KEBIJAKAN FISKAL
Dosen Pengampu:
Denny Astrie Anggraini,ST,MT
DISUSUN OLEH
Kelompok 9:
1. Amelia Florence Ramadhani (230103080)
2. Muhammad Fadhil (230103055)
3. Alvito Dwinova (230103076)
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INDUSTRI
2023/2024
KATA PENGANTAR
Kami Panjatkan Puji dan Syukur kepada Allah SWT, karena dengan
RidhoNyalah Kami bisa menyelesaikan makalah ini, dalam kesempatan kali ini
kami akan membahas tentang “ Kebijakan Fiskal ”. Makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan oleh Dosen Pengantar Ekonomika.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini
tidak lain berkat bantuan , dorongan , bimbingan orang tua, dan kelompok kami.
Serta Ibu Dosen Pegantar ekonomika, DENNY ASTRIE ANGGRAINI, ST, MT
yang telah memberikan tugas , petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi
dan menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki . Oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Semoga makalah materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan. Khususnya bagi penulis sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai , Amin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumus Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Pengertian Fiskal................................................................................................2
2.2 Peranan Kebijikan Fiskal Dalam Ekonomi...........................................................2
2.3 Jenis-Jenis Kebijakan Fiskal.................................................................................2
2.4 Tujuan Kebijakan Fiskal......................................................................................3
2.5 Kebijakan Fiskal dalam Islam..............................................................................5
2.6 Kebijakan Fiskal Di Masa Rasullah......................................................................6
BAB III PENUTUPAN............................................................................................9
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
kembali naik sehingga roda perekonomian berputar makin kencang.
Tujuan lainnya adalah mengurangi tingkat pengangguran sehingga
mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat. (Paramita, 2021)
3
hal tersebut, dibutuhkan kebijakan fiskal agar harga barang kembali
stabil sehingga terjangkau oleh masyarakat.
4
2.5 Kebijakan Fiskal dalam Islam
Islam sebagai agama paripurna tidak hanya mengatur permasalahan ibadah
dan muamalah, akan tetapi mencakup semua aspek termasuk masalah Negara dan
pemerintahannya. Dalam sistem pemerintahan Islam, organisasi mendapat
perhatian utama. Al-Mawardi -seorang pemikir terkemuka abad ke-5- berpendapat
bahwa pelaksanaan ima>mah (kepemimpinan politik keagamaan) merupakan
kekuasaan absolut dan pembentukannya merupakan suatu keharusan demi
terpeliharanya agama dan pengelolaan dunia. Berkaitan dengan hal tersebut,
negara memiliki peran aktif demi tereralisasinya tujuan material dan spiritual.
Dalam Islam, terpenuhinya pekerjaan dan kepentingan publik bagi rakyat
merupakan kewajiban keagamaan dan moral penguasa. Tegaknya suatu Negara
bergantung pada kemampuan pemerintah mengumpulkan pendapatan dan
mendistribusikannya pada kebutuhan kolektif masyarakat. (Rahmawati, 2016)
Keuangan publik yang dipraktekkan pada masa Islam awal memiliki basis
yang jelas pada filsafat etika dan sosial Islam yang menyeluruh. Keuangan publik
bukan sekedar proses keuangan di tangan penguasa saja. Akan tetapi sebaliknya,
ia didasarkan pada petunjuk syarat’.
Al-Qur’an tidak memberikan perincian kebijakan fiscal. Akan tetapi, ada
beberapa ajaran ekonomi dan prinsip-prinsip pengarah yang terekam dalam
sunnah sebagai pengarah dan penjelasnya. Dengan demikian, sunnah Nabi
menjadi sumber penting kedua keuangan publik dalam Islam setelah al-Qur’an.
Dalam Islam, kebijakan fiskal merupakan suatu kewajiban negara dan menjadi
hak rakyat, sehingga kebijakan fiskal bukanlah semata-mata sebagai suatu
kebutuhan untuk perbaikan ekonomi maupun untuk peningkatan kesejahteraan
rakyat saja, akan tetapi lebih pada penciptaan mekanisme distribusi ekonomi yang
adil. Karena hakikat permasalahan ekonomi yang melanda umat manusia adalah
berasal dari bagaimana distribusi harta di tengah-tengah masyarakat terjadi. Jadi
uang publik dipandang sebagai amanah di tangan penguasa dan harus diarahkan
pertama-tama pada lapisan masyarakat yang lemah dan orang-orang miskin,
sehingga tercipta keamanan masyarakat dan kesejahteraan umum.
Dari rekaman historis sejarah Islam awal, ditemukan bahwa para perancang
keuangan dan pembuat kebijakan mencoba memahami masalah-masalah
5
keuangan yang ada di wilayah taklukan dan menilainya berdasarkan al-Quran dan
sunnah.
Ada beberapa karya fuqaha terdahulu yang membahas mengenai keuangan
publik dan segenap kebijakannya. Satu di antaranya adalah kitab al-Kharaj. Karya
monumental ini dinisbahkan kepada ahli fikih dan sarjana besar Qady Abu Yusuf.
Dengan daya analisis yang tinggi, Abu Yusuf berusaha menganalisis masalah
keuangan dan menunjukkan beberapa kebijakan yang harus diasopsi untuk
kesejahteraan rakyat.
6
Dari kaum nonmuslim terdiri atas jizyah, kharaj, dan ushr. Jizyah adalah
pajak yang dibayarkan oleh orang nonmuslim khususnya ahli kitab, untuk jaminan
perlindungan jiwa, properti, ibadahh, bebas dari nilai-nilai, dan tidak wajib
militer. Kharaj (pajak tanah) adalah kebijakan fiskal yang diwajibkan atas tanah
pertanian di negara-negara Islam yang baru berdiri.
Sedangkan dari sumber-sumber lain misalnya ghanimah, fay, uang
tebusan, hadiah dari pemimpin dan negara lain, pinjaman dari kaum muslimin dan
non muslim. Ghanimah adalah harta yang diperoleh dari orang-orang kafir dengan
melalui pertempuran, sedangkan yang diperoleh tidak dengan pertempuran disebut
fay.
Belanja pemerintahan pada masa Rasulullah untuk hal-hal pokok yang
meliputi biaya pertahanan negara, penyaluran zakat, dan ushr untuk mereka yang
berhak menerimanya, pembayaran gaji pegawai pemerintahan, pembayaran utang
negara serta bantuan untuk musafir. Sedangkan untuk yang sifatnya sekunder
diperuntukkan bagi bantuan orang yang belajar agama di Madinah, hiburan untuk
para delegasi keagamaan dan utusan suku, hadiah untuk pemerintah lain, atau
pembayaran utang orang yang meninggal dalam keadaan miskin.
Untuk mengelola sumber penerimaan negara dan sumber pengeluaran
negara maka Rasulullah menyerahkannya kepada Baitumal dengan menganut asas
anggaran berimbang (balance budget) artinya semua penerimaan habis digunakan
untuk pengeluaran negara (goverment expenditure).
Dasar-dasar kebijakan fiskal menyangkut penentuan subjek dan objek
kewajiban membayar kharaj, zkat, ushr, jizyah, dan kafarat, termasuk penentuan
batas minimal terkena kewajiban (nisab), umur objek terkena kewajiban (haul),
dan tarifnya.
Perbedaan Kebijakan Fiskal Islam dan Konvensional
1. Kebijakan Fiskal Islam Zaman Rasulullah, sisi penerimaan APBN Islam
terdiri dari: kharraj, zakat, khums, jizyah, dan penerimaan lain yaitu dari kaffarah
(denda). Tujuan dari kebijakan fiskal dalam Islam adalah untuk menciptakan
stabilitas ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan
pendapatan, ditambah dengan tujuan lain yang terkandung dalam aturan Islam
yaitu Islam menetapkan pada tempat yang tinggi akan terwujudnya persamaan dan
7
demokrasi. Dalam Islam konsep kesejahteraannya sangat luas meliputi kehidupan
didunia dan di akhirat serta peningkatan spiritual lebih ditekankan daripada
pemilikan material.
2. Kebijakan Fiskal Konvensional Dalam struktur APBN terdapat
beberapa cara yang digunakan untuk menghimpun dana guna menjalankan
pemerintahan, antara lain dengan melakukan bisnis yaitu mendirikan BUMN,
pajak dalam berbagai bentuk seperti pajak pendapatan, pajak penjualan, pajak
bumi dan bangunan tanpa membedakan bentuk usahanya, juga dengan meminjam
uang. Tujaun kebijakan fiskal dalam konvensional adalah konsep kesejahteraan
hidup yaitu mendapatkan keuntungan maksimum bagi individu di dunia. Tidak
ada sesuatu yang diberikan kepada masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan
spiritual manusia.
Islam menggunakan dana yang diperoleh dari pajak hanya untuk
pengeluaran yang penting dan harus didistribusikan kembali kepada masyarakat
dengan jalan yang benar dan jujur. Islam melarang pejabat pemerintah untuk
menggunakan fasilitas negara bagi diri dan keluarganya kecuali dalam rangka
tugas pemerintahan.
Dalam kebijakan fiskal menurut Islam, selain pajak dikenal pula zakat
yang merupakan salah satu inti ajaran Islam. Islam menentukan infak dan
mewajibkan zakat kepada orang kaya. Zakat merupakan sarana penyucian diri dan
harta karena pada dasarnyaa dalam harta manusia terdapat harta orang lain yang
harus diberikan. Negara berhak mengumpulkan zakat dan menyalurkannya kepada
yang berhak menerimanya serta memaksa siapa saja yang tidak mau
mengeluarkan zakat dan megingatkan para wajib zakat.
8
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Kebijakan Fiskal Adalah Kebijakan Ekonomi Yang Dilakukan Oleh Pihak
Pemerintah Guna Mengelola Dan Mengarahkan Kondisi Perekonomian Ke Arah
Yang Lebih Baik Atau Yang Diinginkan Dengan Cara Mengubah Atau
Memperbarui Penerimaan Dan Pengeluaran Pemerintah.Peran kebijakan fiskal
pada umumnya adalah untuk alokasi natural resources, distribusi pendapatan dan
stabilitas ekonomi, namun dalam Islam ada perbedaan komitmen fiskal dengan
tiga tambahan. Peran yang membangun kesetaraan ekonomi, melarang
pembayaran bunga dan membantu ekonomi lokal kurang berkembang. Kebijakan
bisa dilakukan dengan pembangunan disertai keadilan dan stabilitas.
Kebijakan fiskal dibagi dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kebijakan Fiskal Ekspansif
Jenis kebijakan yang dilakukan dengan menaikkan belanja negara dan
menurunkan tingkat pajak. kebijakan fiskal ini diharapkan daya beli
masyarakat yang sebelumnya lesu akan kembali naik sehingga roda
perekonomian berputar makin kencang.
2. Kebijakan Fiskal Kontraktif
Berlawanan dengan jenis pertama, kebijakan fiskal kontraktif dilakukan
untuk menurunkan daya beli masyarakat dan mengatasi inflasi dengan
menurunkan belanja negara serta menaikkan tingkat pajak. Tujuan dari
kebijakan fiskal dalam Islam adalah untuk menciptakan stabilitas
ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan
pendapatan, ditambah dengan tujuan lain yang terkandung dalam aturan
Islam yaitu Islam menetapkan pada tempat yang tinggi akan terwujudnya
persamaan dan demokrasi. Dalam Islam konsep kesejahteraannya sangat
luas meliputi kehidupan didunia dan di akhirat serta peningkatan spiritual
lebih ditekankan daripada pemilikan material.
9
DAFTAR PUSTAKA