KEBIJAKAN MONETER
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penyusun panjatkan kepada Allah S.W.T, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan karunianya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Ekonomi Moneter dengan
judul “Kebijakan Moneter”. Makalah ini ini disusun atas dasar untuk memenuhi tugas-tugas
mata kuliah Etika Bisnis. tidak lupa penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada
segenap pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
dapat dikontrol oleh pemerintah sehingga dengan demikian dapat dipakai untuk
adanya pengangguran yang tinggi, inflasi atau defisit dalam neraca pembayaran
4. Ekspektasi/harapan Masyarakat
Meskipun lebih sulit untuk di ukur, namun ekspetasi masyarakat mulai
mendapat perhatian besar dalam rangka pelaksanaan kebijakan moneter di
Indonesia. Ekspektasi umumnya terjadi melalui ekspektasi masyarakat
terhadap tingkat inflasi dan ekspektasi terhadap nilai tukar.
Ekspektasi masyarakat yang berlebihan terhadap besaran inflasi akan
mendorong semakin tingginya harga-harga, sehingga akan mengurangi tingkat
konsumsi dan daya saing produk dalam negeri yang akan ekspor.
Sementara itu, ekspektasi masyarakat yang negatif terhadap nilai tukar
akan berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat pada mata uang
rupiah. Sehingga dapat memicu dana masyarakat ke luar negeri. Apabila hal
ini terjadi, maka seperti telah dijelaskan di awal, maka perbankan akan
kesulitan dalam menghimpun dana masyarakat yang sangat diperlukan untuk
keperluan investasi dunia usaha.
Dengan keempat penjelasan indikator moneter tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa stabilitas dan pertumbuhan ekonommi Indonesia, sangatlah di pengaruhi
oleh keempat indikator tersebut, sehingga kebijakan moneter yang di tempuh
pemerintah akan hal itu, harus membrikan hasil yang baik, dalam arti terkendali,
wajar, dan realistis.
9
2.6 Teori Efektifitas Kebijakan Moneter
1. Teori Natural Rate Hypothesis, yang percaya bahwa kebijakan hanya
akan efektif dan memberi dampak dalam jangka pendek saja, namun tidak
akan efektif untuk jangka panjang
2. Teori Rational Expectation Hypothesis, yang percaya bahwa baik dalam
jangka pendek maupun dalam jangka panjang, kebijakan moneter tidak
akan efektif.
2.7 Perdebatan Tentang: Rules Vs Discretion
Perdebatan tersebut bermula dari perbedaan cara pandang diantara aliran
Klasik mengenai penetuan inflasi (melalui teori Kuantitas Uang yaitu: MV=PT)
dan aliran Keynesians mengenai penetuan output melalui model IS=LM. Kedua
aliran ini berbeda dalam hal harga atau inflasi.
Aliran Klasik: Menganggap bahwa perkembangan harga sangat fleksibel
dan inflasi terjadi hanya karena bertambahnya JUB: untuk alasan itu, maka
kebijakan moneter harus dilaksanakan secara ketat mengikuti aturan (rule) yang
secara konsisten diikuti.
Aliran Keynesians: menganggap bahwa perkebangan harga sangat kaku
dan inflasi terjadi bukan karena bertambahnya jumlah uang yang melebihi jumlah
barang, tapi lebih disebabkan karena adanya ketidak seimbangan antara
permintaan dan penawaran. Untuk alasan itu, kebijakan moneter diarahkan untuk
menjamin keseeimbangan antara sisi permintaan dan penawaran, oleh karena itu
kebijakan moneter harus dilakukan secara bijaksana (discreation) sesuai dengan
perkembangan yang ada.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan