Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ekonomi Internasional

Yang Diampu Oleh Muhammad Zulkarnain

Nama Kelompok 3:

Rissa Apriyanti Sahri 3320227

Latifah 3320212

Arofannisa 3320231

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERITAS SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

Tahun 2022
Abstract

This research discusses “international economic policy”. In carrying out


economic activities both at home and abroad, policies are needed so that economic
activities can run smoothly. The purpose of this research is to know how the policies
will be applied in carrying out these economic activities. The subjects of this research
are business actors. The results of this study have identified international economic
policies used for international economic activities.

Keywords: international economic policy

Abstrak
Penelitian ini membahas tentang “kebijakan ekonomi internasional”. Dalam
melaksanakan kegiatan perekonomian baik dalam ataupun luar negeri diperlukannya
kebijakan agar kegiatan ekonomi tersebut dapat berjalan dengan lancar. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui bagaiman kebijakan yang akan diterapkan dalam
melaksanakan kegiatan ekonomi tersebut. Subjek dari penelitian ini adalah pelaku
usaha. Hasil dari penelitian ini telah diketahui kebijakan ekonomi internasional yang
digunakan untuk kegiatan ekonomi internasional.

Kata kunci: kebijakan ekonomi internasonal

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, Sholawat dan Salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad
dengan mengucapkan Allohummaa sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad
yang menjadi panutan kita sampai akhir zaman, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul Kebijakan Ekonomi Internasional. Penulisan
makalah ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ekonomi Internasional pada Program Studi S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini, sejak tahap awal
sampai dengan tahap akhir, tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Dosen pengampu dan
teman-teman yang dengan sabar menyemangati dan mendoakan penulis, sehingga
makalah ini dapat selesai.
Doa dan harapan penulis kepada semua pihak yang telah memberikan
dorongan, bantuan, bimbingan, petunjuk, dan arahan yang bermanfaat tersebut,
semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta
menjadi amal jariyah yang berguna diakhirat kelak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari sisi
materi maupun tehnik penulisan. Masih banyak hal-hal yang harus dibenahi. Untuk
itu penulis mengharapkan masukan, kritik, dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Bukittinggi, 10 September 2022

Arofannisa, Latifah, Rissa Apriyanti Sahri

ii
DAFTAR ISI

Abstract....................................................................................................................................i
Abstrak..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional..............................................................3
B. Instrumen Kebijaksanaan Ekonomi Internasional........................................................3
C. Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional..................................................................10
D. Macam-macam Restriksi (Ketetapan) Dalam Perdagangan Internasional..................12
E. Perangkat-Perangkat Kebijakan Ekonomi Internasional.............................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini dunia sudah memasuki era globalisasi yang artinya siapapun pelaku
usaha bisa melakukan kegiatan ekonomi dinegara apapun dan dimana pun
dibantu kemajuan tekonologi. Meski begitu, saat terjadi kegiatan ekspor dan
impor atau kegiatan ekonomi antar negara lainnya tidak lepas dari yang namanya
kebijakan. Kebijakan atau policy ini merupakan rangkaian konsep dan asas yang
menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu kegiatan untuk
tercapainya suatu tujuan.
Dalam kegiatan ekonomi internasional salah satunya perdagangan
internasional, yang cakupannya sangat luas, pastinya dibutuhkan suatu kebijakan
untuk mengatur kegiatan ekonomi internasional tersebut. Tanpa adanya
kebijakan, roda perekonomian akan berjalan tidak teratur bahkan hingga akan
sewenang-wenang dalam melakukan kegiatannya. dengan adanya kebijakan
semua kegiatan ekonomi akan berjalan dengan lancar dan teratur .
Oleh karna itu, dalam penyusunan latar belakang makalah ini akan
dijelaskan mengenai kebijakan ekonomi internasional secara lebih luas, hal-hal
yang mendasari kebijakan tersebut serta asumsi-asumsi kebijakan yang
digunakannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kebijakan Ekonomi Internasional?
2. Bagaimana Instrumen Dari Kebijaksanaan Ekonomi Internasonal?
3. Bagaimana Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional?
4. Bagaimana Macam-Macam Retriksi (Ketetapan) Dalam Perdagangan
Internasional?
5. Bagaimana Perangkat-Perangkat Kebijakan Ekonomi Internasional?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu Kebijakan Ekonomi Internasional.
2. Untuk mengetahui dan memahami Instrumen Dari Kebijaksanaan Ekonomi
Internasonal
3. Untuk mengetahui dan memahami Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional
4. Untuk mengetahui dan memahami Macam-Macam Retriksi (Ketetapan)
Dalam Perdagangan Internasional
5. Untuk mengetahui dan memahami Perangkat-Perangkat Kebijakan Ekonomi
Internasional

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional


Kebijakan ekonomi internasional diartikan sebagai berbagai tindakan dan
peraturan yang dijalankan suatu negara, baik secara langsung maupun tidak
langsung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan arah perdagangan
internasional dari/ke negara tersebut. Dalam implementasinya, perdagangan antara
dua Negara sering merugikan Negara yang lemah (less developing countries).
Negara maju (developing countries) mendominasi perdagangan internasional.
Tingkat harga lebih banyak ditentukan oleh Negara maju, hal ini disebabkan
tingkat ketergantungan Negara berkembang relativ lebih besar kepada Negara
maju daripada sebaliknya.1
Kebijakan ekonomi internasional adalah semua tindakan dan regulasi yang
diterapkan pemerintah suatu negara dalam bidang ekonomi yang meliputi
kebijakan fiskal, dan kebijakan moneter, kebijakan produksi, kebijakan
perdagangan, mancanegara, dan kebijakan ketenagakerjaan. Untuk meningkatkan
pendapatan negara melalui kegiatan ekspor dan impor. Kebijakan ekonomi
internasional secara umum dapat dikatakan sebagai suatu tindakan dan kebijakan
ekonomi yang dilakukan pemerintah, baik langsung maupun tidak langsung akan
berdampak pada perdagangan dan pembayaran internasional yang terkait dengan
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.2

B. Instrumen Kebijaksanaan Ekonomi Internasional


Instrumen Kebijakan Perdagangan Internasional Di bidang ekspor diartikan
sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah, baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi,
dan arah transaksi serta kelancaran usaha untuk peningkatan devisa ekspor suatu

1
Apridar, Ekonomi Internasional, 1st edn (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012).
2
Hermi Oppier Irwan Moridu, Dwi Epty Hidayaty, EKONOMI INTERNASIONAL (KONSEP DAN TEORI),
ed. by M.M. Dr. Hartini, S.E. (Bandung:Jawa Barat: CV. Media Sains Indonesia, 2022).

3
negara. Kebijakan perdagangan internasional dibidang ekspor dikelompokkan
menjadi dua macam kebiajakn sebagai berikut:
1. Kebijakan ekspor didalam negeri
a. Kebijakan perpajakan dalam bentuk pembebasan, keringan, pengebalian
pajak ataupun pengenaan pajak ekspor/PET untuk barang-barang ekspor
tertentu. Contoh: pajak ekspor atas CPO.
b. Fasilitas kredit perbankan yang murah untuk mendorong peningkatan ekspor
barang-barang tertentu.
c. Penetapan prosedur/tata laksana ekspor yang relatif mudah.
d. Pemberian subsidi ekspor, seperti pemberian sertifikat ekspor.
e. Pembentukan asosiasi ksportir.
f. Pembentukan kelembagaan seperti bounded warehouse (kawasan berikat
nusantara), bounded island batam, export processing zone, dan lain-lain
g. Larangan/pembatasan ekspor, misalnya larangan ekspor CPO (crude palm
oil) oleh Memperindag.
2. Kebijakan ekspor diluar negeri
a. Pembentukan international trade promotion centre (ITPC) di berbagai
negara, seperti di jepang (tokyo), eropa, AS dan lain-lain.
b. Pemanfaatan general system of preferency atau GSP, yaitu fasilktas
keringanan bea masuk yang diberikan negara-negara industri untuk barang
manufaktur yang berasal dari negara yang sedang berkembang seperti
indonesia sebagai salah satu hasil UNCTAS (united nation conference on
trade and development).
c. Menjadi anggota commudity association of producer, seperti OPEC dan lain-
lain.
d. Menjadi anggota commudity agreement between producer and consumer,
seperti ICO (international coffeorganization), MFA (multifibfre agreement),
dan lain-lain.
Intrumen kebijakan perdagangan intemasional di bidang impor diartikan
sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah, baik

4
secara langsung maupun tidak langsung, yang akan mempengaruhi struktur,
komposisi, dan kelancaran usaha untuk melindungi/mendorong pertumbuhan
industri dalam negeri dan penghematan devisa. Kebijakan perdagangan
intemasional di bidang impor dapat dikelompokkan menjadi dua macam
kebijakan sebagai berikut:
1. Kebijakan Tariff Barrier
Kebijakan Tariff Barrier atau TB dalam bentuk bea masuk adalah sebagai
berikut.
a. Pembebasan bea masuk.tariff rendah adalah anatara 0% s/d 5%: dikenakan
untuk bahan kebutuhan pokok dan vital, seperti beras, mesin-mesin vital,
alat-alat militer/pertahanan/keamanan, dan lain-lain.
b. Tarif sedang anatara >5% s.d. 20%: dikenakan untuk barang setengah jadi
dan barang-barang lain yang belum cukup diproduksi didalam negeri .
c. Tarif tinggi di atas 20%: dikenakan untuk barang-barang mewah dan barang-
barang lain yang sudah cukup diproduksi di dalam negeri dan bukan barang
kebutuhan pokok.
Bagian-bagian dari Tariff Barrier adalah sebagai berikut:
a. Kebijakan Tariff dan Efek-efek Tariff
Tarif adalah pungutan bea masuk yang dikenakan atas barang impor
yang masuk untuk dipakai/ dikonsumsi habis di dalam negeri. Dalam
pelaksanaannya, sistem/ cara pemungutan tarif bea masuk ini dapat
dibedakan sebagai berikut:
1) Bea Harga (Ad valorem Tariff)
Besarnya pungutan bea masuk atas barang impor ditentukan oleh
tingkat persentase tarif dikalikan harga CIF dari barang tersebut (BM=%
tarif x Harga CIF).Keuntungan tarif ini adalah dapat mengikuti
perkembangan tingkat harga/inflasi dan terdapat diferensiasi harga
produk sesuai kualitasnya. Sedangkan kelemahannya adalah memberikan
beban yang cukup berat bagi administrasi pemerintahan, khususnya bea
cukai karena memerlukan data dan perincian harga barang yang lengkap

5
dan sering menimbulkan perselisihan dalam penetapan harga untuk
perhitungan bea masuk antara importir dan bea cukai sehingga dapat
menimbulkan stagnasi/kemacetan arus barang di pelabuhan.
2) Bea Spesifik (Specific Tariff)
Pungutan bea masuk ini didasarkan pada ukuran atau satuan tertentu
dari barang impor. Di Indonesia sistem tarif ini digunakan sebelum tahun
1991. Keuntungan dari tarif ini adalah mudah dilaksanakan karena tidak
memerlukan perincian harga barang sesuai kualitasnya dan dapat
digunakan sebagai alat kontrol proteksi industri dalam negeri. Sedangkan
kelemahannya adalah pengenaan tarif dirasakan kurang/ tidak adil karena
tidak membedakan harga/ kualitas barang dan hanya dapat digunakan
sebagai alat kontrol proteksi yang bersifat statis.
3) Bea Campuran (Compound Tariff)
Pungutan bea masuk ini merupakan kombinasi dari sistem a dan sistem b.
Tujuan dari fungsi tarif bea masuk adalah
a) Menurut tujuannya, kebijakan tarif bea masuk dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1) Tarif proteksi/ yaitu pengenaan tarif bea masuk yang tinggi untuk
mencegah/ membatasi impor barang teretntu.
2) Tarif revenue, yaitu pengenaan tarif bea masuk yang bertujuan untuk
meningkatkan penerimaan negara.
b) Berdasarkan tujuan tersebut, maka fungsi tarif bea masuk adalah sebagai
berikut:
1) Fungsi mengatur (regulerend), yaitu untuk mengatur perlindungan
kepentingan ekonomi/ industri dalam negeri.
2) Fungsi budgetair, yaitu sebagai salah satu sumber penerimaan negara.
3) Fungsi demokrasi, yaitu penetapan besarya tarif bea masuk melalui
persetujuan DPR

6
4) Fungsi pemerataan, yaitu untuk pemerataan distribusi pendapatan
nasional, misalnya dengan pengenaan tarif bea masuk yang tinggi
untuk barang mewah.
b. Tarif Nominal dan Tarif Proteksi Efektif
1. Tarif nominal
Tarif nominal adalah besarnya persentase tarif suatu barang tertentu
yang tercantum dalam buku tarif bea masuk indonesia (BTBMI). Buku
tarif bea masuk indonesia yang digunakan saat ini adalah buku tarif
berdasarkan ketentuan hormonized system atau HS yang menggunakan
penggolongan barang dengan sistem 9 digit penggolongan barang dengan
sistem digit ini akan mempermudah dan memperlancar arus perdagangan
internasional karena adanya kesatuan kode barang untuk seluruh negara,
terutama yang telah menjadi anggota World Custom Organization (WCO)
yang bermarkas di Brazil.
2. Tarif Proteksi Efektif
Tarif proteksi efektif ini disebut juga sebagai Effective Rate of
Protection (ERP), yaitu kenaikan Value Added Manufacturing (VAM)
yang terjadi karena perbedaan antara persentase tarif nominal untuk
barang jadi atau CBU (Completely Built-up) dengan tarif nominal untuk
bahan baku/ komponen input impornya atau CKD (Completely Knock
Down).
c. Infant Industry Argument
Pelaksanaan pembangunan ekonomi di negara-negara yang sedang
berkembang seperti halnya Indonesia banyak berlandaskan pada infant
industry argument. Infant industry argument adalah suatu kebijaksanaan
untuk melindungi industri-industri dalam negeri yang baru lahir/ tumbuh
dengan “proteksi edukatif”, sehingga dapat bersaing baik di pasar dalam
negeri maupun luar negeri.
d. Proteksi Edukatif

7
Agar tujuan infant industry argument tersebut dapat dicapai, maka
perlu dijalankan suatu kebijakan “proteksi edukatif”/ yaitu kebijakan untuk
melindungi infant industry.
2. Kebijakan Nontarif Barrier
a. Instrumen kebijakan nontariff
Kebijakan Nontariff Barrier (NTB) adalah berbagai kebijakan
perdagangan selain bea masuk yang daoat menimbulkan distorsi,
sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional. Secara
garis besar NTB dapat dikelompokkan sebagai berikut (A.M Rugman &
RJM. Hodgetts, 1995;165).
1) Pembatasan spesifik (spesific limitation).
a) Larangan impor secara mutlak
b) Pembatas impor atau quota system
c) Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu
d) Peraturan kesehatan/karantina
e) Peraturan pertahanan dan keamanan Negara
f) Peraturan kebudayaaan
g) Perizinan impor limport licenses
h) Embargo
i) Hambatan pemasaran/marketing yaitu pembatasan ekspor secara
sukarela oleh negara eksportir dan pembatasan pemasaran produk
tertentu atas permintaan negara importer
2) Peraturan bea cukai (customs administration rules)
a) Tatalaksana impor tertentu (procedure)
b) Penetapan harga pabean (customs value)
c) Penetapan forex rate (kurs valas) dan pengawasan devisa (forex
control)
d) Consulat formalities
e) Packiging/labelling regulation
f) Documentation needed

8
g) Quality and testing standccnili
h) Pungutan administrasi (fees)
i) Tariff classification
3) Government participation
a) Kebijakan pengadaan pemerintah
b) Subsidi dan insentif ekspor
c) Countervaqmg duties
d) Domestic assistance pro-ams
e) Trade-diverting
4) Import charges
a) Import-deposits
b) Supplementary duties
c) Variable lasses
b. Sistem kuota dan efek-efek kuota
Kuota adalah pembatasam fisik secara kuantitatif
dilakukanataspemasukan barang (kuota impor) dan pengeluaran barang
(kuota ekspor) dari/ke suatu negara untuk melindungi kepentingan
industri dan konsumen. Menurut ketentuan GATT/ WTO, sistem kuota
mi hanya -dapat digunakan dalam hal sebagai berikut:
1) Untuk melindungi hasil pertanian
2) Untuk menjaga keseimbangan balance of payment
3) Untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional
c. Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk ineiiberi&an
perlindungan atau bantuan kepada industri dalam negeri dalam bentuk
keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dan
lain-lain yang bertujuan sebagai bersifat Menambah produksi dalam
negeri, Mempertahankan jumlah konsumsi dalam negeri, Menjual dengan
harga yang lebih murah daripada produk impor.3

3
Apridar.

9
C. Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional
Kebijakan ekonomi internasional merupakan suatu tindakan/kebijakan
ekonomi pemerintah, yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
komposisi, arah serta bentuk perdagangan dan pembayaran internasional.
Kebijakan ekonomi internasional menjaga keseimbangan neraca perdagangan dan
menjaga kondisi neraca pembayaran stabil terhadap perubahan kas. Kebijakan
ekonomi internasional meliputi:
1. Kebijakan Perdagangan Internasional
Mencakup tindakan terhadap neraca berjalan yang berkaitan dengan
transaksi ekspor dan impor. Dengan perangkat tarif, subsidi, perjanjian
perdagangan bilateral (bilateral trade agreement), daerah perdagangan bebas
(Free Trade Area) dll.
2. Kebijakan pembayaran internasional
Mencakup tindakan terhadap neraca modal dengan melakukan
pengawasan atas pembayaran internasional dengan perangkat pengendalian lalu
lintas devisa dan modal jangka panjang.
3. Kebijakan Bantuan Luar Negeri
Mencakup tindakan pemerintah yang berhubungan dengan bantuan
(grants), pinjaman (loans), bantuan yang bertujuan untuk membantu rehabilitasi
dan pembangunan serta bantuan militer terhadap negara lain.
Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan kebijakan internasional adalah:
a. Autarki
Tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional.
Tujuan autarki bermaksud untuk menghindari pengaruh pengaruh negera lain,
baik pengaruh ekonomi, politik atau militer.
b. Kesejahteraan nasional (welfare)
Tujuan ini bertentangan dengan tujuan autarki. Dengan mengadakan
perdagangan internasional, suatu negara akan memperoleh keuntungan dari
adanya spesialisasi. Untuk mendorong adanya perdagangan internasional, maka
halangan-halangan dalam perdagangan internasional (tarif, quota dsb)

10
dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Hal ini berarti harus ada perdagangan
bebas.
c. Proteksi
Tujuan ini adalah untuk melindungi industri-industri nasional dari persaingan
barang impor. Hal ini dapat dijalankan dengan tarif, quota dsb.
d. Keseimbangan neraca pembayaran
Apabila suatu negara mempunyai kelebihan cadangan valuta asing, maka
kebijakan pemerintah untuk mengadakan stabilis ekonomi dalam negeri tidak
banyak menimbulkan problem dalam neraca pembayaran internasionalnya.
Tetapi sangat sedikit negara yang mempunyai posisi demikian, terutama
negara-negara yang sedang berkembangposisi cadangan valuta asingnya lemah
sehingga memaksa pemerintah negara-negara tersebut untuk mengambil
kebijakan ekonomi internasional untuk menyeimbangkan neraca pembayaran
internasionalnya. Kebijakan ini umumnya berbentuk pengawasan devisa
(exchange control). Pengawasan devisa tidak hanya mengatur/mengawasi lalu
lintas barang, tetapi juga modal.
e. Pembangunan ekonomi
Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijakan dengan cara:
1. Perlindungan terhadap industri dalam negeri (infant industries)
2. Mendorong ekspor dan mengurangi impor
3. Meningkatkan pendapatan nasional4
Tujuan kebijakan perdagangan internasional yang dijalankan oleh suatu negara
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Melindungi kepentingan ekonomi nasional dari pengaruh buruk atau negatif
dan dari situasi/kondisi ekonomi/ perdagangan internasional yang tidak baik
atau tidak menguntungkan.
2. Melindungi kepentingan industri di dalam negeri.
3. Melindungi lapangan kerja (employment).

4
Emmy Lilimantik, Buku Ajar Ekonomi Internasional, 2015.

11
4. Menjaga keseimbangan dan stabilitas balance of payment (BOP) atau neraca
pembayaran internasional.
5. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabil.
6. Menjaga stabilitas nilai tukar/kurs valas.5

D. Macam-macam Restriksi (Ketetapan) Dalam Perdagangan Internasional


Organisasi multilateral internasional adalah organisasi kerja sama perdagangan
internasional yang anggotanya terdiri dari hampir seluruh negara di dunia.
Contohnya GATT-WTO, UNCTAD, WCO/CCC, dan lain-lain. GATT (general
agreement on trade and tariff) adalah organisasi internasional mengenai
persetujuan umum tentang tarif dan perdagangan yang didirikan berdasarkan
Havana Character pada tahun 1948. Tujuannya adalah meningkatkan arus
perdagangan internasional dengan prinsip-prinsip pokok/dasar ya,rig disebut
GATT Clause. Prinsi-prinsip pokok dalam GATT Clftuse adalah sebagai berikut:
1. Prinsip free trade, yaitu prinsip perdagangan bebas dengan
menghilangkan/mengurangi berbagai hambatari perdagangan international, baik
yang bersifat Tariff Barrier (TB) maupun Nontariff Barrier (NTB).
2. Prinsip resiprositas (timbal balik) dan nondiskriminasi yang dikenal sebagai
Most Favorised Nation Clause (MFNC), yaitu prinsip multilateralisasi
(ekstensifikasi/instittsionalisasi) dalam perlakuan (treatment) hubungan
ekonomi/keuangan/perdagangan international dengan pengecualian sebagai
berikut:
a) Hubungan preferential history, seperti commonwealth dan france union.
b) Kesatuan ekonomi regional, seperti free trade area dan customs union.
3. Prinsip nondiskriminasi atau dikenal sebagai Nation Treatmen Clause (NTC),
yaitu prinsip memberi perlakuan yang sama terhadap produk luar negeri
maupun produk dalam negeri. Misalnya dengan mengenakan tarif PPN yang
sama terhadap produk impor maupun produk lokal.

5
Apridar.

12
Beberapa perundingan yang telah dilakukan GATT untuk
mengurangi/menghilangkan berbagai hambatan perdagangan, baik TB maupun
NTB, diantaranya adalah:

1. Jenewa, Swiss tahun 1947


2. Annecy, Francis tahun 1949
3. Torquay, Inggris tahun 1950
4. Jenewa, tahun 1956
5. PutaranDillon, Jenewa tahun 1960-1961
6. Putaran Kenendy, Jenewa tahun 1962-1967
7. Putaran Tokyo, tahun 1973-1979
8. Putaran Uruguay, tahun 1986-1993

Putaran uruguay adalah perundingan multilateral yang dimulai dari putaran de


1’Este di Uruguay pada tahun 1986-1993. Tujuannya adalah memperlancar arus
perdagangan dan investasi internatioal dengan menghilangkan/mengurangi
berbagai hambatan TB dan NTB. Hasil substansi dari putaran Uruguay adalah
sebagai berikut:

a. Masalah akses pasar (market acces), yaitu bidang yang seelama ini ditangani
secara tradisional oleh GATT, seperti:
1. Tariff Barrier (TB)
2. NontariffBarrier (NTB)
3. Perdagangan tropical product
4. Perdagangan natural resource-based products
5. Perdagangan textiles and clothing
6. Perdagangan agriculture product
b. Masalah penyempurnaan aturan main GATT yang berlaku, sehingga sesuai
dengan kepentingan yang berbeda, yaitu:
1. Penyempurnaan GATT articles
2. Peraturan tentang safeguards

13
3. Penyempurnaan MTN agreements and arrangements
4. Penyempurnaan peraturan tentang subsidies and countervailing
measures
5. Penyempurnaan peraturan dispute settlement. Contohnya penyeleaian
masalah tuntutan Jepang, AS dan Uni Eropa tentang peraturan/ketentuan
MOBNAS di Indonesia
c. Penyempurnaan kelembagaan GATT dengan penyempurnaan the
functioning of the GATT system dengan membentuk world trade
organization (WTO) yang mulai berfungsi sejak 1 januari 1995.
d. Masalah-masalah baru (New Issues) yang sebelumnya tidak pernah tersentuh
oleh GATT, berkat desakan negara maju telah menjadi bagian dari
perundingan di Uruguay, yaitu:
1. Masalah penetapan ketentuan Trade Related Intelectual Property Right
(TRIP’S) atau hak atas kekayaan intelektual (HAKI) yaitu ketentuan
perdagangan yang berhubungan dengan perlindungan atas kekayaan
intelektual berupa pembayaran royaltilfee.
2. Masalah penetapan ketentuan Trade Related Investment Measures
(TRIM’S) yaitu ketentuan perdagangan yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan yang berhubungan dengan investasi.
3. Masalah penetapan ketentuan General Agreemment on Trade Services
(GATS), yaitu ketentuan tentang perdangan produk jasa.6

E. Perangkat-Perangkat Kebijakan Ekonomi Internasional


1. Tarif (Tariff Barriers)
Tarif adalah pembebanan pajak atau costum duties terhadap barang-barang
yang melewati batas suatu negara. Tarif digolongkan menjadi:
a) Bea eksport (Export duties)
Merupakan pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut
ke negara lain. Jadi pajak ini dikenakan untuk barang-barang yang keluar
dari costum area suatu negara yang memungut pajak. Costum area adalah
6
Apridar.

14
daerah dimana barang-barang bebas berg tidak dikenai bea pabean. Batas
costum area ini biasanya sama dengan batas wilayah suatu negara, tetapi
kesamaan ini bukan suatu keharusan, misalnya adanya costum union yang
merupakan costum area yang daerahnya meliputi lebih dari satu wilayah
negara. Costum area disini lebih luas daripada wilayah suatu negara. Tetapi
dengan adanya free trade area maka costum area lebih sempit daripada batas
wilayah suatu negara.
b) Bea transito (transit duties)
Merupakan pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang melalui
wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwa tujuan akhir dari barang
tersebut adalah negara lain.
c) Bea impor (impor duties)
Merupakan pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang masuk
dalam costum area suatu negara dengan ketentuan bahwa negara tersebut
sebagai tujuan akhir.
2. Efek Tarif
Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut.
Beberapa macam efek tarif adalah:
a) Efek terhadap harga (price effect)
b) Efek terhadap konsumsi (consumption effect)
c) Efek terhadap produk (productive/import subtitution effect)
d) Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)7
Efek tersebut secara grafik dapat dilihat pada Gambar 1.

7
Lilimantik.

15
16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebijakan ekonomi internasional diartikan sebagai berbagai tindakan dan
peraturan yang dijalankan suatu negara, baik secara langsung maupun tidak
langsung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan arah perdagangan
internasional dari/ke negara tersebut.
Instrumen Kebijakan Perdagangan Internasional Di bidang ekspor diartikan
sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah, baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi,
dan arah transaksi serta kelancaran usaha untuk peningkatan devisa ekspor suatu
negara.Kebijakan dibidang ekspor dibagi dua macam yaitu dari dalam negeri dan
luar negeri
Intrumen kebijakan perdagangan intemasional di bidang impor diartikan
sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah, baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi,
dan kelancaran usaha untuk melindungi/mendorong pertumbuhan industri dalam
negeri dan penghematan devisa.Kebijakan dibidang impor dibagi dua macam yaitu
tarif barrier dan tarif non barrier
Tujuan kebijakan ekonomi internasional:
1. Autarki
2. Kesejahteraan nasional
3. Proteksi
4. Keseimbangan neraca pembayaran

17
5. Pembangunan ekonomi
Macam-macam restriksi ( ketetapan ) dalam perdagangan internasional:
1. Prinsip free trade
2. Prinsip resiprositas
3. Prinsip nondiskriminasi
Perangkat – perangkat tarif kebijakan ekonomi internasional:
1. Tarif (Trif barriers)
2. Efek tarif

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait dengan pembahasan di
atas adalah:
1. Pembaca atau pemakalah selanjutnya sebaiknya lebih memahami materi yang
akan dibahas agar tidak kesulitan dalam membuat makalah
2. Penulis juga mengalami kesulitan dalam menemukan referensi yang sesuai
dengan sub materinya, untuk itu, pemakalah selanjutnya harus mencari
referensi lebih banyak lagi agar makalahnya lebih lengkap
3. Penulis juga menyarankan agar pemakalah selanjutnya agar lebih baik dalam
membuat makalahnya.

18
19
DAFTAR PUSTAKA

Apridar, Ekonomi Internasional, 1st edn (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012)


Irwan Moridu, Dwi Epty Hidayaty, Hermi Oppier, EKONOMI INTERNASIONAL
(KONSEP DAN TEORI), ed. by M.M. Dr. Hartini, S.E. (Bandung:Jawa Barat:
CV. Media Sains Indonesia, 2022)
Lilimantik, Emmy, Buku Ajar Ekonomi Internasional, 2015

Anda mungkin juga menyukai