PEREKONOMIAN INDONESIA
NIM : 2002612010643
NO : 31
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB II PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan yaitu:
A. Apa yang dimaksud perdagangan Internasional?
B. Apa yang dimaksud GDP?
C. Bagaimana perdagangan internasional dapat meningkatkan GDP?
2
BAB II
ISI
3
a. Menurut Febrianty, dkk. (2020), perdagangan internasional adalah perpanjangan
dari produksi, pertukaran dan konsumsi, yang merupakan elemen dasar kehidupan.
Produsen dan konsumen yang termasuk dalam perdagangan internasional berasal
dari berbagai negara.
b. Edi Supardi (2021) menjelaskan bahwa perdagangan Internasional adalah kegiatan
perekonomian dan perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas kesepakatan bersama.
c. Menurut Eddie Rinaldy, dkk. (2020), perdagangan internasional adalah hubungan
perniagaan antara para pihak yang berada di dua negara yang berbeda, secara garis
besar dilakukan dalam bentuk ekspor dan impor.
Ada beberapa teori dalam perdagangan internasional, yaitu pertama teori mendasar
mengenai perdagangan internasional serta beberapa teori turunan yang dicetuskan oleh
para ahli. Teori yang mendasar mengenai perdagangan internasional pun dibagi menjadi
dua, yaitu teori perdagangan internasional mengenai keunggulan mutlak serta teori
mengenai keunggulan komparatif. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Teori Perdagangan Internasional Keunggulan Mutlak
Teori dasar mengenai perdagangan internasional dengan keunggulan mutlak
menjelaskan, bahwa secara internasional, perdagangan internasional dapat
memberikan keuntungan untuk suatu negara. Apabila negara yang menjalin
perdagangan internasional tersebut melakukan syarat untuk melakukan produksi
dengan menetapkan harga yang lebih rendah, apabila dibandingkan dengan negara
lain yang memproduksi barang yang sama.
Agar lebih jelas, berikut adalah contoh dari teori perdagangan internasional
dasar keunggulan mutlak. Contohnya adalah apabila sebuah negara memproduksi
sebuah kertas sebanyak 5 buah selama per jam, kemudian negara B memproduksi
kertas dengan jumlah 2 per jam nya. Apabila dilihat, ada perbedaan jumlah
produksi pada kedua negara tersebut. Hal ini dapat disebabkan karena perbedaan
efektivitas maupun efisiensi dari produksi kertas di dua negara tersebut. Negara A
mungkin lebih efektif dan efisian serta dapat memproduksi lebih banyak kertas,
tetapi negara A juga memiliki kemungkinan untuk lambat dalam hal produksi
barang lain yang ternyata efektif dan efisien apabila diproduksi oleh negara B.
Karena dua negara tersebut memiliki perbedaan efektivitas serta efisiensi yang
berbeda untuk memproduksi suatu barang, maka kedua negara tersebut dapat
melakukan perdagangan internasional agar negara yang tidak mampu memenuhi
4
jumlah produksi suatu barang dapat dipenuhi dengan melakukan perdagangan
internasional itu tadi.
2. Teori Perdagangan Internasional Keunggulan Komparatif
Teori dasar yang kedua mengenai perdagangan internasional berisi mengenai
suatu negara yang tidak memiliki keunggulan mutlak pada suatu produksi barang.
Negara tersebut dapat melakukan perdagangan internasional dengan cara memilih
atau membeli barang yang menurut pemerintah negara tersebut lebih efektif
maupun efisien untuk suatu proses produksi. Sehingga, ketika negara tersebut
membeli sebuah barang yang dapat menunjang proses produksi suatu barang di
negara tersebut, maka dapat membuat produksi barang menjadi lebih efesien dan
efektif.
Contohnya adalah ketika negara A ingin memproduksi sebuah kertas, namun
bahan-bahan pokok untuk membuat kertas serta alat yang dapat menunjang untuk
membuat kertas tersebut sangat mahal di negara A. Sehingga, akan menjadi kurang
efisian untuk negara A memproduksi kertas dengan bahan serta berbekal alat dari
negaranya, karena akan memengaruhi harga jual kertas tersebut. Untuk dapat
mengatasi harga bahan yang mahal, negara A pun melakukan perdagangan
internasional dengan membeli sejumlah bahan yang lebih murah di negara B,
sehingga masalah kemahalan bahan pokok untuk membuat kertas pun teratasi.
Dari contoh di atas, menjadi lebih efisian dan efektif bagi negara A untuk
membeli bahan serta memasok alat dari negara B agar negara A dapat menjual
produk kertas dengan harga yang terjangkau. Sehingga penduduk negara A pun
tidak kesulitan untuk mendapatkan produk kertas tersebut.
Selain teori perdagangan internasional secara dasar, ada pula beberapa ahli yang turut
mengemukakan teorinya mengenai perdagangan internasional ini. Berikut adalah teori
perdagangan internasional menurut para ahli.
3. Teori Ekonomi Merkantilisme
Teori ketiga ini diperkenalkan oleh Victor de Riqueti dan Marquis de Mirabeau pada
tahun 1763. Teori perdagangan internasional ini menjelaskan mengenai kekayaan suatu
negara yang dihitung dengan emas serta perak.
Teori ekonomi merkantilismer ini beranggapan, bahwa apabila terjadi kegiatan ekspor
maka harus dilakukan dengan sesering mungkin. Serta, kegiatan impor yang dilakukan
oleh suatu negara pun harus dilakukan dengan seminim mungkin. Tujuannya agar
kondisi ekonomi di negara tersebut menjadi lebih kuat maupun kaya. Artinya, dalam
5
perdagangan internasional, suatu negara dapat melakukan kegiatan ekspor dan lebih
baik dilakukan sesering mungkin. Sementara untuk melakukan kegiatan impor yang
termasuk pula dalam perdagangan internasional, sebaiknya dilakukan seminim
mungkin.
Sehingga, para pedagang atau produsen dalam negeri pun menjadi lebih makmur.
Karena barang dagangan dari warga lokal akan lebih terjual dan memiliki harga yang
lebih terjangkau dibandingkan dengan barang dari negara lain. Terlebih lagi, para
pedagang pun dapat menjual lebih melalui kegiatan ekspor dari kerja sama perdagangan
internasional tersebut.
4. Teori Heckscher Olin atau H-O
Teori perdagangan internasional yang keempat dikemukakan oleh seorang sejarawan
ekonomo yang berasal dari Swedia bernama Eli Heckscher serta Bertil Olin yang tak lain
adalah murid dari Eli. Teori ini juga lebih dikenal dengan sebutan The Proportional
Factor Theory. Menurut Eli dan Bertil, teori perdagangan internasional ini berkaitan
dengan negara yang memiliki faktor produksi tinggi, serta biaya produksi yang
cenderung murah. Sehingga negara tersebut pun akan mudah untuk melakukan ekspor
dengan spesialisasi produk yang diproduksi dengan efektif maupun efisien oleh negara
tersebut.
Begitu pula sebaliknya, apabila suatu negara memiliki faktor produksi yang langka
dengan biaya produksi cukup mahal, maka negara tersebut akan melakukan impor dari
negara lain demi memenuhi kekurangan barang yang tidak mampu diproduksi oleh
negara tersebut.
5. Teori Permintaan Timbal Balik atau Reciprocal Demand
Teori permintaan timbal balik ini dikemukakan oleh John Stuart Mill yang melanjutkan
dari teori komparatif yang dicetuskan oleh Ricardo. Menurut teori permintaan timbal balik
ini, J.S Mill memaparkan bahwa ada titik keseimbangan pada pertukaran barang yang
terjadi antar dua negara dengan perbandingan dari pertukarannya adalah dengan
menentukan Dasar Tukar dalam Neger atau DTD.
Teori dari J.S Mill ini lebih menekankan pada keseimbangan antar permintaan maupun
penawaran. Karena, permintaan maupun penawaran adalah hal penentu yang dapat
menentukan jumlah barang yang nantinya akan diekspor maupun diimpor oleh suatu
negara.
6
Karena teori permintaan timbal balik ini merupakan lanjutan dari teori komparatif,
maka kedua teori tersebut pun tidak terlalu jauh berbeda. Namun, tentu kedua teori tersebut
memiliki perbedaan.
Perbedaan dari teori komparatif dan permintaan timbal balik adalah penentuan Dasar
Tukar Internasional atau disebut pula sebagai DTI. Menurut teori komparatif, perdagangan
internasional akan mendapatkan keuntungan, apabila DTI 1 : 1.
Sedangkan menurut teori permintaan timbal balik, keuntungan dari perdagangan
internasional dapat diperoleh, tanpa meraih DTI 1 : 1. Asalkan, perdagangan internasional
yang terjadi tersebut dapat dilaksanakan oleh kedua belah pihak yang bekerja sama serta
saling memberikan keuntungan yang sama pula.
Menurut pandangan Mills. Perdagangan internasional akan bermanfaat untuk kedua
negara, apabila kedua negara tersebut memiliki perbedaan menurut rasio produksi maupun
konsumsi antar negara yang bekerja sama.
Selain itu, jumlah dari jam kerja yang dibutuhkan oleh suatu negara untuk
memproduksi barang ekspor haruslah lebih kecil. Apabila dibandingkan dengan jumlah
jam kerja untuk memproduksi barang impor. Maka, kedua negara yang bekerja sama dan
melakukan perdagangan internasional pun akan otomatis mendapat manfaat dari
perdagangan internasional yang dilakukan.
Berdasarkan buku Perdagangan Internasional: Konsep dan Aplikasi, ciri-ciri
perdagangan internasional meliputi:
a. Para pihak yang melakukan perdagangan tidak saling bertemu, bahkan tidak
mengenal satu sama lain.
b. Para pihak dihubungkan atau dikenalkan melalui media promosi dan/atau
perwakilan dagang dari masing-masing negara.
c. Harga barang atau komoditas ditentukan dari standar harga yang telah
ditetapkan oleh kesepakatan internasional atau dapat juga berdasarkan tawar-
menawar (bargaining position) masing-masing pihak.
d. Tujuan perdagangan dominan komersial atau dapat terjadi hubungan antara
pedagang dan konsumen, tetapi komoditas digunakan untuk kepentingan
produksi.
e. Di Indonesia, pelaku usaha harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan
pemerintah dan memiliki izin-izin tertentu.
7
f. Keikutsertaan negara sangat besar, baik yang berkaitan dengan pungutan
negara maupun perlindungan terhadap pelaku usaha.
g. Mata uang yang digunakan adalah mata uang kuat seperti Dolar AS (USD)
dan Dolar Singapura (SGD).
h. Bahasa internasional yang dipakai terutama bahasa Inggris.
i. Hasil perdagangan atau ekspor dipakai menjadi sumber devisa bagi setiap
negara dan akan menentukan kemampuan negara yang bersangkutan di
bidang moneter.
j. Jika terjadi perselisihan diselesaikan menggunakan rujukan konvensi
internasional yang disepakati.
k. Pengaturan secara internasional ditetapkan oleh badan atau lembaga
perdagangan dunia.
8
mendasarinya tak lain karena GDP dapat mengukur dua hal pada saat bersamaan yaitu
total pendapatan semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara
untuk membeli barang dan jasa hasil perekonomian.
Definisi GDP menurut para ahli:
1. BI Institute
GDP (Gross Domestic Product) atau juga sering disebut PDB (Produk Domestik Bruto)
merupakan ukuran pendapatan dan pengeluaran sebuah ekonomi, mengabaikan
pendapatan yang diterima dari atau dibayar kepada non residen. Selain itu, PDB juga
merupakan total nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara
dalam jangka waktu tertentu.
Untuk Perekonomian secara keseluruhan, pendapat harus sama dengan pengeluaran
karena setiap transaksi ada pembeli dan penjual, dan setiap dolar pengeluaran oleh
pembeli adalah dolar pendapatan untuk penjual.
2. Mankiw
GDP merupakan statistika perekonomian yang paling diperhatikan karena
dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik mengenai kesejahteraan masyarakat. Hal yang
mendasarinya karena GDP mengukur dua hal pada saat bersamaan: total pendapatan
semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk membeli
barang dan jasa hasil dari perekonomian.
Alasan GDP dapat melakukan pengukuran total pendapatan dan pengeluaran
dikarenakan untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama
dengan pengeluaran
Sebagai suatu alat ukur perekonomian, PDB memiliki beberapa manfaat di antaranya
yaitu:
a. Mengukur laju pertumbuhan ekonomi nasional sudah sejauh mana dan apa saja
yang masih perlu ditingkatkan.
b. Membandingkan kemajuan ekonomi antar negara untuk mengetahui negara
mana yang memiliki perekonomian terkuat
c. Mengetahui struktur perekonomian suatu negara, untuk mengetahui sektor
mana yang memerlukan perbaikan.
d. Sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah. Dalam hal ini PDB
seringkali diartikan sebagai indikator dari kesejahteraan suatu negara. Angka
9
PDB yang tinggi diartikan dengan tingginya angka produksi. Tingginya angka
produksi dihubungkan kepada daya beli masyarakat yang juga tinggi.
10
Tujuan yang pertama dari kebijakan perdagangan internasional adalah guna menaikkan
devisa negara. Melalui pertukaran perdagangan dengan cara mengimpor maupun
mengekspor barang yang ada di dalam ke luar negeri dan begitu pula sebaliknya.
2. Pertumbuhan ekonomi
Kedua, tujuan diadakannya perdagangan internasional antara lain untuk pertumbuhan
ekonomi atau kenaikan produk nasional bruto (GDP). GDP ini dihasilkan melalui faktor
produksi milik warga negaranya yang tinggal di dalam maupun luar negeri.
5. Memperluas pasar
Kelima, tujuan diadakannya perdagangan internasional antara lain untuk memperluas
pasar. Dengan adanya perdagangan internasional, sebuah perusahaan yang ada dalam
negara tersebut dapat menjalankan mesin produksinya secara maksimal
11
Selain itu, perusahaan di negara tersebut juga dapat menjual stok produknya tanpa perlu
mengkhawatirkan kelebihan produksi. Dimana kelebihan produksi ini biasanya dapat
berakibat pada turunnya harga produk maupun jasa yang dijual.
12
Barter adalah salah satu cara untuk mendapatkan barang maupun jasa yang diinginkan
oleh seseorang dengan cara menukar dengan nominal atau harga yang sesuai dengan
barang yang dibarter tersebut. Contohnya kegiatan barter adalah ketika suatu negara
melakukan penukaran hasil sumber daya alamnya dengan barang yang belum bisa
diproduksi atau didapatkan negara tersebut.
Seperti menukar kelapa sawit dengan produk militer dan lain sebagainya. Barter yang
dilakukan dalam kegiatan perdagangan internasional tentu sudah melalui kesepakatan
antar negara yang bekerja sama.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai
manusia tentu sudah tidak asing lagi dengan kata peradangan. Hampir setiap saat kita
melakukan aktivitas tersebut. Perdagangan merupakan proses tukar menukar barang dan
jasa dari suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Perdagangan dapat dilakukan pada wilayah
yang kecil hingga wilayah terbesar. Wilayah peradangan terbesar sering kita sebut dengan
peradangan internasional.
Perdagang
an internasional adalah kegiatan yang terkait dengan transaksi barang dan jasa yang terjadi
pada setiap negara yaitu antar negara dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya. Secara garis besar perdagangan internasional merupakan kegiatan ekpor
dan impor. Persaingan internasional memiliki banyak sekali manfaat dan tujuan untuk
mengembangkan negaranya. Salah satu tujuan dari diadakannya perdagangan internasional
yaitu untuk meningkatkan GDP. GDP ayu Gross Domestic Product merupakan salah satu
tolak ukur kesejahteraan rakyat. Dengan kata lain perdagangan 6 bertujuan untuk
meningkatkan total nilai dari produksi barang maupun jasa yang dijual oleh suatu negara
pada negara lain selama satu tahun lamanya. Dalam meningkatkan GDP ini perdagangan
internasional ditunjukkan melalui faktor produksi milik warga negaranya yang tinggal di
dalam maupun luar negeri.
3.2 Saran
Perdagangan internasional membawa pengaruh yang sangat baik pada perekonomian
sebuah negara. Salah satunya perekonomian internasional dapat meningkatkan GDP suatu
negara. Dalam sebuah tindakan atau pun cara melakukan sesuatu tentu terdapat dampak
14
positif dan dampak negatif. Jika kita sudah membahas dampak positif yang ada tentu kita
juga harus menghindari dampak negatif dari perdagangan internasional. Dihalaunya
dampak negatif perdagangan internasional ditujukan agar tujuan perdagangan internasional
dapat berjalan dengan normal.
DAFTAR PUSTAKA
Liputan 6, Desember 2020, GDP adalah Gross Domestic Product, Berikut Definisi dan
Manfaatnya , Url : https://m.merdeka.com/jabar/gdp-adalah-gross-domestic-product-berikut-
definisi-dan-manfaatnya-kln.html , diakses pada 25 Juli 2022.
Anugerah Ayu Sendari, 3 Februari 2022, Pengertian Perdagangan dalam Ekonomi, Cara
Kerja dan Jenisnya, Url : https://m.liputan6.com/hot/read/4876924/pengertian-perdagangan-
dalam-ekonomi-cara-kerja-dan-jenisnya , diakses pada 25 Juli 2022.
15