Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEBIJAKAN FIKSAL DAN MONETER

MATA KULIAH : EKONOMI MAKRO & MIKRO


MODUL : FIKSAL DAN MONETER
DOSEN PENGAMPUH : RATNAWATI, SE., M.SI

NAMA KELOMPOK:
• VIRA ROSARI 2222050043
• HARDIYANTI 2222050051
• MAULYA 2222050055
• ASRI MULYA UTAMI 2222050058
• FILSA RAMADANI 2222050070

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERIKANAN


POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE KEPULAUAN
KABUPATEN PANGKEP
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga Tugas makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan Tugas makalah ini.

Pangkep, 04 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. LATAR BELAKANG .................................................................................. 1

1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 3

1.3 TUJUAN ....................................................................................................... 3

BAB II ISI .............................................................................................................. 4

2.1. PENGERTIAN KEBIJAKAN FISKAL ...................................................... 4

2.2. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONITER .................................................. 6

2.3. TUJUAN KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER .................................. 9

2.4 DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER PADA


PEREKONOMIAN ........................................................................................... 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12

3.1. KESIMPULAN .......................................................................................... 12

3.2. SARAN ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Perkembangan ekonomi akhir-akhir ini menghidupkan kembali debat


tentang efektivitas kebijakan pemerintah yang membawa kepada pertumbuhan
"seimbang". Terdapat perbedaan interpretasi tentang bagaimana kebijakan
makroekonomi pemerintah dapat menstabilkan output berdasarkan adanya
fenomena ekonomi. Mengacu pada teori siklus bisnis, kebijakan fiskal dan
moneter akan memperluas inefisiensi. Berbeda dengan teori Keynes,
pengeluaran pemerintah adalah komponen permintaan agregat yang
mempengaruhi output tapi kebijakan moneter menyebabkan meluasnya
ketidak efektifan, sementara itu teori moneteris menyatakan bahwa kebijakan
moneter dapat mempengaruhi output namun sebaliknya kebijakan fiskal tidak
efektif. Kebijakan yang memilik peran penting dalam pemerintahan untuk
menstimulasi keadaan ekonomi adalah kebijakan moneter dan fiskal.

Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur


kegiatan ekonomi secara makro, di samping kebijakan fiskal juga terdapat
kebijakan moneter yang merupakan partner kebijakan fiskal dalam
mengendalikan stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dalam kondisi perekonomian yang lesu, pengeluaran pemerintah dapat
memberi stimulasi kepada perekonomian untuk bertumbuh melalui kebijakan
fiskal yang ekspansif melalui peningkatan pengeluaran pemerintah atau
menurunkan pajak untuk meningkatkan permintaan agregat di dalam
perekonomian menyebabkan pendapatan naik yang akan mengurangi
pengangguran yang ada untuk mencapai tingkat pendapatan kesempatan kerja
penuh (full-employment level of income).

Kebijakan moneter berfokus kepada meningkatkan atau mengurangi


suplai uang demi menstimulasi keadaan ekonoomi, sedangkan kebijakan fiskal

1
menggunakan anggaran pemerintah dan pajak untuk menstimulasi ekonomi.
Menggunakan teori ekonomi modern, dewasa ini pemerintah, dengan dibantu
oleh ekonom, telah memiliki cara untuk menggunakan kebijakan ekonomi
moneter dan fiskal demi mengurangi lama dan tingkat
Keparahan resesi.
Perkembangan ini sangat penting karena memberikan kesempatan
kepada pemerintah untuk memberikan efek berupa peningkatan kesejahteraan
masyarakatnya di tengah resesi. Kebijakan ekonomi yang benar dapat
meningkatkan kesejahteraan negara, begitu juga sebaliknya.

Kebijakan moneter adalah satu kebijakan yang bertujuan untuk


mencapai keseimbangan internal dan keseimbangan eksternal demi tercapainya
tujuan ekonomi makro.Stabilisasi ekonomi dapat diukur dengan kesempatan
kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.
Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi).

Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor


perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil. Pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi
kelangsungan pembangunan ekonomi suatu negara, hal ini menjadi salah satu
tolak ukur dari keberhasilan ekonomi negara tersebut.

Salah satu kebijakan fiskal yaitu berkaitan dengan pajak. Pajak


merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan
masyarakat menuju kesejahteraan. Pajak sebagai penerimaan pemerintah
merupakan salah satu alat yang cukup penting bagi pemerintah untuk
menjalankan fungsinya, terutama sebagai stabilisator perekonomian melalui
kebijakan anggaran guna menjamin tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup.
Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan baik
untuk belanja rutin maupun pembangunan

2
1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah
1. Apa yang itu kebijakan fiskal?
2. Apa itu kebijakan moneter?
3. Apa manfaat dari kebijakan fiskal dan moneter?
4. Dampak dari kebijakan moneter dan fiskal?

1.3 TUJUAN

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah
1. Untuk mengetahui tentang kebijakan fiskal serta jenis
2. Untuk mengetahui tentang kebijakan moneter serta jenis
3. Untuk mengetahui manfaat dari Kebijakan fiskal dan moneter
4. Untuk mengetahui dampak dari kebijakan fiskal dan moneter

3
BAB II
ISI

2.1. PENGERTIAN KEBIJAKAN FISKAL

Berdasarkan sudut pandang ekonomi makro, kebijakan fiskal dapat


dibedakan menjadi dua, yaitu kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan
fiskal kontraktif:

1. Kebijakan Fiskal Ekspansif


Kebijakan fiskal ekspansif merupakan peningkatan belanja pemerintah
dan/atau penurunan pajak yang dirancang untuk meningkatkan permintaan
agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk
meningkatkan produk domestik bruto dan menurunkan angka
pengangguran. Rebijakan fiskal ekspansif adalah suatu kebijakan ekonomi
dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik
dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah, pada saat
munculnya kontraksional gap.

2. Kebijakan Fiskal Kontraktif


Kebijakan fiskal kontraktif merupakan pengurangan belanja
pemerintah dan atau peningkatan pajak yang dirancang untuk menurunkan
permintaan agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah
untuk mengontrol inflasi. Kebijakan fiskal kontraktif adalah kebijakan
pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besardaripada
pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika
perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas
(overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.

Instrumen Kebijakan Fiskal


Sebenarnya instrumen kebijakan sulit didefinisi karena sifatnya sangat
relatif. Namun secara umum ada empat instrumen kebijakan fiskal yaitu:

4
1. Perpajakan
Instrumen pajak pada kebijakan fiskal bisa dikatakan paling kuat
keberadaannya di tangan otoritas publik. Hal tersebut karena pajak mampu
memengaruhi ekonomi suatu negara secara makro. Misalya saja perubahan
perilaku konsumsi masyarakat, daya beli, hingga investasi. Alasan kedua
sangat jelas bahwa pajak merupakan pemasukan utama dari sebuah negara.
Hal-hal yang diperhatikan dalam instrumen pajak adalah ketika pendapatan
pemerintah sedikit, maka besar kemungkinan negara akan menaikkan tarif
pajak. Di sisi lain, ketika pemerintah menaikkan pajak pada kondisi tertentu,
kemungkinan permintaan barang dan jasa atau kemampuan daya beli
masyarakat akan berkurang.

2. Pengeluaran
Pengeluaran pemerintah sangat erat kaitannya dengan upaya
pembangunan negara.
Mulai dari pembangunan infrastruktur atau pembangunan SDM.
Pengeluaran negara ini nantinya akan berpengaruh langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi. Misalnya saja pembangunan lalu lintas transportasi
darat, fasilitas kesehatan, atau pendidikan.

3. Utang Publik
Upaya pemerintah untuk meminjam kepada bank dunia atau
pinjaman publik dengan cara mengeluarkan surat utang dan obligasi. Hal itu
muneul dari anggapan bahwa pemasukan pemerintah tidak cukup untuk
memenuhi pengeluaran.

4. Anggaran
Segala rencana pengeluaran dan penerimaan negara untuk
menjalankan program pertumbuhan ekonomi terutama program-program
jangka panjang.

5
2.2. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONITER

Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah untuk memperbaiki keadaan


perekonmian melalui pengaturan jumlah uang beredar. Jumlah uang beredar,
dalam analisis ekonomi makro, memiliki pengaruh penting terhadap tingkat
output perekonomian, juga terhadap stabilitas harga-harga. Vang yang
beredar terlalu tinggi

tanpa diserta1 Kegiatan produksi yang seimbang, akan ditandai dengan


meningkatnya harga-harga pada seluruh barang dalam perekonomian

Kebijakan moneter adalah manipulasi suplai uang dan tingkat suku bunga
untuk menstabilkan atau menstimulasi ekonomi. Dalam ekonomi modern,
kebijakan moneter adalah mekanisme yang ampuh untuk menangani resesi
dan mengurangi pengangguran melebihi kebijakan fiskal.

Kebijakan moneter dijalankan dengan mengganti suplai uang terlebih dahulu,


untuk memanipulasi tingkat suku bunga. Karena tingkat suku bunga
mempengaruhi hampir seluruh permintaan barang dan jasa serta investasi,
efeknya akan besar dan pervasif dalam menstimulasi ataupun menurunkan
aktivitas perekonomian.

Permintaan akan suplai uang bergantung dengan tingkat suku bunga. Konsep
utama kebijakan moneter adalah bahwa tingkat suku bunga yang lebih rendah
akan menyebabkan konsumsi dan investasi yang lebih tinggi, sehingga
meningkatkan tingkat permintaan agregat.

Tingkat suku bunga yang lebih rendah akan menstimulasi tingkat konsumsi
dengan cara membuat pinjaman dari bank untuk membayar tempat tinggal
dan kendaraan semakin menarik. Selain itu, tingkat suku bunga yang rendah

6
membuat tingkat investasi bisnis lebih tinggi karena investasi potensial yang
akan menghasilkan profit di masa mendatang akan semakin bertambah.

Contohnya, jika tingkat suku bunga mencapai 10 persen, maka investor hanya
akan meminjam uang untuk berinvestasi di proyek dengan tingkat RO1
melebihi 10 persen. Tetapi, jika tingkat suku bunga hanya 5 persen, investor
dapat berinvestasi ke semua proye yang tingkat ROI-nya melebihi 5 persen,
schingga lebih banyak proyek yang akan berjalan.

Secara umum, jika bank pusat akan meningkatkan output dalam kebijakan
ekonomi moneter, ada 3 langkah yang akan dilakukan, yaitu: 1. Bank
membeli saham dari pemerintah untuk meningkatkan suplai uang; 2.
Peningkatan suplai uang akan menyebabkan tingkat suku bunga menurun; 3.
Konsumen dan bisnis akan merespon dengan mengambil pinjaman lebih
banyak dan menggunakan uangnya untuk membeli lebih banyak barang dan
jasa.

Intrumen Kebijakan Moneter Terbagi atas 4


• Kebijakan Operasi Pasar Terbuka

Ini merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk
mengurangi atau menambah jumlah uang yang sedang beredar di masyarakat
dengan cara melakukan pembelian atau penjualan Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) atau dengan melakukan pembelian atau penjualan surat berharga yang
dijual di pasar modal.

Pengaturan jumlah uang beredar melalui 2 mekanisme:

a) Kebijakan Moneter Ekspansif (Monetary Expansive Policy): suatu


kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar
b) Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Contractive Policy): suatu
kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar.
Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)

7
• Kebijakan Diskonto

Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah


uang beredar dengan cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral
memperhitungkan jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala
inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku
bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang
untuk menabung.

• Kebijakan Cadangan Kas

Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau


menurunkan cadangan kas (cush ratio). Bank umum, menerima uang dari
nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito, dan jenis
tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uangbyang disetorkan
nasabah dan tidak boleh dipinjamkan.

• Penyesuaian tingkat suku bunga

Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah


tingkat diskonto. Tingkat diskonto (tarif dasar) adalah suku bunga yang
dikenakan oleh bank sentral

kepada bank untuk pinjaman jangka pendek. Sebagai contoh, jika


bank sentral meningkatkan tingkat diskonto, biaya pinjaman untuk bank
meningkat. Selanjutnya, bank akan meningkatkan suku bunga yang mereka
tetapkan kepada pelanggan mereka. Dengan demikian, biaya pinjaman
dalam perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang beredar akan
berkurang.

8
2.3. TUJUAN KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

Tujuan Kebijakan Fiskal

Melalui definisi kebijakan fiskal, sebenarnya sudah bisa diketahui apa

tujuan dibuatnya kebijakan fiskal. Namun, secara komprehensif, kebijakan

fiskal bisa dijabarkan sebagai berikut:

• Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Dengan mengatur pemasukan dan pendapatan, negara bisa mengontrol

peristiwa fluktuasi ekonomi yang berakibat adanya pertumbuhan ekonomi.

Misalnya melalui tata kelola anggaran yang tepat sasaran, meningkatkan

daya beli masyarakat dengan insentif pajak, atau menaikkan pajak pada

sektor-sektor tertentu.

• Meningkatkan Kualitas SDM dan Menekan Angka Pengangguran

Kualitas SDM dan angka pengangguran tentu memengaruhi

pendapatan nasional secara langsung dan bukan hal yang mustahil

pertumbuhan ekonomi akan melambat. Hal itu karena dengan adanya

pengangguran, maka daya beli masyarakat akan menurun yang berdampak

langsung pada pertumbuhan ekonomi. Selain itu kualitas SDM

juga memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kualitas SDM yang baik

menjadi investasi negara terutama dalam rangka meningkatkan

pertumbuhan ekonomi melalui inovasi dan ketenagakerjaan.

• Memastikan Stabilitas Harga

9
Turunnya harga barang mampu memberikan dampak bagi sektor

swasta. Namun, harga yang meningkat juga bisa menciptakan inflasi. Di

sisi lain, inflasi juga bisa memberikan keuntungan seperti menciptakan

lapangan kerja. Namun, inflasi juga bisa berdampak buruk bagi masyarakat

ekonomi rendah karena turunnya daya beli.

• Meningkatkan Laju Investasi

Ketika perekonomian negara baik, maka akan menjadi peluang bagi

negara untuk mendatangkan investor. Adanya investor akan berpengaruh

terhadap pemasukan negara dan juga mengurangi pengangguran.

Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuannya adalah untuk mensejahterahkan rakyat dengan cara menaikan


perekonomian Indonesia, meminimalisirkan pengangguran seta mengatur mata
uang dalam satu negara. 'Tetapi tidak selalu terpaku dengan satu tujuan karena
tujuan kebijakan moneter tidak statis, namun bersifat dinamis karena selalu
disesuaikan dengan kebutuhan perekonomian suatu negara.
• Inflasi
Kebijakan moneter dapat menargetkan tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang
rendah dianggap schat bagi perekonomian sebuah negara. Namun, jika
inflasi sudah sangat tinggi, kebijakan moneter diharapkan dapat mengatasi
masalah ini.
• Nilai tukar mata uang
Dengan menggunakan otoritas fiskal, bank sentral dapat mengatur nilai
tukar antara mata uang domestik dan asing. Sebagai contoh, bank
Indonesia dapat meningkatkan jumlah uang beredar dengan mengeluarkan
lebih banyak uang cetak. Dalam kasus seperti itu, mata uang negara
tersebut menjadi lebih murah dibandingkan dengan mata uang negara lain.

10
• Memperbaiki neraca perdagangan kerja masyarakat
Meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk
ke dalam negeri atau sebaliknya. Dengan cara ini maka persaingan produk
dalam negeri akan bersaing dan pastinya akan mempunyai kualitas
schingga dapat di ekspor ke luar negeri.

2.4 DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER PADA


PEREKONOMIAN

Kebijakan fiskal dan moneter punya dampak pada perekonomian suatu negara,
yakni:
1. Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Perekonomian
Kebijakan menaikkan dan menurunkan pajak yang dilakukan
pemerintah sangat
berpengaruh terhadap perekonomian negara. Saat terjadi inflasi, pemerintah
akan menaikkan tarif pajak. Dengan naiknya tarif tersebut otomatis jumlah
investasi akan menurun. Sementara saat ekonomi memburuk, tarif pajak
akan diturunkan schingga pertumbuhan inflasi bisa tumbuh cepat.
Akibatnya pertumbuhan ekonomi semakin membaik, dan negara
memperoleh penerimaan yang besar.
2. Dampak Kebijakan Moneter Terhadap Perekonomian
Salah satu bentuk instrumen kebijakan moneter adalah berkaitan dengan
suku bunga. Apabila bank sentral menaikkan suku bunga, maka banyak para
penanam modal serta pelaku pasar yang tertarik untuk meningkatkan
produksi mereka dengan menanam investasi. Penanaman investasi ini akan
berdampak pada tingginya produksi yang dilakukan. Hal ini akan
mempengaruhi banyaknya kebutuhan akan tenaga kerja, schingga terdapat
banyak lowongan kerja. Tingkat pengangguran bisa menurun seiring
dengan banyaknya lowongan yang terbuka. Kondisi ini tentu berdampak
baik pada pertumbuhan ekonomi negara serta masyarakat, sehingga tujuan
pembuatan kebijakan terlaksana dengan baik.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Melalui definisi kebijakan fiskal, sebenarnya sudah bisa diketahui apa


tujuan dibuatnya kebijakan fiskal. Dengan mengatur pemasukan dan
pendapatan, negara bisa mengontrol peristiwa fluktuasi ekonomi yang
berakibat adanya pertumbuhan ekonomi. Misalnya melalui tata kelola
anggaran yang tepat sasaran, meningkatkan daya beli masyarakat dengan
insentif pajak, atau menaikkan pajak pada sektor-sektor tertentu. Kualitas DM
dan angka pengangguran tentu memengaruhi pendapatan nasional secara
langsung dan bukan hal yang mustahil pertumbuhan ekonomi akan melambat.

Hal itu karena dengan adanya pengangguran, maka daya beli


masyarakat akan menurun yang berdampak langsung pada pertumbuhan
ekonomi. Kualitas SDM yang baik menjadi investasi negara terutama dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui inovasi dan
ketenagakerjaan. Namun, harga yang meningkat juga bisa menciptakan
inflasi. Sebenarnya instrumen kebijakan sulit didefinisi karena sifatnya
sangat relatif.

Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah untuk memperbaiki


keadaan perekonmian melalui pengaturan jumlah uang beredar. Kebijakan
moneter adalah manipulasi suplai uang dan tingkat suku bunga untuk
menstabilkan atau menstimulasi ekonomi. Dalam ekonomi modern,
kebijakan moneter adalah mekanisme yang ampuh untuk menangani resesi
dan mengurangi pengangguran melebihi kebijakan fiskal. Kebijakan
moneter dijalankan dengan mengganti suplai uang terlebih dahulu, untuk
memanipulasi tingkat suku bunga.

12
Konsep utama kebijakan moneter adalah bahwa tingkat suku bunga
yang lebih rendah akan menyebabkan konsumsi dan investasi yang lebih
tinggi, sehingga meningkatkan tingkat permintaan agregat. Tingkat suku
bunga yang lebih rendah akan menstimulasi tingkat konsumsi dengan cara
membuat pinjaman dari bank untuk membayar tempat tinggal dan
kendaraan semakin menarik.

Kebijakan Moneter Ini merupakan salah satu kebijakan yang diambil


oleh bank sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang yang
sedang beredar di masyarakat dengan cara melakukan pembelian atau
penjualan Sertifikat Bank Indonesia atau dengan melakukan pembelian atau
penjualan surat berharga yang dijual di pasar modal.

3.2. SARAN

Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami


definisi tentang kebijakan fiskal dan moneter serta dapat mengetahui jenis
dan tujuan terjadinya diantara kebijakan tersebut. Dan dampak yan g terjadi
pada kebijakan tersebut. Penulis menyadari makalah ini banyak sekali
memiliki kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik serta saran yang mengenai pembahasan
makalah di atas agar penulis terus berusaha memperbaiki makalah dengan
mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggung jawabkan nantinya.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.rusdionoconsulting.com . Diambil kembali dariKebijakan Fiskal:

Pengertian, Tujuan, dan Contohnya.Kompas. (2021, Juni 15).

https://money.kompas.com/ Diambil kembali dari Apa PerbedaanKebijakan

Fiskal dan Moneter?

Kompas. (2021, Juni 15). https://money.kompas.com/ Diambil kembali dari Apa

PerbedaanKebijakan Fiskal dan Moneter

OBCP NISP, R. (2021, Agustus 12). https://www.ocbcnisp.com

14

Anda mungkin juga menyukai