Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KERANGKA SISTEM DAN KEBIJAKAN EKONOMI

Tugas Mata Kuliah : Teori Ekonomi makro

Dosen :

Dr. Syamsul Bakhtiar Ass, SE, MM

Disusun oleh :

Nama : Andi Sabri

Nim :

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSLIM MAROS


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan kita rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun berdasarkan
pengumpulan dari berbagai sumber, dan untuk memenuhi tugas Teori ekonomi Mikro

Dengan ini penulis ucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Syamsul Bakhtiar Ass,
SE, MM

selaku dosen. Semoga tugas yang penulis buat dapat bermanfaat bagi penulis pribadi
maupun pihak yang membaca.

Penulis menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari sempurna, masih banyak
kelemahan dan kekurangan. Setiap saran, kritik, dan komentar yang bersifat membangun
dari pembaca sangat penulis harapkan untuk meningkatkan kualitas dan penyempurnaan
tugas ini.

Makassar 18 Maret 2023

Andi Sabri
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB 1. PEMBAHASA

1. Kerangka Sistem Ekonomi… .......................................................................... 4

2. Kebijakan Ekonomi Makro….......................................................................... 4

1. Jenis Jenis Kebijakan…………………………………………………...5

2. Tujuan Kebijakan………………………………………………………8

BAB II. PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 13


BAB I

A. KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO

Kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah harus sesuai dengan


peramalan kondisi dimasa depan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir
pengaruh-pengaruh pada sistem perekonomian di Indonesia. Tahun 2015 kuartal
II-IV Bank Indonesia Agus Martowardojo memprediksi perekonomian akan lebih
baik dari kuartal sebelumnya, ia yakin jika terus dilakukan reformasi struktural
dan spending anggaran secara baik dengan kualitas yang baik, didukung pemda-
pemda yang bisa bekerja sama untuk melakukan realisasi anggaran dan realisasi
perizinan, termasuk izin pembebasan lahan dengan baik maka pertumbuhan
ekonomi masih bisa dikisaran 5,4 persen-5,8 persen. Diatas merupakan ramalan
atau prediksi, tercapai atau tidaknya bergantung pada kebijakan makro yang
diterapkan pemerintah.

Jenis-Jenis Kebijakan Makro :

Untuk mencapai tujuan dari ekonomi makro diperlukan beberapa jenis kebijakan
yang harus dijalankan oleh suatu negara, antara lain:.

1. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah untuk membuat


perubahan dalam pendapatan dan pengeluaran negara, agar memengaruhi
pengeluaran agregat dalam perekonomian atau memengaruhi jalannya
perekonomian. Melalui kebijakan fiskal, pemerintah dapat memengaruhi tingkat
pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, tinggi rendahnya investasi
nasional, distribusi pendapatan nasional, dan sebagainya.

2. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang dijalankan


oleh Bank Indonesia untuk memengaruhi atau mengubah penawaran uang dalam
masyarakat atau mengubah tingkat bunga (memengaruhi jumlah uang yang
beredar), dengan maksud untuk memengaruhi pengeluaran agregat.
Salah satu cara untuk melakukan kebijakan moneter adalah dengan
menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku. Jika tingkat suku
bunga rendah, maka pengusaha akan menambah modalnya (investasinya).
Sebaliknya jika tingkat bunga tinggi, maka pengusaha akan mengurangi modalnya
(investasinya) dan cenderung untuk memperbanyak tabungan.

3. Kebijakan Segi Permintaan

Kebijakan fiskal dan moneter dapat dipandang sebagai kebijakan yang


memengaruhi pengeluaran agregat. Dengan demikian kebijakan fiskal dan
moneter merupakan kebijakan dari segi permintaan.

Selain melalui permintaan, kegiatan perekonomian juga dapat dipengaruhi


dari segi penawaran. Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi
efisiensi kegiatan perusahaan sehingga dapat produktif dan mampu menghasilkan
produk unggul untuk bersaing di nasional ataupun internasional.

Kebijakan segi penawaran lebih menekankan pada peningkatan


kegairahan tenaga kerja untuk bekerja (dengan mengurangi pajak pendapatan
rumah tangga) dan peningkatan usaha para pengusaha untuk mempertinggi
efisiensi kegiatan produksinya. Hal ini dilakukan pemerintah dengan memberi
insentif kepada perusahaan yang melakukan inovasi, menggunakan teknologi
yang canggih, dan pengembangan mutu barang yang diproduksikan.

Tujuan Kebijakan Ekonomi Makro

1. Peningkatan Kesempatan Kerja (employment)

Artinya suatu kegiatan perekonomian diusahakan untuk dapat menciptakan


kesempatan kerja yang tinggi dan harus dijaga supaya tidak timbul pengangguran,
karena pengangguran tidak diinginkan oleh suatu negara atau masyarakat.

2. Peningkatan Kapasitas Produksi Nasional


Kapasitas produksi nasional merupakan kemampuan suatu negara dalam
meningkatkan produksi nasional yang nantinya akan dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi suatu negara

3. Tingkat Pendapatan Nasional

Tingkat pendapatan nasional yang tinggi mencerminkan jumlah barang dan


jasa yang dihasilkan oleh perekonomian mengalami peningkatan, yang akhirnya
akan dapat meningkatkan kemakmuran dan pendapatan per kapita suatu negara.

4. Neraca Pembayaran Luar Negeri

Artinya pemerintah mengusahakan neraca pembayaran internasional agar


tidak mengalami defisit, dan berusaha meningkatkan kegiatan ekspor sehingga
dapat meningkatkan devisa negara.

5. Kestabilan Keadaan Perekonomian

Kestabilan perekonomian yang dicapai dapat berupa kestabilan tingkat


pendapatan, kestabilan tingkat kesempatan kerja, dan kestabilan tingkat harga
barang yang berlaku di pasar.

6. Menciptakan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara otomatis meningkatkan pendapatan


nasional suatu negara. Dengan demikian, kegiatan perekonomian juga akan
meningkat dalam jangka panjang.

7. Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan yang lebih merata pada umumnya dianggap sama


dengan distribusi pendapatan yang adil. Pemerataan pendapatan merupakan suatu
hal yang sangat diinginkan oleh suatu negara, sehingga secara makro kemakmuran
masyarakat akan dapat tercapai.
8. Tingkat Inflasi
Kenaikan harga yang berlaku ditekan seminimal mungkin dimaksudkan agar
masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan kegiatan ekonominya.

KESIMPULAN

Tantangan bagi negara-negara berkembang, merupakan Indonesia adalah


mendorong potensi-potensi yang ada untuk mengejar kesenjangan produktivitas
dengan negara maju dan memastikan kecukupan dan efisiensi investasi
infrastruktur.

Dalam kerangka kerjasama internasional, koordinasi kebijakan dan


collective action diperlukan untuk meningkatkan output dan menurunkan resiko
global melalui pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan berimbang. Penguatan
dan kerjasama yang kooperatif antar negara akan menciptakan pertumbuhan
dalam jangka menengah yang lebih stabil dan tahan terhadap goncangan krisis
yang mungkin terjadi lagi. Simulasi yang dilakukan IMF menunjukkan bahwa
reformasi kebijakan pasar barang dan tenaga kerja, serta kebijakan rebalancing di
negara-negara surplus-defisit utama, akan menaikkan GDP global sebesar 2,25
triliun dolar pada tahun 2018 (IMF, 2014). Indonesia dapat memainkan peranan
aktif dengan serangkain kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter yang harmonis
dengan prioritas kebijakan tanpa mengesampingkan kepentingan ekonomi
nasional. Misalnya, dalam bidang investasi pemerintah memberikan kebijakan
insentif fiskal untuk kegiatan di bidang usaha tertentu dan yang berada di daerah
tertentu melalui Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2011 dan memberikan
fasilitas bebas PPnBM untuk mobil Low Cost Green Car (LCGC) melalui
Peraturan Pemerintah No. 41/2013.

Dalam upaya mendorong penciptaan lapangan kerja dan peningkatan


kesejahteraan karyawan, pemerintah memberikan beragam fasilitas perpajakan
seperti insentif pajak untuk bidang usaha padat karya, dan peningkatan batas
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Di samping itu, untuk usaha kecil dan
menengah dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4,8 Milyar diterapkan PPh
sebesar 1% dari omset penjualan. Tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk
mendorong para pengusaha sektor informal beralih ke sektor formal sehingga
memiliki akses yang lebih mudah dalam bidang investasi dan layanan jasa keuangan
dan perbankan. Untuk itu, kredibilitas negara Indonesia di mata internasional akan
semakin meningkat melalui kontribusi ekonomi yang diberikan baik secara domestik
maupun global.

DAFTAR PUSTAKA

http://joss.today/read/23073-Arena

http://www.kemenkeu.go.id/Artikel/prioritas-kebijakan-makroekonomi-dalam-
percepatan-pertumbuhan-ekonomi-global

http://ssbelajar.blogspot.com/2013/03/kebijakan-ekonomi-makro.html

Anda mungkin juga menyukai