Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKONOMI PUBLIK 1

KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Ekonomi Publik 1

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hj. Jamaliah, S.E., M.Si.

Disusun oleh:

Imam Setiawan (B1011211154)


Halim (B1011211169)
Gusti Septian Dwi Cahyo (B1011211172)

KELAS C

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TANJUNGPURA (UNTAN) PONTIANAK

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Kami dapat menyelesaikan tugas makalah Ekonomi Publik 1 yang berjudul “Kebijakan
Fiskal Dan Moneter” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Ekonomi Publik 1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan tentang topik makalah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Jamaliah, S.E., M.Si. selaku dosen
mata kuliah Ekonomi Publik 1 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari bahwa, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pontianak, 22 Maret 2023

Kelompok Lima

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3

BAB I ...................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 5

BAB II ..................................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 6
2.1 Implementasi Kebijakan Fiskal Dan Kebijakan Moneter Di Indonesia ....................... 6
2.2 Perbedaan Antara Kebijakan Fiskal Dan Kebijakan Moneter .................................... 8
2.3 Efektivitas Kebijakan Fiskal Dan Kebijakan Moneter Dalam Meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi Dan Mengatasi Masalah-masalah Ekonomi Lainnya .................. 8
2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Kebijakan Fiskal Dan Kebijakan
Moneter ............................................................................................................................. 9
2.5 Pengaruh Kebijakan Fiskal Dan Kebijakan Moneter Terhadap Inflasi Dan Nilai Tukar
Mata Uang ....................................................................................................................... 11

BAB III .................................................................................................................................. 13

PENUTUP ............................................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................
13
3.2 Saran ......................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebijakan fiskal dan moneter adalah dua alat penting yang digunakan oleh
pemerintah dan bank sentral dalam mengatur kegiatan ekonomi suatu negara. Kebijakan
fiskal adalah kebijakan yang berhubungan dengan pengeluaran dan pendapatan pemerintah,
sedangkan kebijakan moneter berkaitan dengan pengaturan pasokan uang dan suku bunga di
pasar. Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut tentang kebijakan fiskal dan moneter,
serta pentingnya kedua kebijakan tersebut dalam perekonomian suatu negara.
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berhubungan dengan pengeluaran dan
pendapatan pemerintah. Tujuan dari kebijakan fiskal adalah untuk mencapai keseimbangan
antara pengeluaran dan pendapatan pemerintah. Ada tiga jenis kebijakan fiskal yaitu
kebijakan pengeluaran, kebijakan pajak, dan kebijakan hutang negara.
Kebijakan pengeluaran adalah kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan
pengeluaran publik, seperti pembangunan infrastruktur dan program kesejahteraan sosial.
Kebijakan pengeluaran dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan
meningkatkan investasi publik dan swasta. Namun, kebijakan pengeluaran juga dapat
menyebabkan defisit anggaran jika tidak diimbangi dengan pendapatan yang cukup.
Kebijakan pajak adalah kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan
pengumpulan pajak dari masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan
pemerintah dan mengendalikan inflasi. Kebijakan pajak dapat mempengaruhi keputusan
konsumsi dan investasi masyarakat. Pajak yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penurunan
konsumsi dan investasi, sementara pajak yang terlalu rendah dapat menyebabkan defisit
anggaran.
Kebijakan hutang negara adalah kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan
pengambilan pinjaman untuk membiayai pengeluaran. Hutang negara dapat digunakan untuk
meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat memperbesar defisit
anggaran dan memperburuk keadaan ekonomi jika tidak dikelola dengan baik.
Kebijakan Moneter Kebijakan moneter adalah kebijakan bank sentral yang
berhubungan dengan pengaturan pasokan uang dan suku bunga di pasar. Tujuannya adalah
untuk mengendalikan inflasi dan mempertahankan stabilitas harga. Ada dua jenis kebijakan
moneter yaitu kebijakan suku bunga dan kebijakan cadangan wajib.
Kebijakan suku bunga adalah kebijakan bank sentral yang menentukan suku bunga
pinjaman antar bank dan suku bunga deposito. Tujuannya adalah untuk mengendalikan inflasi
dan mengatur pasokan uang di pasar. Kebijakan suku bunga dapat mempengaruhi permintaan
konsumen dan investasi perusahaan.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana implementasi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter di Indonesia?
2. Apa perbedaan antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter?
3. Bagaimana efektivitas kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi?
4. Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter?
5. Bagaimana pengaruh kebijakan fiskal dan kebijakan moneter terhadap inflasi dan nilai
tukar mata uang?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan implementasi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter di indonesia
2. Menjelaskan perbedaan antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
3. Menjelaskan efektivitas kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan mengatasi masalah-masalah ekonomi lainnya
4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter
5. Menjelaskan pengaruh kebijakan fiskal dan kebijakan moneter terhadap inflasi dan
nilai tukar mata uang

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Implementasi Kebijakan Fiskal Dan Kebijakan Moneter Di Indonesia


Implementasi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter di Indonesia merupakan hal
yang sangat penting dalam upaya mencapai stabilitas ekonomi nasional. Kebijakan fiskal
mengacu pada tindakan pemerintah dalam mengelola penerimaan dan pengeluaran anggaran
negara, sementara kebijakan moneter adalah upaya Bank Indonesia dalam mengatur jumlah
uang yang beredar dan tingkat suku bunga untuk mengendalikan inflasi dan pertumbuhan
ekonomi.

A. Implementasi Kebijakan Fiskal di Indonesia


Pemerintah Indonesia menggunakan beberapa instrumen untuk implementasi
kebijakan fiskal, antara lain:

 Pajak: Pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, dan bea materai merupakan
sumber pendapatan utama pemerintah untuk membiayai pengeluaran negara.
 Belanja pemerintah: Anggaran pemerintah digunakan untuk membiayai berbagai
program dan proyek, seperti infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan.
 Utang negara: Pemerintah Indonesia juga menggunakan utang negara sebagai sumber
pendanaan untuk membiayai anggaran negara.
 Subsidi: Pemerintah memberikan subsidi untuk sektor tertentu, seperti energi dan
transportasi, untuk mengurangi beban biaya yang ditanggung oleh masyarakat.

Evaluasi kebijakan fiskal di Indonesia menunjukkan bahwa pemerintah cenderung


mengalami defisit anggaran, yaitu pengeluaran pemerintah melebihi pendapatan negara. Hal
ini mengakibatkan pemerintah harus mencari sumber pendanaan tambahan, seperti pinjaman
atau menjual surat utang negara.

B. Implementasi Kebijakan Moneter di Indonesia


Kebijakan moneter dilaksanakan oleh Bank Indonesia, yang bertujuan untuk
mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Beberapa instrumen
yang digunakan dalam kebijakan moneter di Indonesia adalah:

 Suku bunga: Bank Indonesia mengatur suku bunga untuk mempengaruhi jumlah uang
yang beredar dan tingkat inflasi.
 Cadangan devisa: Bank Indonesia memegang cadangan devisa untuk menjaga
kestabilan nilai tukar rupiah.
 Operasi pasar terbuka: Bank Indonesia melakukan operasi pasar terbuka untuk
mengendalikan pasokan uang di pasar.

Evaluasi kebijakan moneter menunjukkan bahwa Bank Indonesia telah berhasil menurunkan
inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Namun, terdapat tantangan dalam

6
implementasi kebijakan moneter, seperti fluktuasi nilai tukar global dan perubahan kebijakan
moneter dari bank sentral negara lain.

C. Sinergi Antara Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter


Di Indonesia Koordinasi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter sangat
penting untuk mencapai stabilitas ekonomi nasional. Pemerintah dan Bank Indonesia
harus bekerja sama untuk memastikan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter tidak
saling bertentangan dan mencapai tujuan yang sama.
Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tantangan yang cukup besar
dalam menjaga stabilitas ekonomi. Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah
Indonesia mengambil langkah-langkah dalam menerapkan kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter. Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter saling berkaitan dan
saling mempengaruhi dalam menjaga stabilitas ekonomi suatu negara.
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berhubungan dengan pengeluaran dan
penerimaan negara, termasuk pajak dan belanja pemerintah. Tujuan utama kebijakan
fiskal adalah untuk mencapai keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran
pemerintah, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi
pengangguran.
Sementara kebijakan moneter adalah kebijakan yang berhubungan dengan pengaturan
jumlah uang yang beredar di masyarakat, termasuk kebijakan suku bunga, cadangan
wajib bank, dan intervensi pasar. Tujuan utama kebijakan moneter adalah untuk
mencapai stabilitas harga dan menjaga ketersediaan likuiditas di pasar.
Dalam implementasinya, pemerintah Indonesia mengambil pendekatan sinergi
antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Tujuannya adalah untuk menciptakan
stabilitas ekonomi yang sehat, meningkatkan investasi dan produksi, serta
menciptakan lapangan kerja.
Salah satu contoh sinergi antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter adalah
kebijakan tax amnesty atau pengampunan pajak yang diterapkan pada tahun 2016.
Kebijakan ini didukung oleh kebijakan moneter yang longgar, yaitu penurunan suku
bunga oleh Bank Indonesia. Dalam hal ini, kebijakan fiskal bertujuan untuk
meningkatkan penerimaan pajak negara, sementara kebijakan moneter bertujuan
untuk mendorong perbankan untuk meminjamkan uang dengan suku bunga yang lebih
rendah.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga menerapkan kebijakan stimulan fiskal
dan moneter pada masa pandemi COVID-19. Kebijakan ini bertujuan untuk
membantu masyarakat dan dunia usaha menghadapi dampak pandemi yang cukup
besar terhadap ekonomi global. Pemerintah memberikan bantuan sosial kepada
masyarakat terdampak, memberikan insentif pajak bagi dunia usaha, serta
memperlonggar kebijakan moneter.
Dalam hal ini, kebijakan fiskal bertujuan untuk meningkatkan pengeluaran negara
dalam rangka membantu masyarakat dan dunia usaha, sedangkan kebijakan moneter
bertujuan untuk memperlonggar kebijakan kredit bank untuk meningkatkan likuiditas
di pasar.

7
Dalam implementasi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter di Indonesia,
peran Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan sangat penting. Bank Indonesia
memiliki kewenangan dalam mengatur kebijakan moneter, sementara Kementerian
Keuangan bertanggung jawab atas pengelolaan kebijakan fiskal.

2.2 Perbedaan Antara Kebijakan Fiskal Dan Kebijakan Moneter


A. Definisi
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan
pengaturan penerimaan dan pengeluaran negara, seperti perubahan tarif pajak,
pengeluaran program subsidi, dan pengeluaran untuk investasi. Sedangkan kebijakan
moneter adalah kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk mengendalikan
jumlah uang yang beredar di masyarakat dan mempengaruhi suku bunga.

B. Tujuan
Kebijakan fiskal bertujuan untuk mengatur dan mempengaruhi pengeluaran
pemerintah serta memberikan insentif bagi masyarakat untuk meningkatkan konsumsi
dan investasi. Sedangkan tujuan kebijakan moneter adalah untuk mengendalikan
inflasi, mempengaruhi suku bunga, dan menjaga stabilitas sistem keuangan.

C. Pelaksanaan
Pelaksanaan kebijakan fiskal melibatkan pemerintah dan parlemen, dengan
pengaturan anggaran pemerintah dan perubahan tarif pajak yang disetujui oleh
parlemen. Sedangkan pelaksanaan kebijakan moneter melibatkan bank sentral, dengan
pengaturan suku bunga dan jumlah uang yang beredar.

D. Dampak
Kebijakan fiskal dapat memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang
pada perekonomian, seperti peningkatan konsumsi dan investasi atau peningkatan
defisit anggaran. Sedangkan kebijakan moneter dapat memiliki dampak pada tingkat
inflasi, suku bunga, dan ketersediaan uang di pasar.

Dalam praktiknya, kebijakan fiskal dan kebijakan moneter seringkali digunakan


secara bersamaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan, seperti menjaga stabilitas
ekonomi dan mengendalikan inflasi. Namun, perbedaan antara keduanya tetap perlu
diperhatikan dalam pembuatan kebijakan yang tepat dan efektif.

2.3 Efektivitas Kebijakan Fiskal Dan Kebijakan Moneter Dalam Meningkatkan


Pertumbuhan Ekonomi Dan Mengatasi Masalah-masalah Ekonomi Lainnya
Efektivitas kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan mengatasi masalah-masalah ekonomi lainnya merupakan topik yang sangat
penting dalam dunia ekonomi. Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter memiliki peran
penting dalam mengendalikan inflasi, menstabilkan nilai tukar, serta meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.

8
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah yang terkait dengan pengeluaran
dan pendapatan negara. Kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan tingkat inflasi dan
menstimulasi pertumbuhan ekonomi dengan cara meningkatkan pengeluaran pemerintah dan
mengurangi pajak bagi masyarakat. Selain itu, kebijakan fiskal juga dapat digunakan untuk
memperbaiki distribusi pendapatan di masyarakat.
Kebijakan moneter, di sisi lain, adalah kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral
dalam mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Kebijakan ini bertujuan
untuk mengendalikan inflasi dan menstabilkan nilai tukar. Bank sentral dapat melakukan
kebijakan moneter dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga serta melakukan
operasi pasar terbuka.
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter memiliki efek yang berbeda terhadap
perekonomian. Kebijakan fiskal cenderung memiliki efek yang lebih langsung terhadap
perekonomian, sedangkan kebijakan moneter cenderung memiliki efek yang lebih lambat dan
tidak langsung. Namun, kedua kebijakan tersebut memiliki peran yang penting dalam
mengendalikan inflasi, menstabilkan nilai tukar, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Salah satu contoh efektivitas kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan
stimulus fiskal dengan memberikan insentif pajak bagi industri tertentu, sedangkan bank
sentral menurunkan suku bunga. Kebijakan ini dapat merangsang investasi industri dan
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun, kebijakan fiskal dan kebijakan moneter juga memiliki risiko yang harus
diperhatikan. Kebijakan fiskal yang berlebihan dapat menyebabkan defisit anggaran dan
meningkatkan hutang negara, sedangkan kebijakan moneter yang salah dapat menyebabkan
kegagalan pasar dan terjadinya krisis ekonomi.
Oleh karena itu, implementasi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter harus
dilakukan secara hati-hati dan berimbang, dengan mempertimbangkan risiko dan keuntungan
dari masing-masing kebijakan. Selain itu, kerjasama antara pemerintah dan bank sentral juga
sangat penting dalam menciptakan sinergi antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Kebijakan Fiskal Dan Kebijakan


Moneter
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter sangatlah kompleks dan beragam, tergantung pada konteks dan kondisi ekonomi
masing-masing negara. Beberapa faktor yang umumnya mempengaruhi keberhasilan
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter antara lain:

1. Kestabilan politik dan keamanan nasional: Kondisi politik dan keamanan nasional
yang stabil dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan kebijakan
fiskal dan kebijakan moneter. Sebaliknya, ketidakstabilan politik dan keamanan dapat
mengganggu pelaksanaan kebijakan tersebut.
2. Tingkat inflasi: Inflasi dapat mempengaruhi keefektifan kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter. Jika tingkat inflasi tinggi, maka kebijakan moneter harus lebih
diutamakan untuk menstabilkan nilai tukar dan mengendalikan inflasi.

9
3. Tingkat suku bunga: Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi keputusan masyarakat
dalam melakukan konsumsi atau investasi. Jika suku bunga tinggi, masyarakat akan
cenderung menyimpan uangnya dan tidak melakukan konsumsi atau investasi,
sehingga kebijakan moneter harus mengatur suku bunga agar dapat menciptakan
kondisi yang kondusif bagi konsumsi dan investasi.
4. Struktur pasar: Struktur pasar yang kompetitif dapat mempengaruhi kebijakan
moneter dan fiskal. Pasar yang kompetitif dapat menciptakan harga yang stabil dan
mengurangi pengaruh kebijakan fiskal dan kebijakan moneter pada harga.
5. Kebijakan ekonomi makro lainnya: Kebijakan ekonomi makro lainnya seperti
kebijakan perdagangan, kebijakan investasi, dan kebijakan sektoral lainnya dapat
mempengaruhi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
6. Kebijakan internasional: Kebijakan internasional seperti kebijakan bank sentral
negara lain, nilai tukar mata uang, dan kebijakan perdagangan internasional dapat
mempengaruhi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam suatu negara.
7. Kapasitas institusi: Kapasitas institusi yang kuat dapat mempengaruhi pelaksanaan
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Institusi yang kuat akan dapat melaksanakan
kebijakan dengan baik dan efektif.
8. Respons masyarakat: Respons masyarakat terhadap kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter dapat mempengaruhi keberhasilan kebijakan tersebut. Masyarakat yang tidak
mendukung kebijakan tersebut dapat menghambat pelaksanaan kebijakan.
9. Ketergantungan terhadap sumber daya alam: Negara yang sangat tergantung pada
sumber daya alam dapat mengalami fluktuasi harga komoditas global yang dapat
mempengaruhi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.

Kesimpulannya, keberhasilan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter sangatlah


kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan, pemerintah perlu mengadopsi pendekatan yang terintegrasi dan
berkoordinasi antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter harus diterapkan dengan hati-hati dan dalam konteks makroekonomi yang tepat.
Pada dasarnya, kebijakan fiskal dan kebijakan moneter adalah instrumen penting yang
dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi nasional. Namun, keberhasilan
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter tidak dapat diukur secara langsung, dan faktor-faktor
seperti stabilitas politik, kondisi ekonomi global, dan tingkat ketergantungan pada sumber
daya alam dapat mempengaruhi hasil akhir dari kebijakan tersebut.
Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan faktor-faktor ini
dalam merancang dan menerapkan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Selain itu,
pemerintah juga harus memastikan bahwa kebijakan fiskal dan kebijakan moneter berjalan
seiring dan saling mendukung, sehingga dapat mencapai tujuan-tujuan ekonomi yang
diinginkan.
Secara keseluruhan, kebijakan fiskal dan kebijakan moneter memiliki peran yang
sangat penting dalam mengarahkan pertumbuhan ekonomi dan memerangi masalah-masalah
ekonomi lainnya. Namun, keberhasilan kebijakan tersebut sangatlah kompleks dan
tergantung pada banyak faktor. Oleh karena itu, pemerintah perlu memperhatikan faktor-

10
faktor tersebut dan menggunakan pendekatan yang terintegrasi dan berkoordinasi untuk
mencapai tujuan-tujuan ekonomi nasional yang diinginkan.

2.5 Pengaruh Kebijakan Fiskal Dan Kebijakan Moneter Terhadap Inflasi Dan Nilai
Tukar Mata Uang
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter adalah dua instrumen utama yang digunakan
oleh pemerintah untuk mengendalikan perekonomian suatu negara. Kebijakan fiskal mengacu
pada penggunaan pengeluaran dan pendapatan pemerintah untuk mempengaruhi aktivitas
ekonomi, sementara kebijakan moneter mengacu pada penggunaan suku bunga dan jumlah
uang beredar untuk mengontrol tingkat inflasi dan memperbaiki stabilitas mata uang. Kedua
kebijakan tersebut saling terkait dan mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang.
Kebijakan fiskal yang ekspansif, seperti pengeluaran publik yang lebih besar dari
pendapatan, akan meningkatkan permintaan dalam ekonomi dan dapat menyebabkan
peningkatan inflasi. Sebaliknya, kebijakan fiskal yang ketat, seperti pengurangan pengeluaran
atau peningkatan pajak, dapat menurunkan permintaan dan mengurangi inflasi.
Kebijakan moneter juga memiliki pengaruh pada inflasi dan nilai tukar mata uang.
Kebijakan moneter yang ketat, seperti kenaikan suku bunga atau pengurangan jumlah uang
beredar, dapat menurunkan permintaan dan menurunkan inflasi. Namun, kebijakan moneter
yang terlalu ketat juga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, kebijakan
moneter yang longgar, seperti penurunan suku bunga atau peningkatan jumlah uang beredar,
dapat meningkatkan inflasi namun juga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Dalam mengambil kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, pemerintah harus
mempertimbangkan efek dari kebijakan tersebut pada inflasi dan nilai tukar mata uang.
Selain itu, faktor-faktor eksternal seperti situasi ekonomi global, perubahan dalam harga
komoditas, dan stabilitas politik juga dapat mempengaruhi keberhasilan kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter.
Dalam rangka mengatasi masalah inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar mata uang,
pemerintah dapat menggunakan instrumen fiskal dan moneter secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan tersebut. Namun, keberhasilan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter juga
memerlukan dukungan dari masyarakat dan pelaku ekonomi lainnya.
Tingkat harga merupakan salah satu indikator yang sangat penting dalam sistem
perekonomian modern, karena bisa menjaga keseimbangan alokasi sumber daya ekonomi
dalam suatu negara. Dengan adanya tingkat inflasi yang tinggi dapat mengaburkan bahkan
menghilangkan indikator tersebut dan mendistorsi harga-harga yang terjadi. Hal ini akan
menyulitkan suatu perencanaan dan tidak memotivasi masyarakat dan juga dunia usaha untuk
melakukan tabungan dan investasi. Peningkatan kesejahteraan masyarakat secara adil dan
merata pada hakikatnya merupakan tujuan dari pembangunan ekonomi. Pendapatan per
kapita merupakan salah satu tolok ukur tingkat kesejahteraan masyarakat, karena mampu
menggambarkan secara riil terhadap keberhasilan pembangunan ekonomi dan tingkat
kemakmuran masyarakat. Parameter untuk mengukur tingkat kemakmuran dan pertumbuhan
ekonomi suatu negara juga bisa dilihat dari adanya sumber daya manusia yang berkualitas.
Dalam suatu sistem perekonomian modern target atau sasaran inflasi merupakan
tingkat inflasi yang harus dicapai oleh Bank Indonesia, berkoordinasi dengan Pemerintah.

11
Penetapan sasaran inflasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank
Indonesia dilakukan oleh pemerintah. Dalam Nota Kesepahaman antara Pemerintah dan Bank
Indonesia, sasaran inflasi ditetapkan untuk tiga tahun ke depan melalui Peraturan Menteri
Keuangan (PMK). Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 124/PMK.010/ 2017
tentang Sasaran Inflasi 2019-2021 yang ditetapkan masing-masing sebesar 3,5%, 3,0% dan
3,0%, dengan deviasi masing-masing ±1% (BI, 2019).
Sementara inflasi juga dapat dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari sisi penawaran
ataupun yang bersifat kejutan (shocks) seperti halnya kenaikan harga minyak dunia dan
adanya gangguan panen atau banjir. Dilihat dari segi bobot dalam keranjang IHK, bobot
inflasi yang dipengaruhi oleh faktor kejutan diwakili oleh kelompok volatile food dan
administered prices yang mencakup kurang lebih 40% dari bobot IHK. Pengendalian inflasi
sangat penting menjadi salah satu perhatian pemerintah karena beberapa alasan. Inflasi bisa
memperburuk distribusi pendapatan yaitu menjadi tidak seimbang, menyebabkan
berkurangnya tabungan domestik yang merupakan sumber dana investasi bagi negara-negara
berkembang. Dengan terjadinya inflasi juga bisa mengakibatkan deficitnya neraca
perdagangan serta menigkatnya utang luar negeri.
Salah satu kebijakan yang efektif untuk mengatasi kondisi ekonomi yang tidak stabil
pada suatu negara adalah melalui kebijakan fiskal. Stabilitas ekonomi suatu negara
diantaranya tercermin dari stabilitas harga, dalam arti tidak terdapatnya gejolak harga yang
besar yang dapat merugikan masyarakat, baik konsumen maupun produsen yang akan
merusak sendi-sendi perekonomian. Kenaikan harga-harga yang menjadi penyebab terjadinya
inflasi dapat diklasifikasikan dan jika harga-harga naik secara perlahan-lahan maka inflasi
yang terjadi disebut sebagai “Creeping Inflation”. Jika harga-harga meningkatnya secara
cepat maka kondisi tersebut disebut sebagai “Hyperinflation” atau inflasi yang melebihi 50
persen per bulan atau lebih dari 1 persen per hari (Mankiw, 2003). Pengedalian inflasi dengan
menggunakan beberapa instrumen kebijakan yang tepat akan membawa akibat stabilitas
perekonomian makro yang baik. Sehingga terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat banyak serta keadilan ekonomi dan sosial bisa terwujud.
Dalam kesimpulannya, pengaruh kebijakan fiskal dan kebijakan moneter terhadap
inflasi dan nilai tukar mata uang sangat kompleks dan saling terkait. Pemerintah perlu
mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal serta memperhatikan dukungan dari
masyarakat dan pelaku ekonomi lainnya untuk mencapai keberhasilan kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengatasi masalah-
masalah ekonomi lainnya.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan fiskal dan
moneter memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara. Kebijakan fiskal dan
moneter memiliki perbedaan dalam tujuan, instrumen, dan pelaksanaannya. Kebijakan fiskal
digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian melalui pengeluaran dan
pendapatan negara, sedangkan kebijakan moneter digunakan oleh bank sentral untuk
mempengaruhi pasokan uang dan suku bunga.
Kebijakan fiskal dan moneter juga memiliki dampak yang berbeda pada
perekonomian. Kebijakan fiskal dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan
kesenjangan sosial, sedangkan kebijakan moneter dapat mempengaruhi tingkat inflasi, nilai
tukar, dan stabilitas sistem keuangan.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan agar pemerintah dan bank
sentral dapat bekerja sama untuk menciptakan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat guna
mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi oleh suatu negara. Selain itu, penulis juga
menyarankan agar masyarakat dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang kebijakan
fiskal dan moneter, sehingga mereka dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan
ekonomi negara.

13
DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, M. H. (2019). Kebijakan Moneter dan Fiskal: Sejarah dan Implementasi di


Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.

Siregar, H. (2017). Pengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 18(2), 154-173.

Wicaksono, A. (2020). Efektivitas Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Menangani Krisis
Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 28(2), 149-162.

Bank Indonesia, Tujuan Kebijakan Moneter, artikel dalam https://www.bi.go.id/id/moneter/


tujuan-kebijakan/ Contents/Default.aspx

Budiyanti, Eka. (2014). Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Kinerja Sektor Industri
Manufaktur di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, Vol. 5 No. 2, Edisi
Desember 2014.

Mankiw, N. G. (2014). Principles of economics. Cengage Learning.

Mishkin, F. S., & Eakins, S. G. (2012). Financial markets and institutions. Pearson
Education.

Rosen, H. S., & Gayer, T. (2014). Public finance. McGraw-Hill Education.

Bernanke, B. S., & Gertler, M. (1995). Inside the black box: The credit channel of monetary
policy transmission. Journal of economic perspectives, 9(4), 27-48.

Romer, D. (2012). Advanced macroeconomics. McGraw-Hill Education.

Taylor, J. B. (1993). Discretion versus policy rules in practice. Carnegie-Rochester


conference series on public policy, 39, 195-214.

Blanchard, O., & Fischer, S. (1989). Lectures on macroeconomics. MIT Press.

International Monetary Fund. (2020). World economic outlook. Retrieved from


https://www.imf.org/en/Publications/WEO

14
Bank for International Settlements. (2020). Annual economic report. Retrieved from
https://www.bis.org/publ/arpdf/ar2020e.htm

The World Bank. (2020). World development indicators. Retrieved from


https://data.worldbank.org/products/wdi

15

Anda mungkin juga menyukai