DISUSUN OLEH:
MARWAH RIZKIA SYAFADILLAH
NIM. 1221210020
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat,taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
baginda nabi Muhammad Saw. Beserta keluarganya dan para sahabatnya.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inflasi, pertumbuhan output, dan pengangguran merupakan tiga persoalan dalam ilmu
ekonomi makro. Sebenarnya, para pengambil kebijakan pemerintah menginginkan inflasi yang
rendah, pertumbuhan output yang tinggi, dan pengangguran yang rendah. Namun pada
kenyataannya, harapan tersebut tidak mudah untuk direalisasikan, karena yang terjadi justru
inflasi dengan berbagai tingkatan baik pada negara maju maupun negara berkembang. Inflasi
yang terjadi akan menyebabkan harga yang terus melonjak sehingga petumbuhan output
menjadi rendah. Selain itu, inflasi juga akan berdampak pada jumlah pengangguran yang
tinggi, seperti yang dijelaskan pada kurva Philips.Saat ini, para pengambil kebijakan telah
menerapkan beberapa kebijakan yang dapat mengendalikan keadaan ekonomi makro.
Kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal diterapkannya saling berhubungan.
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal.
2. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Kebijakan Moneter Dan Kebijakan
Fiskal.
3. Untuk Mengetahui Penerapan Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal Pada
Suatu Negara.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kebijakan moneter adalah upaya atau tindakan Bank Sentral sebagai pengambil
kebijakan dalam mempengaruhi variabel-variabel moneter untuk mencapai tujuan
ekonomi tertentu. Variabel-variabel dari kebijakan moneter yang dimaksud adalah
uang beredar, suku bunga, kredit dan nilai tukar. Selain yang disebut sebelumnya,
kebijakan moneter juga memiliki beberapa tujuan lain, yaitu penyediaan lapangan
kerja, stabilitas harga, dan keseimbangan neraca pembayaran (Natsir, 2008: h. 3).
Pengendalian moneter dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya operasi pasar
terbuka, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan
pengaturan kredit dan pembiayaan yang juga dapat dilaksanakan dengan prinsip
syariah. Dampak dari kebijakan moneter sendiri tidak langsung kepada sektor riil,
namun pertama kali akan dirasakan oleh pihak-pihak perbankan yang kemudian
ditransfer pada sektor riil.
5
intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk
meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Kebijakan fiskal merupakan salah satu justifikasi mengenai adanya campur tangan
pemerintah dalam mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas ekonomi (Afdi, 2010: h.
102). Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan untuk mengendalikan
keseimbangan makro ekonomi. Kebijakan fiskal bertujuan untuk mempengaruhi sisi
permintaan agregat suatu perekonomian dalam jangka pendek. Selain itu, kebijakan
ini dapat pula mempengaruhi sisi penawaran yang sifatnya lebih berjangka panjang,
melalui peningkatan kapasitas perekonomian. Dalam pengelolaan stabilitas makro
ekonomi, kebijakan fiskal akan berinteraksi dengan kebijakan moneter.
6
keadaan eknomi terkini. Selain itu, keduanya juga terlibat secara bersamaan dalam penyusunan
bersama Asumsi Makro di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dibahas
bersama di DPR.
2.3 Penerapan Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal Pada Suatu Negara
Sedangkan kebijakan fiskal yang diterapkan pada tahun 2015 diatur dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Dimana UU tersebut memaparkan mengenai Anggaran Pendapatan dan
Belanja Pemerintah untuk tahun 2016. Dengan rincian anggaran pendapatan
pemerintah pada tahun 2016 sebesar Rp1.822.545.849.136.000,00 (satu kuadriliun
delapan ratus dua puluh dua triliun lima ratus empat puluh lima miliar delapan ratus
empat puluh sembilan juta seratus tiga puluh enam ribu rupiah), didapat dari
penerimaan perpajakan, PNBP, dan penerimaan hibah. Dan anggaran belanja untuk
7
tahun 2016 sebesar Rp2.095.724.699.824.000,00 (dua kuadriliun sembilan puluh lima
triliun tujuh ratus dua puluh empat miliar enam ratus sembilan puluh sembilan juta
delapan ratus dua puluh empat ribu rupiah) yang terdiri dari anggaran Belanja
Pemerintah Pusat dan anggaran Transfeer ke Daerah dan Dana Desa.
Dari uraian tersebut didapat bahwa kemungkinan Indoneisa akan mengalami defisit
sebesar Rp273.178.850.688.000,00 (dua ratus tujuh puluh tiga triliun seratus tujuh
puluh delapan miliar delapan ratus lima puluh juta enam ratus delapan puluh delapan
ribu ruiah) yang rencananya akan dibiayai dari pembiayaan anggaran dalam negeri
maupun luar negeri. Dengan alokasi anggaran seperti yang tersebut, diharapkan pada
tahun 2016 pemerintah mampu menurunkan tingkat kemiskinan menjadi 9,0%,
menyerap tenaga kerja sebesar 2.000.000.000 orang, menurunkan tingkat Rasio Gini
menjadi 0,39, dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia mencapai 70,1.
8
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kebijakan moneter merupakan salah satu cara yang dilakukan guna mengatasi
permasalahan ekonomi dengan tujuan utama nilai rupiah yang stabil, sesuai yang
tertera pada UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Dari pernyataan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, kebijakan moneter adalah upaya atau
tindakan Bank Sentral sebagai pengambil kebijakan dalam mempengaruhi variabel-
variabel moneter untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu.
Pemerintah atau bank sentral, namun keduanya harus saling berkoordinasi.
Kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral dan kebijakan fiskal yang
ditetapkan oleh pemerintah harus saling berkaitan agar lebih optimal dalam mengatasi
masalah inflasi.
Kebijakan moneter di Indonesia ditetapkan oleh Bank Indonesia. Contohnya
adalah kebijakan yang ditetapkan Bank Indonesia pada saat Rapat Dewan Gubernur
(RDG) Bank Indonesia pada 18 Juni 2015.
9
DAFTAR PUSTAKA
Dosen Universitas Sumatera Utara. 2017. “Modul Praktikum Kebijakan Fiskal Dan
Moneter Universitas Sumatera Utara 2017 Prodi Diploma Iii Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis.” : 1–77.
10