Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Implementasi Kebijakan Moneter Yang Di Terapkan Di Indonesia


Studi Kasus : Pada Masa Krisis Moneter 1997/1998
Dosen Pengampu : Bernadeth YP Simangunsong,S,E,M.Si

Disusun Oleh:

Lisdawati (2140402007)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul " Implementasi Kebijakan Moneter
Yang Di Terapkan Di Indonesia Studi Kasus : Pada Masa Krisis Moneter 1997/1998 ".
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akademik yang harus dipenuhi oleh
penulis.Makalah ini membahas tentang, Implementasi Kebijakan Moneter Yang Di Terapkan
Di Indonesia Studi Kasus : Pada Masa Krisis Moneter 1997/1998 Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tarakan,9 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Makalah ............................................................................................................. 5
1.4 Manfaat Makalah ........................................................................................................... 5
BAB II ............................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 6
2.1 Definisi kebijakan moneter ................................................................................................ 6
2.2 Dampak dari implementasi kebijakan moneter yang efektif ......................................... 7
BAB III......................................................................................................................................... 10
PENUTUP.................................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 10
3.2 Saran .................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 11
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebijakan moneter merupakan kebijakan utama yang digunakan Bank Indonesia untuk
stabilisasi perekonomian makro. Instrumen kebijakan moneter antara lain: kebijakan pasar
terbuka, kebijakan diskonto, dan cadangan devisa. Dalam implementasinya mengalami kendala
bagi pengambil kebijakan terkait dengan trade off antara target akhir, selain itu terdapat kondisi
ketidakpastian yang menyebabkan tercapainya tujuan akhir. tidak tercapai. Oleh karena itu
diperlukan suatu target operasional (suku bunga) sebagai target pencapaian tujuan akhir (inflasi).
Tujuan utama kebijakan moneter yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia adalah untuk mencapai
stabilitas nilai Rupiah, memelihara stabilitas sistem pembayaran, serta turut menjaga stabilitas
sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sebagaimana
tercantum dalam pasal 7 UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan
Penguatan Sektor Keuangan. Dimana yang dimaksud dengan “stabilitas nilai Rupiah” adalah
kestabilan harga barang dan jasa serta nilai tukar Rupiah.Konsep stabilitas nilai Rupiah
mencakup kestabilan harga barang dan jasa serta nilai tukar Rupiah. Kestabilan harga barang dan
jasa secara umum diukur dari inflasi yang rendah dan stabil. Sementara itu, kestabilan nilai tukar
Rupiah diukur dari kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Kestabilan nilai
Rupiah dalam artian inflasi yang rendah, dan stabil, serta kestabilan nilai tukar Rupiah sangat
penting bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kestabilan nilai tukar
Rupiah diperlukan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya untuk mendukung
tercapainya inflasi yang rendah dan stabil.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan
moneter yang disebut Inflation Targeting Framework (ITF) sejak 1 Juli 2005. Dalam kerangka
tersebut, inflasi menjadi sasaran yang diutamakan ( overriding objektif ). Bank Indonesia terus
melakukan penyempurnaan kebijakan moneter guna memperkuat efektivitasnya. Hal ini
dilakukan agar Bank Indonesia dapat menangani dinamika dan tantangan perekonomian yang
terus berubah. Sebagai lembaga yang mengatur kebijakan moneter di Indonesia, Bank Indonesia
memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas nilai Rupiah dan mendukung pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan.
Pada krisis moneter tahun 1997/1998, Bank Indonesia melakukan beberapa upaya untuk
menstabilkan perekonomian, antara lain menaikkan suku bunga, melakukan intervensi di pasar
valuta asing, dan melaksanakan program dana talangan bagi bank-bank bermasalah.
1.2 Rumusan Masalah
1. .Bagaimana implementasi kebijakan moneter di Indonesia pada masa krisis moneter
1997/1998?
2. Bagaimana dampak dari implementasi kebijakan moneter yang efektif terhadap
perekonomian Indonesia?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui implementasi kebijakan moneter di Indonesia pada masa krisis
moneter 1997/1998
2. Untuk mengetahui .dampak dari implementasi kebijakan moneter yang efektif
terhadap perekonomian Indonesia

1.4 Manfaat Makalah


Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang implementasi
kebijakan moneter di Indonesia pada masa krisis moneter 1997/1998 , dampak dari
implementasi kebijakan moneter yang efektif terhadap perekonomian Indonesia.selain itu
makalah ini dapat juga memberikan gambaran mengenai
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh bank sentral atau otoritas moneter
untuk mengendalikan moneter besar, seperti uang beredar, uang primer, atau perbankan kredit,
dan/atau suku bunga untuk mencapai stabilitas ekonomi makro. Kebijakan moneter bertujuan
untuk menstabilkan perekonomian yang diukur dengan peluang kerja, stabilitas harga, dan
keseimbangan neraca pembayaran. Kebijakan moneter dapat digunakan untuk memulihkan
kestabilan dalam kegiatan perekonomian yang terganggu.
Berikut adalah beberapa jenis kebijakan moneter:
Kebijakan Moneter Ekspansif: kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah uang yang
beredar di pasar dengan cara menurunkan suku bunga, menurunkan persyaratan cadangan
untuk bank, dan meningkatkan pembelian surat berharga pemerintah oleh bank sentral.
Kebijakan Moneter Kontraktif: kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah uang yang
beredar di pasar dengan cara menaikkan suku bunga jangka pendek, mengurangi atau bahkan
mengecilkan tingkat pertumbuhan jumlah uang yang beredar, dan meningkatkan persyaratan
cadangan untuk bank.
Instrumen kebijakan moneter umum yang digunakan antara suku bunga lain, transaksi jual dan
beli sekuritas pemerintah, dan perubahan jumlah uang tunai yang beredar di pasar. Kebijakan
moneter juga dipengaruhi oleh keterbukaan ekonomi suatu negara, transaksi perdagangan dan
keuangan internasional, serta konsep trilema kebijakan.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia mempunyai kewenangan untuk melakukan kebijakan
moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter, seperti peredaran uang atau suku bunga,
dengan tujuan menjaga stabilitas sistem keuangan. Kebijakan moneter juga dapat digunakan
untuk mempengaruhi tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas harga. Kebijakan
moneter juga dapat mempengaruhi sektor perbankan dan sektor riil dalam perekonomian.
Kebijakan moneter memiliki tujuan untuk mencapai stabilitas ekonomi makro, seperti
kesempatan kerja, stabilitas harga, dan keseimbangan neraca pembayaran. Kebijakan moneter
juga dapat digunakan untuk memulihkan kestabilan dalam kegiatan perekonomian yang
terganggu. Jenis-jenis kebijakan moneter yang dapat diambil sebagai langkah untuk
mempengaruhi jumlah uang yang beredar adalah kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan
moneter kontraktif. Instrumen kebijakan moneter umum yang digunakan antara suku bunga
lain, transaksi jual dan beli sekuritas pemerintah, dan perubahan jumlah uang tunai yang
beredar di pasar.

2.1.1 Implementasi kebijakan moneter


Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter yang disebut inflation targeting, yang
melibatkan penggunaan instrumen kebijakan moneter seperti operasi pasar terbuka, suku bunga
diskonto, dan persyaratan cadangan untuk mencapai target inflasi
Pada saat krisis moneter tahun 1997/1998 di Indonesia, pemerintah menerapkan
beberapa kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi dan nilai tukar.Salah satu upaya yang
dilakukan adalah pengendalian jumlah uang beredar melalui operasi pasar terbuka dengan
menaikkan suku bunga SBI.Krisis yang dimulai pada bulan Juli 1997 ini berlangsung selama
hampir dua tahun dan akhirnya berubah menjadi krisis ekonomi, dengan banyak perusahaan
tutup dan tingkat pengangguran meningkat.Krisis tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh
krisis moneter, namun juga diperburuk oleh bencana nasional lainnya seperti kekeringan, hama,
kebakaran hutan, dan kerusuhan yang terjadi pada periode yang sama.Tujuan utama kebijakan
moneter pada masa krisis adalah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga,
stabilitas suku bunga, neraca pembayaran, dan penciptaan lapangan kerja.Bank Indonesia
mengembangkan program moneter yang merencanakan jumlah uang yang akan beredar selama
periode tertentu berdasarkan asumsi tertentu Pemerintah juga melakukan restrukturisasi sistem
perbankan dengan menerbitkan undang-undang tentang perbankan dan Bank Indonesia
Krisis ini mempunyai dampak yang signifikan terhadap industri perbankan, dimana lebih
dari 50% PDB Indonesia dibelanjakan untuk penyelamatan dan pemulihan industri
perbankan.Krisis tersebut juga menyebabkan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap
industri perbankan Untuk mencegah terjadinya krisis serupa di masa mendatang, Bank Indonesia
melakukan kajian terhadap indikator makro yang dapat digunakan sebagai peringatan dini
terhadap potensi krisis perbankan.
Berikut adalah beberapa implementasi kebijakan moneter yang dilakukan pada masa krisis
moneter 1997/1998 di Indonesia
1) Penetapan target inflasi yang diambil oleh pemerintah untuk menciptakan fundamental
ekonomi makro yang kuat
2) Mengendalikan jumlah uang yang beredar melalui operasi pasar terbuka dengan
meningkatkan suku bunga SBI
3) Memberikan jaminan pembayaran untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap
perbankan
4) Merestrukturisasi sistem perbankan dengan mengeluarkan undang-undang tentang
perbankan dan Bank Indonesia
5) Menjelaskan program moneter yang merencanakan jumlah uang yang akan beredar dalam
periode tertentu berdasarkan asumsi tertentu
6) Menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan memelihara stabilitas sistem pembayaran

2.2 Dampak dari implementasi kebijakan moneter yang efektif

Implementasi kebijakan moneter yang efektif dalam menstabilkan mata uang Rupiah memiliki
dampak positif yang signifikan:

1. Kepercayaan Pelaku Pasar: Kebijakan moneter yang konsisten dan efektif membantu
menciptakan kepercayaan pada pelaku pasar. Hal ini mengurangi ketidakpastian dan
meningkatkan kepercayaan terhadap mata uang Rupiah. Kepercayaan ini mendorong
aliran modal asing yang lebih stabil dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.
2. Daya Saing Ekspor: Stabilitas nilai tukar Rupiah berdampak pada daya saing ekspor
Indonesia. Dengan nilai tukar yang stabil, harga produk ekspor Indonesia menjadi lebih
kompetitif di pasar internasional. Hal ini dapat meningkatkan volume ekspor dan
menggerakkan pertumbuhan sektor ekspor, yang memiliki dampak positif pada
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
3. Keamanan Ekonomi: Stabilitas mata uang Rupiah memberikan keamanan ekonomi bagi
masyarakat dan bisnis di Indonesia. Dengan nilai tukar yang stabil, masyarakat dapat
merencanakan keuangan mereka dengan lebih baik, sedangkan bisnis dapat mengelola
risiko dan mengambil keputusan investasi yang lebih cerdas. Keamanan ekonomi ini
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan usaha, menciptakan lapangan
kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
4. Penurunan Inflasi: Implementasi kebijakan moneter yang efektif dalam menstabilkan
mata uang Rupiah juga dapat membantu mengendalikan tingkat inflasi. Nilai tukar yang
stabil mencegah terjadinya fluktuasi harga yang berlebihan, sehingga dapat mengurangi
tekanan inflasi. Inflasi yang terkendali memberikan kepastian harga bagi konsumen dan
produsen, meningkatkan daya beli masyarakat, dan mendukung pertumbuhan ekonomi
yang sehat.
5. Menarik Investasi Asing: Mata uang yang stabil juga menjadi faktor penting dalam
menarik investasi asing ke Indonesia. Investor internasional cenderung mencari
lingkungan yang stabil dan prediktabel, termasuk dalam hal nilai tukar. Implementasi
kebijakan moneter yang efektif dalam menstabilkan mata uang Rupiah menciptakan
kepercayaan investor asing dan mendorong aliran investasi yang positif untuk
pembangunan infrastruktur, industri, dan sektor lainnya di Indonesia.

Pengaruh Kebijakan Moneter terhadap Nilai Mata Uang Rupiah

1. Pengaturan Suku Bunga: Salah satu instrumen utama dalam kebijakan moneter adalah
pengaturan suku bunga. Bank sentral, yaitu Bank Indonesia (BI) di Indonesia, dapat
menaikkan atau menurunkan suku bunga acuan untuk mempengaruhi arus masuk dan
keluar modal asing serta untuk menjaga tingkat inflasi yang terkendali. Kebijakan suku
bunga yang efektif dapat menarik investasi asing dan mempengaruhi nilai tukar Rupiah
secara positif.
2. Intervensi Pasar Valuta Asing: Bank Indonesia juga dapat melakukan intervensi pasar
valuta asing untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Melalui pembelian atau
penjualan mata uang asing, bank sentral dapat mempengaruhi penawaran dan permintaan
valuta asing yang berpengaruh pada nilai tukar Rupiah. Intervensi pasar valuta asing
bertujuan untuk mencegah fluktuasi yang berlebihan dan menstabilkan nilai Rupiah.
3. Pengaturan Cadangan Devisa: Bank Indonesia juga menjaga cadangan devisa yang
mencukupi sebagai buffer untuk mengatasi tekanan eksternal terhadap nilai Rupiah.
Cadangan devisa yang memadai memberikan kepercayaan pada pasar dan investor
terhadap kestabilan mata uang Rupiah. Selain itu, cadangan devisa yang cukup juga
membantu menjaga likuiditas dan ketahanan ekonomi dalam menghadapi krisis
keuangan.
4. Pengendalian Inflasi: Pengendalian inflasi yang efektif juga berdampak pada stabilitas
nilai tukar Rupiah. Bank Indonesia menggunakan kebijakan moneter untuk mengatur
tingkat suku bunga dan mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam upaya menekan
inflasi. Inflasi yang rendah memberikan kepastian harga dan meningkatkan daya beli
masyarakat, yang pada gilirannya dapat menjaga stabilitas mata uang.
Implementasi Kebijakan Moneter yang Efektif

1. Analisis Pasar dan Riset Ekonomi: Bank Indonesia melakukan analisis mendalam
terhadap kondisi pasar dan riset ekonomi untuk menginformasikan kebijakan moneter
yang tepat. Analisis ini meliputi perkembangan ekonomi global, fluktuasi mata uang
asing, pergerakan harga komoditas, dan indikator-indikator makroekonomi dalam negeri.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
tukar Rupiah, bank sentral dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
menstabilkan mata uang.
2. Komunikasi yang Efektif: Bank Indonesia juga mengedepankan komunikasi yang efektif
dengan pelaku pasar dan masyarakat umum. Melalui komunikasi yang transparan dan
jelas, bank sentral dapat menyampaikan tujuan dan kebijakan moneter yang diambil
untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Hal ini membantu menciptakan kepercayaan
dan mengurangi ketidakpastian di pasar.
3. Kebijakan Fleksibel: Dalam menghadapi dinamika pasar yang berubah, fleksibilitas
kebijakan moneter menjadi kunci. Bank Indonesia harus mampu merespons perubahan
kondisi ekonomi dengan kebijakan yang tepat waktu dan efektif. Kebijakan yang
fleksibel memungkinkan bank sentral untuk mengambil tindakan yang diperlukan dalam
menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
4. Kerja Sama dengan Pihak Terkait: Stabilisasi mata uang Rupiah memerlukan kerja sama
antara Bank Indonesia dan pihak terkait lainnya, seperti pemerintah, lembaga keuangan,
dan pelaku pasar. Sinergi antara berbagai pihak ini penting untuk mencapai tujuan
bersama dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
5. Pengawasan dan Pengendalian Risiko: Bank Indonesia juga melakukan pengawasan dan
pengendalian risiko terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas nilai tukar
Rupiah. Hal ini termasuk pengendalian risiko kredit, pemantauan kewajiban luar negeri,
dan evaluasi terhadap kondisi ekonomi global. Dengan mengelola risiko dengan baik,
bank sentral dapat mengurangi dampak negatif terhadap nilai tukar Rupiah.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Implementasi kebijakan moneter yang efektif memainkan peran penting dalam
menstabilkan nilai tukar Rupiah dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan di Indonesia. Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter
yang disebut inflation targeting, yang melibatkan penggunaan instrumen kebijakan
moneter seperti operasi pasar terbuka, suku bunga diskonto, dan persyaratan cadangan
untuk mencapai target inflasi. Selama krisis moneter 1997/1998, Bank Indonesia
menerapkan berbagai tindakan untuk menstabilkan Rupiah, termasuk menaikkan suku
bunga, intervensi di pasar valuta asing, dan menerapkan rezim nilai tukar mengambang.
3.2 Saran
Bank Indonesia perlu terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan lembaga terkait
dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan memperkuat fundamental ekonomi makro. Selain
itu, Bank Indonesia juga perlu terus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pelaksanaan kebijakan moneter.
DAFTAR PUSTAKA
https://gramedia.com/literasi/kebijakan-moneter/
https://an-nur.ac.id/esy/implementasi-kebijakan-moneter-yang-efektif-dalam-menstabilkan-
mata-uang-rupiah.html
https://fiskal.kemenkeu.go.id/kajian/2000/11/02/111451-kebijakan-moneter-di-masa-krisis-
dalam-pengendalian-inflasi-dan-nilai-tukar
https://media.neliti.com/media/publications/246471-kebijakan-moneter-dan-perbankan-
dalam-up-4b8d0e38.pdf
https://fiskal.kemenkeu.go.id/kajian/2000/11/02/111451-kebijakan-moneter-di-masa-krisis-
dalam-pengendalian-inflasi-dan-nilai-tukar

Anda mungkin juga menyukai