Dosen Pengampu :
Vivi Pancasari Kusumawardani, SE., M. Si
Disusun oleh :
Eko Yuda Prasetyo (21.33.0496)
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................1
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Pembelajaran...............................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................2
A. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara..............................................................2
1. Pengertian............................................................................................................2
2. RUANG LINGKUP APBN.........................................................................................4
3. APBN SEBAGAI SUATU RENCANA KEUANGAN......................................................5
B. Kebijakan Fiskal........................................................................................................5
1. Pengertian............................................................................................................5
2. Tujuan Kebijakan Fiskal........................................................................................6
3. Jenis-jenis Kebijakan Fiskal...................................................................................7
C. Utang Luar Negeri....................................................................................................9
1. Pengertian............................................................................................................9
2. Teori Utang Luar Negeri.......................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekenomian merupakan bidang utama yang menopang kehidupan masyarakat.
Di Indonesia, perekonomian terus dikembangkan dalam rangka mewujudkan
amanat bangsa, yaitu mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Tetapi itu semua
tidak terlepas dari masalah ekonomi dan pembangunan di Indonesia.
Dalam makalah ini saya akan membahas tetntang masalah pendapatan
suatu negara, kebijakan yang diambil serta dengan utang suatu negara ke luar
negeri. Dengan mempelajari masalah ekonomi tersebut kita dapat memahami
pengertian dari APBN, Kebijakan Fiskal dan Utang Luar Negeri dan bagaimana
pemerintah mengelola hal itu semua serta bagian apa saja komponen yang ada
didalamnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan APBN?
2. Apa yang dimaksud dengan kebijakan fiskal?
3. Apa yang dimaksud dengan Utang Luar Negeri?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami pengertian APBN?
2. Memahami pengertian kebijakan fiskal?
3. Memahami pengertian Utang Luar Negeri?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian secara khusus, dalam arti yang digunakan dalam praktek kenegaraan
di Indonesia, maka pengertian anggaran negara yang selanjutnya disebut APBN
dapat mengacu pada Pasal 23 Ayat 1 UUD 1945 (Perubahan), dimana
dinyatakan bahwa, ”Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud
dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-
undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat”. Pengertian pasal tersebut terdapat lima unsur
dari APBN, yaitu:
1. APBN sebagai pengeloaan keuangan negara;
2. APBN ditetapkan setiap tahun, yang berarti APBN berlaku untuk satu
tahun;
3. APBN ditetapkan dengan undang-undang;
4. APBN dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab;
5. APBN ditujukan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat (Ini
menunjukan peran ekonomi politik APBN).
Lebih lanjut pengertian APBN dijabarkan dalam UU No.17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, yang dimaksud dengan APBN adalah:
1. Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR
(Pasal 1, Angka 7);
2. Terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan
(Pasal 11, Ayat 2);
3. Meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan
tanggal 31 Desember (Pasal 4);
4. Ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang (Pasal 11, Ayat 1);
2
5. Mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi (Pasal 3, Ayat 4).
Sesuai dengan berbagai literatur dan sejarah APBN, fungsi APBN selalu
dikaitkan dengan tiga fungsi yaitu alokasi, distribusi dan stabilisasi. Tetapi
secara normatif untuk Indonesia, maka fungsi APBN secara tegas menjadi
aturan normatif dalam kebijkana APBN-nya. Berdasarkan Pasal 3 Ayat 4 UU
No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, ditegaskan bahwa mempunyai
fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
Dalam penjelasannya disebutkan bahwa:
1. fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar
untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan;
2. fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun
yang bersangkutan;
3
3. fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi
pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;
4. fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan
untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumberdaya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian;
5. fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara
harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan; dan,
6. fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi
alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian.
4
3. APBN SEBAGAI SUATU RENCANA KEUANGAN
APBN sebagai suatu rencana keuangan, mengandung arti bahwa pemerintah
mempunyai perencanaan terhadap pengeluaran dan penerimaan untuk untuk
membiayai kepentingan negara atau pengelolaan pemerintahan. Dalam
perencanaan keuangan, bisa saja pengeluaran direncanakan setinggi-tingginya,
atau serendah-rendahnya. Dalam merencanakan pengeluaran tersebut akan
dibarengi dengan perencanaan perkiraan pendapatan dapat dihimpun. Dan
dalam pengelolaan APBN yang sudah maju, yang kemudian di Indonesia
diadopsi dalam UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, maka dalam
menyusun rencana keuangan sudah memasukan perkiraan maju (3 tahun
kedepan).
B. Kebijakan Fiskal
1. Pengertian
Kebijakan fiskal adalah kebijakan penyesuaian di bidang pengeluaran dan
penerimaan pemerintah untuk memperbaiki keadaan ekonomi.”1Atau dapat juga
dikatakan kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka
mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Menurut Zaini Ibrahim, “Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah
yang berkaitan dengan pengaturan kinerja ekonomi melalui mekanisme
penerimaan dan pengeluaran pemerintah”.
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah
serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total
dan dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui
penurunan permintaan total.Kebijaksanaan fiskal yang berupa pengurangan
pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi
permintaan total, sehinggga inflasi dapat ditekan.
Menurut Rozalinda, “Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah
dalam mengatur setiap pendapatan dan pengeluaran negara yang digunakan
untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam rangka mendorong pertumbuhan
ekonomi.”
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan fiskal
merupakan suatu kebijakan pemerintah yang di dalamnya terdapat peraturan
yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran pemerintah dalam menjaga
kegiatan ekonomi yang diinginkan atau kondisi yang lebih baik.
Adapun instrument dalam kebijakan fiskal adalah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak.
1. Belanja/pengeluaran negara (G = government expenditure)
2. Perpajakan (T = taxes)
5
Kebijakan fiscal juga bias dikatakan salah satu kebijakan ekonomi makro
yang sangat penting dalam rangka :
1. Membantu memperkecil fluktuasi dari siklus usaha
2. Mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang sustainable, kesempatan kerja
yang tinggi
3. Membebaskan dari inflasi yang tinggi atau bergejolak.
6
Ketika terjadi inflasi, pemerintah harus mengurangi defisit (atau
menerpakan anggaran surplus) untuk mengendalikan inflasi dan menurunkan
daya beli masrakat.
Inflasi yang tinggi akan mempengaruhi kondisi perkembangan ekonomi
Banten. Di tahun 2008 mengalami kenaikan cukup tinggi dan hampir melebihi
kenormalan tingkat inflasi, hal ini di karenakan adanya kenaikan dari berbagai
barang-barang seperti kenaikan gas, furniture, barang elektronik, serta
berkurangnya pasokan bahan makanan. Namun yang paling utama inflasi
berasal dari komoditas bahan bakar gas, BBM, roko serta tarif listrik yang
meningkat.Melihat hal ini pemerintah berupaya keras dalam menangani
permasalahan tersebut dengan memberikan sumbangan-sumbangan subsidi
pada barang-barang yang mengalami kenaikan harga sehingga inflasi dapat di
tekan dan kembali normal lagi di tahun 2009.
7
pengeluaran pemerintah, perpajakan, dan pinjaman untuk mencapai
stabilitas ekonomi yang mantap.
Dalam konsep ini, hubungan langsung antara pengeluaran pemerintah
dan penarikan pajak selalu di jaga.Kemudian untuk menghindarkan
atau memperkecil ketidakstabilan ekonomi selalu diadakan
penyesuaian dalamanggaran, sehingg a pada suatu saat anggaran
dapat dibuat defisit atau surplus disesuaikan dengan situasi yang
dihadapi.
c. Stabilitas anggaran (the stabilzting budget) “Stabilitas anggaran
adalah kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah dengan
melihat besarnya biaya dan manfaat dari berbagai program.”5Tujuan
kebijakan ini adalah agar terjadi penghematan dalam pengeluaran
pemerintah.
Dalam stabilitas anggaran ini, pengeluaran pemerintah lebih
ditekankan pada asas manfaat dan biaya relatif dari berbagai paket
program.Pajak ditetapkan sedemikian rupa sehingga terdapat
anggaran belanja surplus dalam kesempatan kerja penuh. Dengan
kata lain, berdasarkan stabilitas perekonomian yang otomatis,
pengeluaran pemerintah ditentukan berdasarkan perkiraan manfaat
dan biaya relatif dari berbagai macam program. Sedangkan
pengenaan pajak ditentukan untuk menimbulkan surplus pada
periode kesempatan kerja penuh.
d. Pendekatan anggaran belanja berimbang (balance budget
approach) Pendekatan anggaran belanja berimbang adalah
kebijakan anggaran yang menyusun pengeluaran sama besar
dengan penerimaan. Selain itu juga untuk tercapainya anggaran
berimbang jangka panjang.
Dengan kata lain, konsep anggaran berdasarkan pendekatan
anggaran belanja berimbang menekankan pada keharusan
keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran. Ini berarti
jumlah pengeluaran yang disusun pemerintah tidak boleh melebihi
jumlah penerimaan yang didapat.Sehingga pemerintah tidak perlu
berhutang, baik berhutang dari dalam negeri maupun keluar
negeri.
9
negara-negara bilateral anggota IGGI/IGI. Biasanya berupa pinjaman
lunak.
Berdasarkan jangka waktu peminjaman, pinjaman dibagi atas :
10
peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga kebijakan tersebut berpengaruh
terhadap kinerja APBN yang semakin menurun (Widharma, 2013).
11