DOSEN PENGAMPU
Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB 1.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................4
1.2 Rumus Masalah.........................................................................................................6
1.3 Tujuan Masalah.........................................................................................................7
BAB II.......................................................................................................................................8
PEMBAHASAN.......................................................................................................................8
2.1 Pengertian Pendekatan Moneter.................................................................................8
2.2 Teori Nilai tukar dengan pendekatan Moneter...........................................................8
2.3 Pengertian Kebijakan Moneter.................................................................................11
2.4 Pengertian Kebijakan Moneter Menurut Para Ahli..................................................12
2.5 Jenis jenis kebijakan moneter..................................................................................12
2.6 Tujuan Kebijakan Moneter......................................................................................14
2.7 Instrument Kebijakan Moneter................................................................................16
BAB III....................................................................................................................................22
PENUTUP...............................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................22
3.2 Saran........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23
iv
v
BAB 1
PENDAHULUAN
6
sistem mengambang bebas ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu ekspektasi
jangka pendek pelaku pasar, kondisi finansial perbankan dan perusahaan, serta
faktor fundamental. Berangkat dari pemikiran di atas, penelitian ini dilakukan
untuk menganalisis pengaruh faktor uang beredar, pendapatan riil, dan suku
bunga terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika di Indonesia. Nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika merupakan kurs atau valuta asing yang
paling banyak digunakan dalam perekonomian nasional yang ditandai dengan
besarnya komposisi cadangan devisa dalam Neraca Pembayaran Indonesia.
Analisis ini perlu dilakukan khususnya dalam sistem nilai tukar di Indonesia
yang menganut sistem mengambang bebas. Dengan menggunakan Flexible-
Price Monetary Approach (FLMA) yang telah dilakukan oleh Marrie Wong
(2004),4 penelitian ini menggunakan data triwulanan tahun 2000–2010.
Estimasi jangka panjang dilakukan dengan menggunakan Johansen
Cointegration Method, sedangkan estimasi jangka pendek menggunakan model
koreksi kesalahan (Error Correction Model/ECM). Sejak kebijakan nilai tukar
mengambang bebas diterapkan di Indonesia, fluktuasi nilai tukar rupiah
ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran mata uang di pasar tanpa
ada kewajiban Bank Indonesia untuk melakukan intervensi secara sistematis.
Oleh karena itu, faktor fundamental memegang peranan penting dalam
memengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika khususnya
dalam periode 2000–2010.
7
bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan
melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
8
1.3 Tujuan Masalah
1. Agar para pembaca memahami apa itu pendekatan moneter
2. Agar para pembaca memahami apa itu kebijakan moneter
3. Agar para pembaca mengetahui apa tujuan dibentuknnya kebijakan
moneter
9
BAB II
PEMBAHASAN
10
1. Harga fleksibel
Teori kuantitas, keluwesan harga dan juga konsep paritas daya beli
merupakan faktor penting dalam model ini. Asumsi dalam model ini adalah
bahwa kondisi keseimbangan pasar uang yaitu permintaan uang = penawaran
uang. Dimana permintaan uang dipengaruhi oleh pendapatan riil, harga, dan
suku bunga. Berbeda dengan penawaran uang merupakan faktor tertentu
(given), keseimbangan moneter di dalam negeri dan luar negeri dapat
digambarkan sebagai berikut (Kuncoro 2001)
mt = pt + ø yt - λrt .
dan
m* t = pt* + ø yt* - λ*rt
mt : penawaran uang
pt : tingkat harga domestik
yt : pendapatan riil
rt : tingkat bunga
* : menunjukkan data Amerika Serikat
11
uang domestic menyebabkan kenaikan harga domestic secara proporsional, dan
lewat PPP maka akan mendorong terjadinya depresiasi mata uang domestic.
Kedua, terdapat hubungan yang negative antara kurs valas dan pendapatan riil
relative. Dikarenakan jikalau pendapatan riil domestic naik akan
mengakibatkan kelebihan permintaan akan keseimbangan uang bila tidak
terjadi perubahan supply uang. Keadaan ini dapat dipenuhi dengan penurunan
harga domestic. Melalui PPP maka penurunan harga akan mengakibatkan
apresiasi mata uang domestik. Ketiga, dalam model tersebut juga dapat dilihat
bahwa jika semakin tinggi suku bunga maka akan menyebabkan menurunnya
demand uang domestic yang akhirnya terjadilah depresiasi mata uang
domestic. Sehingga nantinya koefisien perbedaan suku bunga bertanda positif
.
2. Ketegaran Harga
Model moeneter harga fleksibel merupakan model yang berlaku untuk
jangka panjang dengan menggunakan asumsi PPP. Dalam menganalisis
fluktuasi nilai tukar jangka pendek Dornbusch (1976) membuat model yang
lain yaitu model moneter sticky price. Model ini berdasarkan asumsi bahwa
harga adalah kaku dalam jangka pendek, karena pasar barang menyesuaikan
lebih lambat dari pasar uang sebagai respon terhadap moenetary shocks.
Jikalau lambat penyesuaian harga di pasar barang maka tidak berlaku PPP
(jangka pendek). Dengan kata lain kekakuan harga terjadi saat jangka pendek.
Apabila dalam jangka pendek diasumsikan terjadi kekakuan harga , apabila
terjadi kenaikan pada penawaran uang riil, maka akan memberikan dampak
pada efeklikuiditas yaitu tingkat bunga, yang diawalnya menurun, sebagai
akibat dari respon kenaikan penawaran uang riil. Dari model Dornbusch ini
jikalau nilai tukar domestic terdepresiasi tidak hanya dikarenakan oleh
monetary shock, tetapi juga oleh liquidity induced yang akan menurunkan
tingkat bunga domestic yang akan mengakibatkan tingkat bunga domestik
turun sehingga menimbulkan arus modal keluardan akhirnya menyebabkan
12
mata uang domestic terdepresiasi. Model ini dapat diterapkan di negara kecil,
dengan implikasi negara sebagai price taker, menerima suku bunga dunia dan
harga barang sebagai sesuatu yang give
13
tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami
kesulitan likuiditas.
14
1. Kebijakan Moneter Ekspansif
15
Kebijakan Moneter Kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat
perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat
(tight money policy). Kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive
policy) yang disebut kebijakan uang ketat (tight money policy) ialah kebijakan
mengurangi jumlah uang yang beredar.
Tujuan utama dari kebijakan ini adalah menurunkan tingkat inflasi.
Tujuan kebijakan moneter kontraktif adalah mengurangi jumlah uang beredar
dalam perekonomian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan
suku bunga, menjual obligasi pemerintah, dan menaikkan persyaratan
cadangan untuk bank.
16
rupiah antara lain kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang
tercermin pada inflasi.
1. Stabilitas Ekonomi
2. Kesempatan Kerja
17
ditinjau dari segi upah maupun keselamatan kerja. Perbaikan upah dan
keselamatan kerja akan meningkatkan taraf hidup karyawan dan pada akhirnya
kemakmuran dapat tercapai.
3. Kestabilan Harga
18
Cara-cara yang menjadi ciri khas kebijakan moneter adalah pengaturan
suku bunga, transaksi jual dan beli sekuritas pemerintah, dan pengubahan
jumlah uang tunai yang beredar di pasar. Bank sentral atau badan negara
pengatur keuangan seperti Kementerian Keuangan bertanggung jawab atas
perumusan kebijakan moneter. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah
manajemen inflasi, manajemen pengangguran, dan penjagaan nilai tukar mata
uang. Kebijakan moneter bisa membuat target tentang tingkat inflasi, suku
bunga, dan nilai mata uang. Bank Sentral adalah aktor utama dalam
pelaksanaan kebijakan moneter secara langsung dan tidak langsung. Contoh
dari kebijakan moneter langsung adalah mencetak uang baru, membekukan
saldo perusahaan swasta/negara, merombak sistem perbankan, mengambil alih
urusan perbankan/perkreditan, dan masih banyak lagi.
Bank sentral ikut serta dalam peredaran uang dan lalu lintas kredit
perbankan. Sedangkan contoh kebijakan politik moneter tidak langsung adalah
memberikan pengaruh kepada pemberian kredit oleh dunia perbankan.
Pengaturan uang beredar dalam masyarakat dilakukan dengan menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar.
19
ini untuk mengatur jumlah uang yang beredar. Jika pemerintah ingin
menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah akan menurunkan
tingkat suku bunga pinjaman atau diskonto. Ketika tingkat suku bunga
pinjaman menurun menjadi lebih murah, maka bank-bank umum akan lebih
tertarik untuk meminjam uang ke bank sentral.
20
Di Indonesia kebijakan moneter berupa OPT dilakukan dengan cara
menjual atau membeli surat-surat berharga yang terdiri dari Sertifikat Bank
Indonesia (SBI, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan Surat Berharga
Negara (SBN) yang dibagi menjadi Surat Utang Negara (SUN) terdiri dari
Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi Negara termasuk Zero
Coupon Bond (ZCB) dan Obligasi Negara Ritel (ORI), Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) termasuk SBSN Ritel.
21
berbagai hal. Bank sentral dapat mengimbau bank-bank umum untuk
menurunkan atau menaikan suku bunga pinjamannya.
22
5. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah instrumen yang pada
awalnya dibuat oleh Bank Indonesia sebagai fasilitas untuk bank-bank
syariah, namun tidak menutup kemungkinan SWBI ini digunakan untuk
membantu Operasi Pasar Terbuka. Pelaksanaan SWBI tidak dilakukan
secara lelang melainkan membuka window sehingga memiliki kemiripan
dengan fasilitas simpanan bank sentral. Selanjutnya, bank akan
meningkatkan suku bunga yang mereka tetapkan kepada pelanggan
mereka. Dengan demikian, biaya pinjaman dalam perekonomian akan
meningkat, dan jumlah uang beredar akan berkurang.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25