Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEBIJAKAN EKONOMI

DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Disusun oleh:

 Muhammad Nabil Hisyam Ayyubi (NIM 5554220008)


 Annisa Yasmina Jannata (NIM 5554220009)
 Lilis Permata (NIM 5554220002)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
serta shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada kepada baginda Nabi Muhammad SAW
keluarga dan para sahabatnya. Sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna
untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah ekonomi perdagangan internasional.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak telepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu,kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia bisnis.

Tangerang, 15 September 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
2.1 Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional........................................................................5
2.1.1 Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional........................................................................5
2.1.2 Tujuan kebijakan ekonomi internasional..............................................................................6
2.1.4 Kebijakan Impor dalam perdagangan internasional diantaranya:........................................7
2.1.5 Kebijakan Tarif dan Non Tarif Tarif.......................................................................................9
2.1.6 Kebijakan perdagangan lainnya..........................................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................................14
3.2 Saran..........................................................................................................................................14
DAFTAR ISI............................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Setiap aktivitas Ekonomi, baik secara nasional maupun global, pasti tidak lepas
dari suatu kebijakan, Kebijakan atau policy merupakan rangkaian konsep dan asas
yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
untuk tercapainya suatu tujuan. Dalam perdagangan internasional, yang ruang
lingkup nya luas, tentu dibutuhkan suatu kebijakan untuk mengatur perekonomian
tersebut. Tanpa sebuah kebijakan, roda perekonomian akan berjalan dengan tidak
teratur atau justru akan sewenang-wenang. Penyusunan ini dilatar belakangi oleh
pentingnya suatu kebijakan itu sendiri. Oleh karena itu, dalam penyusunan
makalah ini akan dijelaskan mengenai kebijakan ekonomi internasional secara
lebih luas, instrumen dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi internasional, juga
kebijakan yang berkaitan dengan ekspor-impor dan tarif serta kebijakan
perdagangan lainnya.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka penulis merumuskan masalah:
1. Apa pengertian dari kebijakan ekonomi internasional?
2. Apa saja instrumen dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi internasional?
3. Apa saja kebijakan ekspor dan impor?
4. Apa itu kebijakan tarif dan non tarif?
5. Apa saja kebijakan ekonomi internasional lainnya?

I.3 Tujuan Pembahasan


Adapun tujuan pembahasan ini adalah untuk mengetahui data mengenai
kebijakan ekonomi internasional:
1. Mengetahui pengertian dari kebijakan ekonomi internasional.
2. Mengetahui instrumen dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi internasional.
3. Mengetahui kebijakan ekspor dan impor.
4. Memahami kebijakan tarif dan non tarif.
5. Mengetahui kebijakan ekonomi internasional lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional


Kebijakan ekonomi adalah cara yang ditempuh atau tindakan yang diambil pemerintah
dengan maksud mengatur kehidupan ekonomi nasional guna mencapai tujuan tertentu.
(Gilarso, 2004).
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas meliputi semua kegiatan ekonomi
pemerintah suatu negara yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
komposisi, arah dan kegiatan ekspor impor barang dan jasa yang dilaksanakan oleh
pemerintah tersebut. Karena itu, sekalipun suatu kebijakan ditujukan untuk mengatasi
permasalahan dalam negeri, tapi bila secara langsung atau tidak langsung berpengaruh
terhadap ekspor dan impor maka dapat dimasukan dalam kebijakan ekonomi internasional.
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya meliputi kebijakan yang
langsung mempengaruhi ekspor dan impor. Kebijakan internasional dalam arti sempit ini
berkaitan dengan eskpor barang dan jasa, oleh karena itu cakupannya sangat luas mengingat
banyaknya barang atau jasa yang di eskpor maupun diimpor, mulai dari barang konsumsi,
produksi sampai pada tenaga kerja.
Jadi, kebijakan ekonomi internasional adalah keseluruhan tindakan pemerintah suatu
negara yaang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan negaranya dengan melalui kegiatan yang mendorong dan mengatur atau
mengendalikan impor. Keseluruhan tindakan tersebut baik secara langsung maupun tidaak
langsung akan memperoleh komposisi, arah serta bentuk dari perdagangan daan pembayaran
internasional.

II.1.1 Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional

Instrumen kebijakan ekonomi internasional meliputi:

1) Kebijakan perdagangan internasional mencakup tindakan atau kebijakan


pemerintah terhadap perdagangan luar negerinya, khususnya mengenai
ekspor dan impor barang/jasa, misalnya pengenaan tarif terhadap barang
impor, bilateral, trade agreement, pengenaan kuota impor dan ekspor, dll.
2) Kebijakan pembayaran internasional adalah mencakup tindakan pemerintah
terhadap pembayaran internasional, misalnya pengawasan terhadap lalu
lintas devisa, pengaturan lalu lintas modal jangka panjang.
3) Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan pemerintah yang
berhubungan dengan bantuan, pinjaman/hutang, bantuan untuk rehabilitasi
serta pembangunan, dll.

II.1.2 Tujuan kebijakan ekonomi internasional


1) Autarki, tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan
internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh-
pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik atau militer.
2) Kesejahteraan (welfare), tujuan ini bertentangan dengan autarki diatas.
Dengan mengadakan perdagangan internasional suatu negara akan
memperoleh keuntungan dari adanya spesialisasi dan kesejahteraan
meningkat, maka untuk mendorong perdagangan internasional seperti tarif,
kuota, dsb akan dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Hal ini berarti
mengarah ke perdagangan bebas.
3) Proteksi, tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan
barang impor. Kebijakan dapat berupa tarif atau kuota impor.
4) Keseimbangan neraca pembayaran, terutama bagi negara yang mengalami
defisit dalam neraca pembayarannya, posisi cadangan valuta asingnya lemah.
Maka diperlukan kebijakan ekonomi internasional guna menyeimbangkan
neraca pembayaran innternasionalnya. Kebijakan ini umumnya berbentuk
pengawasan devisa. Pengawasan devisa tidak hanya mengatur/mengawasi lalu
lintas tapi juga modal.
5) Pembangunan ekonomi untuk menunjang pembangunan ekonomi suatu negara
pemerintah dapat mengarahkan perdagangan internasionalnya dengan
kebijakan seperti:

 Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang baru tumbuh.


 Mengurangi impor barang yang nonesensial dan mendorong impor barang-
barang yang lebih esensial.

II.1.3 Kebijakanekspordanimpor
Kebijakan ekspor dalam perdagangan internasional diantaranya:
1) Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang
yang berbeda untuk suatu negara dengan negara lainnya. Untuk barang
yang sama, harga untuk negara yang satu lebih mahal atau lebih murah
daripada negara lainnya. Hal ini dilakukan atas dasar perjanjian atau
dalam rangka perang aktif.
2) Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk memajukan
ekspor adalah dengan memberi premi kepada badan usaha yang
melakukan ekspor. Pemberian premi (subsidi) itu antara lain berupa
bantuan biaya produksi serta pembebasan pajak dan fasilitas lain, dengan
tujuan agar barang ekspor memiliki daya saing di luar negeri.
3) Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan
menetapkan barang ekspor (harga barang diluar negeri) lebih murah
daripada harga di dalam negeri. Cara ini hanya dapat dilakukan bila pasar
dalam negeri dikendalikan atau dikontrol oleh pemerintah.
4) Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan dimana masing-masing
pemerintah memberi kebebasan dalam ekspor dan impor.
5) Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu negara untuk melarang
ekspor barang-barang tertentu ke luar negeri. Penyebabnya bisa karena
alasan ekonomi, politik, sosial dan budaya.

II.1.4 Kebijakan Impor dalam perdagangan internasional diantaranya:


1) Pengenaan bea masuk/tarif, merupakan kebijakan pembebanan pajak atas
barang-barang impor atau barang yang masuk ke Indonesia. Kebijakan
ini ditetapkan untuk meningkatkan sumber penerimaan negara dalam
bentuk devisa.
2) Kuota impor, kebijakan kuota impor dilakukan untuk membatasi
masuknya barang impor dalam negeri. Pemerintah dapat menentukan
jumlah atau jenis-barang impor yang akan masuk ke dalam negeri,hal ini
akan membantu produsen dalam negeri untuk memproduksi barang yang
dirasa mampu bersaing dengan barang impor yang dijual di pasar dalam
negeri.
3) Pengendalian devisa, dalam pengendalian devisa, jumlah devisa yang
disediakan untuk membayar barang impor dijatah dan dibatasi sehingga
importir mau tidak mau juga membatasi jumlah barang impor yang akan
dibeli.
4) Kebijakan substitusi impor, kebijakan mengadakan substitusi impor
ditujukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri dengan
mendorong produsen luar negeri agar dapat membuat sendiri barang-
barang yang diimpor dalam negeri.
5) Devaluasi, kebijakan berupa devaluasi merupakan kebijakan pemerintah
untuk menurunkan mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing
dengan sengaja. Dengan devaluasi menyebabkan harga barang impor
menjadi lebih mahal, sehingga akan mengurangi pembelian barang
impor.
II.1.5 Kebijakan Tarif dan Non Tarif
Tarif yang merupakan kebijakan perdagangan yang paling umum, adalah sejenis pajak
yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif spesifik dikenakan sebagai
beban tetap unit barang yang diimpor. Sedangkan tarif ad valorem adalah pajak yang
dikenakan berdasarkan persentase tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor. Tarif
merupakan bentuk kebijakan perdagangan yang paling tua dan secara tradisional telah
digunakan sebagai sumber penerimaan pemerintah sejak lama. Namun, maksud utama
pengenaan tarif biasanya tidak semata-mata memperoleh pendapatan pengisi kas
pemerintah, melainkan juga sebagai suatu alat untuk melindungi sektor-sektor tertentu
di dalam negeri dari tekanan persaingan produk impor.

Kebijakan hambatan tarif adalah suatu kebijakan proteksionis terhadap barang-barang


produksi dalam negeri dari ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang diimpor
dari luar negeri, dengan caa menarik/mengenakan pungutan bea masuk kepada setiap
barang impor yang masuk untuk dipakai/dikonsumsi habis di dalam negeri.

Macam-macam penentuan tarif atau bea masu, yaitu:


1) Bea ekspor adalah pajak atau ba yang dikenakan terhadap barang yang diangkut
menuju negara lain (diluar custom area).
2) Bea transito adalah pajak atau bea yang dikenakan barang-barang yang melalui
batas wilayah suatu negaraa dengan tujuann akhir barang tersebut negara lain.
3) Bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang
masuk dalam suatu negara (didalam custom area).

Jenis tarif:

1) Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam


persentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
2) Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap uuran
fisik daripada barang.
3) Specificad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara specific dan ad valorem. Misalnya suatu barang tertentu
dikenakan 10% tarif ad valorem ditambah Rp. 20.000 untuk setiap unit.

Sistem tarif:

1) Single-column tariffs: sistem dimana untuk masing-masing barang hanya


mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif
yang tingginya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dengan
negara lain). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian negara lain
disebut conventional tariffs.
2) Double-column tariffs: sistem dimana untuk setiap barang mempunyai 2
(dua) tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-
undang, maka namanya “bentuk maksimum dan minimum”.
3) Triple-column tariffs: biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah.
Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada double column tariffs, yakni
dengan menambah satu macam tariff preferences untuk negara-negara bekas
jajahan atau afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama
“preferential system”.

Efek tarif:
Pembebanan tarif terhadap suatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa
efek tarif tersebut adalah:

1) Efek terhadap harga (price effect).


2) Efek terhadap konsumsi (consumption effect)
3) Efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
4) Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)

Kebijakan hambatan non-tarif (non-tarif barrieer) adalah berbagai kebijakan perdagangan selain
bea masuk yang dapat menimbulkan distori, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan
internasonal.
A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif (non-tariff barrier)
sebagai berikut:

1. Pembatasan spesifik (specification limitation):

a. Larangan impor secara mutlak.


b. Pembatasan impor (kuota sistem).
c. Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu.
d. Peraturan kesehatan atau karantina.
e. Peraturan pertahanan dan keamanan negara.
f. Peraturan kebudayaan.
g. Perijinan impor.
h. Embargo.
i. Hambatan pemasaran atau marketing.

2. Peraturan bea cukai (customs administration rules):

a. Tata laksana impor tertentu (procedur).


b. Penetapan harga pabean.
c. Penetapan kurs valas (forex rate) dan pengawasan devisa (forex control).
d. Consulate formalities.
e. Packaging/labeling regulations.
f. Documentation needed.
g. Quality and testing standard.
h. Pungutan administrasi (fees)
i. Tariff classification.

3. Partisipasi pemerintah (government participation)


a. Kebijakan pengadaan pemerintah
b. Subsidi dan insentif ekspor, subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan
perlindungan atau bantuan kepada industri dalam negeri dalam bentuk keringanan
pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dan lain-lain.
c. Countervailing duties.
d. Domestic assistance programs.
e. Trade-diverting.
f. Import charges.
g. Import deposits.
h. Supplementary duties.
i. Variable levies.

II.1.6 Kebijakan perdagangan lainnya

Sesungguhnya, tarif itu adalah bentuk atau jenis kebijakan-kebijakan perdagangan yang
paling sederhana. Dalam praktek perdagangan dunia di era modern ini, kebanyakan
pemerintah melakukan campur tangan dalam kegiatan perdagangan internasional dengan
menggunakan instrumen-instrumen kebijakan lainnya yang lebih kompleks. Ada tiga
kebijakan ekonomi/perdagangan internasional lainnya, antara lain:

1) Politik proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industrri dalam negeri
yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan barang-barang
impor. Tujuan kebijakan proteksi adalah:
a. Memaksimalkan produksi dalam negeri.
b. Memperluas lapangan kerja.
c. Memelihara tradisi nasional.
d. Menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri
pada satu komoditi andalan.
e. Menjaga stabilitas naisonal, yang dikhawatirkan akan terganggu jika
bergantung pada negara lain.

2) Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan perdagangan


bebas antarnegara. Pihak-pihak yang mendukung kebijakan perdagangan bebas
mengajukan alasan bahwa perdagangan bebas akan memungkinkan bila setiap negara
berspesialisasi dalam memproduksi barang dimana suatu negara memiliki keunggulan
komparatif.
3) Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk menghindarkan diri
dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi, maupun militer,
sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional yang
menganjurkan adanya perdagangan bebas itu seorang importir dalam melaksanakan
pembayarannya harus membeli uang dolar terlebih dahulu pada suatu bank devisa
dengan kurs yang berlaku, kemudian ditransfer kepada eksportir di Amerika.

Perangkat kebijakan perdagangan lainnya:


Masih banyak cara lainnya yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk
mempengaruhi intensitas perdagangan internasional. Beberapa siantaranya dapat kita
temukan secara singkat sebagai berikut:
1. Proyek pengadaan pemerintah.
Pembelian-pembelian oleh pihak pemerintah maupun perusahaan-
perusahaan yang diatur secara ketat dapat diarahkan pada barang-barang
yang diproduksi di dalam negeri, meskipun barangkali barang-barang
tersebut sebenarnya lebih mahal daripada barang sejenis yang diimpor.
2. Hambatan-hambatan birokrasi.
Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa melakukannya
secara formal.
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Suatu kebijakan sangat berperan dalam sebuah kegiatan ekonomi, baik secara
nasional maupun internasional. Kebijakan berarti mengatur, dalam skala global,
perdagangan Internasional tidak lepas dari kebijakan yang meliputi ekspansi pasar,
baik secara ekspor maupun bagaimana kebijakan ekonomi ketika memutuskan
untuk impor. Dalam makalah ini telah dijelaskan pengertian instrumen kebijakan
dan tujuan kebijakan ekonomi internasional. Diantara tujuan kebijakan ekonomi
internasional itu adalah autarki, proteksi, kesejahteraan, dan keseimbangan neraca
pembayaran. Dalam makalah ini juga telah dijelaskan bagaimana kebijakan ekspor-
impor dan menjaga kebijakan tersebut perlu ditetapkan. Menjelaskan kebijakan
tariff dan non-tariff dan kebijakan ekonomi lainnya.

III.2 Saran
Diperlukan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap peningkatan kemampuan
daya saing Indonesia yang menjadi pra-syarat bagi keberhasilan liberalisasi
perdagangan regional. Semua aspek yang berpengaruh positif maupun negatif bagi
daya saing harus dikelola dengan sebaik-baiknya oleh pemerintah Indonesia dan
didukung oleh semua stakeholder, oleh karena tanpa daya saing yang memadai
maka, komitmen kebijaksanaan perdagangan luar-negeri apapun bentuk dan
substansinya, tidak akan memberikan arti dan kemanfaatan bagi bangsa Indonesia.
Manajemen daya saing Indonesia harus dikelola secara khusus dengan cerdas, teliti
dan cermat dengan selalu memperhatikan aspek struktur dan fungsi perdagangan
luar negeri Indonesia antara lain melalui stabilisasi ekonomimakro, kebijakan
ketenagakerjaan, kemudahan ekspor-impor, holidaytax regulasi di daerah dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
E, l. (2015). buku ajar ekonomi internasional.

ekspor, k. (2020). kebijakan ekspor impor:strategi meningkatkan pertumbuhan ekonomi di


indonesia. jurnal ekonomi islam.

Gilarso. (2004). kebijakan ekonomi.

Suharto, T. (2002). Kebijakan ekonomi global di negara sedang berkembang. jurnal ekonomi
pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai