Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH EKONOMI MAKRO

PEREKONOMIAN TERBUKA

Disusun Oleh:

ALDO (21306011001)

SAEPUL ANWAR (213060110010)

STKIP AISYIYAH RIAU


2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan
rahmat berupa kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Tentang Ekonomi Terbuka.

Makalah Tentang Ekonomi Terbuka ini diharapkan dapat menambah pengetahuan


pembaca serta dapat bermanfaat bagi kita semua. Kiranya MakalahTentang Ekonomi Terbuka
ini dapat dijadikan pegangan terkait dengan materi bersangkutan. Dengan paparan materi,
penyajian, dan dengan bahasa yang sederhana diharapkan dapat membantu menguasai materi
dengan mudah.

Kami menyadari bahwa Makalah Tentang Ekonomi Terbuka ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan masukan dari pembaca sekalian
untuk penyempurnaan makalah kami yang akan datang. Akhir kata, kami ucapkan terima
kasih.

Pekanbaru, Maret 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3
A. Latar Belakang ........................................................................................ 3
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 10
C. Tujuan Pembuatan Makalah .................................................................... 11

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perekonomian Terbuka ......................................................... 12
B. Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka .............................. 12
C. Arus Modal Dan Barang Internasional………………………………… 14
D. Hubungan Perdagangan Internasional dengan Perekonomian Terbuka... 16
E. Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka ....................................... 17
F.Tabungan Dan Investasi Dalam Perekonomian Terbuka Kecil………… 19

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................. 23
B. Saran ....................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 24

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perekonomian terbuka merupakan perekonomian yang melibatkan diri dalam
perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara
lain. Perekonomian terbuka menjadi topik hangat yang diperbincangkan para ekonom
dunia dewasa ini. Hubungan antara keterbukaan ekonomi (khususnya perdagangan) dan
inflasi merupakan satu diantara proposisi menarik yang ditemukan dalam setiap buku teks
perdagangan internasional. Ada beberapa teori berbeda yang menjelaskan dampak
terbalik dari keterbukaan perdagangan terhadap inflasi.
Menurut pandangan konvensional, inflasi lebih rendah di negara-negara yang
memiliki tingkat keterbukaan yang lebih tinggi karena depresiasi riil yang disebabkan
oleh ekspansi moneter yang tidak terantisipasi, sehingga menimbulkan pengaruh buruk
seperti kenaikan biaya produksi yang lebih besar dengan semakin besarnya tingkat
keterbukaan, maka pemerintah akan membatasi kenaikan laju inflasi dan berusaha
menurunkan tingkat inflasi tersebut (Romer, 1993). Ketergantungan yang tinggi pada tarif
impor sebagai sumber pendapatan pemerintahadalah aspek utama yang menghalangi
proses keterbukaan perdagangan dalam perekonomian,namun perlahan mulai berkurang
dengan adanya kesepakatan perdagangan bebas antar negara mitra dagang. Tarif,
pembatasan kuantitatif, dan hambatan nontarif lainnya merupakan instrumen kebijakan
utama yang pada awalnya digunakan untuk melindungi industri yang merupakan
substitusi impor domestik. Dengan adanya liberalisasi perdagangan, perekonomian
diharapkan semakin membaik. Dalam penerapan dan pelaksanaan liberalisasi
perdagangan diduga akan menyebabkan inflasi tinggi. Inflasi ini di duga berasal dari
barang impor yang membawa inflasi yang berasal dari mitra dagang. Selain menjalin
hubungan baik dengan negara tetangga, Indonesia juga menjadi pelopor berdirinya
beberapa organisasi multilateral yang sampai sekarang tumbuh dan berkembang menjadi
organisasi besar, yaitu ASEAN (Asosiation Of South East Nation) yang merupakan
kumpulan negara-negara Asia Tenggara. Organisasi ini membidangi masalah ekonomi,
pendidikan, kebudayaan,dan lain-lain. Sampai sekarang ASEAN menjadi organisasi yang
besar.Belum lama ini ASEAN telah sampai pada tahap perdagangan bebas (free
trade)yang dikenal dengan CAFTA (China ASEAN Free Trade Area), sehingga Indonesia
dan seluruh negara-negara ASEAN lainnyaharus berlomba untuk menjadi yang terbaik.

3
Dengan demikian tiap-tiap negara anggota harus lebih aktif dan inovatif, serta
meningkatkandaya saing produk dalam negeri.

Sumber: DataStatistik Ekonomi Keuangan Indonesia-Bank Indonesia


Gambar 1.Derajat Keterbukaan Ekonomi Indonesia

Berdasarkan gambar 1 derajat keterbukaan didasarkan pada shared total tradepada


GDP. Terlihat bahwa hubungan antara perekonomian nasional dengan internasional
melaui perdagangan, yaitu melalui ekspor dan impor tidakdapat terhindari. Ini
menunjukkan keterkaitan yang kuat terhadap kondisi ekonomi negara mitra dagang.
Adanya relevansi antara keterbukaan ekonomi dengan harga domestik, yaitu
menyebabkan harga barang domestik akan dipengaruhi struktur perekonomian negara
mitra dagang. Banyak hal yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan
Internasional atau menganut perekonomian terbuka, seperti perbedaan sumber daya yang
dimiliki untukmemperluas pangsa pasar produksi nasionaldengan menjalin hubungan
politik dagang internasional dan banyak hal lain yang mempengaruhi (Boediono,1981).
Pengaruh yang besar akan terjadi ketika suatu negara melakukan perdagangan
besar. Inflasi dipengaruhi melalui sisi permintaan dan sisi penawaran. Perdagangan
internasional akan mempengaruhi melalui penawaran. Import akan mempengaruhi
ketersedian barang dan jasa dalam negeri, sehingga kelangkaan akan dapat di hindari.
Terdapat perbedaan terhadap teori yang terdahulu. Pada teori terdahulu diduga

4
perekonomian terbuka akan berpengaruh negatif terhadap inflasi. Teori David Ricardo,
keunggulan komparatif (komparatif advantage), beranggapan bahwa negara akan
mengekspor barang yang memiliki keunggulan komparatif tinggi dan akan mengimpor
barang yang memiliki keunggulan komparatif yang rendah. Dengan demikian semakin
tinggi derajat keterbukaan, maka inflasi cenderung menurun. Karena kelebihan
permintaan dalam negeri akan tercukupi oleh barang-barang import dari negara yang
memiliki kelebihan akan barang tersebut.
Secara empiris, sejumlah studi telah meneliti efek keterbukaan perdagangan
terhadap inflasi dan telah mencapai hasil yang kurang jelas. Beberapa penelitian telah
mengidentifikasi efek negatif dari keterbukaan perdagangan terhadap inflasi (Triffin dan
Grubel - 1962) Whitman (1969) Iyoha (1973); Romer (1993); Lane (1997); Sachsida
(2003) IMF (2006 )) yang lain menegaskan hubungan yang tidak signifikan atau bahkan
positif (Alfaro - 2005); Kim dan Beladi (2005); Evans, 2007). Atau, Bleaney (1999)
menetapkan bahwa korelasi negatif yang kuat antara keterbukaan dan inflasi muncul
hanyapada periode 1970-an sampai1980-an dan menghilang pada periode 1990-an. Ada
sejumlah alasan untuk kesimpulan yang bertentangan termasuk penelitian menggunakan
indikator berbeda untuk keterbukaan perdagangan danmetode yang berbeda untuk
menganalisis efek perbedaan dalam tingkat keterbukaan. Namun demikian perdebatan
tetap terjadi baik dalam hal tataran teoritis maupun empiris.
Argumentasi tentang relevansi cara pandang The Globe-Centricdalam
menjelaskan peningkatan peran integrasi ekonomi terhadap pembentukan inflasi atau
dampaknya terhadap perilaku inflasi. Di sisi lain, ada cara pandang The Country-Centric
yang menganggap bahwa ekses permintaan sebagai penentu tingkat inflasi berada pada
ruang lingkup satu negara sehingga inflasi bersifat eksklusif. Pengaruh internasional
semata-mata hanya ada dalam nilai tukar dan harga import (Borio dan Filardo,2006).
Pada penelitian lain, para ekonom berpendapat bahwa ada kecenderungan inflasi
meningkat ketika derajat keterbukaan perekonomian suatu negara semakin tinggi atau
dengan kata lain terdapat hubungan positif antara perekonomian terbuka terhadap inflasi
(Zakaria,2007).
Inflasi merupakan kenaikan jumlah uang beredar (JUB) secara keseluruhan tanpa
diikuti peningkatan produksi barang dan jasa dalam negeri (Soediyono, 1981). Inflasi
begitu penting dan menarik karena masalah ekonomi yang dialami seluruh negara
diseluruh dunia, termasuk Indonesia yang tidak luput dari masalah inflasi. Inflasi akan
baik pada proporsi yang tepat. Bila tidak ada inflasi atau terjadi deflasi (deflation), maka

5
merupakan masalah baru bagi suatu negara. Bank Sentral sebagai pengatur kebijakan
moneter yang masuk didalamnya jumlah uang beredar menetapkan sasaran utama dan
sasaran antara. Berdasarkan Undang-Undang No.3 Tahun 2004, perubahan dari UU No.
23 Tahun 1999, tugas pokok BI adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah

Sumber: DataStatistik Ekonomi Keuangan Indonesia-Bank Indonesia


Gambar 2.Tingkat Inflasi Indonesia

Dengan tercapainya tujuan akhir kebijakan moneter berupa inflasi yang stabil dan
rendah, maka secara tidak langsung akan mendukung kesinambungan neraca pembayaran
dan perekonomian nasional. Untuk Bank Indonesia memiliki sasaranutama atau tujuan
utama yaitu menjaga kestabilan nilai rupiah, baik kedalam maupun keluar. Kedalam
menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa, sedangkan keluar adalah nilai
tukar rupiah terhadap mata uang asing. Indonesia dan hampir seluruh negara dunia
menerapkan perekonomian terbuka, dimana menjalin kerja sama dalam banyak hal
dengan negara lain terutama dalam perdagangan.
Di dalam perekonomian terbuka memasukkan unsur perdagangan luar negeri
dalam perhitungan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang digambarkan melalui eksport
dan import. Pemenuhan kebutuhan yang tidak dapat disediakan dalam negeri atau
perbedaan sumberdaya alam yang dimiliki dapat dipenuhi dengan perdagangan tersebut.
Ini adalah salah satu faktor utama dari banyak faktor yang mendorong perdagangan

6
internasional baik bilateral maupun multilateral. Ketika melakukan perdagangan atau
membuka jalur perekonomian negara yang disebut Perekonomian Terbuka, keadaan
ekonomi Internasional dapat mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Fluktuasi atau
guncangan ekonomi dapat disebabkan oleh perubahan permintaan agregat (demand
shock) maupun perubahan penawaran agregat (supply shock) seperti meningkatnya harga
impor dari barang-barang intermediate misal harga bahan baku utama. Implikasi
kenaikan harga barang impor terhadap perekonomian secara umum dapat dipahami
melalui mekanisme permintaan dan penawaran. Mekanisme permintaan dan penawaran
dapat diterjemahkan melalui dua saluran transmisi, yaitu :
1. Kenaikan hargabarangimpor akan menimbulkan goncangan yang negatif pada sisi
penawaran (negative supply-side shock). Artinya kenaikan harga, misalkan
hargabarang modalakan menyebabkan naiknyabiaya bagi perusahaan-perusahaan
(dunia usaha), yang pada gilirannyaakan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk
menambah jumlah produksi atau untuk produk tertentu perusahaan bahkan
mengurangi jumlah produksi.
2. Kenaikan harga mempresentasikan pergeseran dasar tukar perdagangan (terms of
trade) dari negara-negara importir/konsumenke negara-negaraeksportir/produsen.
Akibatnya, pendapatan dan belanja riil di negara-negara importir akan berkurang.
Dengan demikian, transmisi kenaikan harga barang impormelalui kedua saluran
tersebut akan menyebabkan berkurangnya permintaan agregat (aggregate demand) dan
penawaran agregat (aggregatesupply), selanjutnya akan membawa implikasi turunnya
output atau melemahnya pertumbuhan ekonomi. Terdapat peningkatan harga dari barang
impor (dengan asumsi perekonomian hanya tergantung dari impor serta biaya upah
bersifat tetap/ kaku (rigid)). Hal ini akan meningkatkan biaya produksi dan harga dari
barang-barang domestik yang ditawarkan oleh produsen. Implikasi dampak kenaikan
harga ini akan mengurangi output. Dengan kata lain, guncangan penawaran
mengakibatkan stagflasi yaitu kondisi perekonomian akan mengalami stagnasi
(penurunan output) dan inflasi (kenaikan harga). Dalam jangka panjang akan terjadi
penyesuaian kondisi ekuilibrium perekonomian.
Efek peningkatan harga ini akan berdampak pada pengurangan upah riil (W/P).
Ketika kontrak kerja diperbaharui dengan upah nominal yang lebih rendah (kondisi full
employment). Hal ini didasarkan atas pemikiran bahwa peningkatan harga barang
imporakan menyebabkan transfer pendapatan riil dari negara pengimporkepada negara
eksportir. Transfer pendapatan riil dari negara pengimporini merefleksikan penurunan

7
output dalam perekonomian yang memproduksi dengan ketersediaan tenaga kerja (net
ofthe real cost of the imported input). Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam jangka
panjang guncangan penawaran agregat dapat berdampak stagflasi yaitu kondisi
perekonomian akan mengalami stagnasi (penurunan output) dan inflasi (kenaikan harga).
Lebih lanjut, secara spesifik efek perubahan harga barang Importerhadap kinerja
variabel makroekonomi dapat dijelaskan melalui 6 (enam) mekanisme transmisi, yaitu:
1. Efek guncangan sisi penawaran (supply-side shock effect) adalahfokus pada dampak
langsung perubahan biaya marginal produksi dan pengurangan keuntungan
perusahaan yang disebabkan oleh guncangan hargaimpor bahan mentah terhadap
output.
2. Efek transfer pendapatan (wealth transfer effect) adalah menekankan pada perubahan
angka konsumsi marginal dari dan surplus perdagangan, dengan kata lain akan terjadi
transfer pendapatan (peningkatan pendapatan riil) dari negara pengimpor ke negara
pengekspormelalui pergeseran terms of trade.
3. Efek inflasi (inflation effect) adalah menganalisa hubungan antara inflasi domestik
dan harga barang impor. Kenaikan inflasimerupakan implikasi dari efek inflasi yang
sangat berpengaruhdari pass-through inflation effect harga-harga barang impor
terhadap inflasi domestik. Kebijakan suatu negara merespon kebijakan moneter ketat
yang dilakukan masing-masing negara untukmengurangi tekanan inflasi. Reaksi
konsumen terhadap penurunan pendapatan riil dengan meminta kenaikan gaji yang
lebih tinggi, serta bagaimana produsenberupaya mengembalikan profit margin.
4. Efek keseimbangan riil (real balanceeffect) adalah menginvestigasi perubahan
permintaan uang dan kebijakan moneter.
5. Efek penyesuaian sektor adalahmengestimasi pernyesuaian biaya sektoral dari
industri, terutama dipergunakan untuk menjelaskan dampak guncangan harga.
6. Efek yang tidak diantisipasi (unexpected effect) adalah fokus pada tentang
ketidakpastian harga dunia dan dampaknya.
Dalam perkembangannya sekarang ini, banyak peneliti berpandangan bahwa
globalisasi telah mengurangi peran faktor domestik dan meningkatkan peran ekonomi
global dalam proses pembentukan inflasi. Dengandemikian telah terjadi pergeseran
pemikiran yang relatif besar dari para peneliti dengan menurunkan derajat peran domestik
dengan menempatkan peran ekonomi global sebagai faktor yang lebih menentukan
inflasi.

8
Dari pemaparan sebelumnya, pada penelitian ini akan menganalisis pengaruh
derajat keterbukaan perekonomian terhadap inflasi Indonesia. Serta melihat variabel
mana yang lebih besar pengaruhnya terhadap pembentukan inflasi di Indonesia antar
variabel derajat perekonomian terbukadengan variabel dari dalam dan luar negeri yang
diduga berpengaruh terhadap pembentukan inflasi di Indonesia. Varibael derajat
keterbukaan perekonomian diperoleh dariPersentase Penjumlahan Ekspor dan Impor
dibagi dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB)(Zakaria, 2010). Variabel dalam dan
luar negeri yang diduga mempengaruhi inflasi pada penelitian ini yaitu jumlah uang
beredar (M2),nilai tukar nominal, suku bunga dan inflasi negara mitra dagang.
Penawaran tidak hanya dari dalam negeri, namun juga dari luar negeri. Dengan
demikian dari sisi penawaran dipengaruhi oleh keterbukaan. Pada mulanya, para ekonom
beranggapan bahwa impor sangat mempengaruhi inflasi. Menurut pandangan
konvensional impor akan mengurangi inflasi karena jumlah barang di dalam negeri akan
naik, sehingga kebutuhan dalam negeri akan terpenuhi dan jauh dari kelangkaan.
Menurut teori pertumbuhan baru, keterbukaan perekonomian mengurangi inflasi
melalui pengaruh positif pada output, terutama melalui peningkatan efisiensi alokasi
sumber daya yang lebih baik dengan cara pemanfaatan kapasitas ditingkatkan dan
peningkatan investasi asing (Jin, 2000).
Selanjutnya, pendapat yang berlawanan muncul yaitu keterbukaan perdagangan
tidak harus mengurangi inflasi, melainkan meningkatkan inflasi. Evans (2007),
berpendapat bahwa efek positif dari keterbukaan terhadap inflasi didorong oleh fakta
bahwa otoritas moneter meneliti tingkat kekuatan monopoli di pasar internasional.
Konsumen asing memiliki beberapa derajat sifat kaku dalam permintaan mereka untuk
barang-barang yang diproduksi di negara asal. Keputusan otoritas moneter untuk
menyeimbangkan manfaat pertumbuhan uang meningkat yang berasal dari pengaturan
perekonomian terbuka dengan terkenal biaya pajak konsumsi inflasi. Selanjutnya, hal ini
juga memungkinkan untuk perekonomian terbuka untuk mengimpor inflasi dari seluruh
dunia melalui harga barang jadi yang di produksi impor atau impor bahan baku. Selain
itu, dengan adanya perekonomian terbuka otoritas fiskal dan moneter cenderung
kehilangan kemampuan mereka untuk mengendalikan inflasi melalui kebijakan fiskal dan
moneter. Berdasarkan alasan atau asumsi ini maka berkembang pendapat bahwa
perekonomian terbuka berpengaruh negatif terhadap inflasi.
Beberapa peneliti sebelumnya, telah banyak menitikberatkan masalah ini dan
hasilnya signifikan bahwa keterbukaan berpengaruh negatif terhadap inflasi. Variabel

9
perekonomian terbuka digambarkan melalui penjumlahan ekspor ditambah dengan impor.
Dalam penelitian ini akan digunakan data ekspor dan impor keseluruhan (migas + non
migas). Selain variabel perekonomian terbuka, peneliti juga memasukan variabel-
variabel kontrol yang juga diduga secara signifikan mempengaruhi inflasi berdasarkan
teori dan penelitian sebelumnya.
Tabel 1.Negara Importir Indonesia

Berdasarkan Tabel diatas dapat ditarik kesimpulan adalah RRC merupakan mitra dagang
yang mendominasi impor Indonesia sehingga data dalam penelitian ini akan mengunakan
data RRC untuk Nilai Tukar dan Inflasi mitra dagang terbesar . Untuk Nilai tukar dan
Inflasi mitra dagagang menggunakan data Nilai Tukar Rupiah terhadap Yuan RRC, dan
laju inflasi RRC. Variabel-variabel tersebut diduga secara signifikan mempengaruhi
tingkat inflasi berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya.

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, penulis tertarik untuk menganalisis apakah
keterbukaaan perekonomian memiliki kecenderungan akan mempengaruhi tingkat inflasi
di Indonesia. Maka dirumuskan bahwa:
1. Bagaimana Pengertian Perekonomian Terbuka?
2. Bagaimana Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka?
3. Bagaimana Arus Modal Dan Barang Internasional?
4. Bagaimana Hubungan Perdagangan Internasional dengan Perekonomian
Terbuka?
5. Bagaimana Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka?
6. Bagaimana Tabungan Dan Investasi Dalam Perekonomian Terbuka Kecil?

10
C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk Mengetahui Pengertian Perekonomian Terbuka
2. Untuk Mengetahui Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka
3. Untuk Mengetahui Arus Modal Dan Barang Internasional
4. Untuk Mengetahui Hubungan Perdagangan Internasional dengan Perekonomian
Terbuka
5. Untuk Mengetahui Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka
6. Untuk Mengetahui Tabungan Dan Investasi Dalam Perekonomian Terbuka Kecil

11
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PEREKONOMIAN TERBUKA


Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam
perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-
negara lain. Pada sistem ekonomi yang terbuka, terdapat kemungkinan dari produsen untuk
melakukan kegiatan ekspor barang dan produk dagangan dengan tujuan pasar-pasar di
negara lain atau sebaliknya melakukan kegiatan impor atas bahan mentah dan bahan
penolong serta mesin atau barang jadi dari luar negara. Dalam model terbuka ini jasa
perbankan dan lembaga keuangan dapat juga berasal dari luar negeri dan kita dihadapkan
pada sistem perekonomian yang semakin menyatu (the borderless economy) yang disebut
dengan the global economy.
Tidak hanya di zaman sekarang ini, beberapa abad yang lalu para saudagar yang
berlayar dengan kapal laut juga telah melakukan kegiatan jual beli antar daerah meskipun
perekonomian pada waktu itu belum berkembang seperti sekarang ini. Jika kita menilai
kegiatan ekspor dan impor saat ini, sebenarnya memiliki peran penting dalam
perekonomian antar negara, salah satunya mungkin karena perbedaan sumber daya dan
perbedaan kepentingan antara satu negara dengan negara lainnya.
Pada umumnya dalam sistem perekonomian terbuka ini, produsen mempunyai hak
untuk menjual produk atau barang ke negara lain (ekspor) dan sebaliknya, yaitu membeli
produk atau barang yang berasal dari luar negaranya (impor). Kegiatan ini juga memicu
sistem ekonomi yang semakin tanpa batas yang ditunjukkan oleh perbankan dan lembaga
keuangan serta mengikuti perkembangan transaksi yang mendukung kegiatan ekspor dan
impor tersebut. Inilah yang disebut ekonomi global yang mewujudkan kegiatan
perdagangan internasional.

B. SIRKULASI ALIRAN PENDAPATAN PEREKONOMIAN TERBUKA


Perekonomian terbuka atau ekonomi empat sektor adalah sistem ekonomi yang
melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara lain di dunia, karena kegiatan
ekspor dan impor merupakan bagian penting dari kegiatan setiap perekonomian. Dalam
perekonomian yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan
pengeluaran dapat dijelaskan sebagai berikut: jika diperhatikan aliran pendapatan dan
pengeluaran, akan ditemukan bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka

12
berbeda dengan perekonomian tiga sektor. sebagai akibat dari adanya kegiatan ekspor dan
impor.
Sejak lama ahli-ahli ekonomi Klasik telah menunjukkan bahwa kegiatan
perdagangan luar negeri mempunyai beberapa sumbangan penting kepada pertumbuhan
ekonomi. Ekspor, misalnya, akan memperluas pasar barang buatan dalam negeri dan ini
memungkinkan perusahaan-perusahaan dalam negeri mengembangkan kegiatannya,
penanaman karet di Indonesia tidak akan seluas seperti yang ada sekarang ini apabila
tidak terdapat pasaran di luar negeri. Kegiatan impor juga dapat memberi sumbangan
kepada pertumbuhan ekonomi. Industri-industri dapat mengimpor mesin-mesin dan bahan
mentah yang diperlukannya. 1
Sebaliknya perlu pula disadari bahwa keterbukaan sesuatu perekonomian tidak
selalu menguntungkan. Impor yang berlebih-lebihan dapat mengurangi kegiatan ekonomi
di dalam negeri karena hal tersebut berarti konsumen menggunakan barang luar negeri
dan tidak menggunakan barang dalam negeri. Lebih banyak pengangguran akan berlaku.
Implikasi berikutnya dari keadaan ini adalah modal dalam negeri akan mengalir ke luar
negeri. Maka ketidakseimbangan di antara pengalirang uang dari dalam negeri ke luar
negeri akan berlaku. Ini cenderung menurunkan nilai mata uang domestik. 2
Ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan dalam
negeri ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pengeluaran yang
masuk sektor perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agrerat sebagai akibat dari
kegiatan mengekspor barang dan jasa lalu pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan
peningkatan dalam pendapatan nasional. Pengeluaran agrerat adalah perbelanjaan
masyarakat terhadap barang dan jasa. 3 Impor menimbulkan efek yang sebaliknya. Impor
merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam suatu
perekonomian. Aliran barang ini akan menimbulkan aliran keluar atau bocoran dari aliran
pengeluaran dari sektor rumah tangga ke sektor perusahaan. Aliran keluar atau bocoran
ini pada akhirnya akan menurunkan pendapatan nasional yang dapat dicapai. Dengan
demikian, sejauh mana ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan
nasional tergantung kepada ekspor neto, yaitu ekspor dikurangi impor.
Arus keluar ini akan menyebabkan penurunan pendapatan nasional. Seperti dari
penjelasan sebelumnya, ekspor dan impor mempengaruhi kegiatan dalam suatu
perekonomian dan peredaran pendapatan yang berlaku. Penggunaan faktor produksi oleh

13
sektor korporasi akan menciptakan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga. Aliran
pendapatan ini mencakup gaji dan upah, sewa, bunga dan tunjangan lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka pengeluaran agregat


meliputi lima jenis pengeluaran, yaitu:
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ke atas barang barang yang dihasilkan didalam
negeri. (Cdn)
2. Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sektor perusahaan menghasilkan
barang dan jasa.
3. Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri. (G)
4. Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan
didalam negeri. (X)
5. Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M)
Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam perekonomian terbuka
adalah pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri, investasi,
pengeluaran pemerintah, pengeluaran ke atas barang buatan dalam negeri (ekspor).
Pengeluaran agregat ini tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus:
AE = Cdn + I + G + X + M

C. ARUS MODAL DAN BARANG INTERNASIONAL


Dalam perekonomian terbuka, pengeluaran suatu Negara selama satu tahun
tertentu tidak perlu sama dengan yang mereka hasilkan dari memproduksi barang dan
jasa. Suatu Negara bisa melakukan pengeluaran yang lebih banyak ketimbang
produksinya dengan meminjam dari luar negeri, atau bisa melakukan pengeuaran lebih
kecil dari produksinya dan memberi pinjaman pada Negara lain. Hal ini yang
menyebabkan adanya perbedaan antara perekonomian terbuka dan perekonomian
tertutup.

Peran Ekspor Netto


Dalam perekonomian tertutup, seluruh output dijual di pasar domestic, dan pengeluaran
dibagi menjadi tiga komponen yaitu :
1. Konsumsi

2. Investasi

14
3. Belanja pemerintah

Y = Cd + Id + Gd + EX

Cd + Id + Gd = pengeluaran domestic atas barang dan jasa domestik


EX = pengeluaran luar negeri atas barang dan jasa domestic
Selanjutnya, pengeluaran domestic atas barang dan jasa mancanegara adalah pengeluaran
untuk impor (IM). Jadi, identitas perhitungan pendapatan nasional menjadi =
Y = C + I + G + EX – IM

Karena pengeluaran untuk impor dimasukkan dalam pengeluaran domestic dan akrena
barang dan ajsa yang dimpor dari luar negeri bukanlah bagian dari output suatu Negara
makan, identitas pos pendapatan nasional pada perekonomian terbuka =
Y = C + I + G + NX
Y = jumlah permintaan untuk output domestik
C = konsumsi rumah tangga
I = investasi dari sector usaha rumah tangga
G = pembelian pemerintah
NX = ekspor netto atau permintaan luar negeri netto

Arus modal internasional dan Neraca Perdagangan


Dimulai dari
Y = C + I + G + NX

Kurangi C dan G dari kedua sisi dan diperoleh


Y – C – G = I +NX

S adalah tabungan nasional


S = I + NX
S – I = NX

Bentuk identitas pos pendapatan nasional ini menunjukkan bahwa ekspor netto suatu
perekonomian harus selalu sama dengan selisih antara tabungan dan investasinya.

15
Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam perekonomian terbuka, pengeluaran domestic
tidak perlu sama dengan output barang dan jasa. Jika output melebihi pengeluaran
domestic, kita mengekspor selisihnya : ekspor netto adalah positif. jika output kurang dari
pengeluaran domestic, kita mengimpor selisihnya : ekspor netto adalah negative.

S – I = NX

Dilihat dari persamaan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut


1. Jika S – I dan NX positif, kita punya surplus perdagangan. Kita menjadi Negara
donor di pasar uang dunia, dan kita mengekspor lebih banyak barang daripada
mengimpornya.
2. Jika S – I dan NX negatif, kita punya defisit perdagangan. Kita menjadi Negara
pengutang di pasar uang dunia, dan kita mengimpor lebih banyak barang daripada
mengekspornya.
3. Jika S – I dan NX nol, kita punya perdagangan berimbang karena nilai impor
sama dengan nilai ekspor.

D. HUBUNGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DENGAN PEREKONOMIAN


TERBUKA
Asumsi dasar dari sebuah sistem perekonomian terbuka adalah bagaimana sebuah
negara dapat melakukan transaksi dengan negara lain atau negara luar dan dalam hal ini
berarti sudah menjangkau wilayah internasional. Ekonomi internasional hubungannya
menyangkut banyak bidang. Bidang-bidang itu dapat berupa pertukaran seperti
pertukaran jasa, komoditi, modal, teknologi informasi dan komunikasi serta bidang yang
membawa akibat terjadinya hak dan kewajiban seperti hubungan hutang-piutang dan
hubungan sewa-menyewa. Dua bidang besar yang penting dalam ekonomi internasional
adalah pertukaran jasa dan komoditi serta pertukaran teknologi dan modal, yakni:
1. Pertukaran jasa dan komoditi terjadi antara penduduk di satu negara dengan penduduk
di negara lain, karena adanya keperluan mereka untuk memperoleh jasa dan
komoditi/barang guna memenuhi kebutuhan hidup yang tidak selalu dapat mereka
hasilkan sendiri. Atau jika dapat dihasilkan sendiri mungkin tidak efisien atau
memerlukan biaya yang sangat tinggi atau waktu yang cukup lama. Hal ini antara
lain yang utama, disebabkan karena sumber daya alam pada setiap negara berbeda-

16
beda, baik dalam jumlahnya maupun jenisnya. Di samping pertukaran jasa dan
komoditi, setiap negara dalam rangka pembangunan ekonominya memerlukan juga
teknologi dan modal.
2. Pertukaran teknologi dan modal terjadi dalam rangka membantu menggali dan
memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dimiliknya untuk pengembangan
industrinya. Teknologi yang dimiliki oleh suatu negara meungkin belum cukup
canggih untuk mendukung pelaksanaan pembangunan ekonominya dan modal yang
dimiliki oleh suatu negara meungkin tidak memadai. Bagi negara berkembang,
pemasukan teknologi dan modal dari luar negeri memegang peranan yang tidak kecil
dalam usaha untuk membangun perekkonomian mereka, termasuk dalam pengertian
teknologi dan modal adalah tenaga-tenaga ahli (experts), mesin, komputer, robot,
teknik produksi, pengelolaan usaha dan kewirausahaan serta modal/dana. Dengan
kata lain, negara berkembang masih memerlukan dukungan teknologi dalam bentuk
perangkat keras dan lunak (hardware dan software). 4
Dan bertolak dari alasan-alasan itulah, kegiatan ekspor dan impor menjadi sangat
penting. Karena ekspor dan impor itulah yang menjadi alat penghubung perdagangan
antar negara yang saling membutuhkan. Ehingga hubungan kedua sangat erat. Tanpa
adanya kerjasama atau hubungan internasional, maka kegiatan ekspor dan impor tidak
akan pernah terjadi mengingat tidak adanya interaksi atau komunikasi. Di samping itu,
ekspor dan impor bertujuan untuk meningkatkan pembangunan perekonomian suatu
negara, khusunya bagi negara berkembang.

E. KESEIMBANGAN DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA


Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan di mana penawaran
agregat sama dengan pengeluaran agregat, dengan menambahkan komponen ekspor dan
impor ke dalam pendapatan nasional. Dengan demikian, apabila perekonomian berubah
dari perekonomian tertutup ke ekonomi terbuka, pengeluaran agregat akan bertambah
sebanyak ekspor bersih (ekspor neto), yaitu (X-M).
Ekspor bersih, yakni (X-M) adalah jembatan yang menghubungkan antara
pendapatan nasional dengan transaksi internasional. Ekspor bersih merupakan salah satu
komponen permintaan agregat/pendapatan nasional: GNP=C+I+G+(X-M). Di mana, C =
konsumsi (cocumption), I = investasi (investmen), G = pengeluaran pemerintah
(government expenditures), X = ekspor (export) dan M = impor (import)

17
Keseimbangan output atau pendapatan nasional tercapai apabila penawaran
agregat sama dengan permintaan agregat, yang terdiri dari C, I dan X. Alternatifnya,
tingkat output atau pendapatandalam injeksi (I + X) yang direncanakan sama dengan
kebocoran (S + M) yang direncanakan. Dengan menggunakan contoh angka-angka
dapatlah dijelaskan proses terjadinya keseimbangan. Apabila kondisi di atas tidak
terpenuhi akan terjadi proses perubahan yang mengarah pada keseimbangan dengan
kondisi (I+M)=(S+M).
Misalkan, produsen menghasilkan barang dan jasa senilai Rp 190,00 dalam satu
periode. Penawaran agregat ini sama dengan pendapatan yang pendaptan yang diterima
oleh tumah tangga. Dari pendapatan ini Rp 150,00 digunakan untuk konsumsi (C), Rp
10,00 untuk impor (M) dan Rp 30,00 ditabung (S). S dan M merupakan kebocoran dari
aliran pendapatan. Produsen melakukan investasi sebesar Rp 25,00 dan ekspor Rp 15,00.
Penawaran agregat sebesar Rp 190,00 sama dengan permintaan agregat Rp 190,00
yang terdiri dari: konsumsi Rp 150,00, investasi Rp 25,00, dan ekspor Rp 15,00. Semua
output yang dihasilkan produsen dijual semua kepada konsumen, investor dan orang
asing. Tidak ada tambahan atau pengurangan persediaan sehingga tidak ada dorongan
untuk mengubah tingkat produksi (output). Dengan demikian GNP sebesar Rp 190,00
dalam keadaan keseimbangan. Hl yang sama dapat dijelaskan dengan pendekatan kedua
(kebocoran dan injeksi). Injeksi (I+X) yang direncanakan/diinginkan sama dengan
kebocoran (S+M) yang direncnakan/diinginkan, yakni Rp 40,00. Tidak ada perubahan
jumlah persediaan sehingga tidak ada dorongan bagi produsen untuk mengubah tingkat
produksi (output).5

18
Pendekatan penawaran dan Pendekatan kebocoran = Injeksi
permintaan agregat
Penawaran agregat = (S + M) ( I + X)
Rp 190,00 (GNP)

Permintaan agregat yang terdiri Yang direncanakan/


dari: diinginkan:
C = Rp 150,00 S = Rp 30,00 Investasi = Rp 25,00
I = Rp 25,00 M= Rp 10,00 Ekspor = Rp 15,00
X = Rp 15,00 + + +
= Rp 190,00 (S+M) = Rp 40,00 (I+X) = Rp 40,00

Perubahan persediaan (Ke- Kenyataan/realisasi


lebihan penawaran agregat di Rp 40,00 = (I+X) yang direncakan Rp
atas permintaan agregat) 40,00
=0 Tidak ada perubahan persediaan

F. TABUNGAN DAN INVESTASI DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA KECIL


Mobilitas Modal Dan Tingkat Bunga Dunia

Asumsi:
Perekonomian terbuka kecil adalah perekonomian yang menjadi bagian kecil dari pasar dunia
sehingga tidak memiliki dampak berarti terhadap tingkat bunga dunia. Mobilitas sempurna
berarti penduduk di negara tersebut memiliki akses ke pasar uang dunia, di mana pemerintah
tidak melakukan pelarangan pinjaman asing.

Karena itu, tingkat bunga dalam perekonomian kecil r harus sama dengan tingkat bunga
dunia r*

19
r* menentukan r, sebab perilaku masyarakat dalam melakukan pinjaman di perekonomian
terbuka kecil tergantung tingkat r*. Keseimbangan antara tabungan dunia dengan investasi
dunia dengan investasi dunia menentukan tingkat bunga dunia.

Output ditentukan oleh faktor-faktor faktor-faktor produksi dan fungsi produksi

Y = Y = F(K, L)
Konsumsi berhubungan positif dengan pendapatan disposabel.
C = C(Y - T)
Investasi berhubungan negatif dengan tingkat bunga riil.
I = I(r)

NX = (Y – C – G) – I
NX = S – I

Persamaan ini menunjukkan NX tergantung pada variabel-variabel yang menentukan S dan I.


Maka neraca perdagangan juga tergantung pada kebijakan fiskal (T) dan tingkat bunga riil
dunia (r*)

Asumsi:
Anggaplah neraca perdagangan berimbang. Yaitu pada tingkat S = I, dan NX = 0. Dengan
menggunakan model tadi, kita pelajari bagaimana memprediksi dampak kebijakan
pemerintah di dalam dan luar negeri.

Kebijakan Fiskal Dalam Negeri

Kenaikan G mengurangi tabungan nasional, karena S = Y – C – G. Dengan r* yang tidak


berubah, maka S < I, sehingga menurunkan NX menjadi defisit. Pemotongan T menaikkan
pendapatan disposabel (Y-T) dan C, serta menurunkan S dan tensu saja NX.

20
Kebijakan Fiskal Luar Negeri

Perhatikan apa yang terjadi pada perekonomian terbuka kecil jika ada negara lain
meningkatkan belanjanya. Jika negara lain hanyalah bagian kecil perekonomian dunia, maka
tidak berpengaruh. Tetapi jika merupakan bagian besar perekonomian dunia, maka
peningkatakan belanjanya akan menurunkan tabungan dunia dan kenaikan tingkat bunga
dunia. Kenaikan r* menyebabkan biaya utang naik dan mengurangi investasi pada
perekonomian kecil. Sehingga S > I yang akan menaikkan NX.

21
22
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan
internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain.
Dalam perekonomian terbuka pengeluaran agregat meliputi lima jenis pengeluaran, yaitu:
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ke atas barang barang yang dihasilkan didalam
negeri. (Cdn)
2. Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sektor perusahaan menghasilkan
barang dan jasa.
3. Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri. (G)
4. Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan
didalam negeri. (X)
5. Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M)
Dalam perekonomian terbuka, pengeluaran suatu Negara selama satu tahun tertentu
tidak perlu sama dengan yang mereka hasilkan dari memproduksi barang dan jasa. Dua
bidang besar yang penting dalam ekonomi internasional adalah pertukaran jasa dan
komoditi serta pertukaran teknologi dan modal

B. SARAN
Apabila Indonesia ingin mendapat sisi positif dalam perdagangan Indonesia maka
Indonesia harus mampu melakukan kegiatan ekspor yang lebih banyak dibandingkan
dengan kegiatan impor. Banyaknya masalah yang terjadi dengan adanya kegiatan ekspor
impor ini sehingga pemerintah dituntut untuk melakukan kebijakan yang benar dan tepat
sasaran. Seharusya pemerintah membuat keringanan peraturan bagi barang – barang
ekspor dan impor agar kegiatan tersebut lancar. Untuk masyarakat agar semakin giat
mengembangkan produksi dalam negeri agar dapat berkembang ke negara luar, tanpa
harus bergantung dari impor negara luar.

23
DAFTAR PUSTAKA

Ganatri, Mala. 2021. Teori Makro Ekonomi Perekonomian

Terbuka. Diakses dari https://stie-igi.ac.id pada tanggal 5 Oktober 2021

Nuryadin, Rusmin Muhammad. Tabungan Dan Investasi Dalam

Perekonomian Terbuka Kecil. Diakses dari https://iesp.ulm.ac.id/ pada tanggal 5

Oktober 2021

24

Anda mungkin juga menyukai