Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah Dosen Pembimbing

Ekonomi Moneter Nur Habibah,M.E

PERANGKAT KEBIJAKAN MONETER

Oleh : Nayla Amali (22.13.0113)

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI PERBANKAN SYARIAH
2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya sampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, saya meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa lain maupun
memberi inspirasi terhadap pembaca.

Martapura, 4 Maret 2024

Nayla Amali
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI ..............................................................................................................................3
BAB I .........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN .....................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................4
B. RUMUSAN
MASALAH ...............................................................................................5
C. TUJUAN ........................................................................................................................5
BAB
II ........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................6
A. APA ITU ALAT KEBIJAKAN MONETER? ..............................................................6
B. APA ALAT KEBIJAKAN MONETER YG DIPAKAI DI INDONESIA?..................7
C. BAGAIMANA HUBUNGAN INFLASI DAN SUKU BUNGA?...............................8
D. BAGAIMANA PASAR CADANGAN UNTUK SUKU BUNGA ACUAN.............10

BAB III ....................................................................................................................................12

PENUTUP ...............................................................................................................................12

A. KESIMPULAN ...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................13


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijaksanan moneter mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam


pembangunan nasional bahwa sasaran pokok kebijaksanaan moneter adalah pemantapan
stabilitas ekonomi yang senantiasa bertumpu pada trilogy pembangunan yaitu pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya, Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter
atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter (monetary aggregates) untuk
mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan. Kebijakan moneter
merupakan bagian integral kebijakan ekonomi makro yang dilakukan dengan
mempertimbangkan siklus kegiatan ekonomi, sifat perekonomian suatu negara, serta faktor-
faktor fundamental ekonomi lainnya.

Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank


Indonesia (BI) yang telah diamandemen dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2004 pada pasal
7 menyatakan bahwa Indonesia telah menganut kebijakan moneter dengan tujuan tunggal
yakni mencapai dan memelihara kesetabilan nilai rupiah. Stabilitas nilai rupiah terhadap
barang dan jasa dapat tercermin pada perkembangan laju inflasi dan stabilitas nilai rupiah
terhadap mata uang negara lain tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah.

Kebijakan moneter dengan tujuan stabilisasi nilai rupiah mulai diterapkan sejak tahun
2000. Tujuan tunggal kebijakan moneter BI tersebut terangkum dalam kerangka strategis
penargetan inflasi (inflation targeting). Penargetan inflasi adalah sebuah kerangka kerja untuk
kebijakan moneter yang ditandai dengan pengumuman kepada masyarakat tentang angka
target inflasi dalam satu periode tertentu. Penargetan inflasi secara eksplisit menyatakan
bahwa tujuan akhir kebijakan moneter adalah mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang
rendah dan stabil.

Dalam penerapan penargetan inflasi, kerangka kebijakan moneter dijalankan dengan


pendekatan berdasarkan harga besaran moneter kebijakan moneter dengan pendekatan harga
menggunakan suku bunga sebagai sasaran operasionalnya.

4
Kebijakan moneter yang dijalankan di Indonesia adalah dengan cara menetapkan
kisaran BI rate yaitu suku bunga kebijakan yang dikeluarkan Bank Indonesia sebagai acuan
dalam menjalankan kebijakan moneter dengan tujuan kestabilan harga.

B. Rumusan Masalah
E. Apa itu alat kebijakan moneter?
F. Apa alat kebijakan moneter yg dipakai di Indonesia?
G. Bagaimana hubungan inflasi dan suku bunga?
H. Bagaimana pasar cadangan untuk suku bunga acuan

C. Tujuan
1. Mengetahui kebijakan moneter
2. Mengetahui kebijakan moneter di indonesia
3. Mengetahui hubungan inflasi dan suku bunga
4. Mengetahui pasar cadangan untuk suku bunga acuan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Alat Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan
ekonomi. Banyak faktor lain yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, namun di luar
pengawasan pemerintah. Kebijaksanaan moneter merupakan faktor yang dapat diawasi
pemerintah sehingga dengan demikian dapat dipakai untuk mencapai sasaran pembangunan
ekonomi. Di samping itu, kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan
perdagangan, industri, keuangan, kesempatan kerja dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
pola kebijakan ekonomi pada umumnya. Untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi, kebijakan moneter sangat penting dalam pembentukan tabungan sebagai sumber
pembiayaan pembangunan.
Kebijakan moneter merupakan tindakan yang dilakukan oleh otoritas moneter untuk
mempengaruhi jumlah uang beredar dan tingkat kredit, yang nantinya akan mempengaruhi
kegiatan ekonomi masyarakat.
Bank Sentral sebagai otoritas moneter dapat melaksanakan kebijakan moneter dapat
diklasifikasikan ke dalam bentuk pengendalian kredit umum, pengendalian kredit selektif,
moral suasion.
Pengendalian Kredit Umum
Sebagai alat kebijakan moneter pada pengendalian kredit umum terdiri dari tiga yaitu
Reserves Requirement Policy, Open Market Operation, Rediscount Rate Policy
1. Reserves Requirement Policy
Kebijakan ini pertama sekali dilakukan oleh bank sentral di Amerika Serikat pada tahun 1935
ketika Bank Sentral tersebut mampu mengatur persyaratan cadangan minimum (required
reserves) untuk bank-bank umum. Pengaturan ini dimaksudkan agar bank-bank umum
bereaksi terhadap perubahan besar masuknya emas dan valuta asing ke dalam
perekonomiannya.
kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi terhadap kontrol peredaran uang dan
pertumbuhan ekonomi. Ukuran utama sebagai variabel makroekonomi yaitu tingkat
pengangguran dan inflasi. Namun tak hanya itu, masih ada instrumen kebijakan moneter
lainnya, diantaranya sebagai berikut.
6
2. Kebijakan Diskonto (Discount Rate) Kebijakan diskonto merupakan instrumen kebijakan
moneter yang mengukur melalui tingkat suku bunga bank. Kondisi dimana bank-bank
umum meminjamkan dana kepada bank Indonesia selaku bank sentral membuat
peredaran jumlah uang teratur. Ketika peredaran uang harus ditingkatkan, maka bank
Indonesia menurunkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya, suku bunga kredit bank akan
dinaikkan ketika peredaran uang harus dikurangi.
3. Operasi Pasar Terbuka Ketika pemerintah mengontrol peredaran uang melalui penjualan
atau pembelian surat-surat berharga milik pemerintah, maka yang dijadikan instrumen
kebijakan moneter adalah operasi terbuka. Saat bank Indonesia ingin mengurangi
peredaran uang, maka pemerintah menjual surat berharga. Sebaliknya, ketika peredaran
uang harus ditingkatkan, maka pemerintah membeli surat berharga.
4. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib Selanjutnya, instrumen kebijakan moneter adalah rasio
cadangan wajib. Saat Bank Indonesia ingin mengurangi cadangan kas uang bank, maka
uang diedarkan di masyarakat melalui pinjaman. Sementara, bila cadangan kas uang
bank harus ditambah, uang yang beredar di masyarakat ditarik dengan peningkatan suku
bunga tabungan.
5. Penetapan Suku Bunga Acuan Dalam mencapai tujuan kebijakan moneter, maka bank
Indonesia memiliki wewenang dalam mengendalikan peredaran uang melalui suku bunga.
Besaran suku bunga yang ditetapkan oleh bank Indonesia akan menjadi acuan bank
umum di seluruh Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, instrumen
kebijakan moneter adalah penetapan suku bunga acuan.
6. Imbauan Moral Terakhir instrumen kebijakan moneter adalah imbauan moral. Dalam hal
ini, Bank Indonesia selaku bank sentral menghimbau seluruh bank umum untuk
menjalankan kebijakan penurunan atau peningkatan suku bunga pinjaman

2. Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia


Dalam praktiknya, banyak sekali aturan yang terselenggara akibat dari kebijakan
moneter di Indonesia. Di bawah ini merupakan contoh kebijakan moneter di Indonesia.
1. Pelaksanaan Kredit Langsung oleh Bank Indonesia
Pertama, contoh kebijakan moneter adalah Bank Indonesia mengadakan kredit
langsung. Pemberian kredit langsung kepada berbagai sektor atau proyek yang
memerlukan dana secara mendesak. Hal ini dapat meningkatkan jumlah uang yang
beredar karena harus membiayai kegiatan dengan segera.
7
2. Penyediaan Fasilitas Overdraft
Saat Bank Indonesia membantu bank umum yang mengalami kesulitan likuiditas
jangka pendek, maka hal ini termasuk contoh kebijakan moneter di Indonesia melalui
fasilitas overdraft. Bantuan yang diberikan berupa pinjaman jangka pendek dengan
suku bunga tinggi. Hal ini diharapkan mampu mengontrol peredaran uang agar tetap
stabil.
3. Penerbitan Surat Utang Negara
Selanjutnya, contoh kebijakan moneter adalah menerbitkan surat utang negara.
Dalam hal ini, pemerintah berusaha menghimpun dana dari masyarakat agar uang
yang beredar di masyarakat mengalami penurunan.
4. Program Intervensi Rupiah
Program intervensi rupiah merupakan contoh kebijakan moneter di Indonesia yang
dilakukan oleh Bank Indonesia dengan cara proses pinjam meminjam dana secara
langsung di Pasar Uang Antar Bank dalam periode 7 hari. Hal ini dilakukan sebagai
upaya mendukung instrumen kegiatan operasi pasar terbuka.

3. Inflasi dan Suku bunga

Pengendalian inflasi sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Inflasi


yang stabil dan rendah sangat diperlukan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat,
sesuai dengan tujuan kebijakan makro. Namun, sumber tekanan inflasi tidak hanya
berasal dari sisi permintaan yang dapat dikelola oleh Bank Indonesia, tetapi juga
berasal dari sisi penawaran, yaitu berkaitan dengan produksi dan distribusi barang.
Selain itu, tekanan terhadap inflasi juga dapat berasal dari kebijakan
pemerintah terkait dengan barang-barang yang termasuk ke dalam kelompok
administered price (kelompok barang yang harganya diatur oleh Pemerintah) seperti
harga BBM dan komoditas energi lainnya. Sehingga, untuk dapat mencapai tujuan
kebijakan makro, maka diperlukan bauran kebijakan yang komprehensif dan
terintegrasi.
Oleh karena itu, dalam pengendalian inflasi, Bank Indonesia dan Pemerintah
bekerja sama dengan membentuk Tim Pengendalian Inflasi (TPI). TPI di level pusat
terbentuk sejak tahun 2005, kemudian diperkuat dengan pembentukan TPI di level

8
daerah sejak tahun 2008. Kerja sama tersebut sebagai upaya untuk mengendalikan
inflasi baik dalam lingkup nasional maupun daerah. Pemerintah bertanggung jawab
untuk mengelola ekspektasi inflasi, serta pengelolaan penawaran diantaranya
pengelolaan terhadap pasokan, distribusi barang, konektivitas, rantai perdagangan,
dan subsidi.
Koordinasi pengendalian inflasi diperkuat dengan landasan hukum berupa
Perpres No.23/2017 tentang Tim Pengendalian Inflasi Nasional (TPIN). Ada tiga tim
yang terbentuk dari TPIN, yaitu Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi, dan TPID Kabupaten/Kota. Tim
Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID merupakan tim yang bertugas memantau dan
menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan inflasi khususnya di
didaerah.
Produk turunan dari dasar hukum ini selanjutnya ditindaklanjuti melalui
penerbitan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No.10 Tahun 2017
tentang Mekanisme dan Tata Kerja TPIP, TPID Provinsi, dan TPID Kabupaten/Kota,
Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No.148 tahun 2017 tentang
Tugas dan Keanggotaan Kelompok Kerja dan Sekretariat Tim Pengendalian Inflasi
Pusat (TPIP), dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.500.05-8135 Tahun 2017.
Program pengendalian inflasi difokuskan pada 4K, yaitu Keterjangkauan harga,
Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif. Bank
Indonesia bersama dengan TPIP & TPID terus berkomitmen dalam menjaga
terkendalinya inflasi nasional, termasuk dalam Gerakan Nasional Pengendalian
Inflasi Pangan (GNPIP).
Kecendrungan harga dan tingkat suku bunga bergerak bersama. Apabila harga
mengalami kenaikan, suku bunga juga cenderung naik. Sebaliknya, bila harga
mengalami penurunan, maka tingkat suku bungapun juga cenderung menurun.
Kalau perubahan harga diantisipasikan, artinya masyarakat segera berantisipasi
terhadap apa yang terjadi, maka tingkat suku bunga yang tinggi akan dikaitkan
dengan laju inflasi yang cepat. Akan tetapi tidak ada alasan untuk mengharapkan
adanya hubungan positif antara tingkat suku bunga dengan kenaikan laju inflasi, dan
sebaliknya penurunan tingkat suku bunga dengan penurunan laju inflasi.

9
Menurut Gibson Paradox, kenaikan harga dikaitkan dengan kenaikan tingkat
suku bunga dan penurunan harga dikaitkan dengan penurunan tingkat suku bunga.
Teori Keynes mengatakan bahwa tingkat suku bunga yang tinggi akan mengurangi
inflasi dikarenakan masyarakat langsung menyimpan uang mereka di bank-bank
umum dan berharap mendapatkan bunga dari simpanan mereka tersebut sehingga
jumlah uang beredar dan inflasi ikut turun.
Pandangan konvensional di kalangan ekonom adalah bahwa suku bunga yang
lebih tinggi akan menurunkan inflasi . Alasan di balik pandangan ini adalah bahwa
suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya pinjaman dan mengurangi
permintaan di seluruh perekonomian, sehingga mengakibatkan kelebihan pasokan
dan menurunkan inflasi.
Tingkat inflasi yang tinggi dapat mendorong Bank sentral menaikan tingkat
suku bunga. Hal ini menyebabkan terjadinya kontraksi atau pertumbuhan negatif di
sektor riil. Dampak yang lebih jauh adalah pengangguran menjadi semakin tinggi.

4. Pasar untuk cadangan dan suku bunga acuan


Saat pemerintah mengontrol peredaran uang dengan melalui penjualan atau
pembelian surat-surat berharga yang dimiliki oleh pemerintah, maka yang dijadikan
instrumen kebijakan moneter ialah operasi terbuka.
Yang perlu diperhatikan:
 Jika bank sentral menjual SBI, akan berpegaruh untuk mengurangi
jumlah uang beredar untuk mengatasi inflasi
Ketika SBI dibeli oleh masyarakat, maka uang akan diterima bank sentral,
yang berakibat bisa untuk mengurangi jumlah uang beredar.
 Jika bank sentral membeli SBI kembali, maka akan menambah jumlah
uang beredar untuk mengatasi defaluasi.
Saat bank sentral akan membeli SBI, maka bank sentral akan menukarkannya
dengan uang, sehingga uang yang beredar di masyarakat akan turut bertambah.
Rasio cadangan wajib merupakan kebijakan bank sentral untuk menaikkan
maupun menurunkan cadangan kas bank umum.

10
Hal yang harus diperhatikan :

 JIka bank sentral menaikkan cadangan kas, akan mengurangi jumlah


uang beredar dan berfungsi untuk mengatasi inflasi.
Nah, akibatnya bank umum harus menahan uang dengan lebih banyak sebagai
cadangan sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
 Jika bank menurunkan cadangan kas maka akan menambah jumlah
uang beredar untuk mengatasi deflasi.
Jadi, bank umum harus mengelurakan uang lebih banyak ke masyarakat
daripada menahan uang tersebut sebagai cadangan, nah karenanya jumlah uang yang
beredar akan bertambah di masyarakat.
Untuk mencapai tujuan kebijakan moneter, maka bank Indonesia mempunyai
wewenang dalam mengendalikan peredaran uang dengan melalui suku bunga.
 Kredit Ketat merupakan kebijakan bank sentral yang berguna untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar demi mengatasi inflasi,
maksudnya ialah syarat pemberian yang ketat akan mengurangi jumlah
masyarakat atau pengusaha untuk emndapatkan kredit, karena kesulitan
dalam memperoleh kredit dengan syarat-syarat yang semakin dipersulit.
 Kredit longgar merupakan kebijakan bank sentral untuk menambah
jumlah uang yang beredar untuk mengatasi terjadinya deflasi,
maksudnya ialah syarat pemberian yang longgar akan berguna untuk
menambah jumlah masyarakat atau pengusaha yang bisa mendapatkan
kredit karena syarat-syarat yang juga dipermudah.
Besaran suku bunga yang telah ditetapkan oleh bank Indonesia akan dijadikan
sebagai acuan bank umum di seluruh Indonesia untuk menjalankan kegiatannya.
Dengan demikian, jumlah uang yang beredar bisa ditingkatkan.

11
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi terhadap kontrol peredaran uang dan
pertumbuhan ekonomi. Ukuran utama sebagai variabel makroekonomi yaitu tingkat
pengangguran dan inflasi. Namun tak hanya itu, masih ada instrumen kebijakan
moneter lainnya, diantaranya sebagai berikut; Kebijakan Diskonto (Discount Rate),
Operasi Pasar Terbuka, Kebijakan Rasio Cadangan Wajib, Penetapan Suku Bunga
Acuan, Imbauan Moral
2. Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia
Pelaksanaan Kredit Langsung oleh Bank Indonesia, Penyediaan Fasilitas Overdraft,
Penerbitan Surat Utang Negara, Program Intervensi Rupiah
3. Inflasi dan Suku bunga
Pengendalian inflasi sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Inflasi yang
stabil dan rendah sangat diperlukan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat
4. Untuk mencapai tujuan kebijakan moneter, maka bank Indonesia mempunyai
wewenang dalam mengendalikan peredaran uang dengan melalui suku bunga.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/975/7/BAB%20I.pdf

https://www.neliti.com/id/publications/114202/alat-kebijakan-moneter-di-
indonesia#:~:text=Yang%20merupakan%20alat%20kebijakan%20moneter,selektif%20dapat%
20positif%20maupun%20negatif.

https://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/escs/article/download/1201/799/#:~:text=Teori%20K
eynes%20mengatakan%20bahwa%20tingkat,beredar%20dan%20inflasi%20ikut%20turun.

https://www.ocbc.id/id/article/2021/07/27/kebijakan-moneter-adalah

https://www.gramedia.com/literasi/instrumen-kebijakan-moneter/#google_vignette

13

Anda mungkin juga menyukai