PERDAGANGAN INTERNASIONAL
2102125141
KELAS E
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkat Tuhan Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
kasih karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Bisnis
Manajemen ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dosen Dian
Puspita Novrianti, Se., M.Sc pada bidang studi Literasi Digital. Makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Bisnis Manajemen bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dian Puspita, selaku dosen bidang studi Literasi
Digital yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai bidang studi dan jurusan yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan jurnal pendukung yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari ibu dosen dan pembaca saya terima untuk kesempurnaan makalah ini.
Yuda Apriansyah
DAFTAR ISI
JUDUL UTAMA…..............................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Kesimpulan ..............................................................................................................14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap aktivitas Ekonomi, baik secara nasional maupun global, pasti tidak lepas dari suatu
kebijakan. Kebijakan atau policy merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis
besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan untuk tercapainya suatu tujuan.
Dalam perdagangan Internasional, yang ruang lingkupnya luas, tentu dibutuhkan suatu
kebijakan untuk mengatur kegiatan perekonomian tersebut. Tanpa sebuah kebijakan, roda
perekonomian akan berjalan dengan tidak teratur atau justru akan sewenang-wenang.
Penyusunan ini dilatar belakangi oleh pentingnya suatu kebijakan itu sendiri. Oleh karena itu,
dalam penyusunan makalah ini akan dijelaskan mengenai kebijakan ekonomi Internasional
secara lebih luas, instrumen dan tujuan-tujuan kebijakan ekonomi Internasional, juga
kebijakan yang berkaitan dengan ekspor-impor dan tarif serta kebijakan perdagangan lainnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
PEMBAHASAN
Kebijakan ekonomi adalah cara yang ditempuh atau tindakan yang diambil pemerintah
dengan maksud mengatur kehidupan ekonomi nasional guna mencapai tujuan tertentu.
(Gilarso, 2004:225).
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas meliputi semua kegiatan ekonomi
pemerintah suatu negara yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
komposisi, arah dan kegiatan ekspor impor barang dan jasa yang dilaksanakan oleh
pemerintah tersebut. Karena itu, sekalipun suatu kebijakan ditujukan untuk mengatasi
permasalahan dalam negeri, tapi bila secara langsung atau tidak langsung berpengaruh
terhadap ekspor dan impor maka dapat dimasukkan dalam kebijakan ekonomi internasional.
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya meliputi kebijakan yang
langsung mempengaruhi ekspor dan impor. Kebijakan internasional dalam arti sempit ini
berkaitan dengan ekspor barang dan jasa, oleh karena itu cakupannya sangat luas mengingat
banyaknya barang atau jasa yang diekspor maupun diimpor, mulai dari barang konsumsi,
produksi sampai pada tenaga kerja.
Jadi, kebijakan ekonomi internasional adalah keseluruhan tindakan pemerintah suatu negara
yang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan
negaranya dengan melalui kegiatan yang mendorong ekspor dan mengatur/mengendalikan
impor. Keseluruhan tindakan tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung akan
memperoleh komposisi, arah serta bentuk dari perdagangan dan pembayaran internasional.
B. Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
3) Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan pemerintah yang berhubungan dengan
bantuan (grants), pinjaman/hutang (loans), bantuan untuk rehabilitasi serta pembangunan, dll.
3) Proteksi, tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan barang impor.
Kebijakan dapat berupa tarif atau kuota impor.
4) Keseimbangan neraca pembayaran, terutama bagi negara yang mengalami defisit dalam
neraca pembayarannya, posisi cadangan valuta asingnya lemah. Maka diperlukan kebijakan
ekonomi internasional guna menyeimbangkan neraca pembayaran internasionalnya.
Kebijakan ini umumnya berbentuk pengawasan devisa (exchange control). Pengawasan
devisa tidak hanya mengatur/mengawasi lalu lintas tapi juga modal.
• Mengurangi impor barang yang nonesensial dan mendorong impor barang-barang yang
lebih esensial.
D. Kebijakan Ekspor dan Impor
1) Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang yang berbeda
untuk suatu negara dengan negara lainnya. Untuk barang yang sama, harga untuk negara
yang satu lebih mahal atau lebih murah daripada negara lainnya. Hal ini dilakukan atas dasar
perjanjian atau dalam rangka perang aktif.
2) Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk memajukan ekspor adalah dengan
memberi premi kepada badan usaha yang melakukan ekspor. Pemberian premi (subsidi) itu
antara lain berupa bantuan biaya produksi serta pembebasan pajak dan fasilitas lain, dengan
tujuan agar barang ekspor memiliki daya saing di luar negeri.
3) Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan menetapkan barang
ekspor (harga barang diluar negeri) lebih murah daripada harga di dalam negeri. Cara ini
hanya dapat dilakukan bila pasar dalam negeri dikendalikan atau dikontrol oleh pemerintah.
5) Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu negara untuk melarang ekspor barang-
barang tertentu ke luar negeri. Penyebabnya bisa karena alasan ekonomi, politik, sosial dan
budaya.
2) Kuota impor, kebijakan kuota impor dilakukan untuk membatasi masuknya barang impor
dalam negeri. Pemerintah dapat menentukan jumlah atau jenis barang impor yang akan
masuk ke dalam negeri, hal ini akan membantu produsen dalam negeri untuk memproduksi
barang yang dirasa mampu bersaing dengan barang impor yang dijual di pasar dalam negeri.
3) Pengendalian devisa, dalam pengendalian devisa, jumlah devisa yang disediakan untuk
membayar barang impor dijatah dan dibatasi sehingga importir mau tidak mau juga
membatasi jumlah barang impor yang akan dibeli.
Tarif yang merupakan kebijakan perdagangan yang paling umum, adalah sejenis pajak yang
dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif spesifik (specific tariffs) dikenakan
sebagai beban tetap unit barang yang diimpor. Sedangkan tarif ad valorem (ad valorem tariff)
adalah pajak yang dikenakan berdasarkan persentase tertentu dari nilai barang-barang yang
diimpor. Tarif merupakan bentuk kebijakan perdagangan yang paling tua dan secara
tradisional telah digunakan sebagai sumber penerimaan pemerintah sejak lama. Namun,
maksud utama pengenaan tarif biasanya tidak semata-mata memperoleh pendapatan pengisi
kas pemerintah, melainkan juga sebagai suatu alat untuk melindungi sektor-sektor tertentu di
dalam negeri dari tekanan persaingan produk impor.
Kebijakan hambatan tarif (tariff barrier) adalah suatu kebijakan proteksionis terhadap
barang–barang produksi dalam negeri dari ancaman membanjirnya barang-barang sejenis
yang diimpor dari luar negeri, dengan cara menarik/mengenakan pungutan bea masuk kepada
setiap barang impor yang masuk untuk dipakai/dikonsumsi habis di dalam negeri.
1) Bea ekspor (export duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang
diangkut menuju negara lain (diluar custom area).
2) Bea transito (transit duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan barang-barang yang
melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara lain.
3) Bea impor (import duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang masuk dalam suatu negara (didalam custom area).
Jenis tarif:
1) Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam persentase dari
nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
2) Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik
daripada barang.
3) Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan kombinasi antara
specific dan ad valorem. Misalnya suatu barang tertentu dikenakan 10% tarif ad valorem
ditambah Rp 20.000 untuk setiap unit.
Sistem tarif:
1) Single-column tariffs: sistem dimana untuk masing-masing barang hanya mempunyai satu
macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif yang tingginya ditentukan sendiri
oleh suatu negara tanpa persetujuan dengan negara lain). Kalau tingginya tarif ditentukan
dengan perjanjian dengan negara lain disebut conventional tariffs.
2) Double-column tariffs: sistem di mana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif.
Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka namanya :
“bentuk maksimum dan minimum”.
3) Triple-column tariffs: biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah. Sebenarnya
sistem ini hanya perluasan daripada double column tariffs, yakni dengan menambah satu
macam tariff preference untuk negara-negara bekas jajahan atau afiliasi politiknya. Sistem ini
sering disebut dengan nama “preferential system”.
Efek tarif:
Pembebanan tarif terhadap suatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomian suatu
negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa efek tarif tersebut adalah:
A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif (non-tariff barrier)
sebagai berikut:
f. Peraturan kebudayaan.
g. Perijinan impor.
h. Embargo.
c. Penetapan kurs valas (forex rate) dan pengawasan devisa (forex control).
d. Consulate formalities.
e. Packaging/labeling regulations.
f. Documentation needed.
i. Tariff classification.
3) Partisipasi pemerintah (government participation):
b. Subsidi dan insentif ekspor, subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan
perlindungan atau bantuan kepada industri dalam negeri dalam bentuk keringanan pajak,
pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dan lain-lain.
c. Countervailing duties.
e. Trade-diverting.
f. Import charges.
g. Import deposits.
h. Supplementary duties.
i. Variable levies.
F. Kebijakan Perdagangan Lainnya
Sesungguhnya, tarif itu adalah bentuk atau jenis kebijakan kebijakan perdagangan yang
paling sederhana. Dalam praktek perdagangan dunia di era modern ini, kebanyakan
pemerintah melakukan campur tangan dalam kegiatan perdagangan Internasional dengan
menggunakan instrumen-instrumen kebijakan lainnya yang lebih kompleks. Ada tiga
kebijakan ekonomi/perdagangan internasional lainnya, antara lain:
1) Politik Proteksi Politik Proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri
dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan barang-barang
impor. Tujuan kebijakan proteksi adalah:
d. Menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri pada satu
komoditi andalan.
e. Menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika bergantung pada
negara lain.
2) Politik Dagang Bebas Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk
3) Politik Autarki Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk
menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi,
maupun militer, sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip perdagangan
internasional yang menganjurkan adanya perdagangan bebas. itu seorang importir dalam
melaksanakan pembayarannya harus membeli uang dolar terlebih dahulu pada suatu bank
devisa dengan kurs yang berlaku, kemudian ditransfer kepada eksportir di Amerika.
Masih banyak cara lainnya yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi
intensitas perdagangan Internasional. Beberapa diantaranya dapat kita kemukakan secara
singkat sebagai berikut:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu kebijakan sangat berperan dalam sebuah kegiatan ekonomi, baik secara nasional
maupun Internasional. Kebijakan berarti mengatur. Dalam skala global, perdagangan
Internasional tidak lepas dari kebijakan yang meliputi ekspansi pasar, baik secara ekspor
maupun bagaimana kebijakan ekonomi ketika memutuskan untuk impor. Dalam makalah ini
telah dijelaskan pengertian instrumen kebijakan dan tujuan kebijakan ekonomi Internasional.
Diantara tujuan kebijakan ekonomi Internasional itu adalah autarki, proteksi, kesejahteraan
dan keseimbangan neraca pembayaran. Dalam makalah ini juga telah dijelaskan bagaimana
kebijakan ekspor-impor dan mengapa kebijakan tersebut perlu diterapkan. Menjelaskan
kebijakan tariff dan non-tariff dan kebijakan ekonomi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ekspor, K., Strategi, I. :, Pertumbuhan, M., Di Indonesia, E., Ngatikoh, S., & Faqih, A. (2020).
Kebijakan Ekspor Impor : Strategi Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
LABATILA: Jurnal Ilmu Ekonomi Islam, 4(1), 93.
http://ejournal.iainu-kebumen.ac.id/index.php/lab/article/view/269
Lilimantik, E. (2015). Buku Ajar Ekonomi Internasional.
Minarsih, M. (2011). Kebijakan Ekonomi Indonesia dan Internasional Serta Tantangannya di Era
Globalisasi. Dinamika Sains, 1–16. http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/view/20
Suharto, T. (2002). Kebijakan Ekonomi Global Di Negara Sedang Berkembang. In Jurnal Ekonomi
Pembangunan (Vol. 3, Issue 1, pp. 91–110).
Suharto, T. (2007). KEBIJAKAN EKONOMI GLOBAL DINEGARA SEDANG BERKEMBANG:
Tinjauan Teori, Problematika dan Interaksi Kebijakan Perdagangan dan Industrialisasi. In Jurnal
Ekonomi Pembangunan: Kajian Masalah Ekonomi dan Pembangunan (Vol. 3, Issue 1, p. 91).
https://doi.org/10.23917/jep.v3i1.3924