Anda di halaman 1dari 6

KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISIKAL

Disusun untuk memenuhi tugas ulangan praktik

Mata pelajaran Ekonomi Tahun ajaran 2022/2023

Disusun oleh :

Hengky Antus Trisakti

SMA NEGERI 1 SEMATUJAYA


KATA PENGANTAR
Pertama – tama saya panjatkan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT. Karena
tanpa rahmat dan ridhonya saya tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
selesai tepat waktu. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Alpian, S.E. Selaku
guru mata pelajaran Ekonomi yang membimbing saya dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Dalam makalah ini saya menjelaskan tentang “KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN
FISIKAL”.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum saya ketahui,
maka dari itu saya memohon saran dan kritik dari teman-teman maupun bapak/ibu guru.
Demi tercapainya makalah yang sempurna. Demikian akhir kata dari saya, semoga karya
ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak dan khususnya sebagai media pembelajaran.

Mekar Mulya, Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inflasi, pertumbuhan ouput, dan pengangguran merupakan tiga persoalan dalam ilmu
ekonomi makro. Sebenarnya, para pengambil kebijakan pemerintah menginginkan
inflasi yang rendah. Namun, pada kenyataannya harapan tersebut tidak mudah untuk
direalisasikan, karena yang terjadi justru inflasi dengan berbagai tingkatan baik pada
negara maju maupun negara berkembang. Inflasi yang terjadi akan menyebabkan harga
yang terus melonjak sehingga pertumbuhan output menjadi rendah, selain itu, inflasi
juga akan berdampak pada jumlah pengangguran yang tinggi, seperti yang dijelaskan
pada kurva Philips.
Saat ini, para pengambil kebijakan telah menerapkan beberapa kebijakan yang dapat
mengendalikan keadaan ekonomi makro. Kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya,
kebijakan moneter dan kebijakan fisikal. Kebijakan moneter dan kebijakan fisikal
diterapkannya saling berhubungan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan maslah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana pengertian kebijakan moneter dan kebijakan fisikal?
1.2.2 Bagaimana hubungan antara kebijakan moneter dan kebijakan fisikal?
1.2.3 Bagaimana penerapan kebijakan moneter dan kebijakan fisikal pada suatu negara?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian kebijakan moneter dan kebijakan fisikal.
1.3.2 Untuk mengetahui hubunan antara kebijakan moneter dan kebijakan fisikal.
1.3.3 Untuk mengetahui penerapan kebijakan moneter dan kebijakan fisikal pada suatu
negara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kebijakan moneter merupakan salah satu cara yang dilakuakan guna mengatasi
permasalah ekonomi dengan tujuan utama nilai rupiah yang stabil. Dari pernyataan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, kebijakan moneter adalah upaya atau
tindakan Bank Sentral sebagai pengambil kebijakan dalam mempengaruhi variabel-
variabel moneter untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu. Variabbel-variabel dari
kebijakan moneter yang dimaksud adlah uang beredar, suku bunga, kredit, dan nilai
tukar.
Kebijakan fisikal merupakan salah satu justifikasi mengenai adanya campur tangan
pemerintah dalam mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas ekonomi. Kebijakan
fisikal adalah upaya atau tindakan pemerintah sebagai pengambil kebijakan dengan
mengubah-ubah penerimaan pajak dan pengeluaran negara. Pajak dan pengeluaran
pemerintahmerupakan variabel utama dalam kebijakan fisikal. Tujuan dari kebijakan
fisikal ini adalah menstabilkan permintaan agrerat dan tingkat produksi. Kebijakan
moneter yang dapat dilakukan diantaranya anggaran defisit, anggaran surplus, dan
anggaran berimbang
2.2 Hubungan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fisikal
Inflasi sebagai masalah utama, tidak hanya bisa dikendalikan hanya oleh
pemerintah atau bank sentral, namun keduanya harus sering berkoordinasi.
Kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral dan kebijakan fisikal yang
ditetapkan oleh pemerintah harus saling berkaitan agar lebih optimal dalam
mengatasi masalah inflasi.
Kebijakan moneter yang ditetapkan bank sentral akan mempengaruhi pasar uang,
dan pasar uang tersebut akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan
tingkat bunga akan mempengaruhi tingkat agregat. Kebijakan fisikal yang ditetapkan
pemerintah akan berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang
pada gilirannya permintaan dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di
pasar barang dan jasa. Kondisi di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat
harga dan kesempatan kerja akan menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah
yang diharapkan. Keduanya akan memiliki umpan balik yaitu pendapatan akan
memberikan umpan balik terhadap permintaan agregat dan upah harapan
mempunyai umpan balik terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta pasar
surat berharga.
Di Indonesia sendiri, hubungan keduanya terlihat dari Pemerintah dan Bank
Indonesia sebagai pengambil kebijakan secara rutin menggelar rapat koordinasi
untuk membahas keadaan ekonomi terkini. Selain itu, keduanya juga terlibat secar
bersamaan dalam penyusunan bersama Asumsi Makro di Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang dibahas bersama DPR.
2.3 Contoh Konkret
Kebijakan moneter di Indonesia ditetapkan oleh Bank Indonesia. Contohnya adalah
kebijakan yang ditetapkan Bank Indonesia pada saat Rapat Dewan Gubernur (RDG)
Bank Indonesia pada 18 Juni 2015. Dalam rapat tersebut ditetapkan bahwa Bank
Indonesia memepertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit
Facillity 5,50% dan Lending Facillity pada level 8,00%. Keputusan tersebut sejalan
dengan upaya untuk menjaga agar inflasi berada pada sasaran inflasi 4±1% di 2015
dan 2016, serta mengarahkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat
dalam kisaran 2,5-3% terhadap PDB dalam jangka menengah. Bank Indonesia tetap
fokus pada upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi melalui pelonggaran kebijakan makroprudensial
Sedangkan kebijakan fisikal yang diterapkan pada tahun 2015 diatur dalam Undang
–Undang Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Pemerintah untuk tahun 2016. Dengan rincian anggaran pendapatan pemerintah
pada tahun 2016 sebsar Rp1.822.545.849.136.000,00 (satu kuadriliun delapan ratus
dua puluh dua triliun lima ratus empat puluh lima miliar delapan ratus empat puluh
sembilan juta seratus tiga puluh enam ribu rupiah), didapat dari penerimaan
perpajakan, PNBP, dan penerimaan hibah. Dan anggaran belanja untuk tahun 2016
sebesar Rp2.095.724.699.824.000,00 (dua kuadraliun sembilan puluh lima triliun
tujuh ratus dua puluh empat miliar enam ratus sembilan puluh sembilan juta
delapan ratus dua puluh empat ribu rupiah) yang terdiri dari anggaran Belanja
Pemerintah Pusat dan anggaran Transfeer ke Daerah dan Dana Desa.
Dengan alokasi anggaran seperti yang tersebut , diharapkan pada tahun 2016
pemerintah mampu menurunkan tingkat kemiskinan menjadi 9,0%, menyerap
tenaga kerja sebesar 2.000.000 orang, menurunkan tingkat Rasio Gini menjadi 0,39,
dan meningkatkan indeks Pembangunan Manusia mencapai 70,1.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Bank Sentrak, Kebijakan Moneter, dan Kebijakan Fisikal merupakan tiga hal yang
aling berkaitan. Karena ketiga hal ini saling berkesinambungan. Bank Sentral
berfungsi sebagai tempat penyimpanan anggaran negara, juga sebagai Bank dari
segala Bank Indonesia. Kebijakan Moneter itu merupakan kebijakan yang diambil
oleh Bank Indonesia. Sedangkan Kebijakan Fisikal itu merupakan seluruh kebijakan-
kebijakan maupun peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam
rangka memajukan perekonomian indonesia. Ketiga unsur ini saling terkait karena
satu unsur dengan unsur yang lain memiliki tujuan yang sama yaitu mengatur dan
memajukan perekonomian Indonesia dan memajukan perekonomian
masyarakatnya.
Ketiga unsur tersebut saling membantu dalam memajukan perekonomian
Indonesia dan menjaga nilai tukar rupiah terhadap uang asing. Kebijakan-kebijakan
yang diambil bukanlah hal yang mudah, setiap kebijakan yang diambil oleh
pemerintah maupun Bank Indonesia telah difikirkan secara panjang untuk
memperhitungkan hal apa yang akan terjadi jika keputusan itu diambil.
3.2 Saran
Indonesia sedang mengalami Perkembangan, dan perekonomian saat ini telah
memasuki MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) jadi sebaiknya kita sebagai masyarakat
yang berilmu dapat membantu pemerintah mengambil keputusan yang tepat
dengan cara mengetahui sebenarnya seperti apa kebijakan moneter dan kebijakan
fisikal yang seharusnya diambil. Dan mengawasi pemerintah agar nantinya
pemerintah tidak mengambil keputusan yang akhirnya merugikan masyarakatnya.

Anda mungkin juga menyukai