Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISIKAL

DISUSUN OLEH:
MARWAH RIZKIA SYAFADILLAH
NIM. 1221210020

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat,taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
baginda nabi Muhammad Saw. Beserta keluarganya dan para sahabatnya.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, Mengingat kemampuan yang
dimiliki pada diri kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal


pada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah.
Aamiin yaa rabbal ‘alamin
Parepare 13 Januari 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 4
BAB II ........................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal .................................. 5
2.2 Hubungan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal .................................... 6
2.3 Penerapan Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal Pada Suatu Negara ... 7
BAB III ......................................................................................................................... 9
PENUTUP ..................................................................................................................... 9
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 9
4.2 Kritik dan Saran .............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 10

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Inflasi, pertumbuhan output, dan pengangguran merupakan tiga persoalan dalam ilmu
ekonomi makro. Sebenarnya, para pengambil kebijakan pemerintah menginginkan inflasi yang
rendah, pertumbuhan output yang tinggi, dan pengangguran yang rendah. Namun pada
kenyataannya, harapan tersebut tidak mudah untuk direalisasikan, karena yang terjadi justru
inflasi dengan berbagai tingkatan baik pada negara maju maupun negara berkembang. Inflasi
yang terjadi akan menyebabkan harga yang terus melonjak sehingga petumbuhan output
menjadi rendah. Selain itu, inflasi juga akan berdampak pada jumlah pengangguran yang
tinggi, seperti yang dijelaskan pada kurva Philips.Saat ini, para pengambil kebijakan telah
menerapkan beberapa kebijakan yang dapat mengendalikan keadaan ekonomi makro.
Kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal diterapkannya saling berhubungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal?


2. Bagaimana Hubungan Antara Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal?
3. Bagaimana Penerapan Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal Pada Suatu
Negara?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal.
2. Untuk Mengetahui Hubungan Antara Kebijakan Moneter Dan Kebijakan
Fiskal.
3. Untuk Mengetahui Penerapan Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal Pada
Suatu Negara.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal


UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia, tujuan Bank Indonesia
adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan
sebagaimana dimaksud, Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara
berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum
pemerintah di bidang perekonomian.

Kebijakan moneter adalah upaya atau tindakan Bank Sentral sebagai pengambil
kebijakan dalam mempengaruhi variabel-variabel moneter untuk mencapai tujuan
ekonomi tertentu. Variabel-variabel dari kebijakan moneter yang dimaksud adalah
uang beredar, suku bunga, kredit dan nilai tukar. Selain yang disebut sebelumnya,
kebijakan moneter juga memiliki beberapa tujuan lain, yaitu penyediaan lapangan
kerja, stabilitas harga, dan keseimbangan neraca pembayaran (Natsir, 2008: h. 3).
Pengendalian moneter dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya operasi pasar
terbuka, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan
pengaturan kredit dan pembiayaan yang juga dapat dilaksanakan dengan prinsip
syariah. Dampak dari kebijakan moneter sendiri tidak langsung kepada sektor riil,
namun pertama kali akan dirasakan oleh pihak-pihak perbankan yang kemudian
ditransfer pada sektor riil.

Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi


yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur
keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat
terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi
barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak
terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum,

5
intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk
meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

Kebijakan fiskal merupakan salah satu justifikasi mengenai adanya campur tangan
pemerintah dalam mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas ekonomi (Afdi, 2010: h.
102). Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan untuk mengendalikan
keseimbangan makro ekonomi. Kebijakan fiskal bertujuan untuk mempengaruhi sisi
permintaan agregat suatu perekonomian dalam jangka pendek. Selain itu, kebijakan
ini dapat pula mempengaruhi sisi penawaran yang sifatnya lebih berjangka panjang,
melalui peningkatan kapasitas perekonomian. Dalam pengelolaan stabilitas makro
ekonomi, kebijakan fiskal akan berinteraksi dengan kebijakan moneter.

2.2 Hubungan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal

Dalam pengelolaan stabilitas makro ekonomi, kebijakan fiskal akan berinteraksi


dengan kebijakan moneter. Inflasi sebagai masalah utama, tidak hanya bisa dikendalikan
hanya oleh pemerintah atau bank sentral, namun keduanya harus saling berkoordinasi.
Kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral dan kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh
pemerintah harus saling berkaitan agar lebih optimal dalam mengatasi masalah inflasi.
Kebijakan moneter yang ditetapkan bank sentral akan mempengaruhi pasar uang, dan pasar
uang tersebut akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan tingkat bunga akan
memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal yang ditetapkan pemerintah akan
berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang pada gilirannya permintaan
dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa. Kondisi di pasar
barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan kerja akan menentukan
tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di harapkan. Keduanya akan memiliki umpan balik
yaitu pendapatan akan memberikan umpan balik terhadap permintaan agregat dan upah
harapan mempunyai umpan balik terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta pasar surat
berharga.
Di Indonesia sendiri, hubugan keduanya terlihat dari Pemerintah dan Bank Indonesia
sebagai pengambil kebijakan secara rutin menggelar Rapat Koordinasi untuk membahas

6
keadaan eknomi terkini. Selain itu, keduanya juga terlibat secara bersamaan dalam penyusunan
bersama Asumsi Makro di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dibahas
bersama di DPR.

2.3 Penerapan Kebijakan Moneter Dan Kebijakan Fiskal Pada Suatu Negara

Kebijakan moneter di Indonesia ditetapkan oleh Bank Indonesia. Contohnya adalah


kebijakan yang ditetapkan Bank Indonesia pada saat Rapat Dewan Gubernur (RDG)
Bank Indonesia pada 18 Juni 2015. Dalam rapat tersebut ditetapkan bahwa Bank
Indonesia mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit
Facility 5,50% dan Lending Facility pada level 8,00%. Keputusan tersebut sejalan
dengan upaya untuk menjaga agar inflasi berada pada sasaran inflasi 4±1% di 2015 dan
2016, serta mengarahkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat dalam
kisaran 2,5-3% terhadap PDB dalam jangka menengah. Bank Indonesia tetap fokus
pada upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan menjaga momentum pertumbuhan
ekonomi melalui pelonggaran kebijakan makroprudensial.

Pertumbuhan ekonomi pada semester II 2015 di Indonesia diperkirakan membaik,


didasarkan pada meningkatnya konsumsi dan investasi pemerintah yang sejalan dengan
semakin meningkatnya implementasi proyek-proyek infrastruktur dan meningkatnya
penyaluran kredit perbankan. Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi
diperkirakan berada pada kisaran 5,0-5,4% pada 2015.

Sedangkan kebijakan fiskal yang diterapkan pada tahun 2015 diatur dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Dimana UU tersebut memaparkan mengenai Anggaran Pendapatan dan
Belanja Pemerintah untuk tahun 2016. Dengan rincian anggaran pendapatan
pemerintah pada tahun 2016 sebesar Rp1.822.545.849.136.000,00 (satu kuadriliun
delapan ratus dua puluh dua triliun lima ratus empat puluh lima miliar delapan ratus
empat puluh sembilan juta seratus tiga puluh enam ribu rupiah), didapat dari
penerimaan perpajakan, PNBP, dan penerimaan hibah. Dan anggaran belanja untuk

7
tahun 2016 sebesar Rp2.095.724.699.824.000,00 (dua kuadriliun sembilan puluh lima
triliun tujuh ratus dua puluh empat miliar enam ratus sembilan puluh sembilan juta
delapan ratus dua puluh empat ribu rupiah) yang terdiri dari anggaran Belanja
Pemerintah Pusat dan anggaran Transfeer ke Daerah dan Dana Desa.

Dari uraian tersebut didapat bahwa kemungkinan Indoneisa akan mengalami defisit
sebesar Rp273.178.850.688.000,00 (dua ratus tujuh puluh tiga triliun seratus tujuh
puluh delapan miliar delapan ratus lima puluh juta enam ratus delapan puluh delapan
ribu ruiah) yang rencananya akan dibiayai dari pembiayaan anggaran dalam negeri
maupun luar negeri. Dengan alokasi anggaran seperti yang tersebut, diharapkan pada
tahun 2016 pemerintah mampu menurunkan tingkat kemiskinan menjadi 9,0%,
menyerap tenaga kerja sebesar 2.000.000.000 orang, menurunkan tingkat Rasio Gini
menjadi 0,39, dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia mencapai 70,1.

8
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Kebijakan moneter merupakan salah satu cara yang dilakukan guna mengatasi
permasalahan ekonomi dengan tujuan utama nilai rupiah yang stabil, sesuai yang
tertera pada UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Dari pernyataan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, kebijakan moneter adalah upaya atau
tindakan Bank Sentral sebagai pengambil kebijakan dalam mempengaruhi variabel-
variabel moneter untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu.
Pemerintah atau bank sentral, namun keduanya harus saling berkoordinasi.
Kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral dan kebijakan fiskal yang
ditetapkan oleh pemerintah harus saling berkaitan agar lebih optimal dalam mengatasi
masalah inflasi.
Kebijakan moneter di Indonesia ditetapkan oleh Bank Indonesia. Contohnya
adalah kebijakan yang ditetapkan Bank Indonesia pada saat Rapat Dewan Gubernur
(RDG) Bank Indonesia pada 18 Juni 2015.

4.2 Kritik dan Saran

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sadar banyak kekurangan dalam


penyusunan makalah ini, jadi untuk menyempurnakan makalah ini, kami
membutuhkan kritik dan saran pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dosen Universitas Sumatera Utara. 2017. “Modul Praktikum Kebijakan Fiskal Dan
Moneter Universitas Sumatera Utara 2017 Prodi Diploma Iii Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis.” : 1–77.

Anonim. Koordinasi Kebijakan Moneter dan Fiskal, (Online),


(http://www.bi.go.id/id/moneter/koordinasi-kebijakan/Contents/Default.aspx, diakses 10
April 2016).
Anonim. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara, (Online), (http://www.anggaran.depkeu.go.id
/Content/Publikasi/NK%20APBN/UU%20APBN%202016.pdf, diakses 10 April 2016).

10

Anda mungkin juga menyukai