Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MULTIPLIER PEREKONOMIAN TERBUKA DAN KEBIJAKAN


EKONOMI INTERNASIONAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teori Ilmu Ekonomi
yang di ampu oleh:
Ibu Hardini Ariningrum,S.E.,M.Ak

Disusun Oleh:

Masayu Aisyah 20210014


Alia Shadifa 20220014
Nico Agusti Kurniawan 20220031

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Multiplier perekonomian
terbuka dan kebijakan ekonomi internasional ” tepat pada waktunya. Makalah ini
merupakan tugas mata kuliah “Teori ilmu ekonomi”. Makalah ini merupakan
inovasi pembelajaran untuk memahami mata kuliah tersebut secara mendalam,
semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa pada umumnya.

Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada


Bapak/Ibu dosen serta teman-teman mahasiswa yang telah memberikan bimbingan
serta partisipasinya atas terselesaikannya Makalah ini.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, dan
kami mengharapkan saran serta kritik yang bersifat membangun dari semua pihak
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Terimakasih.

Bandar Lampung, 2 Juni 2021


Hormat Kami,

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................ 3


A. Pengertian Ekonomi Terbuka Dan Kebijakan Ekonomi
Internasional................................................................................... 4
B.Mekanisme Ekonomi Terbuka Dan Instrumen Serta Tujuan
Kebijakan Ekonomi Internasional............................................. 5
C. Sirkulasi Pendapatan Perekonomian Terbuka Dan Kebijakan,
Faktor Penentu Ekspor Dan Impor .......................................... 8
D. Penyebab Terjadinya Perdagangan Nasional Dalam Sistem
Perekonomian Terrbuka Serta Kebijakan Tarif Dan Non-Tarif 13
E. Syarat Keseimbangan Ekonomi Terbuka Dan Kebijakan Ekonomi
Internasional Lainnya ....................................................................... 17

BAB III PENUTUP ......................................................................... 22


A. Kesimpulan ................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Multiplier atau pengganda adalah suatu koefisien atau angka yang dapat
menjelaskan besarnya tambahan pendapatan nasional sebagai akibat dari adanya
tambahan variabel tertentu dalam perekonomian.
Besarnya multiplier: k = 1/1-MPC = 1/MPS. MPS: Marginal Propensity to
Save (kecenderungan tambahan tabungan marginal). MPC: Marginal Propensty
to Consume (Kecenderungan tambahan konsumsi marginal).
Penjelasan lain dari Multiplier yaitu menggambarkan perbandingan antara
jumlah pertambahan (pengurangan) dalam pendapatan nasional dengan jumlah
pertambahan (pengurangan) dalam pengeluaran agregat yang telah
menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional.
Pada sistem perekonomian terbuka, terdapat empat sektor pelaku ekonomi
yaitu sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah, dan sektor luar
negeri. Analisis perekonomian terbuka merupakan suatu analisis mengenai
penentuan tingkat kegiatan ekonomi (pendapatan nasional) suatu negara dengan
mempertimbangkan pengaruh dari kegiatan ekspor dan impor negara tersebut.
Dengan demikian dalam analisis ini muncul dua aliran baru dalam sirkulasi
aliran pendapatan yakni aliran pendapatan yang diterima dari mengekspor dan
aliran pengeluaran untuk membeli barang yang diimpor dari negara lain. Hal ini
berpengaruh terhadap besarnya pendapatan nasional pada perekonomian.
Perekonomian empat sektor hampir sama dengan perkonomian tiga
sektor, yaitu dengan menjumlahkan pengeluaran dari sektor-sektor ekonomi.
Pengeluaran sektor luar negeri ini berupa ekspor (X) dan impor (M) dan selisih
antara nilai ekspor dengan nilai impor (X-M) disebut dengan ekspor netto. Besar
kecilnya permintaan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara sangat
berpengaruh pada tingkat pendapatan mereka. Oleh karena itu, dalam ekonomi
makro permintaan ekspor dianggap tetap. Saat ini, perubahan besar terjadi dan
menuju ekonomi pasar telah berlangsung dibeberapa negara, termasuk
Indonesia dengan sistem yang sebelumnya dominan ekonomi perencanaan
terpusat (otoriter). Makro ekonomi meneliti pengaruh interaksi antar segmen
yang penting dari perekonomian nasional pada negara yang satu dan negara
lainnya atau rumah tangga nasional dengan pasar tenaga kerja, uang, modal,
barang dan jasa serta sumber daya alam.
Setiap aktivitas Ekonomi, baik secara nasional maupun global, pasti tidak
lepas dari suatu kebijakan. Kebijakan atau policy merupakan rangkaian konsep
dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan untuk tercapainya suatu tujuan. Dalam perdagangan Internasional,
yang ruang lingkupnya luas, tentu dibutuhkan suatu kebijakan untuk mengatur
kegiatan perekonomian tersebut. Tanpa sebuah kebijakan, roda perekonomian
akan berjalan dengan tidak teratur atau justru akan sewenang-wenangan
Penyusunan ini dilatar belakangi oleh pentingnya suatu kebijakan itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam penyusunan makalah ini akan dijelaskan mengenai
kebijakan ekonomi Internasional secara lebih luas, instrumen dan tujuan-tujuan
kebijakan ekonomi Internasional, juga kebijakan yang berkenaan dengan
ekspor-impor dan tarif serta kebijakan perdagangan lainnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian Ekonomi terbuka dan kebijakan ekonomi internasional ?
2. Mekanisme ekonomi terbuka dan instrumen serta tujuan kebijakan
ekonomi internasional ?
3. Sirkulasi pendapatan perekonomian terbuka dan kebijakan,faktor penentu
ekspor dan impor ?
4. Penyebab Terjadinya Perdagangan Nasional dalam Sistem Perekonomian
Terbuka serta kebijakan tarif dan non-tarif ?
5. Syarat keseimbangan ekonomi terbuka dan kebijakan ekonomi
internasional lainnya ?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian Ekonomi terbuka dan kebijakan ekonomi
internasional
2. Untuk mengetahui Mekanisme ekonomi terbuka dan instrumen serta tujuan
kebijakan ekonomi internasional
3. Untuk mengetahui Sirkulasi pendapatan perekonomian terbuka dan
kebijakan,faktor penentu ekspor dan impor
4. Untuk mengetahui Penyebab Terjadinya Perdagangan Nasional dalam
Sistem Perekonomian Terbuka serta kebijakan tarif dan non-tarif
5. Untuk mengetahui Syarat keseimbangan ekonomi terbuka dan kebijakan
ekonomi internasional lainnya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekonomi Terbuka Dan Kebijakan Ekonomi Internasional


Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam
perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan
negara-negara lain. Pada sistem ekonomi yang terbuka, terdapat kemungkinan dari
produsen untuk melakukan kegiatan ekspor barang dan produk dagangan dengan
tujuan pasar-pasar di negara lain atau sebaliknya melakukan kegiatan impor atas
bahan mentah dan bahan penolong serta mesin atau barang jadi dari luar negara.
Dalam model terbuka ini jasa perbankan dan lembaga keuangan dapat juga berasal
dari luar negeri dan kita dihadapkan pada sistem perekonomian yang semakin
menyatu (the borderless economy) yang disebut dengan the global ekonomi.
Kebijakan ekonomi adalah cara yang ditempuh atau tindakan yang diambil
pemerintah dengan maksud mengatur kehidupan ekonomi nasional guna mencapai
tujuan tertentu. (Gilarso, 2004:225). Kebijakan ekonomi internasional dalam arti
luas meliputi semua kegiatan ekonomi pemerintah suatu negara yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah dan kegiatan
ekspor impor barang dan jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah tersebut. Karena
itu, sekalipun suatu kebijakan ditujukan untuk mengatasi pemasalahan dalam
negeri, tapi bila secara langsung atau tidak langusng berpengaruh terhadap ekspor
dan impor maka dapat dimasukkan dalam kebijakan ekonomi internasional.
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu hanya meliputi kebijakan
yang langsung mempengaruhi ekspor dan impor. Kebijakan internasional dalam arti
sempit ini berkaitan dengan ekspor barang dan jasa, oleh karena itu cakupannya
sangat luas mengingat banyaknya barang atau jasa yang diekspor maupun diimpor,
mulai dari barang konsumsi, produksi sampai pada tenaga kerja. Jadi, kebijakan
ekonomi internasional adalah keseluruhan tindakan pemerintah suatu negara yang
bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan negaranya dengan melalui kegiatan yang mendorong ekspor dan
mengatur/mengendalikan impor. Keseluruhan tindakan tersebut baik secara
langsung maupun tidaK langsung akan memperoleh komposisi, arah serta bentuk
dari perdagangan dan pembayaran internasional.

B. Mekanisme Ekonomi Terbuka dan Instrumen Serta Tujuan Kebijakan


Ekonomi Internasional
Disebut dengan Kegiatan ekonomi empat sektor karena kegiatan ini tidak
hanya melibatkan pelaku-pelaku ekonomi di dalam negeri, tetapi juga
masyarakat ekonomi di luar negeri. Dalam diagram circular flow terdapat pasar-
pasar yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, pasar-pasar tersebut meliputi :
Pasar barang, Pasar tenaga kerja, Pasar Uang & Lembaga keuangan, serta Pasar
Luar negeri.
Dari diagram circular Flow terdiri dari 4 komponen yaitu :
1. Rumah tangga
a. Hubungan dengan Perusahaan. Pada awalnya rumah tangga menjual SDM
yang dimilikinya kepada perusahaan. Dari interaksi antara rumah tangga dan
perusahaan dipertemukan pada Pasar tenaga kerja. Kemudian dari penjualan
SDM tersebut, rumah tangga mendapatan penghasilan yang terdiri dari sewa,
bunga, upah dan profit. Hal ini dipertemukan dalam pasar uang & lembaga
keungan.
b. Hubungan dengan Pemerintah. Dalam hubungan ini rumah tangga
menyetorkan sejumah uang sebagai pajak kepada pemerintah dan rumah tangga
menerima penerimaan berupa gaji, bunga, penghasilan non balas jasa dari
pemerintah (berupa hasil dari pajak).
c. Hubungan dengan negara lain. Untuk mencapai hubungan dengan negara
lain rumah tangga harus melewati pasar barang dan pasar luar negeri. Rumah
tangga mengimpor barang dan jasa dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
2. Perusahaan
Perusahaan merupakan gabungan unit kegiatan yang menghasilkan produk
barang dan jasa.
a. Hubungan dengan Rumah tangga. Perusahaan menghasilkan produk-
produk berupa barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Lalu
Perusahaan mendapatkan penghasilan dari penjualan produknya. Interaksi
tersebut dipertemukan dalam pasar barang. Pasar Barang adalah pasar yang
mempertemukan penawaran dan permintaan barang dan jasa. Pasar barang
sering diistilahkan dengan sektor riil.
b. Hubungan dengan Pemerintah. Perusahaan membayar pajak kepada
pemerintah dan perusahaan menjual produk dan jasa kepada pemerintah melalui
pasar barang.
c. Hubungan dengan Dunia Internasional. Perusahaan melakukan impor atas
produk barang maupun jasa dari luar negeri melalui pasar barang dan pasar luar
negeri. Dari hasil penjulan tersebut perusahaan mendapatkan laba/keuntungan.
3. Pemerintah
Bertindak sebagai pembuat dan pengatur kebijakan masyarakat dan bisnis.
a. Hubungan dengan Rumah tangga. Pemerintah menerima setoran pajak
rumah tangga untuk kebutuhan operasional, pembangunan, dan lain-lain untuk
membangun negara.
b. Hubungan dengan Perusahaan. Pemerintah mendapatkan penerimaan pajak
dari perusahaan dan pemerintah juga membeli produk dari perusahaan
berdasarkan dana anggaran belanja yang ada.
4. Negara-negara lain
a. Hubungan dengan Rumah tangga. Negara-negara lain(dunia internasional)
menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga yang dilakukan
di pasar luar negeri, dari pasar luar negeri masuk ke dalam pasar barang dalam
negeri sehingga produk yang dihasilkan dapat dibeli oleh rumah tangga.
Sehingga dari transaksi jual beli tersebut negara lain mendapatkan
laba/keuntungan.
b. Hubungan dengan Perusahaan. Dunia internasional(negara lain)
mengekspor produknya kepada bisnis-bisnis perusahaan. Aliran barang dan
jasanya juga melalui pasar negeri lalu masuk ke pasar barang. Dari proses
tersebut juga dihasilkannya suatu laba.
- Instrumen kebijakan ekonomi internasional meliputi:
1) Kebijakan perdagangan internasional mencakup tindakan/kebijakan
pemerintah terhadap perdagangan luar negerinya, khususnya mengenai STIE
Muttaqien | Ekonomi Internasional 6
ekspor dan impor barang/jasa, misalnya pengenaan tarif terhadap barang impor,
bilateral, trade agreement, pengenaan kuota impor dan ekspor, dll.
2) Kebijakan pembayaran internasional adalah mencakup tindakan pemerintah
terhadap pembayaran internasional, misalnya pengawasan terhadap lalu lintas
devisa, pengaturan lalu lintas modal jangka panjang.
3) Kebijakan bantuan luar negeri adalah tindakan pemerintah yang berhubungan
dengan bantuan (grants), pinjaman/hutang (loans), bantuan untuk rehabilitasi
serta pembangunan, dll.

-Tujuan kebijakan ekonomi internasional antara lain:


1) Autarki, tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip perdagangan
internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk menghindarkan dari pengaruh-
pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik atau militer.
2) Kesejahteraan (welfare), tujuan ini bertentangan dengan autarki di atas.
Dengan mengadakan perdagangan internasional suatu negara akan memperoleh
keuntungan dari adanya spesialisasi dan kesejahteraan meningkat. Maka untuk
mendorong perdagangan internasional, hambatan/restriksi dalam perdagangan
internasional seperti tarif, kuota, dsb akan dihilangkan atau paling tidak
dikurangi. Hal ini berarti mengarah ke perdagangan bebas.
3) Proteksi, tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan
barang impor. Kebijakan dapat berupa tarif atau kuota impor.
4) Keseimbangan neraca pembayaran, terutama bagi negara yang mengalami
defisit dalam neraca pembayarannya, posisi cadangan valuta asingnya lemah.
Maka diperlukan kebijakan ekonomi internasional guna menyeimbangkan
neraca pembayaran internasionalnya. Kebijakan ini ummnya berbentuk
pengawasan devisa (exchange control). Pengawasan devisa tidak hanya
mengatur/mengawasi lalu lintas tapi juga modal.
5) Pembangunan ekonomi untuk menunjang pembangunan ekonomi suatu
negara pemerintah dapat mengarahkan perdagangan internasionalnya dengan
kebijakan seperti:
Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang baru tumbuh (infant-
industries).
Mengurangi impor barang yang nonesensial dan mendorong impor barang-
barang yang lebih esensial.
Mendorong ekspor.

C. Sirkulasi Pendapatan Perekonomian Terbuka Dan Kebijakan,Faktor


Penentu Ekspor Dan Impor
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem
ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di
dunia ini, karena kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang pentingnya
dalam kegiatan setiap perekonomian. Dalam ekonomi yang melakukan
perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan pengeluaran dapat dijelaskan
sebagai berikut : apabila aliran pendapatan dan pengeluaran diperhatikan maka
akan didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah
berbeda dengan perekonomian tiga sector sebagai akibar dari wujudnya kegiatan
ekspor dan impor.
Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang
buatan dalam negeri ke luar Negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan
aliran pengeluaran yang masuk ke sector perusahaan. Dengan demikian
pengeluaran agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor
barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan peningkatan
dalam pendapatan nasional.
Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukkan barang dari luar negeri
ke dalam negeri atau ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ininakan
menimbulkan aliran keluar dari aliran pengeluaran dari sector rumah tangga ke
sector perusahaan. Aliran keluar ini yang akan menyebabkan menurunya
pendapatan nasional.
Sebagaimana dari penjelasan sebelumnya, bahwa ekspor dan impor mempengaruhi
kegiatan dalam suatu perekonomian dan sirkulasi pendapatan yang berlaku.
Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran
pendapatan ke sector rumah tangga. Aliran pendapatan ini meliputi gaji dan upah,
sewa, bunga dan keuntungan lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka pengeluaran agregat
meliputi lima jenis pengeluaran, yaitu :
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ke atas barang barang yang dihasilkan
didalam negeri. (Cdn)
2. Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sektor perusahaan
menghasilkan barang dan jasa.
3. Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri.
(G)
4. Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-
perusahaan didalam negeri. (X)
5. Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M)
Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam perekonomian terbuka
adalah pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri, investasi,
pengeluaran pemerintah, pengeluaran ke atas barang buatan dalam negeri (ekspor).
Pengeluaran agregat ini tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan
rumus :
AE = Cdn + I + G + X + M

Perekonomian Terbuka: Export – Impor


1. Ekspor (X)
Jika suatu negara melakukan ekspor barang dan jasa ke Negara lain, maka ia harus
memproduksi barang dan jasa melebihi jumlah produksi yang diperlukan di dalam
negeri. Dengan meningkatnya jumlah produk (barang dan jasa) yang dihasilkan
oleh suatu Negara, maka hal ini juga akan meningkatkan pendapatan nasional (Y)
negara tersebut.
Karena ekspor merupakan salah satu jenis pengeluaran agregat (aggregate
expenditure), sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan
dicapai oleh suatu Negara. “Apabila ekspor meningkat, maka pengeluaran agregat
akan meningkat pula, dan keadaan ini selanjutnya akan menaikan pendapatan
nasional”. “Namun sebaliknya, pendapatan nasional (Y) tidak dapat mempengaruhi
besar kecilnya ekspor”. Apabila pendapatan nasional bertambah besar, ekspor
belum tentu meningkat, atau besarnya ekspor dapat meningkat atau mengalami
perubahan, meskipun pendapatan nasional tetap besarnya”.
Besarnya kecilnya ekspor tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional yang
terjadi dalam perekonomian sehingga fungsi ekspor mempunyai bentuk yang sama
dengan fungsi investasi dan pengeluaran pemerintah.
Impor (M)
Dalam analisis makro ekonomi diasumsikan bahwa faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya pembelian barang dari luar negri (impor) suatu
Negara adalah kemampuan membayar (daya beli) Negara tersebut terhadap barang
impor. Makin tinggi kemampuan membayar (daya beli)-nya maka tinggi pula impor
yang dapat dilakukannya. Karena tinggi rendahnya daya beli suatu Negara
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasionalnya. Maka tinggi rendahnya impor
Negara tersebut, juga ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan nasionalnya.
“Makin tinggi pendapatan nasional, makin besar pula impor yang dapat dilakukan
oleh Negara tersebut.
Faktor-faktor Penentu Ekspor dan Impor
1.Faktor-faktor yang Menentukan Ekspor
Suatu Negara dapat mengekspor barang produksinya ke Negara lain apabila barang
tersebut diperlukan Negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang
tersebut atau produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Ada
faktor terpenting yang menentukan ekspor suatu Negara yaitu kemampuan dari
Negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam
pasaran luar negeri, baik dalam mutu, harga barang yang diekspor paling tidak
sedikit sama baiknya dengan yang diperjual-belikan dalam pasaran luar negeri,
serta cita rasa masyarakat luar negeri terhadap barang yang diekspor.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kemerosotan pada ekspor, yaitu bias
terjadinya perubahan cita rasa penduduk luar negeri, merosotnya keupayaan
bersaing di pasar luar negeri serta terjadi permasalahan ekonomi yang sedang
dialami diluar negeri.

2. Faktor-faktor yang Menentukan Impor


Impor suatu Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Semakin
tinggi pendapatan, semakin .banyak impor yang akan dilakukan. Inflasi juga dapat
menyebabkan secara keseluruhan barang buatan dalam negeri menjadi lebih mahal.
Serta kemampuan suatu Negara menghasilkan barang yang lebih baik mutunya
merupakan salah satu faktor yang menimbulkan perubahan impor terhadap tingkat
pendapatan nasional.
Kebijakan ekspor dan impor

-Kebijakan Ekspor dalam perdagangan Internasional diantaranya:


1) Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang yang
berbeda untuk suatu negara dengan negara lainnya. Untuk barang yang sama, harga
untuk negara yang satu lebih mahal atau lebih murah daripada negara lainnya. Hal
ini dilakukan atas dasar perjanjian
atau dalam rangka perang aktif.
2) Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk memajukan ekspor
adalah dengan memberi premi kepada badan usaha yang melakukan ekspor.
Pemberian premi (subsidi) itu antara lain berupa bantuan biaya produksi serta
pembebasan pajak dan fasilitas lain, dengan tujuan agar barang ekspor memiliki
daya saing di luar negeri.
3) Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan menetapkan
barang ekspor (harga barang diluar negeri) lebih murah daripada harga di dalam
negeri. Cara ini hanya dapat dilakukan bila pasar dalam negeri dikendalikan atau
dikontrol oleh pemerintah.
4) Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan dimana masing-masing
pemerintah memberi kebebasan dalam ekspor dan impor.
5) Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu negara untuk melarang ekspor
barang-barang tertentu ke luar negeri. Penyebabnya bisa karena alasan ekonomi,
politik, sosial dan budaya.

-Kebijakan Impor dalam perdagangan Internasional diantaranya:


1) Pengenaan bea masuk/tarif, merupakan kebijakan pembebanan pajak atas
barang-barang impor atau barang yang masuk ke Indonesia. Kebijakan ini
ditetapkan untuk meningkatkan sumber penerimaan negara dalam bentuk devisa.
2) Kuota impor, kebijakan kuota impor dilakukan untuk membatasi masuknya
barang impor dalam negeri. Pemerintah dapat menentukan jumlah atau jenis barang
impor yang akan masuk kedalam negeri, hal ini akan membantu produsen dalam
negeri untuk memproduksi barang yang dirasa mampu bersaing dengan
barang impor yang dijual di pasar dalam negeri.
3) Pengendalian devisa, dalam pengendalian devisa, jumlah devisa yang disediakan
untuk membayar barang impor dijatah dan dibatasi sehingga importir mau tidak
mau juga membatasi jumlah barang impor yang akan dibeli.
4) Kebijakan subsitusi impor, kebijakan mengadakan subsitusi impor ditujukan
untuk mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri dengan mendorong
produsen luar negeri agar dapat membuat sendiri barang-barang yang di impor
dalam negeri.
5) Devaluasi, kebijakan berupa devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk
menurunkan mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing dengan sengaja.
Dengan devaluasi menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal, sehingga
akan mengurangi pembelian barang impor.

D. Penyebab Terjadinya Perdagangan Nasional Dalam Sistem Perekonomian


Terbuka Serta Kebijakan Tarif Dan Non-Tarif
Berikut adalah beberapa alasan yang memicu terjadinya perdagangan
Internasional :
1. Perbedaan Kondisi Produk. Alasan perbedaan kondisi suatu produk ini yang lebih
cenderung mengarah pada kualitas produk juga menjadi alasan terjadinya
perdagangan internasional. Misalkan ada salah satu negara yang mempunya iklim
tropis tentunya memiliki kemampuan untuk memproduksi pisang, kopi, dengan
kualitas yang lebih maksimal yang kemudian diperdagangkan ke luar yang ditukar
dengan berbagai macam barang dan jasa dari negara lain.
2. Menghemat Biaya Produksi. Hal ini juga menjadi alasan para produsen untuk
melakukan perdagangan secara internasional. Dan sebenarnya inti dari alasan ini
adalah untuk menekan tingginya biaya produksi dengan cara menghasilkan produk
dalam skala jumlah yang lebih besar. Bukankah tidak ada cara lain yang lebih hemat
selain menjual produk yang berskala besar tersebut ke pasar global?
3. Perbedaan tingkat selera. Walaupun misalkan kondisi sebuah produk dari
berbagai daerah itu sama, perdagangan internasional tetap mungkin akan terjadi
apabila masing – masing penduduk di suatu negara memiliki selera yang berbeda.
Contohnya ada dua negara yang menghasilkan daging. Yang satu adalah produsen
daging sapi, dan yang satu adalah produsen daging ayam. Jika produsen daging sapi
memiliki selera terhadap daging ayam dan sebaliknya, tentu proses impor dan
ekspor akan terjadi.
4. Adanya prinsip perbandingan keunggulan (comparative advantage). Maksud dari
prinsip ini adalah suatu negara cenderung akan lebih berspesialisasi untuk
menciptakan produk dan mengekspornya ke luar jika dirasa pembuatan produk di
negaranya itu memakan biaya yang relatif lebih rendah dari pada dibuat oleh negara
lain. Sebaliknya suatu negara akan lebih memilih untuk mengimpor produk jika
biaya produksi untuk menghasilkan produk tersebut dinilai relatif tinggi (kurang
efisien) jika di produksi di negaranya sendiri.

Kebijakan Tarif dan Non-Tarif


Tarif yang merupakan kebijakan perdagangan yang paling umum, adalah sejenis
pajak yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif spesifik (specific
tariff’s) dikenakan sebagai beban tetap unit barang yang diimpor. Sedangkan tarif
ad valorem (ad valorem tariff’s) adalah pajak yang dikenakan berdasarkan
presentase tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor. Tarif merupakan bentuk
kebijakan perdagangan yang paling tua dan secara Ekonomi Internasional
tradisional telah digunakan sebagai sumber penerimaan pemerintah sejak lama.
Namun, maksud utama pengenaan tarif biasanya tidak semata-mata memperoleh
pendapatan pengisi kas pemerintah, malainkan juga sebagai suatu alat
untukmelindungi sektor-sektor tertentu didalam negeri dari tekanan persaingan
produk impor.

Kebijakan hambatan tarif (tariff barrier)


Suatu kebijakan proteksionis terhadap barang–barang produksi dalam negeri dari
ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang diimpor dari luar negeri,
dengan cara menarik/mengenakan pungutan bea masuk kepada setiap barang impor
yang masuk untuk dipakai/dikonsumsi habis di dalam negeri.

Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:


1) Bea ekspor (export duties) adalah pajak atau bea yang dikenankan terhadap
barang yang diangkut menuju negara lain (diluar customarea).
2) Bea transito (transit duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan barang-barang
yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara
lain.
3) Bea impor (import duties) adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap
barang-barang yang masuk dalam suatu negara (didalam
custom area).

Jenis tarif:
1) Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam
presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.
2) Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran
fisik daripada barang.
3) Specific ad valorem atau compound duties, yakni bea yang merupakan
kombinasi antara specific dan ad valorem. Misalnya suatu barang tertentu
dikenakan 10% tarif ad valorem ditambah Rp 20.000 untuk setiap unit.STIE
Muttaqien | Ekonomi Internasional 10

Sistem tarif:
1) Single-column tariffs: sistem di mana untuk masing-masing barang hanya
mempunyai satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif yang
tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu negara tanpa persetujuan dengan negara
lain). Kalau tingginya tarif ditentukan dengan perjanjian dengan negara lain disebut
conventional tariffs.
2) Double-column tariffs: sistem di mana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua)
tarif. Apabila kedua tarif tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka
namanya : “bentuk maksimum dan minimum”.
3) Triple-column tariffs: biasanya sistem ini digunakan oleh negara penjajah.
Sebenarnya sistem ini hanya perluasan daripada double column tariffs, yakni
dengan menambah satu macam tariff preference untuk negara-negara bekasjajahan
atau afiliasi politiknya. Sistem ini sering disebut dengan nama “preferential
system”.

Efek tarif :
Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa
sfek tarif tersebut adalah:
1) Efek terhadap harga (price effect).
2) Efek terhadap konsumsi (consumption effect).
3) Efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
4) Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect).

Kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff barrier)


Adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan
distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional.
A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif (non-tariff
barrier) sebagai berikut:
1) Pembatasan spesifik (specific limitation):
a. Larangan impor secara mutlak.
b. Pembatasan impor (kuota sistem).
c. Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu.
d. Peraturan kesehatan atau karantina.
e. Peraturan pertahanan dan keamanan negara.
f. Peraturan kebudayaan.
g. Perijinan impor.
h. Embargo.
i. Hambatan pemasaran atau marketing.

2) Peraturan bea cukai (customs administration rules):


a. Tata laksana impor tertentu (procedure).
b. Penetapan harga pabean.
c. Penetapan kurs valas (forex rate) dan pengawasan devisa (forex control).
d. Consulate formalities.
e. Packaging/labeling regulations.
f. Documentation needed.
g. Quality and testing standard.
h. Pungutan administasi (fees).
i. Tariff classification.

3) Partisipasi pemerintah (government participation):


a. Kebijakan pengadaan pemerintah.
b.Subsidi dan insentif ekspor, subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk
memberikan perlindungan atau bantuan kepada industri dalam negeri dalam bentuk
keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dan lain-lain.
c. Counter valuing duties.
d. Domestic assistance programs.
e. Trade-diverting. STIE Muttaqien | Ekonomi Internasional 12
f. Import charges.
g. Import deposits.
h. Supplementary duties.
i. Variable levies.

E. Syarat Keseimbangan Ekonomi Terbuka Dan Kebijakan Ekonomi


Internasional Lainnya
Syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka :
1. Efek perubahan ekspor dan impor terhadap keseimbangan pendapatan.
2. Suatu contoh angka untuk menunjukan keseimbangan dalam perekonomian
terbuka dan perubahan keseimbangan tersebut. Keseimbangan pendaparan
nasional akan dicapai apa keadaan dimana :
1. Penawaran agregat sama dengan pengerluaran agregat.
2. Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjual-belikan di
dalam negeri terdiri dari dua golongan barang, yaitu :
• Yang di produksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y)
• Yang di impor dari luar negeri.
Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat (AS) terdiri
dari pendapatan nasional (Y) dam impor (M), dalam rumus :
AS = Y + M
Sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka telah menunjukkan
bahwa pengeluaran agregat (AE( meliputi lima komponen berikut : pengeluaran
rumah tangga ke atas barang produksi dalam negeri (Cdn), investasi swasta (I),
pengeluaran pemerintah (G), ekspor (X), dan pengeluaran k eats impor (M),
dalam rumus :
AE = Cdn + I + G + X + M
Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam negeri
(C) dan pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka
berlaku persamaan berikut :
C = Cdn + M atau AE = C + I + G + X
Dalam setiap perekonomian keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila
penawaran agregat (AE). Dengan demikian, dlam perekonomian terbuka
keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai apabila :
Y + M = C + I + G + X atau Y = C + I + G + ( X – M )

-Suntikan dan bocoran dalam perekonomian terbuka


Dalam pendekatan suntikan bocoran, keseimbangan pendapatan nasional dalam
perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut :
I+G+X=S+T+M
Untuk menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian
terbuka diperlukan pencapaian dalam kesamaan, yaitu pendapata nasional (Y)
yang telah dikurangi oleh pajak pendapatan perusahaan serta pendapatan
nasional yang mengalir ke sector rumah tangga dikurangi pula oleh pajak
pendapatan individu. Sisa yang diperoleh merupakan pendapatan disposebel
(Yd). maka dengan rumus :
Yd = Y – Pajak perusahaan – Pajak Individu Atau Yd = Y – T
Pendapatan disposebel tersebut digunakan untuk tujuan-tujuan :
a) Untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor, dengan
rumus : C = Cdn + M
b) Untuk di tabung (S)
Maka dari pernyataan tersebut, yaitu Yd = C + S. Oleh karena Yd = Y – T, maka
dalam ekonomi terbuka berlaku persamaan :
Y – Y = C + S atau Y = C + S + T
Dimana C adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang dalam
negeri dan barang impor. Mengenai keseimbangan mengikut pendekatan
penawaran agregat-pengeluaran agregat menunjukan bahwa keseimbangan di
capai apabila :
Y=C+I+G+(X–M)
Dengan demikian dalam perekonomian terbuka yang mencapai keseimbangan
pendapatan nasional berlaku kesamaan :
C+I+G+(X–M)=C+S+T
Atau
I+G+X=S+T+M
-Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka
Ada pernyataan mengenai keseimbangan pendapat nasional dalam
perekonomian terbuka, yaitu apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri
dari tiga sector, keseimbangan pendapat nasional akan dicapai pada keadaan Y
= C + I + G. Dan apabila perekonomian ini berubah menjadi ekonomi terbuka,
akan timbul dua aliran pengeluaran baru, yaitu ekspor dan impor. Ekspor akan
menambah pengeluaran agregat manakala impor akan mengurangi pengeluaran
agregat.
Dengan demikian, apabila perekonomian berubah dari ekonomi tertutup ke
ekonomi terbuka, pengeluaran agregat akan bertambah semakin banyak Ekspor
Neto, yaitu sebanyak ( X – M ). Nilai Ekspor Neto ini perlu ditambahkan
kepada fungsi pengeluaran agregat untuk perekonomian tertutup ( AE = C + I
+ G ). Dan akan diperoleh fungsi pengeluaran agregat untuk ekomoni empat
sector, yaitu AE = C + I + G + ( X – M ).
Akibat dari perubahan keseimbangan pendapatan nasional ini menyebabkan
pendapatan nasional meningkat (pendapatan nasional dalam perekonomian
tertutup) menjadi pendapatan nasional untuk perekonomian terbuka. Dan
bahwa fungsi AE = C + I + G + ( X – M ) tidak sejajar dengan AE = C + I + G
dan dengan konsumsi (C). Keadaan demikian berlaku karena impor (M)
nilainya sebanding dengan pendapatan nasional, maka fungsi dari AE = C + I +
G + ( X – M ) lebih landai. Misalkan keseimbangan pendapatan nasional
menurut pendekatan bocoran yaitu, jika apabila ekonomi terdiri dari tiga sector
maka perubahan dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian terbuka,
menyebabkan :
a) Suntikan bertambah sebanyak X, dari I + G menjadi I + G + X. perubahan
sejajar karena ekspor adalah pengeluaran otonomi.
b) Bocoran bertambah sebanyak M, dari S + T dan semakin menjauhi S + T
karena M adalah pengeluaran terpengaruh (sebanding dengan pendapatan
nasional).
Perubahan yang terjadi pada pengeluaran rumah tangga,perubahan komponen-
komponen suntikan (I, G, dan X) dan perubahan komponen-komponen bocoran
(S,T, atau M) akan menimbulkan perubahan ke atas keseimbangan pendapatan
nasional. Kenaikan dalam pengeluaran rumah tangga, investasi, pengeluaran
pemerintah atau ekspor akan menaikkan pendapatan nasional.
Kenaikan pengeluaran agregat juga akan menimbulkan proses multiplier
sehingga pada akhirnya menyebabkan pertambahan pendapatan nasional adalah
lebih besar dari pertambahan pengeluaran agregat yang berlaku.
Dalam ekonomi empat sector nilai multiplier adalah lebih kecil dari dalam
ekonomi tiga sector.sebabnya adalaha karena dalam perekonomian terbuka
misalkan impor adalah sebanding dengan pendapatan nasional, yaitu persamaan
impor adalah M = m Y. Nilai m menyebabkan tingkat ‘kebocoran’ (presentasi
dari pertambahan pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan kembali untuk
menimbulkan proses multiplier selanjutnya) menjdi bertambah.
Perubahan komponen yang meliputi bocoran (S, T, atau M) akan menimbulkan
akibat yang sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran
agregat. Kenaikan tabungan, atau pajak atau impor akan mengurangi
pendapatan nasional. Proses multiplier akan menyebabkan pendapatan nasional
berkurang lebih besar dari kenaikan kebocoran.

Kebijakan Perdagangan lainnya


Sesungguhnya, tarif itu adalah bentuk atau jenis kebijakan kebijakan
perrdagangan yang paling sederhana. Dalam praktek perdagangan dunia di era
modern ini, kebanyakan pemerintah melakukan campur tangan dalam kegiatan
perdagangan Internasional dengan menggunakan instrument-instrumen
kebijakan lainnya yang lebih kompleks.
Ada tiga kebijakan ekonomi/perdagangan internasional lainnya, antara lain:
1) Politik Proteksi
Politik Proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam
negeri yang sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan barang-
barang impor.
Tujuan kebijakan proteksi adalah:
a. Memaksimalkan produksi dalam negeri.
b. Memperluas lapangan kerja.
c. Memelihara tradisi nasional.
d. Menghindari risiko yang mungkin timbul jika hanya menggantungkan diri
pada satu komoditi andalan.
e. Menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan akan terganggu jika
bergantung pada negara lain.

2) Politik Dagang Bebas


Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan
perdagangan bebas antarnegara. Pihak-pihak yang mendukung kebijakan
perdagangan bebas mengajukan alasan bahwa perdagangan bebas akan
memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi dalam memproduksi barang
dimana suatu negara memiliki keunggulan komparatif.

3) Politik Autarki
Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk
menghindarkan diri dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik,
ekonomi, maupun militer, sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip
perdagangan internasional yang menganjurkan adanya perdagangan bebas. itu
seorang importir dalam melaksanakan pembayarannya harus membeli uang
dolar terlebih dahulu pada suatu
bank devisa dengan kurs yang berlaku, kemudian ditransfer kepada eksportir di
Amerika.Perangkat kebijakan perdagangan lainnya: Masih banyak cara lainnya
yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk
memengaruhi intensitas perdagangan Internasional. Beberapa diantaranya
dapat kita kemukakan secara singkat sebagai berikut:
1) Proyek pengadaan pemerintah (National procurement)
Pembelian-pembelian oleh pihak pemerintah ataupun perusahaanperusahaan
yang diatur secara ketat dapat diarahkan pada barangbarang yang diproduksi di
dalam negeri, meskipun barangkali barangbarang tersebut sebenarnya lebih
mahal daripada barang yang sejenis yang diimpor.
2) Hambatan-hambatan birokrasi (red-tape-barrier) Terkadang pemerintah
ingin membatasi impor tanpa melakukannya
secara formal

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Multiplier atau pengganda adalah suatu koefisien atau angka yang dapat
menjelaskan besarnya tambahan pendapatan nasional sebagai akibat dari adanya
tambahan variabel tertentu dalam perekonomian.
Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam
perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal
dengan negara-negara lain. Pada sistem perekonomian terbuka, terdapat empat
sektor pelaku ekonomi yaitu sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor
pemerintah, dan sektor luar negeri
Kebijakan ekonomi adalah cara yang ditempuh atau tindakan yang diambil
pemerintah dengan maksud mengatur kehidupan ekonomi nasional guna
mencapai tujuan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/perekonomian-terbuka/
https://ekonomimanajemen.com/pengertian-multiplier-dalam-ekonomi-makro/
https://www.academia.edu/22177778/Makalah_Tentang_Perekonomian_Terbuka
_Tapike_com
https://www.academia.edu/21971951/Makalah_kebijakan_ekonomi_dan_perdaga
ngan_Internasional

Anda mungkin juga menyukai