Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SIKLUS ANGGARAN NEGARA DALAM HUKUM


KEUANGAN NEGARA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Keuangan Negara

Dosen Pengampu:
Dedi Prasetyo Utomo, S.Pd., M.H

Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Elmalia Nur Rofiah (126103212133)
2. Feny Aurelyane Deka Afiyansyach (126103213261)
3. Yusuf Habillah (126103213321)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

MARET 2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami haturkan kehadirat Allah SWT, atas segala
karunia dan rahmat-Nya sehingga makalah tentang Siklus Anggaran Negara Dalam
Hukum Keuangan Negara dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa shalawat serta
salam semoga senantiasa abadi tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW agar kelak mendapat syafaatnya di dunia dan akhirat.

Sehubungan dengan terselesaikannya makalah ini, maka penulis


mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I. selaku Rektor UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.
2. Bapak Dr. Nur Efendi, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu
Hukum.
3. Bapak Muksin, M.H. selaku Kordinatoor Program Studi Hukum Tata
Negara.
4. Bapak Dedi Prasetyo Utomo, S.Pd., M.H. selaku dosen mata kuliah Hukum
Keuangan Negara.
5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT,
dan tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya, makalah ini penulis suguhkan kepada
segenap pembaca, dengan harapan adanya saran dan kritik yang bersifat kondusif
demi perbaikan. Semoga makalah ini bermanfat dan mendapat ridho Allah SWT.

Tulungagung, Maret 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ...................................................................................................... i


Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................ 3

BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................. 4


A. Siklus anggaran dalam Hukum Keuangan Negara ......................... 4
B. Subtansi dan Fungsi anggaran dalam Hukum Keuangan Negara 10
C. Perubahan dan pergeseran anggaran negara dalam Hukum
Keuangan Negara ......................................................................... 13

BAB III : PENUTUP ......................................................................................... 17


A. Kesimpulan ................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan suatu negara besar dan tentunya sebagai negara yang
besar Indonesia memiliki suatu sistem tata kelola pemerintahan yang baik tidak
terkecuali dengan sistem tata kelola atau siklus anggaran negara. Anggaran
sendiri merupakan terjemahan dari kata “budget” dalam bahasa Inggris yang
definisinya dibuat oleh The National Committee on Governmental Accounting
yang menyatakan “A budget is a plan of financial operation embodying an
estimated of proposed expenditures for a given period of time and the proposed
means of financing them”. Maksudnya adalah anggaran merupakan rencana
operasional keuangan yang mencakup suatu estimasi pengeluaran untuk suatu
jangka waktu tertentu sekaligus berisi juga usulan cara untuk membiayai
pengeluaran tersebut.
Sedangkan menurut pendapat lain, definisi anggaran terdiri dari komponen-
komponen sebagai berikut:
1. Rencana keuangan mendatang yang berisi pendapatan dan belanja.
2. Gambaran strategis pemerintah dalam pengalokasian sumber daya untuk
pembangunan.
3. Alat Pengendalian.
4. Instrumen Politik.
5. Disusun dalam periode tertentu.1
Dari pemahaman tersebut, siklus anggaran negara adalah serangkaian
tahapan atau proses yang melibatkan perencanaan, penetapan, pelaksanaan,
dan evaluasi anggaran pemerintah. Proses ini membantu pemerintah mengelola
dan mengalokasikan sumber daya finansial untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Siklus ini memberikan kerangka kerja untuk
mengawasi dan mengontrol penggunaan dana publik secara efektif dan efisien
selama periode anggaran tertentu.
Menurut Kemenkeu, Siklus Anggaran (Budget Cycle) adalah masa atau
jangka waktu mulai saat anggaran (APBN) disusun sampai dengan saat

1
Juliana Nasution, Ekonomi Publik, (Sumatera Utara: UIN Sumatera Utara, 2020), hal. 38

1
perhitungan anggaran disahkan dengan undang-undang. Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah
negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi
daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama satu tahun anggaran dalam periode 1 tahun (1
Januari sampai dengan 31 Desember tahun berkenaan).
Anggaran digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat (public
welfare) dengan memanfaatkan sumberdaya dan dana untuk mendukung
kegiatan pembangunan jangka panjang dalam bentuk anggaran tahunan. Mulai
tahun 2000, APBN menggunakan tahun kalender sebagai tahun anggaran.
Sebelumnya, tahun anggaran dimulai dari 1 April dan berakhir pada 31 Maret
tahun berikutnya. Karena perubahan ini, tahun anggaran 2000 berlangsung
hanya sembilan bulan, yaitu dari 1 April 2000 sampai dengan 31 Desember
2000.
APBN disusun sesuai kebutuhan pemerintah akan tetapi dalam
pelaksanaannya masih ditemukan permasalahan keterlambatan penyerapan
anggaran oleh Kementerian/Lembaga dan Satker dibawahnya. Belanja
Pemerintah menjadi faktor penting dalam menstimulasi perekonomian.
Keterlambatan penyerapan anggaran secara ekonomis dapat menyebabkan
perlambatan pertumbuhan ekonomi. Penyerapan anggaran perlu mendapat
perhatian terutama untuk belanja barang dan belanja modal. Belanja tersebut
dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.2
Maka dari itu, pemakalah akan membahas lebih lengkap mengenai Siklus
Anggaran Negara Dalam Hukum Keuangan Negara.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud siklus anggaran dalam hukum keuangan negara?
2. Bagaimana subtansi dan fungsi anggaran dalam hukum keuangan negara?
3. Bagaimana perubahan dan pergeseran anggaran negara dalam hukum
keuangan negara?

2
Yunus Ariwibawa, "Strategi Penyerapan Anggaran Kementerian/Lembaga di Akhir Tahun
2022" Kemenkeu, https://anggaran.kemenkeu.go.id/in/post/strategi-penyerapan-anggaran-
kementerianlembaga-di-akhir-tahun-2022 , diakses pada 22 Februari 2024

2
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui siklus anggaran dalam hukum keuangan negara.
2. Untuk mengetahui subtansi dan fungsi anggaran dalam hukum keuangan
negara.
3. Untuk mengetahui perubahan dan pergeseran anggaran negara dalam
hukum keuangan negara.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Siklus anggaran dalam Hukum Keuangan Negara


Siklus Anggaran atau Budget Cycle adalah masa atau jangka waktu mulai
saat anggaran disusun sampai dengan saat perhitungan anggaran disahkan
dengan Undang-Undang. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah negara Indonesia yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci
yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun
anggaran dalam periode 1 tahun. Anggaran digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat (public welfare) dengan memanfaatkan sumberdaya
dan dana untuk mendukung kegiatan pembangunan jangka panjang dalam
bentuk anggaran tahunan. Sebagaimana diketahui bahwa pengelolaan keuangan
Negara setiap tahun anggaran dituangkan dalam APBN. Dengan demikian,
seluruh program/kegiatan pemerintah harus dituangkan dalam APBN dan tidak
diperkenankan adanya program/kegiatan yang pengelolaannya diluar APBN
(off budget).
Siklus anggaran terdiri atas penyusunan, penetapan, pelaksanaan,
pengawasan, dan pertanggung jawaban. Berikut adalah penjelasan dari
beberapa siklus anggaran:3
1. Penyusunan
Pada tahap awal penyusunan anggaran, Pemerintah Pusat
menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi
makro tahun anggaran berikutnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) selambat-lambatnya pertengahan bulan Mei pada saat 1 tahun
berjalan. Berdasarkan hasil pembahasan kerangka ekonomi makro dan
pokok-pokok kebijakan fiskal, Pemerintah Pusat bersama DPR membahas
kebijaksanaan umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi
setiap kementerian negara/lembaga dalam penyusunan usulan anggaran.

3
Naffi’, “Gambaran Umum Siklus Anggaran Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003”, (Pontianak: Tanpa Terbitan, 2020), hal. 44

4
Program yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah wajib dituangkan
dalam suatu rencana kerja sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional4, dan rencana kerja tersebut terdiri dari:
a. RPJP untuk masa 20 tahun
b. RPJM untuk masa 5 tahun
c. RKP untuk masa 1 tahun
d. Untuk tingkat kementerian/lembaga rencana kerja tahunan disebut
RKAKL
Maka berdasarkan Undang-Undang nomor 17 Tahun 20035, anggaran
disusun berdasarkan rencana kerja. Dengan demikian yang memperoleh
alokasi anggaran adalah program/kegiatan prioritas yang tertuang dalam
rencana kerja. Dalam rangka penyusunan rancangan APBN,
menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang
menyusun rencana kerja dan anggaran Kementerian Negara/Lembaga
(RKA-KL) tahun berikutnya. RKA-KL disusun berdasarkan prestasi kerja
yang akan dicapai, disertai dengan perkiraan belanja untuk tahun
berikutnya setelah tahun anggaran yang sedang disusun. RKA-KL tersebut
disampaikan kepada DPR untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan
rancangan APBN. Hasil pembahasan RKA-KL disampaikan kepada
Menteri Keuangan sebagai bahan penyusunan rancangan undang-undang
tentang APBN tahun berikutnya. Dan selanjutnya RKA-KL disampaikan
ke Menteri Keuangan untuk dihimpun menjadi RAPBN, sekitar bulan
agustus setiap tahunnya program/kegiatan yang telah selesai disusun
disampaikan ke DPR beserta Nota Keuangan.
Reformasi di bidang penyusunan anggaran juga diamanatkan dalam
Undang-undang 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang memuat
berbagai perubahan mendasar dalam pendekatan penyusunan anggaran.
Perubahan mendasar tersebut, meliputi aspek-aspek penerapan pendekatan
penganggaran dengan prospektif jangka menengah, penerapan

4
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
5
Undang-Undang 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

5
penganggaran secara terpadu, dan penerapan penganggaran berdasarkan
kinerja. Dengan menggunakan pendekatan penyusunan anggaran tersebut,
maka penyusunan rencana kerja dan anggaran diharapkan akan semakin
menjamin peningkatan keterkaitan antara proses perencanaan dan
penganggaran.
2. Penetapan
Selanjutnya Penetapan Anggaran dengan agenda Pembahasan RAPBN,
terkait ini DPR mempunyai hak budget yaitu hak menyetujui anggaran
usulan pemerintah. Dalam hal ini apabila DPR tidak menyetujui usulan
pemerintah DPR dapat mengajukan usulan perubahan atau menolaknya,
namun DPR tidak berwenang untuk mengubah dan mengajukan usulan
RAPBN. Apabila DPR tidak menyetujuinya maka yang berlaku adalah
APBN tahun sebelumnya, APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai
dengan organisasi, fungsi, program/kegiatan dan jenis belanja. Dengan
demikian berarti DPR telah memberikan otoritas kepada
kementerian/lembaga untuk melaksanakan program/kegiatan yang
dimilikinya. APBN yang telah disetujui DPR dan sahkan oleh Presiden
menjadi Undang-Undang RAPBN dilengkapi dengan rincian APBN yang
dituangkan dalam Peraturan Presiden tentang rincian APBN.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan anggaran diawali dengan disahkannya dokumen
pelaksanaan anggaran oleh Menteri Keuangan. Terhadap dokumen
anggaran yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan disampaikan kepada
menteri/pimpinan lembaga, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
Gubernur, Direktur Jenderal Anggaran, Direktur Jenderal Perbendaharaan,
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan terkait, Kuasa
Bendahara Umum Negara (KPPN) terkait, dan Kuasa Pengguna
Anggaran. Dokumen-dokumen penting dalam pelaksanaan anggaran
adalah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan dokumen lain yang
dipersamakan dengan DIPA. Sedangkan dokumen pembayaran antara lain
terdiri dari Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar
(SPM), dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

6
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan anggaran belanja, pasal 17
Undang-Undang Perbendaharaan Negara 6 menyatakan bahwa Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melaksanakan kegiatan yang
tercantum dalam dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan dan
berwenang mengadakan ikatan/perjanjian dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan. Lebih lanjut, pedoman dalam rangka
pelaksanaan anggaran diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun
2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara7, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72
Tahun 2004.8
APBN dilaksanakan oleh pemerintah untuk periode satu tahun
anggaran. Tahun anggaran adalah 1 Januari sampai 31 Desember. Dengan
demikian setelah berakhirnya tahun anggaran 31 Desember anggaran
ditutup dan tidak berlaku lagi untuk tahun anggaran berikutnya.
Berdasarkan Undang-Undang APBN dan Perpres Rincian APBN
disiapkan dokumen pelaksanaan anggaran untuk setiap kementerian. Oleh
karena itu azas anggaran yang dikenal dengan azas flexibilitas tetap
berlaku.
4. Pengawasan
Pada tahap ini pengawasan terhadap pelaksanaan APBN dilakukan oleh
atasan/kepala kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga dalam
lingkungannya. Atasan langsung bendahara melakukan pemeriksaaan kas
bendahara sekurang-kurangnya satu bulan sekali. Sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 9 bahwa pemeriksaan kas
bendahara tersebut dilaksanakan sekurang-kurangnya satu bulan sekali.
Inspektur Jenderal masing-masing kementerian negara/lembaga dan
unit pengawasan pada lembaga melakukan pengawasan atas pelaksanaan
APBN di lingkungan kementerian negara/lembaga bersangkutan sesuai

6
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
7
Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
8
Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004
9
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008

7
dengan ketentuan yang berlaku. Inspektur Jenderal kementerian
negara/lembaga dan pimpinan unit pengawasan lembaga wajib
menindaklanjuti pengaduan masyarakat mengenai hal-hal yang terkait
dengan pelaksanaan APBN.
Selain pengawasan yang dilakukan oleh pihak eksekutif, terdapat pula
pengawasan yang dilakukan oleh DPR atau legislatif baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pengawasan secara langsung dilakukan melalui
mekanisme monitoring berupa penyampaian laporan semester I kepada
DPR selambat-lambatnya satu bulan setelah berakhirnya semester I tahun
anggaran yang bersangkutan. Laporan tersebut harus pula mencantumkan
prognosa untuk semester II dengan maksud agar DPR dapat
mengantisipasi kemungkinan ada atau tidaknya APBN Perubahan untuk
tahun anggaran yang bersangkutan. Laporan semester I dan prognosa
semester II tersebut dibahas dalam rapat kerja antara Panitia Anggaran
DPR dan Menteri Keuangan sebagai wakil pemerintah. Pengawasan tidak
langsung dilakukan melalui penyampaian hasil pemeriksaan BPK atas
pelaksanaan APBN kepada DPR. Pemeriksaan yang dilakukan BPK
menyangkut tanggung jawab pemerintah dalam melaksanakan APBN.
Pemeriksaan atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran
dilaksanakan oleh BPK, pemeriksaan ini dilaksanakan selama 2 bulan
setelah laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran yang
berupa laporan keuangan, disamping itu terdapat pemeriksaan dan
pengelolaan keuangan yang dapat dilaksanakan sepanjang tahun,
pemeriksaan ini dapat dilaksanakan oleh BPK ataupun APIP, untuk
lingkungan Mahkamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.
5. Pertanggung Jawaban
Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan APBN di lingkungan
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya berupa Laporan Keuangan
yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Catatan
atas Laporan Keuangan (CaLK) yang dilampiri Laporan Keuangan Badan
Layanan Umum (BLU) pada kementerian negara/lembaga masing-

8
masing. Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga oleh
menteri/pimpinan lembaga disampaikan kepada Menteri Keuangan
selambat-lambatnya dua bulan setelah tahun anggaran berakhir. Kemudian
Menteri Keuangan menyusun rekapitulasi laporan keuangan seluruh
instansi kementerian negara. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara juga menyusun Laporan Arus Kas. Selain itu, Menteri Keuangan
sebagai wakil Pemerintah Pusat dalam kepemilikan kekayaan negara yang
dipisahkan menyusun ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara.
Semua laporan keuangan tersebut disusun oleh Menteri Keuangan selaku
pengelola fiskal sebagai wujud laporan keuangan pemerintah pusat
disampaikan kepada Presiden dalam memenuhi pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN. Presiden menyampaikan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat kepada BPK paling lambat tiga bulan setelah tahun
anggaran berakhir. Audit atas laporan keuangan pemerintah harus
diselesaikan selambat-lambatnya dua bulan setelah laporan keuangan
tersebut diterima oleh BPK dari Pemerintah.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal
30 menyebutkan bahwa Presiden menyampaikan Rancangan Undang-
undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR
berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa
Keuangan, selambat-lambatnya enam bulan setelah tahun anggaran
berakhir. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat setidak-tidaknya meliputi
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas
Laporan Keuangan, serta dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan
negara dan badan lainnya. Mengenai bentuk dan isi laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN disusun dan disajikan sesuai
10
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Jadi penyusunan
pertanggungjawaban pemerintah atas pengelolaan anggaran cukup
panjang. Longgarnya waktu diharapkan mampu mendorong kualitas isi
laporan semakin baik dan terus meningkat serta dapat

10
Ahmad Abdul Haq, "Siklus Anggaran”, https://ahmad.web.id/siklus-anggaran/, diakses pada
23 Februari 2024

9
dipertanggungjawabkan. Hasil pengawasan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN digunakan sebagai pertimbangan dalam penyusunan
rancangan APBN tahun anggaran berikutnya.

B. Subtansi dan Fungsi anggaran dalam Hukum Keuangan Negara


1. Subtansi Anggaran Negara
Anggaran pendapatan dan belanja negara yang ditetapkan dalam bentuk
undang-undang atau sering disebut sebagai anggaran negara adalah suatu
dokumen yang memuat perkiraan penerimaan dan pengeluaran serta rincian
kegiatan-kegiatan di bidang pemerintahan negara yang berasal dari
pemerintah untuk jangka waktu satu tahun. Jumlah penerimaan dan jumlah
pengeluaran negara seringkali direncanakan dengan cara berimbang untuk
tahun anggaran negara yang bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan pemerintah mengelola anggaran
negara sehingga tidak menimbulkan defisit terhadap anggaran negara
termaksud. 11
Anggaran negara yang diterapkan dalam bentuk undang-undang
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Dokumen hukum yang memiliki kekuatan hukum mengikat.
b. Rencana penerimaan negara, baik dari sektor pajak, penerimaan
negara bukan pajak, dan hibah.
c. Rencana penerimaan negara, baik bersifat rutin maupun
pembangunan.
d. Kebijakan negara terhadap kegiatan-kegiatan di bidang pemerintahan
yang memperoleh prioritas maupun yang tidak memperoleh prioritas.
e. Masa berlaku hanya satu tahun, kecuali diberlakukan untuk tahun
anggaran ke depan. 12
Kelima unsur-unsur anggaran negara di atas merupakan satu kesatuan
tak terpisahkan, sehingga menggambarkan kemampuan negara dalam

11
Muhammad Djafar Saidi dan Eka Merdekawati, Hukum Keuangan Negara: Teori dan
Praktik. Edisi 3, (Jakarta: Rajawali Press, 2016), hal. 67
12
Ibid., hal. 68

10
jangka waktu satu tahun untuk mewujudkan tujuan negara. Unsur-unsur
yang terdapat dalam anggaran negara merupakan hal-hal yang bersifat
esensial dan tidak boleh dikesampingkan dalam bernegara. Oleh karena itu,
anggaran negara tidak dapat dipisahkan negara yang bertujuan untuk
memakmurkan rakyat terlepas dari kemiskinan dan kemelaratan.
2. Fungsi Anggaran Negara
Anggaran negara merupakan bentuk tindakan atau perbuatan hukum
yang dilakukan oleh presiden bersama Dewan Perwakilan Rakyat. Sebagai
bentuk tindakan atau perbuatan hukum, anggaran negara memiliki fungsi
yang berbeda-beda, bergantung pada sudut kajian yang digunakan. Dalam
kaitan dengan ilmu hukum, fungsi anggaran negara dapat dikaji dari aspek
hukum tata negara dan hukum keuangan negara karena proses penyusunan
sampai pada pengesahan dan substansi yang dikandung mengacu kepada
kedua cabang ilmu hukum tersebut.
Fungsi anggaran negara berdasarkan kajian hukum tata negara adalah
perpaduan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan oleh presiden bersama
Dewan Perwakilan Rakyat. Presiden pada hakikatnya merupakan pelaksana
kedaulatan rakyat di bidang pemerintahan negara sehingga berwenang
mengajukan Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara. Kemudian, Dewan Perwakilan Rakyat merupakan
pelaksana kedaulatan rakyat di bidang legislasi, khususnya di bidang
anggaran negara. 13
Kerja sama kedua lembaga negara tersebut merupakan konstruksi
hukum yang tercermin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, khususnya pada pembahasan sampai pada
persetujuan suatu Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara menjadi Undang-Undang tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Anggaran Negara). Setelah
memperoleh persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat, berarti legitimasi
yuridis diberikan kepada presiden untuk dilaksanakan dengan tetap

13
Muhammad Djafar Saidi dan Eka Merdekawati, Hukum Keuangan Negara…, hal. 68

11
berdasarkan pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Pemberian anggaran negara kepada presiden untuk
dilaksanakan karena presiden selaku kepala pemerintahan negara dan
dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri Negara. Namun, pada akhir tahun
anggaran, presiden wajib memberikan pertanggungjawaban di hadapan
Dewan Perwakilan Rakyat mengenai pelaksanaan anggaran negara
tersebut.
Sementara itu, fungsi anggaran negara berdasarkan kajian hukum
administrasi negara tertuju pada penguasaan dan pelaksanaan anggaran
negara oleh presiden bersama pembantu-pembantunya. Presiden menguasai
dan melaksanakan anggaran negara karena berada dalam kedudukan
sebagai Chief Finansial Officer. Sementara itu, menteri negara selaku
pembantunya berada dalam kedudukan sebagai Chief Operational Officer,
kecuali Menteri Keuangan berada dalam kedudukan, baik sebagai Chief
Operational Officer maupun Chief Financial Officer. Oleh karena sebagai
Chief Financial Officer berarti Menteri Keuangan memperoleh mandat dari
presiden untuk melaksanakan secara operasional terhadap anggaran negara
tersebut. 14
Kemudian pada tahap rendah, anggaran negara yang berwujud
keuangan negara dikelola oleh bendahara, pegawai negeri bukan bendahara,
dan pejabat lainnya. Dalam pengelolaannya wajib dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan
keuangan negara, termasuk mempertanggungjawabkan dalam waktu yang
ditentukan. Ketika dalam pertanggungjawaban terdapat penyalahgunaan
keuangan negara yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, diancam
dengan sanksi administrasi maupun sanksi pidana. Kedua jenis sanksi ini
dapat dijatuhkan secara bersamaan atau terpisah tergantung pada substansi
pengelolaan keuangan negara yang dilanggar.

14
Muhammad Djafar Saidi dan Eka Merdekawati, Hukum Keuangan Negara…, hal. 69

12
C. Perubahan dan pergeseran anggaran negara dalam Hukum Keuangan
Negara
1. Perubahan Anggaran Negara
Setelah anggaran negara dikuasai oleh presiden sebagai kepala
pemerintahan negara, pelaksanaannya bergantung pada perkembangan
negara pada waktu itu. Jika stabilitas negara tidak mengalami gangguan,
seperti keamanan dalam negeri maupun perkembangan ekonomi tidak
mengalami pasang-surut, berarti anggaran negara tidak memerlukan
perubahan. Dalam arti terdapat kesesuaian antara perencanaan penerimaan
dan pengeluaran negara yang tertuang dalam anggaran negara. Hal ini
mencerminkan keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum terhadap
anggaran negara yang memuat pendapatan negara dan belanja negara
berada dalam kesesuaian dengan perencanaan yang telah ditentukan.
Ketika dalam pelaksanaan anggaran negara terdapat ketidaksesuaian
perencanaan penerimaan dengan pengeluaran, berarti anggaran negara
mengalami gangguan. Untuk mengatasi gangguan tersebut anggaran negara
harus disesuaikan dengan mengubah anggaran negara. Perubahan anggaran
negara harus disesuaikan dengan perkembangan keadaan dan/ atau
perubahan dalam bentuk undang-undang. 15
Anggaran negara yang ditetapkan dalam bentuk undang-undang, berarti
perubahannya harus pula dilakukan dengan undang-undang, sehingga
terdapat persesuaian berdasarkan hierarki peraturan perundang- undangan.
Perubahan anggaran negara dapat dilakukan pada pertengahan tahun
anggaran yang berjalan berdasarkan usulan perubahan Undang-Undang
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dari presiden. Ketentuan
pada Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Keuangan Negara, yang
menegaskan bahwa penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan dibahas bersama
Dewan Perwakilan Rakyat dengan pemerintah pusat dalam rangka

15
Muhammad Djafar Saidi dan Eka Merdekawati, Hukum Keuangan Negara…, hal. 75

13
penyesuaian perakiraan perubahan atas anggaran pendapatan dan belanja
negara tahun anggaran yang bersangkutan apabila terjadi. 16
a. Perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang
digunakan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara.
b. Perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal.
c. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran
antar unit organisasi, antarkegiatan, dan antarjenis belanja.
d. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya
harus digunakan untuk pembiayaan anggaran yang berjalan.
Rancangan perubahan anggaran negara diajukan oleh Presiden kepada
Dewan Perwakilan Rakyat dalam bentuk rancangan Undang-Undang
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk mengantisipasi
perkembangan yang dialami oleh negara pada saat berlangsung pelaksanaan
anggaran negara. Rancangan itu diajukan untuk mendapatkan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat sebelum berakhir tahun anggaran yang
bersangkutan, pada umumnya dilakukan pada bulan Juli atau bulan Agustus
tahun anggaran yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan agar perubahan
anggaran negara tidak berada dalam keadaan kedaluwarsa, sehinggga
pemanfaatannya berguna bagi kemaslahatan bangsa dan negara ke depan.
2. Pergeseran Anggaran Negara
Selain perubahan anggaran negara, dikenal pula pergeseran anggaran
negara. Pergeseran anggaran negara adalah tindakan untuk menyesuaikan
anggaran negara dalam pelaksanaannya dengan faktor-faktor yang
memengaruhinya, seperti adanya gelombang tsunami di Aceh, gempa bumi
di Jawa Tengah, dan banjir bandang di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Pergeseran anggaran negara boleh dilakukan dengan undang-undang
maupun peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang.
Pergeseran anggaran negara yang dilakukan dengan undang-undang, berarti
melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat karena dibutuhkan persetujuannya
untuk itu. Jika dalam pelaksanaan anggaran negara ternyata terjadi keadaan

16
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

14
darurat yang memerlukan pembiayaan secepatnya, pemerintah wajib
melakukan upaya penanggulangan seketika walaupun pendanaannya untuk
itu belum tersedia dalam anggaran negara. Dana yang digunakan untuk
menanggulangi keadaan darurat tersebut adalah dana dari suatu pos
anggaran yang belum digunakan. Pendanaan yang digunakan untuk
menanggulangi keadaan darurat tersebut dapat diusulkan dalam rancangan
perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau disampaikan
dalam laporan realisasi anggaran.
Sementara itu, pergeseran anggaran negara dengan peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang tidak memerlukan
persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam arti pergeseran
anggaran negara tidak dibutuhkan keterlibatan Dewan Perwakilan Rakyat.
Hal ini merupakan ruang lingkup kewenangan eksekutif untuk memberikan
persetujuan pergeseran anggaran negara. Pejabat yang berwenang
memberikan persetujuan pergeseran anggaran negara adalah direktur
jenderal anggaran atau kepala kantor wilayah direktorat jenderal anggaran.
Pergeseran anggaran negara tidak boleh dilakukan ketika tidak berada
dalam keadaan force majeur terhadap suatu kegiatan yang memerlukan
pembiayaan yang secara mendesak dan harus ditanggulangi secara seketika
saat itu. Pelaksanaan pergeseran anggaran negara merupakan freis ermessen
yang berada pada pengelola keuangan negara, baik di tingkat pusat maupun
di daerah yang pembiayaannya bersumber dari anggaran negara. Kebijakan
itu tetap berada dalam lingkup koridor hukum, artinya freis ermessen tidak
boleh dilakukan ketika menyimpang atau bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. 17

17
Muhammad Djafar Saidi dan Eka Merdekawati. Hukum Keuangan Negara…, hal. 77

15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Siklus Anggaran atau Budget Cycle adalah masa atau jangka waktu mulai
saat anggaran disusun sampai dengan saat perhitungan anggaran disahkan
dengan Undang-Undang. Anggaran digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat (public welfare) dengan memanfaatkan sumber daya
dan dana untuk mendukung kegiatan pembangunan jangka panjang dalam
bentuk anggaran tahunan. Siklus anggaran terdiri atas perencanaan, penetapan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggung jawaban.
Dalam Subtansi Anggaran Negara terdapat lima unsur-unsur anggaran
Negara yaitu dokumen hukum yang memiliki kekuatan hukum mengikat,
rencana penerimaan negara, baik dari sektor pajak, penerimaan negara bukan
pajak, dan hibah, rencana penerimaan negara, baik bersifat rutin maupun
pembangunan, kebijakan negara terhadap kegiatan-kegiatan di bidang
pemerintahan yang memperoleh prioritas maupun yang tidak memperoleh
prioritas, masa berlaku hanya satu tahun, kecuali diberlakukan untuk tahun
anggaran ke depan. Sedangkan sebagai bentuk tindakan atau perbuatan hukum,
anggaran negara memiliki fungsi yang berbeda-beda, bergantung pada sudut
kajian yang digunakan. Dalam kaitan dengan ilmu hukum, fungsi anggaran
negara dapat dikaji dari aspek hukum tata negara dan hukum keuangan negara
karena proses penyusunan sampai pada pengesahan dan substansi yang
dikandung mengacu kepada kedua cabang ilmu hukum tersebut. Fungsi
anggaran negara berdasarkan kajian hukum tata negara adalah perpaduan
kedaulatan rakyat yang dilaksanakan oleh presiden bersama Dewan Perwakilan
Rakyat.Dan fungsi anggaran negara berdasarkan kajian hukum administrasi
negara tertuju pada penguasaan dan pelaksanaan anggaran negara oleh presiden
bersama pembantu-pembantunya. Presiden menguasai dan melaksanakan
anggaran negara karena berada dalam kedudukan sebagai Chief Finansial
Officer.
Ketika dalam pelaksanaan anggaran negara terdapat ketidaksesuaian
perencanaan penerimaan dengan pengeluaran, berarti anggaran negara

16
mengalami gangguan. Untuk mengatasi gangguan tersebut anggaran negara
harus disesuaikan dengan mengubah anggaran negara. Perubahan anggaran
negara harus disesuaikan dengan perkembangan keadaan dan/ atau perubahan
dalam bentuk undang-undang. Pergeseran anggaran negara boleh dilakukan
dengan undang-undang maupun peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang. Selain perubahan anggaran negara, dikenal pula pergeseran
anggaran negara. Pergeseran anggaran negara adalah tindakan untuk
menyesuaikan anggaran negara dalam pelaksanaannya dengan faktor-faktor
yang memengaruhinya. Pergeseran anggaran negara yang dilakukan dengan
undang-undang, berarti melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat karena
dibutuhkan persetujuannya untuk itu. Jika dalam pelaksanaan anggaran negara
ternyata terjadi keadaan darurat yang memerlukan pembiayaan secepatnya,
pemerintah wajib melakukan upaya penanggulangan seketika walaupun
pendanaannya untuk itu belum tersedia dalam anggaran Negara.

B. SARAN
Penulis menyarankan agar kita dapat mengambil hal-hal baik tentang
penjelasan mengenai siklus nggaaran negara dalam hukum keuangan negara
serta dapat dijadikan sebagai referensi bagi penulis selanjutnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ariwibawa, Yunus. 2022. "Strategi Penyerapan Anggaran Kementerian/Lembaga


di Akhir Tahun 2022" Kemenkeu,
https://anggaran.kemenkeu.go.id/in/post/strategi-penyerapan-anggaran-
kementerianlembaga-di-akhir-tahun-2022
Haq, Ahmad Abdul. 2015. "Siklus Anggaran”, https://ahmad.web.id/siklus-
anggaran/
Naffi. 2020. “Gambaran Umum Siklus Anggaran Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003”. Pontianak: Tanpa Terbitan
Nasution, Juliana. 2020. Ekonomi Publik. Sumatera Utara: UIN Sumatera Utara
Saidi, Muhammad Djafar dan Eka Merdekawati. 2016. Hukum Keuangan Negara:
Teori dan Praktik. Edisi 3. Jakarta: Rajawali Press

Perundang-undangan:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008

18

Anda mungkin juga menyukai