DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Tim penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar
Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Optimalisasi APBN dan Kebijakan Efesiensi Belanja
Negara.....................3
2.2 Kewenangan Menteri Keuangan Dalam Anggaran Pembangunan..............8
2.3 Kebijakan Fiskal.........................................................................................10
2.4 Politik Anggaran.........................................................................................12
2.5 Dampak Pajak Terhadap Pendapatan dan Konsumsi.................................13
BAB III PENUTUP................................................................................................16
3.1 Kesimpulan................................................................................................16
3.2 Saran...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) adalah rencana
keuangan pemerintah yang mencakup estimasi pendapatan dan alokasi belanja
untuk satu tahun anggaran. APBN merupakan instrumen penting dalam
pengelolaan keuangan negara dan digunakan untuk mencapai tujuan ekonomi,
sosial, dan politik negara.
APBN terdiri dari dua komponen utama, yaitu pendapatan dan belanja
negara. Pendapatan negara berasal dari berbagai sumber, seperti pajak,
penerimaan dari sektor publik, pinjaman, dan sumber pendapatan lainnya.
Pendapatan ini digunakan untuk membiayai belanja negara.
Pentingnya perencanaan dalam penyusunan kebijakan ekonomi
menghadapi dinamika perubahan strategis ternyata tidak secara tegas disebutkan
dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2003. UU ini hanya membatasi pada konteks
“rencana keuangan tahunan” dalam wujud APBN. Sementara amanat pasal 23
ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa APBN merupakan
wujud pengelolaan keuangan negara dilaksanakan secara terbuka dan tanggung
jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kemakmuran rakyat yang
dimaksud Pasal 23 ayat (1) tersebut merupakan salah satu perwudan dari tujuan
negara yang harus dicapai sebagimana telah diamanatkan dalam pembukaan UUD
1945. Untuk mencapainya tentu dibutuhkan lebih dari sekedar rencana keuangan,
tetapi perencanaan strategis yang mampu mengoptimalkan partisipasi masyarakat,
serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif, efesien,
berkeadilan dan berkelanjutan. UU No. 17 tahun 2003 mengatur dominasi peran
Menteri Keuangan dalam proses Penyusunan Rancangan APBN, yang diawali
dengan penyampaian pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro
kepada DPR.
kebijakan fiskal adalah penyesuaian dalam pendapatan dan pengeluaran
pemerintah sebagaimana ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja
negara yang disingkat APBN untuk mencapai kestabilan ekonomi yang
dikehendaki pada umumnya ditetapkan dalam rencana pembangunan. Kebijakan
fiskal merupakankebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penggunaan
pajak,pinjaman masyarakat, pengeluaran masyarakat oleh pemerintah untuk
tujuan stabilitas atau pembangunan sehingga terbentuk modal dan laju
pertumbuhan ekonomi yang berjalan secara baik. Dasar kebijakan fiskal secara
umum bertujuan untuk pemerataan pendapatan dan kesejahteraan.
. Dasar hukum dari politik anggaran adalah Pasal 23 UUD 1945. Pasal
tersebut berbunyi, “(1) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud
dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang
dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. (2) Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan
belanja negara diajukan oleh presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan
Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. (3)
Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran
pendapatan dan belanja negara yang diusulkan oleh presiden, pemerintah
menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu
Pajak dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Semakin besar
pajak yang dikenakan atas konsumsi misalnya pembelian barang-barang mewah
yang dikenai pajak, maka akan semakin menurun tingkat seseorang untuk
mengkonsumsi produksi tersebut. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil pajak
yang dikenakan atas barang-barang konsumsi maka akan semakin meningkat
konsumsi masyarakat tersebut.
3.2 Saran
Dalam rangka pengembangan dan optimalisasi APBN, terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan, antara lain kebijakan, politik, dan pengaruh pajak.
Kebijakan fiskal yang tepat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta
pemerataan yang berkeadilan. Selain itu, pengembangan kualitas sumber daya
manusia melalui program seperti Kartu Prakerja juga dapat mempersiapkan tenaga
kerja dengan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha. Dalam hal
politik, stabilitas politik dan ketentraman sosial juga perlu diperhatikan dalam
pengembangan APBN. Pengaruh pajak juga menjadi faktor penting dalam
pengembangan APBN. Penerimaan negara dari sektor pajak menjadi salah satu
indikator kunci keberhasilan pemerintah, sehingga pemungutan pajak harus dapat
terlaksana dengan baik. Selain itu, pengendalian inflasi juga dapat dilakukan
melalui optimalisasi peran APBD untuk pengendalian inflasi daerah. Dalam
rangka optimalisasi belanja negara, pemerintah dapat melakukan penetapan
prioritas pengeluaran negara secara selektif pada pos-pos yang memang
mendorong terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/PANSUS-Naskah-Akademik-
Rancangan-Undang-Undang-tentang-Keuangan-Negara-
1421727708.pdf