Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“KEBIJAKAN MONETER & FISKAL”

Dosen Pembimbing :

Eryasi Daryati,S,E.,M.Si

Disusun Oleh :

Zamzam
Richo Arya Della

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUARA BUNGO
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadiran-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang Kebijakan Moneter & Fiskal.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Muara Bungo, Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3. Tujuan........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1. Kebijakan Moneter & Fiskal........................................................................3

2.2. Hubungan Kebijakan Moneter & Fiskal.......................................................4

2.3. Contoh Kongret............................................................................................4

BAB III PENUTUP.................................................................................................7

3.1. Kesimpulan................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Inflasi, pertumbuhan output, dan pengangguran merupakan tiga persoalan


dalam ilmu ekonomi makro. Sebenarnya, para pengambil kebijakan pemerintah
menginginkan inflasi yang rendah, pertumbuhan output yang tinggi, dan
pengangguran yang rendah1. Namun pada kenyataannya, harapan tersebut tidak
mudah untuk direalisasikan, karena yang terjadi justru inflasi dengan berbagai
tingkatan baik pada negara maju maupun negara berkembang. Inflasi yang terjadi
akan menyebabkan harga yang terus melonjak sehingga petumbuhan output menjadi
rendah. Selain itu, inflasi juga akan berdampak pada jumlah pengangguran yang
tinggi, seperti yang dijelaskan pada kurva Philips.
Saat ini, para pengambil kebijakan telah menerapkan beberapa kebijakan yang
dapat mengendalikan keadaan ekonomi makro. Kebijakan-kebijakan tersebut
diantaranya, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal diterapkannya saling berhubungan.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana pengertian kebijakan moneter dan kebijakan fiskal?
2. Bagaimana hubungan antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal?
3. Bagaimana penerapan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal pada suatu
negara?
1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat, maka tujuan pembuatan makalah


ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
1

1
2. Untuk mengetahui hubungan antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
3. Untuk mengetahui penerapan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal pada
suatu negara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kebijakan Moneter & Fiskal


A. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan salah satu cara yang dilakukan guna mengatasi
permasalahan ekonomi dengan tujuan utama nilai rupiah yang stabil, sesuai yang
tertera pada UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, kebijakan moneter
adalah upaya atau tindakan Bank Sentral sebagai pengambil kebijakan dalam
mempengaruhi variabel-variabel moneter untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu.
Variabel-variabel dari kebijakan moneter yang dimaksud adalah uang beredar, suku
bunga, kredit dan nilai tukar. Selain yang disebut sebelumnya, kebijakan moneter
juga memiliki beberapa tujuan lain, yaitu penyediaan lapangan kerja, stabilitas harga,
dan keseimbangan neraca pembayaran (Natsir, 2008: h. 3).
Pengendalian moneter dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya
operasi pasar terbuka, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib
minimum, dan pengaturan kredit dan pembiayaan yang juga dapat dilaksanakan
dengan prinsip syariah. Dampak dari kebijakan moneter sendiri tidak langsung
kepada sektor riil, namun pertama kali akan dirasakan oleh pihak-pihak perbankan
yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
B. Kebijakan fiskal
Kebijakan Fiskal merupakan salah satu justifikasi mengenai adanya campur
tangan pemerintah dalam mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas ekonomi (Afdi,
2010: h. 102). Kebijakan fiskal adalah upaya atau tindakan pemerintah sebagai
pengambil kebijakan dengan mengubah-ubah penerimaan pajak dan pengeluaran
negara.
Pajak dan pengeluaran pemerintah merupakan variabel utama dalam
kebijakan fiskal. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah menstabilkan permintaan

3
agregat dan tingkat produksi. Kebijakan moneter yang dapat dilakukan diantaranya
anggaran defisit, anggaran surplus, dan anggaran berimbang.

2.2. Hubungan Kebijakan Moneter & Fiskal

Inflasi sebagai masalah utama, tidak hanya bisa dikendalikan hanya oleh
pemerintah atau bank sentral, namun keduanya harus saling berkoordinasi. Kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh bank sentral dan kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh
pemerintah harus saling berkaitan agar lebih optimal dalam mengatasi masalah
inflasi.
Kebijakan moneter yang ditetapkan bank sentral akan mempengaruhi pasar
uang, dan pasar uang tersebut akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan
tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal yang ditetapkan
pemerintah akan berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang pada
gilirannya permintaan dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar
barang dan jasa. Kondisi di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga
dan kesempatan kerja akan menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di
harapkan. Keduanya akan memiliki umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan
umpan balik terhadap permintaan agregat dan upah harapan mempunyai umpan balik
terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga.
Di Indonesia sendiri, hubugan keduanya terlihat dari Pemerintah dan Bank
Indonesia sebagai pengambil kebijakan secara rutin menggelar Rapat Koordinasi
untuk membahas keadaan eknomi terkini. Selain itu, keduanya juga terlibat secara
bersamaan dalam penyusunan bersama Asumsi Makro di Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang dibahas bersama di DPR.

2.3. Contoh Kongret

Kebijakan moneter di Indonesia ditetapkan oleh Bank Indonesia. Contohnya


adalah kebijakan yang ditetapkan Bank Indonesia pada saat Rapat Dewan Gubernur

4
(RDG) Bank Indonesia pada 18 Juni 2015. Dalam rapat tersebut ditetapkan bahwa
Bank Indonesia mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit
Facility 5,50% dan Lending Facility pada level 8,00%. Keputusan tersebut sejalan
dengan upaya untuk menjaga agar inflasi berada pada sasaran inflasi 4±1% di 2015
dan 2016, serta mengarahkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat
dalam kisaran 2,5-3% terhadap PDB dalam jangka menengah. Bank Indonesia tetap
fokus pada upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi melalui pelonggaran kebijakan makroprudensial.
Pertumbuhan ekonomi pada semester II 2015 di Indonesia diperkirakan
membaik, didasarkan pada meningkatnya konsumsi dan investasi pemerintah yang
sejalan dengan semakin meningkatnya implementasi proyek-proyek infrastruktur dan
meningkatnya penyaluran kredit perbankan. Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan
ekonomi diperkirakan berada pada kisaran 5,0-5,4% pada 2015.
Sedangkan kebijakan fiskal yang diterapkan pada tahun 2015 diatur dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Dimana UU tersebut memaparkan mengenai Anggaran Pendapatan dan
Belanja Pemerintah untuk tahun 2016. Dengan rincian anggaran pendapatan
pemerintah pada tahun 2016 sebesar Rp1.822.545.849.136.000,00 (satu kuadriliun
delapan ratus dua puluh dua triliun lima ratus empat puluh lima miliar delapan ratus
empat puluh sembilan juta seratus tiga puluh enam ribu rupiah), didapat dari
penerimaan perpajakan, PNBP, dan penerimaan hibah. Dan anggaran belanja untuk
tahun 2016 sebesar Rp2.095.724.699.824.000,00 (dua kuadriliun sembilan puluh lima
triliun tujuh ratus dua puluh empat miliar enam ratus sembilan puluh sembilan juta
delapan ratus dua puluh empat ribu rupiah) yang terdiri dari anggaran Belanja
Pemerintah Pusat dan anggaran Transfeer ke Daerah dan Dana Desa.
Dari uraian tersebut didapat bahwa kemungkinan Indoneisa akan mengalami
defisit sebesar Rp273.178.850.688.000,00 (dua ratus tujuh puluh tiga triliun seratus
tujuh puluh delapan miliar delapan ratus lima puluh juta enam ratus delapan puluh
delapan ribu ruiah) yang rencananya akan dibiayai dari pembiayaan anggaran dalam
negeri maupun luar negeri. Dengan alokasi anggaran seperti yang tersebut,

5
diharapkan pada tahun 2016 pemerintah mampu menurunkan tingkat kemiskinan
menjadi 9,0%, menyerap tenaga kerja sebesar 2.000.000.000 orang, menurunkan
tingkat Rasio Gini menjadi 0,39, dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
mencapai 70,1.

6
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kebijakan moneter merupakan salah satu cara yang dilakukan guna


mengatasi permasalahan ekonomi dengan tujuan utama nilai rupiah yang stabil,
sesuai yang tertera pada UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.

Kebijakan Fiskal merupakan salah satu justifikasi mengenai adanya campur


tangan pemerintah dalam mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas ekonomi (Afdi,
2010: h. 102). Kebijakan fiskal adalah upaya atau tindakan pemerintah sebagai
pengambil kebijakan dengan mengubah-ubah penerimaan pajak dan pengeluaran
negara.

7
DAFTAR PUSTAKA

Afdi, 2010: h. 102

Academia.edu.com

Buku-Buku

Anda mungkin juga menyukai