat tujuh bentuk hukum yang dapat menajdi sumber hukum
kontrak internasional, yakni; (1) Hukum Nasional, (2) Dokumen Kontrak, (3)
Kebiasaan-kebiasaan di bidang perdagangan internasional yang terkait dengan
kontrak, (4) Prinsip-prinsip hukum umum mengenai kontrak, (5) Putusan
pengadilan, (6) Doktrin, (7) Perjanjian internasional mengenai kontrak.
Jual Beli inernasional disebut juga dengan perdagangan internasional.
Dalam hal perdagangan internasional transaksi antar negara dilakukan dengan
cara ekspor dan impor. Perdagangan Internasional memiliki tujuan untuk dapat
memaksimalkan keutungan bagi setiap negara yang terlibat.
Sistem atau metode pembayaran internasional merupakan suatu cara atau
metode yang digunakan dalam menyelesaikan pembayaran akibat terjadinya
transaksi ekonomi atau perdagangan internasional antarnegara.
Barter atau imbal beli dalam hubungan perdagangan luar negeri
merupakan bentuk pengiriman barang–barang ke luar negeri untuk bisa
ditukarkan langsung dengan barang–barang yang dibutuhkan di dalam negeri.
Syarat untuk melakukan perjanjian imbal beli ialah berupa Letter of Undertaking
dan Assignment Agreement.

17
DAFTAR PUSTAKA

Budi Rustandi Kartawinata, Aditya Wardhana, Syahputra. 2014. Bisnis Internasional.


Bandung: PT. Karya Manunggal Lithomas.
Adolf, Huala. 2008. Dasar-dasar Hukum Kontrak Internasional. Bandung. PT. Refika
Aditama.
Aprita, Serlika dan Rio Adhitya. 2020. Hukum Perdagangan Internasional. Depok: PT
Raja Grafindo Persada.
Ekananda, Mahyus. 2020. Sistem Pembayaran dan Neraca Pembayaran Internasional,
Airlangga University.
Rudy, T. May. 2001. Bisnis Internasional Teori, Aplikasi, & Operasionalisasi.
Bandung:Refika Aditama.

18

Anda mungkin juga menyukai