Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKONOMI INTERNASIONAL

Dosen Pengampu : Yudistira S.pd.,Mm

Disusun Oleh :
Nama : Fitri Noviyanti
NIM : 21321023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SDM FAKULTAS MANAJEMEN


STIM BUDI BAKTI

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Saya mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, motivasi,
dan bimbingan dalam proses penyusunan makalah ini.

Terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan
yang sangat berharga selama penyusunan makalah ini. Dukungan mereka telah menjadi pilar
kuat dalam mengembangkan gagasan dan merumuskan konsep yang tertuang dalam tulisan
ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi kecil dalam memperkaya wawasan
dan pengetahuan mengenai ekonomi internasional. Harapan saya, semoga makalah ini dapat
menjadi referensi yang bermanfaat bagi pembaca yang ingin lebih memahami mengenai
perekonomian Internasional.

Akhir kata, segala bentuk kritik dan saran yang membangun sangat kami hargai untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
menjadi sumbangan kecil dalam memahami kompleksitas ekonomi internasional.

Sukabumi, 07 Februari 2024

Fitri Noviyanti

ii

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1

1.2 Tujuan Penulisan Makalah.................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

2.1........................................................................Pengertian Ekonomi Internasional 3

2.2............................................................Konsep Dasar Perdagangan Internasional 3

2.3............................................................Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional 6

2.4................................................................................Kebijakan Ekspor dan Impor 7

2.5........................................................................Kerjasama Ekonomi Internasional 8

2.6.....................................Pengaruh Globalisasi Terhadap Perekonomian Nasional 10

BAB III PENUTUP..........................................................................................................12

3.1...........................................................................................................Kesimpulan 12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ekonomi serta perdagangan terbawa oleh arus komunikasi atau
globalisasi yang telah membelah batas-batas negara maupun sekat geografis, yang
telah terwujudnya melalui perdagangan internasional dan pola bisnis yang begitu
cepat. Seperti yang dikatakan oleh Kenichi Ohmae, Dunia tanpa batas. Hal ini
bukanlah khayalan semata melainkan realita yang harus kita hadapi. Lahirlah
organisasi dunia di bidang ekonomi yaitu World Trade Organizition (WTO) yang
didirikan pada tahun 1995, organisasi ini merupakan badan internasional yang secara
khusus mengatur perihal perdagangan global antar negara. Fungsi utamanya sendiri
adalah berguna untuk memastikan bahwa arus perdagangan global dapat berjalan
secara lancar sehingga hal ini dilakukannya penerapan aturan perdagangan
multilateral yang disepakati secara bersama. Latar belakang berdirinya World Trade
Organization (WTO) sendiri tentu saja tidak terlepas dari peristiwa yang terjadi pada
masa lampau yaitu Perang Dunia ke 2. Pada waktu berlangsungnya Perang Dunia ke
2, Negara sekutu khususnya Amerika Serikat dan Inggris memprakarsai
pembentukannya organisasi ekonomi internasional untuk mengisi kebijakan-kebijakan
ekonomi internasional. Tujuan awalnya adalah telah mengeluarkan kebijakan yaitu
The Reciprocal Trade Agreement yang yakni undang-undang yang mensyaratkan
kewajiban timbal balik untuk pengurangan tarif dalam perdagangan. The Reciprocal
Trade Agreement act sendiri memberikan kebijakan kepada Presiden untuk
melakukan negosiasi dalam penurunan tarif. Terbentuknya World Trade Organization
ini sendiri merupakan lembaga penerus dari GATT (General Agreement on Tariffs
and Trade) (Kurniawardhani, 2021).

Dalam ekonomi internasional menunjukkan adanya hubungan antara aktivitas


ekonomi suatu negara dengan aktivitas ekonomi negara lain. Hubungan aktivitas
ekonomi suatu negara dengan negara lain ini akan membentuk sistem ekonomi yang
lebih besar, yaitu sistem ekonomi internasional. Dalam mempelajari ekonomi
internasional terdapat beberapa topik yang perlu mendapat perhatian kita, yaitu

iv
perdagangan internasional, pembayaran internasional, neraca pembayaran, dan
kerjasama ekonomi internasional

1.2 Tujuan Penulisan Makalah


a) Untuk memahami pengertian dari Ekonomi Internasional
b) Untuk memahami konsep dasar Perdagangan Internasional
c) Untuk memahami tujuan kebijakan Ekonomi Internasional
d) Untuk memahami kebijakan Ekspor dan Impor
e) Untuk memahami bentuk kerjasama Ekonomi Internasional
f) Untuk memahami dampak globalisasi terhadap perekonomian Nasional

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekonomi Internasional


Ekonomi internasional adalah ilmu ekonomi yang membahas akibat saling
ketergantungan antara negara-negara di dunia, baik dari segi perdagangan
internasional maupun pasar kredit internasional.
Teori Perdagangan Internasional:
 Teori Keuntungan Komparatif (David Ricardo) Menjelaskan bahwa perdagangan
internasional dapat memberikan keuntungan kepada semua negara jika setiap
negara fokus pada produksi barang dan jasa yang memiliki keuntungan
komparatif.
 Teori Siklus Hidup Produk (Raymond Vernon) Menggambarkan siklus hidup
produk dan dampaknya terhadap perdagangan internasional, dengan fokus pada
inovasi dan diferensiasi produk.
Instrumen kebijakan ekonomi internasional meliputi:
1) Kebijakan perdagangan internasional mencakup tindakan/kebijakan pemerintah
terhadap perdagangan luar negerinya, khususnya mengenai ekspor dan impor
barang/jasa, misalnya pengenaan tarif terhadap barang impor, bilateral, trade
agreement, pengenaan kuota impor dan ekspor, dll.
2) Kebijakan pembayaran internasional adalah mencakup tindakan pemerintah
terhadap pembayaran internasional, misalnya pengawasan terhadap lalu lintas
devisa, pengaturan lalu lintas modal jangka panjang.
3) Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan pemerintah yang berhubungan
dengan bantuan (grants), pinjaman/hutang (loans), bantuan untuk rehabilitasi serta
pembangunan, dll.

2.2 Konsep Dasar Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional adalah pertukaran barang dan jasa antara dua atau
lebih negara di pasar dunia. Dewasa ini, hampir tidak ada negara yang mampu
memenuhi semua kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang/jasa dari negara
lain. Contohnya Jepang, sebagai negara yang ekonominya kuat dan maju, masih

vi
mengimpor gas alam cair (liquid natural gas) dari Indonesia. Sedang Indonesia
mengimpor barang-barang modal dari Amerika untuk keperluan pembangunan
industri. Fluktuasi ekspor dan impor dalam perdagangan internasional tergantung
pada faktor-faktor pendorongnya berikut ini.
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya meliputi
kebijakan yang langsung mempengaruhi ekspor dan impor. Kebijakan internasional
dalam arti sempit ini berkaitan dengan ekspor barang dan jasa, oleh karena itu
cakupannya sangat luas mengingat banyaknya barang atau jasa yang diekspor maupun
diimpor, mulai dari barang konsumsi, produksi sampai pada tenaga kerja.
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara, diantaranya :
a) Keanekaragaman Kondisi Produksi
Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor produksi
yang dimiliki suatu negara. Contohnya Indonesia, memiliki potensi besar dalam
memproduksi barang-barang hasil pertanian. Dengan kata lain, melalui
perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak dapat
dihasilkannya di dalam negeri.
b) Penghematan Biaya Produksi/Spesialisasi
Perdagangan internasional memungkinkan suatu negara memproduksi barang
dalam jumlah besar, sehingga menghasilkan increasing returns to scale atau biaya
produksi rata-rata yang semakin menurun ketika jumlah barang yang diproduksi
semakin besar. Jadi, apabila suatu negara berspesialisasi memproduksi barang
tertentu dan mengekspornya, biaya produksi rata-ratanya akan turun.
c) Perbedaan Selera
Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama, namun setiap negara
mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Contohnya,
Norwegia mengekspor daging dan Swedia mengekspor ikan. Kedua negara akan
memperoleh keunggulan dari perdagangan ini dan jumlah orang yang berbahagia
meningkat.
Kebijakan perdagangan internasional setiap negara berbeda dengan negara
lain. Ada negara yang memilih menjalankan kebijakan perdagangan bebas (free
trade), ada yang memilih menjalankan kebijakan perdagangan proteksionis, dan ada
pula yang memilih gabungan keduanya.

a) Perdagangan Bebas

vii
Perdagangan bebas adalah keadaan ketika pertukaran barang/jasa antarnegara
berlangsung dengan sedikit ataupun tanpa rintangan. Menurut aliran fisiokratis
dan aliran liberal (klasik), liberalisasi perdagangan dapat memacu kinerja ekspor
dan pertumbuhan ekonomi karena beberapa alasan berikut.
 Perdagangan Bebas cenderung memacu persaingan, sehingga
menyempurnakan skala ekonomis dan alokasi sumber daya.
 Perdagangan bebas mendorong peningkatan efisiensi, perbaikan mutu produk,
dan perbaikan kemajuan teknologi sehingga memacu produktivitas faktor
produksi.
 Perdagangan bebas merangsang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan
serta memupuk tingkat laba, tabungan, dan investasi.
 Perdagangan bebas akan lebih mudah menarik modal asing dan tenaga ahli,
laba, tabungan, dan investasi.
 Perdagangan bebas memungkinkan konsumen menghadapi ruang lingkup
pilihan yang lebih luas atas barang-barang yang tersedia.

b) Perdagangan Proteksionis
Salah satu tujuan kebijakan perdagangan proteksionis adalah untuk meningkatkan
daya saing produk diluar negeri. Menurut pengatur kebijakan proteksionis, nilai
tukar (terms of trade) barang manufaktur, yaitu ekspor utama negara-negara maju,
sering dinilai lebih tinggi dari nilai tukar barang primer, yaitu ekspor utama
negara-negara berkembang. Itulah yang menjadi alasan utama timbulnya
kebijakan perdagangan proteksionis.
Dalam kenyataannya, terdapat beberapa alat kebijakan perdagangan
proteksionis yang digunakan oleh hampir semua negara. Beberapa diantaranya
adalah tarif atau bea masuk, kuota, subsidi, dan larangan impor.
1) Tarif atau Bea Masuk
Tarif atau bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang
diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor.
2) Kuota
Kuota adalah batas maksimum jumlah barang tertentu yang bisa diimpor dalam
periode tertentu, biasanya satu tahun.
3) Subsidi

viii
Subsidi terhadap biaya produksi barang domestik akan menurunkan harga,
sehingga produksi domestik dapat bersaing dengan barang impor dan akan
mendorong konsumen membelinya.
4) Larangan Impor
Karena alasan-alasan tertentu, baik yang bersifat ekonomi maupun politik, suatu
negara tidak menghendaki impor barang tertentu.

2.3 Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional


Tujuan kebijakan ekonomi internasional antara lain:
1) Autarki, tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan
internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh-
pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik atau militer.
2) Kesejahteraan (welfare), tujuan ini bertentangan dengan autarki di atas. Dengan
mengadakan perdagangan internasional suatu negara akan memperoleh
keuntungan dari adanya spesialisasi dan kesejahteraan meningkat. Maka untuk
mendorong perdagangan internasional, hambatan/restriksi dalam perdagangan
internasional seperti tarif, kuota, dsb akan dihilangkan atau paling tidak dikurangi.
Hal ini berarti mengarah ke perdagangan bebas.
3) Proteksi, tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan
barang impor. Kebijakan dapat berupa tarif atau kuota impor.
4) Keseimbangan neraca pembayaran, terutama bagi negara yang mengalami defisit
dalam neraca pembayarannya, posisi cadangan valuta asingnya lemah. Maka
diperlukan kebijakan ekonomi internasional guna menyeimbangkan neraca
pembayaran internasionalnya. Kebijakan ini ummnya berbentuk pengawasan
devisa (exchange control). Pengawasan devisa tidak hanya mengatur/mengawasi
lalu lintas tapi juga modal.
5) Pembangunan ekonomi untuk menunjang pembangunan ekonomi suatu negara
pemerintah dapat mengarahkan perdagangan internasionalnya dengan kebijakan
seperti perlindungan terhadap industri dalam negeri yang baru tumbuh (infant-
industries), mengurangi impor barang yang nonesensial dan mendorong impor
barang-barang yang lebih esensial, serta mendorong ekspor.

ix
2.4 Kebijakan Ekspor dan Impor
Kebijakan Ekspor dalam perdagangan Internasional diantaranya:
1) Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang yang
berbeda untuk suatu negara dengan negara lainnya. Untuk barang yang sama,
harga untuk negara yang satu lebih mahal atau lebih murah daripada negara
lainnya. Hal ini dilakukan atas dasar perjanjian atau dalam rangka perang aktif.
2) Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk memajukan ekspor
adalah dengan memberi premi kepada badan usaha yang melakukan ekspor.
Pemberian premi (subsidi) itu antara lain berupa bantuan biaya produksi serta
pembebasan pajak dan fasilitas lain, dengan tujuan agar barang ekspor memiliki
daya saing di luar negeri.
3) Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan menetapkan
barang ekspor (harga barang diluar negeri) lebih murah daripada harga di dalam
negeri. Cara ini hanya dapat dilakukan bila pasar dalam negeri dikendalikan atau
dikontrol oleh pemerintah.
4) Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan dimana masing-masing
pemerintah memberi kebebasan dalam ekspor dan impor.
5) Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu negara untuk melarang ekspor
barang-barang tertentu ke luar negeri. Penyebabnya bisa karena alasan ekonomi,
politik, sosial dan budaya.

Kebijakan Impor dalam perdagangan Internasional diantaranya:


1) Pengenaan bea masuk/tarif, merupakan kebijakan pembebanan pajak atas barang-
barang impor atau barang yang masuk ke Indonesia. Kebijakan ini ditetapkan
untuk meningkatkan sumber penerimaan negara dalam bentuk devisa.
2) Kuota impor, kebijakan kuota impor dilakukan untuk membatasi masuknya
barang impor dalam negeri. Pemerintah dapat menentukan jumlah atau jenis
barang impor yang akan masuk kedalam negeri, hal ini akan membantu produsen
dalam negeri untuk memproduksi barang yang dirasa mampu bersaing dengan
barang impor yang dijual di pasar dalam negeri.
3) Pengendalian devisa, dalam pengendalian devisa, jumlah devisa yang disediakan
untuk membayar barang impor dijatah dan dibatasi sehingga importir mau tidak
mau juga membatasi jumlah barang impor yang akan dibeli.

x
4) Kebijakan subsitusi impor, kebijakan mengadakan subsitusi impor ditujukan
untuk mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri dengan mendorong
produsen luar negeri agar dapat membuat sendiri barang-barang yang di impor
dalam negeri.
5) Devaluasi, kebijakan berupa devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk
menurunkan mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing dengan sengaja.
Dengan devaluasi menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal,
sehingga akan mengurangi pembelian barang impor.

2.5 Kerjasama Ekonomi Internasional


A. Integrasi Ekonomi
Tidak satupun negara yang dapat berdiri sendiri tanpa kerja sama dengan
negara lain. Integrasi ekonomi terjadi apabila beberapa negara yang berada dalam
satu wilayah memutuskan untuk menciptakan perdagangan bebas di antara sesama
negara anggota dan menetapkan tarif yang sama terhadap impor barang-barang
produksi negara-negara lain yang bukan merupakan anggota. Beberapa jenis
integrasi ekonomi yang terdapat saat ini di antaranya adalah daerah perdagangan
bebas (free trade area), perserikatan pabean (customs union), pasar bersama
(common market), dan kesatuan ekonomi (economic union). Berbagai jenis
integrasi ekonomi tersebut akan dibahas di bawah ini. Kerja sama ekonomi
meliputi empat jenis berikut ini:
1. Daerah Perdagangan Bebas
Daerah atau kawasan perdagangan bebas terjadi jika sekelompok negara
sepakat untuk menghapuskan berbagai hambatan perdagangan, seperti tarif
dan kuota, antar sesama negara anggota. Meskipun demikian, masing-masing
negara tetap memiliki dan memberlakukan berbagai hambatan terhadap
negara-negara bukan anggota kawasan tersebut. Di wilayah Asia Tenggara,
negara-negara ASEAN mencetuskan kawasan perdagangan bebas yang
dikenal dengan nama ASEAN Free Trade Area (AFTA). AFTA dibentuk pada
awal tahun 1993 oleh tujuh negara anggota ASEAN, yaitu Indonesia,
Singapura, Filipina, Thailand, Malaysia, Brunei, dan Vietnam. Anggotanya
kemudian bertambah dengan masuknya Laos, Kamboja, dan Myanmar.
Keringanan yang diterapkan antara sesama anggota misalnya, adalah
penurunan tarif bea masuk dari negara-negara sesama anggota AFTA.
xi
2. Perserikatan Pabean (Custom Unions)
Pada perserikatan pabean, antar sesama negara anggota memberlakukan
ketentuan perdagangan bebas dan tarif bea masuk serta kuota yang seragam
terhadap impor dari negara-negara bukan anggota.

3. Pasar Bersama (Common Market)


Dalam integrasi ekonomi berbentuk pasar bersama, sesama negara anggota
mempunyai kebebasan secara penuh untuk memindahkan faktor-faktor
produksi, khususnya modal dan tenaga kerja, serta membentuk kawasan
perdagangan bebas dan menyeragamkan peraturan tarif bea masuk. Contoh
bentuk kerja sama ini adalah Masyarakat Eropa (ME) atau European
Community (EC).

4. Kesatuan Ekonomi (Economic Union)


Negara-negara yang membentuk kerja sama kesatuan ekonomi (economic
union) memiliki kebijakan ekonomi tunggal atau serupa, termasuk kebijakan
moneter, pajak, maupun perdagangan. Sampai saat ini hanya European Union
yang mengarah pada bentuk kerja sama ini. Contohnya, diberlakukannya mata
uang tunggal untuk kawasan tersebut yang dinamakanEuropean Currency
Unit (ECU) atau Euro.

B. Badan dan Lembaga Kerja Sama Internasional


1. ECOSOC
Dewan Ekonomi dan Sosial PBB [Economic and Social Council = ECOSOC).
Dewan itu bertugas mempelopori penelitian, laporan, dan rekomendasi
mengenai persoalan-persoalan ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan
kebudayaan dunia.
2. GATT (General Agreement on Tariffs and Trade)
Tata perdagangan internasional yang berlaku sekarang terutama berdasarkan
Perjanjian Umum tentang Tarif dan Perdagangan (General Agree ment on
Tariffs and trade/GATT),
3. ITO (International Trade Organization)

xii
Organisasi ini merupakan organisasi perdagangan internasional untuk
kemajuan perdagangan internasional.
4. UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization).
UNESCO adalah lembaga PBB yang mengatur masalah pendidikan dan
komunikasi.
5. UNIDO (United Nations Industrial Development Organization)
Organisasi ini bertujuan memajukan perkembangan industri di negara-negara
berkembang, antara lain melalui bantuan teknis, program-program latihan,
penelitian, dan penyediaan informasi.
6. IMF (International Monetary Fund)
Membantu negara-negara yang membutuhkan pinjaman uang, asalkan negara
tersebut memenuhi persyaratan yang diajukan oleh IMF.
7. IBRD (International Bank for Reconstruction and Development)
Organisasi ini memberikan kredit kepada negara-negara anggota, terutama
untuk memberi jaminan atas kredit-kredit yang diberikan pihak lain.
8. IFC (International Finance Corporation)
Lembaga keuangan internasional yang membantu pengusaha-pengusaha
swasta adalah IFC. IFC adalah afiliasi Bank Dunia. IFC memberiksn pinjaman
kepada pengusaha-pengusaha swasta. Organisasi turut ambil bagian dalam
pembentukan modal perusahaan swasta dan membantu mengalihkan investasi
luar negeri ke negara-negara yang sedang berkembang.
9. IDB (Islamic Development Bank)
Bank Pembangunan Islam tujuan utamanya membantu dan menggalakkan
pembangunan ekonomi dan sosial di negara-negara Islam baik secara individu
maupun kolektif, berupa pinjaman yang diberikan dengan syarat yang ringan.

2.6 Pengaruh Globalisasi Terhadap Perekonomian Nasional


Telah terjadi kemajuan pesat di bidang teknologi, informasi, komunikasi, dan
transportasi dalam beberapa dasawarsa terakhir. Indonesia sedang mempersiapkan diri
untuk memasuki era globalisasi dengan perdagangan bebas yang menjadi ciri
utamanya, agar produk Indonesia tetap bisa bersaing dan tidak terpuruk oleh produk
luar yang lebih baik. Oleh karena itu, badan usaha melakukan dua terobosan baik dari
sudut pemasaran maupun dari sudut kemampuan perusahaan. Adapun terobosannya
meliputi:
xiii
1. Perusahaan harus memiliki dan mengembangkan sistem informasi pemasaran
yang kuat dan efektif untuk memantau kegiatan lingkungan pasar agar dapat
mengelompokkan dan menargetkan pasar secara tepat atau dengan perkataan lain
memiliki perspektif global.
2. Perusahaan harus fleksibel dalam mengantisipasi pasar global. Peralihan atau
perubahan skala ekonomi mengharuskan perubahan investasi dan teknologi agar
dapat menciptakan gagasan-gagasan ekonomi. Fleksibilitas itu bisa dicapai
melalui kemampuan tingkat teknologi perusahaan, penyesuaian secara cepat dan
tepat baik kualitas, kemasan, maupun kuantitas produk untuk dapat diterima
secara global.

Peluang pasar global kini tidak hanya bisa diraih oleh bisnis berskala besar, tetapi
juga oleh bisnis berskala kecil. Dalam kondisi demikian dunia usaha nasional yang
berorientasi global bisa ikut menikmati peluang pasar secara tepat bagi produk yang
ditawarkannya

xiv
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Suatu kebijakan sangat berperan dalam sebuah kegiatan ekonomi, baik secara
nasional maupun Internasional. Kebijakan berarti mengatur. Dalam skala global,
perdagangan Internasional tidak lepas dari kebijakan yang meliputi ekspansi pasar,
baik secara ekspor maupun bagaimana kebijakan ekonomi ketika memutuskan untuk
impor. Dalam makalah ini telah dijelaskan pengertian instrumen kebijakan dan tujuan
kebijakan ekonomi Internasional. Diantara tujuan kebijakan ekonomi Internasional itu
adalah autarki, proteksi, kesejahteraan dan keseimbangan neraca pembayaran. Dalam
makah ini juga telah dijelaskan bagaimana kebijakan ekspor-impor dan mengapa
kebijakan tersebut perlu diterapkan. Menjelaskan kebijakan tariff dan non-tariff dan
kebijakan ekonomi lainnya.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawardhani, A. B. (2021). SEJARAH ORGANISASI EKONOMI INTERNASIONAL : WORLD


TRADE. Jurnal Pendidikan Sejarah, 49-53.

Donald A. Ball. 2000. Bisnis Internasional. Jakarta: Salemba Empat.

Keegan, Warren J. 1989. Global Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Philip. 1995. Marketing Management. Jakarta: Salemba Empat.

Simamora Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta: Salemba Empat.

Afiff, Faisal. 1994. Menuju Pemasaran Global. Badung: PT Eresco.

Bank Indonesia. 2004. Modul Kebanksentralan. Semarang: Kantor Bank Indonesia


Semarang.

Donald A. Ball. 2004. International Business (Tantangan Persaingan Global). Jakarta:


Salemba Empat.

Krugman, R. Paul dan Maurice Obstfeld. 2004. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan
jilid 5. Jakarta: PT. INDEKS Anonim. “Kebijakan Expor dan Impor Perdagangan

xvi

Anda mungkin juga menyukai