Anda di halaman 1dari 12

KEBIJAKAN FISKAL

Oleh:
Kelomopok 2
Wulan Putri Salsabila
Fitri Aprilia
Yuyun Karim
Sarifa Sarif

PRODI KOMPUTERISASI AKUNTANSI


POLITEKNIK SAINS DAN TEKNOLOGI WIRATAMA
MALUKU UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kebijakan Fiskal................................................................................. 2
B. Macam-macam Kebijakan Fiskal..................................................................... 3
C. Tujuan Kebijakan Fiskal................................................................................... 4
D. Fungsi Kebijakan Fiskal................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................... 8
B. Saran................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam bidang anggaran dan belanja negara
yang bertujuan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Kebijakan fiskal bukan semata-
mata kebijakan dalam bidang perpajakan, akan tetapi menyangkut bagaimana mengelola
pemasukan dan pengeluaran negara untuk mempengaruhi perekonomian. Kebijakan fiskal
memiliki tujuan yang persis dengan kebijakan moneter. Perbedaan tersebut terletak pada
instrumen kebijakan yang diterapkannya, yaitu dalam kebijakan moneter pemerintah
mengendalikan jumlah uang yang beredar, sedangkan dalam kebijakan fiskal pemerintah
mengendalikan penerimaan dan pengeluarannya.
Kebijakan ekonomi suatu negara tidak bisa lepas dari campur tangan pemerintah, karena
pemerintah memegang kendali atas segala sesuatu yang menyangkut semua kebijakan yang
bermuara kepada keberlangsungan negara itu sendiri. Kebijakan ekonomi sangat beragam dan
bermacam-macam pula kebijakannya. Oleh sebab itu, pemerintah wajib menganut salah satu
kebijakan ekonomi sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan pemerintah. Apapun sistem
ekonomi yang dianut pemerintah, maka itulah sistem ekonomi yang terbaik bagi perekonomian
rakyat, meskipun nantinya dalam perjalanannya memiliki berbagai kelemahan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kebijakan fiskal?
2. Apa saja macam-macam kebijakan fiskal?
3. Apa tujuan kebijakan fiskal?
4. Apa saja fungsi kebijakan fiskal?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan ekonomi makro yang otoritas
utamanya berada di tangan pemerintah dan diwakili oleh Kementerian Keuangan.Hal tersebut
diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang
menyebutkan bahwa presiden memberikan kuasa pengelolaan keuangan dan kekayaan negara
kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam pemilikan
kekayaan negara yang dipisahkan. Kebijakan fiskal umumnya merepresentasikan pilihan-pilihan
pemerintah dalam menentukan besarnya jumlah pengeluaran atau belanja dan jumlah
pendapatan, yang secara eksplisit digunakan untuk mempengaruhi perekonomian. Berbagai
pilihan tersebut, dalam tataran praktisnya dimanifestasikan melalui anggaran pemerintah, yang di
Indonesia lebih dikenal dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kebijakan fiskal memiliki berbagai tujuan dalam menggerakkan aktivitas ekonomi
negara, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, kestabilan harga, pemerataan pendapatan.
Namun demikian, dampak kebijakan fiskal kepada aktivitas ekonomi negara sangatlah luas.
Berbagai indikatorekonomi lainnyapun mengalami perubahan sebagai akibat pelaksanaan
kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah. Dampak kebijakan fiskal kepada pertumbuhan
ekonomi diharapkan selalu positif, sedangkan dampak kepada inflasi diharapkan negatif.Namun
secara teori, kebijakan fiskal mengembang yang dilakukan dengan peningkatan pengeluaran
pemerintah tanpa terjadinya peningkatan sumber pajak, sebagai sumber keuangan utama
pemerintah, akan mengakibatkan peningkatan defisit anggaran .
Kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk mengelola pengeluaran dan
perpajakan atau penggunaan instrumen-instrumen fiskal untuk mempengaruhi bekerjanya sistem
ekonomi agar memaksimumkan kesejahteraan ekonomi.Kebijakan fiskal sering didefinisikan
sebagai pengelolaan anggaran pemerintah untuk mempengaruhi suatu perekonomian, termasuk
kebijakan perpajakan yang dipungut dan dihimpun, pembayaran transfer, pembelian barang-
barang dan jasa-jasa oleh pemerintah, serta ukuran defisit dan pembiayaan anggaran, yang
mencakup semua level pemerintahan.
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, yang
menyebutkan bahwa presiden memberikan kuasa pengelolaan keuangan dan kekayaan negara
kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam pemilikan
kekayaan negara yang dipisahkan.Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan

2
pengeluaran pemerintah yang tertuang dalam APBN sebagai suatu rencana operasi keuangan
pemerintah.
1. Peningkatan penerimaan karena perubahan tarif pajak akan berpengaruh pada ekonomi.
2. Pengeluaran pemerintah akan berpengaruh pada stimulasi pada perekonomian melalui
dampaknya terhadap sisi pengeluaran agregat,
3. Politik anggaran (surplus, berimbang, atau defisit) sebagai respons atas suatu kondisi, serta
4. Strategi pembiayaan dan pengelolaan hutang (Kebijakan Fiskal danPenyusunan APBN,
Direktorat Jendral Anggaran).
Definisi lain menyebutkan, kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah
berkaitan dengan penerimaan (pendapatan) dan pengeluaran (belanja) uang pemerintah.Secara
singkat dapat dikatakan bahwa kebijakan fiskal adalah, kegiatan yang dilakukan pemerintah
sebagai salah satu bentuk intervensi untuk mengelola anggaran dalam mempengaruhi
perekonomian serta memaksimumkan kesejahteraan dan stabilitas dalam bidang perekonomian.
Dalam perkembangannya, kebijakan fiskal dapat dibedakan menjadi 4 macam atas dasar:
1. Pembiayaan fungsional (fungsional finance).
2. Pengelolaan anggaran (themanagedbudgetapproach).
3. Stabilisasi anggaran otomatis (thestabilizationbudget).
4. Anggaran belanja seimbang (balancedbudgetapproach).
Secara singkat, kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk mengelola
pengeluaran dan perpajakan atau penggunaan instrumen-instrumen fiskal untuk mempengaruhi
bekerjanya sistem ekonomi agar memaksimumkan kesejahteraan ekonomi.

B. Macam-macam Kebijakan Fiskal


1. Kebijakan Anggaran Surplus
Kebijakan anggaran surplus merupakan kebijakan dimana pemerintah tidak
menggunakan seluruh pendapatan untuk pengeluaran sehingga akan menambah tabungan
pemerintah. Kebijakan ini dapat berfungsi untuk mengatasi inflasi. Dengan adanya inflasi,
harga menjadi naik karena uang lebih banyak dibandingkan dengan barang, sedangkan
kebijakan surplus menekankan pengeluaran pemerintah yang pada gilirannya juga
mengurangi permintaan barang dan jasa secara agregat (total). Hal inilah yang dapat
menyebabkan inflasi turun.
2. Kebijakan Anggaran Defisit
Kebijakan anggaran defisit merupakan kebalikan dari kebijakan anggaran surplus.
Kebijakan ini didasarkan atas pengeluaran yang lebih besar daripada pendapatan.

3
Kekurangan akan pendapatan ini biasanya akan diatasi dengan sebuah pinjaman, baik itu
pinjaman dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Kebijakan anggaran defisit ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Untuk mengukur anggaran defisit ada empat cara. Yaitu dapat
dihitung dengan:
a. Defisit konvensional, yaitu perhitungan defisit berdasarkan selisih belanja total dan
pendapatan total, termasuk hibah.
b. Defisit moneter, yaitu selisih belanja total pemerintah diluar pembayaran pokok atau
utang dengan pendapatan total di luar penerimaan utang.
c. Defisit operasional, yaitu perhitungan anggaran defisit yang diukur dalam nilai riil dan
bukan dalam nilai nominal.
d. Defisit primer, yaitu selisih belanja diluar pembayaran pokok dan bunga utang dengan
pendapatan total.
3. Kebijakan Anggaran Berimbang
Kebijakan berimbang adalah bentuk anggaran dimana realisasi pendapatan negara
sama dengan besarnya jumlah realisasi pengeluaran atau belanja negara. Melalui kebijakan
ini pemerintah menyesuaikan pengeluaran dan belanjanya. Hal ini disesuaikan dengan
penerimaan yang dimiliki negara sehingga antara penerima dan pengeluaran sama dan
berimbang.
Kebijakan anggaran berimbang memiliki kekurangan. Kekurangannya adalah ketika
deflasi, dimana uang yang beredar lebih sedikit dari kebutuhan masyarakat, harga, produksi,
dan investasi turun sehingga kegiatan ekonomi turun. Anggaran belanja yang turun
menyebabkan kegiatan ekonomi juga turun sehingga pertumbuhan ekonomi terhambat.

C. Tujuan Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal mempunyai tujuan yang sangat kompleks yakni untuk mencapai sebuah
perekonomian atau sistem ekonomi yang makmur dan sejahtera, serta untuk menentukan arah
dan tujuan, bidikan, prioritas pembangunan bangsa atau pembangunan nasional dan tentunya
menghasilkan sebuah pertumbuhan ekonomi yang maksimal. Adapun tujuan-tujuan kebijakan
fiskal antara lain:
1. Mencegah dan mengurangi tingkat pengangguran
Mengatasi pengangguran merupakan salah satu tujuan utama diterapkannya
kebijakan fiskal. Kegagalan atau ketidakmampuan mencapai kesempatan kerja penuh tidak
hanya berakibat pada tingkat pendapatan nasional atau laju pertumbuhan ekonomi yang tidak

4
maksimal namun juga dampak buruknya bisa menambah jumlah pengangguran yang ada.
Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi negara.
Dengan adanya kebijakan fiskal inilah diharapkan masalah pengangguran ini bisa
diatasi, diharapkan dengan diterapkannya kebijakan ini semua pihak yang bersangkutan
terutama lapangan pekerjaan diharapkan mampu mengoptimalkan fungsi dan jumlah SDM
yang ada. Misalkan dengan mengoptimalkan kemampuan yang mereka miliki tidak harus
memiliki sebuah ijazah resmi ataupun tidak mereka tetap bisa berkreasi seperti halnya ada
sebuah pergerakan masyarakat berupa UKM (usaha kerja masyarakat) yang bisa menjadi
peluang kerja bagi para pengangguran. Terbukti bahwasanya 94% sumbangan ekonomi
Indonesia diperoleh dari UKM dan 6% dari industri yang sebagian besar dikuasai oleh asing.
Untuk itulah dengan adanya kebijakan fiskal masalah pengangguran bisa diatasi.
2. Mempertahankan stabilitas harga
Tujuan selanjutnya adalah kestabilan harga, disini kebijakan fiskal selalu berusaha
untuk menjaga harga pasar tidak mengalami penurunan dan pelonjakan yang tinggi. Dua hal
ini akan berakibat fatal perekonomian negara, ketika harga terus menurus turun maka yang
akan terjadi adalah akan terjadi banyak gulung tikar dan pengangguran karena usaha-usaha
yang bukan milik negara bisa dibilang swasta dan UKM akan mengalami kesulitan dalam
mendapatkan sebuah keuntungan, kebanyakan dari mereka ada yang balik modal saja
bahkan ada juga yang tekor atau rugi. Sedangkan jika harga terus menerus melonjak naik
maka yang akan terjadi adalah inflasi.
Dengan adanya inflasi memang bisa bermanfaat bagi kaum-kaum pengusaha yang
mampu memanfaatkannya dengan baik yakni mencari keuntungan sebesar-besarnya, namun
apakah kita tidak berpikir bagaimana masyarakat dengan golongan ekonomi menengah ke
bawah maka mereka akan kesulitan dalam situasi harga yang terus menerus naik. Tidak
hanya itu dampak negatif dari inflasi, sektor swasta juga akan merasakan dampak dari inflasi
karena dengan adanya situasi ini para investor lebih suka dengan produk yang tahan lama
seperti halnya tanah dan bangunan. Selain itu dalam jangka panjang inflasi ini akan
mengurangi kepercayaan dari masyarakat kepada pemerintah. Dalam menghadapi dan
mengatasi masalah inflasi ini, kebijakan fiskal menerapkan beberapa cara yakni:
a. Dengan menyeimbangkan uang yang beredar di masyarakat. Bank Indonesia sebagai
Bank sentral di Indonesia diharapkan mampu menerapkan suku bunga Bank umum
dengan nilai yang tinggi, dengan tujuan banyak masyarakat yang menabungkan uangnya
ke Bank sehingga secara otomatis uang yang beredar di masyarakat akan turun dengan
sendirinya.

5
b. Menyeimbangkan jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan penyediaan produk
baik barang maupun jasa sesuai dengan uang tersebut.
c. Mengurangi pengeluaran dari pemerintah dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan
pos-pos vital yang dimiliki pemerintah.
d. Menggelorakan sadar dan wajib pajak bagi semua kalangan masyarakat yang memiliki
kewajiban untuk membayarnya. Agar pemerintah mampu mengadakan sebuah
pembangunan dengan uang pajak yang selalu rutin dibayarkan oleh semua anggota wajib
pajak.
e. Mencari alternatif berupa mencari pinjaman ke luar negeri.
3. Memacu pertumbuhan ekonomi negara
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu hal mutlak yang harus diupayakan oleh
pemerintah. Dengan kemajuan di bidang ekonomi ini maka keberlangsungan hidup negara
tersebut akan terjamin tanpa adanya gangguan yang berarti. Pemerintah menerapkan
kebijakan fiskal untuk mencari sebuah terobosan atau inovasi baru yang mampu
berkontribusi dalam kemajuan perekonomian negara serta mencari sebuah pemecahan
masalah untuk digunakan dikemudian hari ketika banyak problem dan tantangan yang
menyerbu perekonomian negara.
4. Mendorong lajunya investasi
Investasi merupakan salah satu transaksi dalam dunia ekonomi yang memiliki
prospek besar. Untuk itulah kebijakan fiskal bertujuan untuk mendorong agar kegiatan
investasi ini terus bertambah dan bertambah agar hasil dari padanya bisa dimanfaatkan
sebagai pembangunan nasional dan lain sebagainya. Namun juga harus diingat dan
diperhatikan ketika investor atau yang melakukan investasi adalah orang asing maka kita
harus selektif dan cekatan dalam mengurusinya dan mengamati segala pergerakan mereka,
karena takutnya dengan sifat yang selalu ingin menjadi pemilik seluruhnya. Jika itu terjadi
maka kita sebagai bangsa ini akan mengalami penurunan drastis dan kegagalan dimana pun
investor asing berlabuh.
5. Untuk mewujudkan keadilan sosial
Arti dari keadilan sesungguhnya adalah meletakkan sesuatu tepat pada tempatnya,
bukan berarti harus sama. Salah satu contohnya ketika seorang Ibu memberikan uang saku
pada anaknya tentu berbeda antara anak SD dan perguruan tinggi, pasti uang saku anak yang
sudah kuliah lebih banyak daripada anak yang SD hal ini disesuaikan dengan kebutuhannya,
inilah yang disebut dengan sebuah keadilan. Begitu juga keberadaan kebijakan fiskal ini
untuk membuat dan menciptakan keadilan sosial. Dalam hal ini kebijakan fiskal berusaha

6
untuk membagi rata atau mendistribusikan pendapatan. Kebijakan fiskal selalu berupaya
untuk membuat keseimbangan antara kaya dan miskin bukan kaya menjadi kaya dan miskin
menjadi miskin jadi diupayakan semua pihak mendapatkan sebuah kecukupan bidang
ekonomi. Salah satu cara untuk bisa meratakan pendapatan bisa melalui pembayaran pajak.

D. Fungsi Kebijakan Fiskal


Disamping memiliki beberapa tujuan kebijakan fiskal memiliki beberapa fungsi, dimana
fungsi tersebut melengkapi keberadaan dan penguatan kebijakan fiskal di dunia ekonomi sendiri,
fungsi-fungsi itu antara lain:
1. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam dan sumber daya manusia
Sumber daya merupakan salah satu komponen penting yang harus ada dalam sebuah
negara, tanpa kehadiran dua komponen tersebut maka kegiatan perekonomian akan terencam
musnah. Sumber daya pada dasarnya dibagi menjadi dua yakni sumber daya alam dan
sumber daya manusia. sumber daya alam sebagai bahan dasar untuk kegiatan produksi
namun juga langsung bisa dikonsumsi oleh manusia. sedangkan sumber daya manusia
sebagai aspek pengelola dari sumber daya alam yang masih mentah menjadi produk yang
siap pakai atau sudah matang siap untuk dikonsumsi. Kehadiran kebijakan fiskal adalah
untuk menyeimbangkan antara sumber daya alam yang ada dengan sumber manusia yang
ada, karena percuma jika hanya salah satunya yang menonjol sebab akan menimbulkan
sebuah ketimpangan dan permasalahan baru. Contohnya ketika sumber daya alam melimpah
dan tidak ada tenaga ahli yang mengelola maka sumber daya yang ada akan menumpuk dan
tidak ada gunanya. Di sisi lain ketika sumber daya manusia atau para ahli banyak dan tidak
ada sumber daya alam yang memadai maka mereka akan pindah ke negara orang karena
menganggap tenaganya tidak diperlukan di negaranya sendiri. Maka kebijakan fiskal ini
berfungsi sebagai penyeimbang dan pengoptimalan sumber daya yang ada baik dari alam
dan manusianya.
2. Mengoptimalkan kegiatan investasi
Investasi merupakan salah satu kegiatan yang bisa mendatangkan keuntungan bagi
pemerintah dan negara tentunya. Dengan terbukanya lahan atau tempat untuk berinvestasi
maka peluang usaha-usaha yang mendatangkan keuntungan besar untuk pemasukan bagi
devisa negara. Bagaimanapun kehadiran kebijakan fiskal untuk membuka seluas-luasnya
peluang bagi para pemilik modal untuk menginvestasikan modalnya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa
pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang
bertujuan menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan
jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan
pajak.
Kebijakan fiskal merupakan wahana utama bagi peran aktif pemerintah
dibidang ekonomi. Pada dasarnya sebagian besar upaya stabilisasi makro ekonomi
berfokus pada pengendalian atau pemotongan anggaran belanja pemerintah dalam
rangka mencapai keseimbangan neraca anggaran. Oleh karena itu, setiap upaya
mobilisasi sumber daya untuk membiayai pembangunan publik yang penting
hendaknya tidak hanya difokuskan pada sisi pengeluaran saja, tetapi juga pada sisi
penerimaan pemerintah. Pinjaman dalam dan luar negeri dapat digunakan untuk
menutupi kesenjangan tabungan. Dalam jangka panjang, salah satu potensi
pendapatan yang tersedia bagi pemerintahan untuk membiayai segala usaha
pembangunan adalah penggalakan pajak. Selain itu, sebagai akibat ketiadaan pasar-
pasar uang domestik yang terorganisir dan terkontrol dengan baik, sebagian besar
pemerintahan negara-negara dunia ketiga memang harus mengandalkan langkah-
langkah fiskal dalam rangka mengupayakan stabilisasi perekonomian nasional dan
memobilisasikan sumber-sumber daya (keuangan) domestik.

B. Saran
Kebijakan fiskal memiliki peran yang sangat penting dalam suatu tatanan
negara sebagai penstabilan ekonomi. Pemerintah harus menjalankan kebijakan fiskal
dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomian, atau dengan kata lain,
kebijakan fiskal pemerintah berusaha mengarahkan jalannya perekonomian menuju
keadaan yang diinginkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Alim, Sahid. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Kebijakan Moneterdan Fiskal.
Bandung: Sinar Press.

Boediono. 2003.Kebijakan Fisikal: Pemikiran, Konsep, dan Implementasi. Jakarta:


Kompas.

Farida, Ai Siti. 2011. Sistem Ekonomi Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Hartono, Tono. 2006. Mekanisme Ekonomi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Marsuki. 2010. Analisis perekonomian Nasional & Internasional. Jakarta: Mitra Wacana
Media.

Rosyidi, Suherman. 2011. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Subandi.2014.Sistem Ekonomi Indonesia. Bandung: Alfa Beta.

Tambunan, Tulus T.H. 2011. Perekonomian Indonesia. Bogor: Galia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai