Disusun Oleh:
Muh.Nasruldin (210101086)
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT.
Karena tanpa rahmat dan ridhonya, saya tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Haryatih S.E., M.Si selaku dosen
pengampu Ekonomi Makro yang membimbing saya dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman saya yang selalu setia membantu
dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini saya
menjelaskan tentang “KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER “.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum saya ketahui,
maka dari itu saya mohon saran dan keritik dari teman-teman maupun dosen. Demi
tercapainya makalah yang sempurna.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
Latar Belakang....................................................................................................................1
Rumusan Masalah...............................................................................................................2
Tujuan.................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
Kesimpulan........................................................................................................................11
Saran.................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan ekonomi
secara makro, di samping kebijakan fiskal juga terdapat kebijakan moneter yang merupakan
partner kebijakan fiskal dalam mengendalikan stabilitas ekonomi dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Dalam kondisi perekonomian yang lesu, pengeluaran pemerintah
dapat memberi stimulasi kepada perekonomian untuk bertumbuh melalui kebijakan fiskal
yang ekspansif melalui peningkatan pengeluaran pemerintah atau menurunkan pajak untuk
meningkatkan permintaan agregat di dalam perekonomian menyebabkan pendapatan naik
yang akan mengurangi pengangguran yang ada untuk mencapai tingkat pendapatan
kesempatan kerja penuh (full-employment level of income).
Kebijakan moneter berfokus kepada meningkatkan atau mengurangi suplai uang demi
menstimulasi keadaan ekonoomi, sedangkan kebijakan fiskal menggunakan anggaran
pemerintah dan pajak untuk menstimulasi ekonomi. Menggunakan teori ekonomi modern,
dewasa ini pemerintah, dengan dibantu oleh ekonom, telah memiliki cara untuk
menggunakan kebijakan ekonomi moneter dan fiskal demi mengurangi lama dan tingkat
keparahan resesi.
1
Kebijakan ekonomi yang benar dapat meningkatkan kesejahteraan negara, begitu juga
sebaliknya.
Salah satu kebijakan fiskal yaitu berkaitan dengan pajak. Pajak merupakan
penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju
kesejahteraan. Pajak sebagai penerimaan pemerintah merupakan salah satu alat yang cukup
penting bagi pemerintah untuk menjalankan fungsinya, terutama sebagai stabilisator
perekonomian melalui kebijakan anggaran guna menjamin tingkat pertumbuhan ekonomi
yang cukup. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan baik
untuk belanja rutin maupun pembangunan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah :
I.3 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Mengutip buku Kebijakan Fiskal dan Moneter: Teori dan Empirikal (2011) karya
Wayan Sudirman, kebijakan fiskal adalah penyesuaian dalam pendapatan dan pengeluaran
pemerintah untuk mencapai kestabilan ekonomi yang lebih baik dan laju pembangunan
ekonomi yang dikehendaki yang umumnya ditetapkan dalam rencana pembangunan.
Berdasarkan buku Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro (2000) karya Nopirin,
kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah.
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang mengatur belanja dan pajak negara yang
berdampak pada kondisi ekonomi secara makro.Ekonomi makro yang dimaksud misalnya
agregat permintaan pasar, jumlah tenaga kerja dan pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan
inflasi. OJK juga mendefinisikan kebijakan fiskal sebagai kebijakan yang membahas pajak,
penerimaan lain, utang-piutang, dan pengeluaran pemerintah dengan tujuan tertentu seperti
menunjang kestabilan ekonomi, keseimbangan moneter, peningkatan pembangunan ekonomi,
dan perluasan tenaga kerja.
3
Keynes juga meyakini bahwa pemerintah mampu memanipulasi pengeluaran
konsumen dan investor agar tidak terjadi kontraksi yang berlebih sehingga aktivitas ekonomi
dapat berjalan stabil. Dampak pemikiran ekonomi Keynes juga terbukti saat terjadi depresi
besar di dunia pada awal tahun 1900-an. Dimana sebelumnya banyak negara yang memegang
prinsip ekonomi Laissez-Faire. Prinsip tersebut meyakini bahwa pemerintah tidak boleh
mengintervensi kapitalisme dalam ekonomi pasar bebas. Dengan ideologi ekonomi Keynes,
pada saat itu presiden Amerika ke 32 saat itu, Franklin D. Roosevelt berhasil menumbuhkan
ekonomi sebesar 10,8% pada tahun 1934.
Berdasarkan sudut pandang ekonomi makro, kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan fiskal kontraktif:
4
• Tujuan Kebijakan Fiskal
Melalui definisi kebijakan fiskal, sebenarnya sudah bisa diketahui apa tujuan dibuatnya
kebijakan fiskal. Namun, secara komprehensif, kebijakan fiskal bisa dijabarkan sebagai
berikut:
5
1. Perpajakan
Instrumen pajak pada kebijakan fiskal bisa dikatakan paling kuat keberadaannya di
tangan otoritas publik. Hal tersebut karena pajak mampu memengaruhi ekonomi suatu
negara secara makro. Misalnya saja perubahan perilaku konsumsi masyarakat, daya beli,
hingga investasi. Alasan kedua sangat jelas bahwa pajak merupakan pemasukan utama
dari sebuah negara. Hal-hal yang diperhatikan dalam instrumen pajak adalah ketika
pendapatan pemerintah sedikit, maka besar kemungkinan negara akan menaikkan tarif
pajak. Di sisi lain, ketika pemerintah menaikkan pajak pada kondisi tertentu,
kemungkinan permintaan barang dan jasa atau kemampuan daya beli masyarakat akan
berkurang.
2. Pengeluaran
Pengeluaran pemerintah sangat erat kaitannya dengan upaya pembangunan negara.
Mulai dari pembangunan infrastruktur atau pembangunan SDM. Pengeluaran negara ini
nantinya akan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Misalnya saja
pembangunan lalu lintas transportasi darat, fasilitas kesehatan, atau pendidikan.
3. Utang Publik
Upaya pemerintah untuk meminjam kepada bank dunia atau pinjaman publik dengan
cara mengeluarkan surat utang dan obligasi. Hal itu muncul dari anggapan bahwa
pemasukan pemerintah tidak cukup untuk memenuhi pengeluaran.
4. Anggaran
Segala rencana pengeluaran dan penerimaan negara untuk menjalankan program
pertumbuhan ekonomi terutama program-program jangka panjang.
6
tanpa disertai kegiatan produksi yang seimbang, akan ditandai dengan meningkatnya
harga-harga pada seluruh barang dalam perekonomian
Kebijakan moneter adalah manipulasi suplai uang dan tingkat suku bunga untuk
menstabilkan atau menstimulasi ekonomi. Dalam ekonomi modern, kebijakan
moneter adalah mekanisme yang ampuh untuk menangani resesi dan mengurangi
pengangguran melebihi kebijakan fiskal.
Tingkat suku bunga yang lebih rendah akan menstimulasi tingkat konsumsi
dengan cara membuat pinjaman dari bank untuk membayar tempat tinggal dan
kendaraan semakin menarik. Selain itu, tingkat suku bunga yang rendah membuat
tingkat investasi bisnis lebih tinggi karena investasi potensial yang akan menghasilkan
profit di masa mendatang akan semakin bertambah.
Contohnya, jika tingkat suku bunga mencapai 10 persen, maka investor hanya
akan meminjam uang untuk berinvestasi di proyek dengan tingkat ROI melebihi 10
persen. Tetapi, jika tingkat suku bunga hanya 5 persen, investor dapat berinvestasi ke
semua proye yang tingkat ROI-nya melebihi 5 persen, sehingga lebih banyak proyek
yang akan berjalan.
Secara umum, jika bank pusat akan meningkatkan output dalam kebijakan
ekonomi moneter, ada 3 langkah yang akan dilakukan, yaitu: 1. Bank membeli saham
dari pemerintah untuk meningkatkan suplai uang; 2. Peningkatan suplai uang akan
menyebabkan tingkat suku bunga menurun; 3. Konsumen dan bisnis akan merespon
dengan mengambil pinjaman lebih banyak dan menggunakan uangnya untuk membeli
lebih banyak barang dan jasa.
7
• Intrumen Kebijakan Moneter
Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Ini merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk mengurangi
atau menambah jumlah uang yang sedang beredar di masyarakat dengan cara melakukan
pembelian atau penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau dengan melakukan
pembelian atau penjualan surat berharga yang dijual di pasar modal.
Kebijakan Diskonto
Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan
cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang
beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan
untuk menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang
keinginan orang untuk menabung.
Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan
kas (cash ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan,
deposito, sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uang
yang disetorkan nasabah dan tidak boleh dipinjamkan.
Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah tingkat diskonto.
Tingkat diskonto (tarif dasar) adalah suku bunga yang dikenakan oleh bank sentral
kepada bank untuk pinjaman jangka pendek. Sebagai contoh, jika bank sentral
8
meningkatkan tingkat diskonto, biaya pinjaman untuk bank meningkat. Selanjutnya, bank
akan meningkatkan suku bunga yang mereka tetapkan kepada pelanggan mereka. Dengan
demikian, biaya pinjaman dalam perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang beredar
akan berkurang.
1. Inflasi
Kebijakan moneter dapat menargetkan tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang rendah
dianggap sehat bagi perekonomian sebuah negara. Namun, jika inflasi sudah sangat
tinggi, kebijakan moneter diharapkan dapat mengatasi masalah ini.
Dengan menggunakan otoritas fiskal, bank sentral dapat mengatur nilai tukar antara
mata uang domestik dan asing. Sebagai contoh, bank Indonesia dapat meningkatkan
jumlah uang beredar dengan mengeluarkan lebih banyak uang cetak. Dalam kasus seperti
itu, mata uang negara tersebut menjadi lebih murah dibandingkan dengan mata uang
negara lain.
Meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam
negeri atau sebaliknya. Dengan cara ini maka persaingan produk dalam negeri akan
bersaing dan pastinya akan mempunyai kualitas sehingga dapat di ekspor ke luar negeri.
Kebijakan fiskal dan moneter punya dampak pada perekonomian suatu negara, yakni:
9
Kebijakan menaikkan dan menurunkan pajak yang dilakukan pemerintah sangat
berpengaruh terhadap perekonomian negara. Saat terjadi inflasi, pemerintah akan
menaikkan tarif pajak. Dengan naiknya tarif tersebut otomatis jumlah investasi akan
menurun. Sementara saat ekonomi memburuk, tarif pajak akan diturunkan sehingga
pertumbuhan inflasi bisa tumbuh cepat. Akibatnya pertumbuhan ekonomi semakin
membaik, dan negara memperoleh penerimaan yang besar.
Salah satu bentuk instrumen kebijakan moneter adalah berkaitan dengan suku
bunga. Apabila bank sentral menaikkan suku bunga, maka banyak para penanam
modal serta pelaku pasar yang tertarik untuk meningkatkan produksi mereka dengan
menanam investasi. Penanaman investasi ini akan berdampak pada tingginya produksi
yang dilakukan. Hal ini akan mempengaruhi banyaknya kebutuhan akan tenaga kerja,
sehingga terdapat banyak lowongan kerja. Tingkat pengangguran bisa menurun
seiring dengan banyaknya lowongan yang terbuka. Kondisi ini tentu berdampak baik
pada pertumbuhan ekonomi negara serta masyarakat, sehingga tujuan pembuatan
kebijakan terlaksana dengan baik.
10
BAB III
III.1 KESIMPULAN
Berdasarkan buku Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro karya Nopirin, kebijakan
fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian
untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Menurut Ibrahim, kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan pengaturan kinerja ekonomi melalui mekanisme penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah dalam mengatur setiap
pendapatan dan pengeluaran negara yang digunakan untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam
rangka mendorong pertumbuhan ekonomi . Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang mengatur
belanja dan pajak negara yang berdampak pada kondisi ekonomi secara makro.
III.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami definisi tentang
kebijakan fiskal dan moneter serta dapat mengetahui jenis dan tujuan terjadinya diantara
kebijakan tersebut. Dan dampak yan g terjadi pada kebijakan tersebut. Penulis menyadari
makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang mengenai pembahasan makalah di
atas agar penulis terus berusaha memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang
bisa dipertanggung jawabkan nantinya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Antonioni, P., & Flynn, S. M. (2017). Kebijakan Ekonomi Moneter dan Fiskal. Sekolah
Kompas. (2021, Juni 15). https://money.kompas.com/. Diambil kembali dari Apa Perbedaan
Kebijakan Fiskal dan Moneter?
Money+, T. (2021, May 6). https://blog.amartha.com. Diambil kembali dari Beda Kebijakan
Fiskal dan Moneter.
14