Disusun Oleh :
1. Boby Cahya G.K : C10119092
2. Budi Tanawir : C10119099
3. Alfiska Meike Syalomitha : C10119088
4. Pramudita Kirananingtyas : C10119122
5. Nela Khoirul Nada : C10119087
6. Moh. Alid : C10119098
1|Perekonomian Indonesia
KATA PENGANTAR
Penyusun
2|Perekonomian Indonesia
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................5
1.1 Latar Belakang.................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.3 Tujuan Makalah...............................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19
3|Perekonomian Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
4|Perekonomian Indonesia
1.3 Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah yang ada, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1) Untuk Mengetahui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
diIndonesia
2) Untuk Mengetahui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di
Indonesia
3) Untuk Mengetahui Apa Saja Sumber Penerimaan Pendapatan Negara
Dalam APBN dan APBD
4) Untuk Mengetahui Hubungan antara APBN dengan Pertumbuhan
Ekonomi
5) Untuk mengetahui tahapan dalam RAPBN dan RAPBD sehingga bisa
digunakan dalam mengolah dana.
5|Perekonomian Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
6|Perekonomian Indonesia
negara dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran
berikutnya.
a) Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar
untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat
dipertanggung jawabkan kepada rakyat.
b) Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat
menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun
tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka
negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan
tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun
proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah
dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa
berjalan dengan lancar.
c) Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman
untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah
bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang
negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.
d) Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta
meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
e) Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
f) Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi
alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian.
1. Penerimaan Perpajakan
Pendapatan Pajak Dalam Negeri, semua penerimaan negara yang berasal
dari pendapatan pajak penghasilan, pendapatan pajak pertambahan nilai barang
dan jasa, pendapatan pajak penjualan atas barang mewah, pendapatan pajak bumi
dan bangunan, pendapatan cukai, dan pendapatan pajak lainnya.Pendapatan Pajak
Perdagangan Internasional, semua penerimaan negara yang berasal dari
pendapatan bea masuk, dan pendapatan bea keluar.
7|Perekonomian Indonesia
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
yaitu semua penerimaan Pemerintahan Pusat
yang diterima dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian
Pemerintah atas laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pendapatan Badan
Layanan Umum (BLU) , PNBP lainnya.
3. Penerimaan Hibah
yaitu penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan/atau
devisa yang dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang, jasa, dan surat
berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali dan
yang tidak mengikat, baik berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
1. belanja pegawai
Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam
bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai
pemerintah di dalam maupun di luar negeri baik kepada pejabat negara,
Pegawai Negeri Sipil dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah
yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan
modal.
2. belanja barang
Pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis
pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang
tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk
diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja perjalanan. Belanja
ini terdiri dari belanja barang dan jasa,belanja pemeliharaan dan belanja
perjalanan dinas.
8|Perekonomian Indonesia
3. belanja modal
Pengeluaran anggaran yang digunakan, dalam rangka memperoleh atau
menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari
satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset
tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Aset Tetap tersebut
dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja
bukan untuk dijual.
5. subsidi
Pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan pemerintah kepada
perusahaan negara, lembaga pemerintah atau pihak ketiga lainnya yang
memproduksi, menjual,mengekspor atau mengimpor barang dan jasa
untuk memenuhi hajat hidup orang banyak agar harga jualnya dapat
dijangkau masyarkat. Belanja ini antara lain digunakan untuk penyaluran
subsidi kepada masyarakat melalui BUMN/BUMD dan perusahaan
swasta.
6. belanja hibah
Pengeluaranpemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau
jasa,bersifat tidak wajib yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya dan tidak mengikat serta tidak terus menerus kepada
pemerintahan negara lain, pemerintah daerah, masyarakat dan organisasi
kemayarakatan serta organisasi intemasional.
7. bantuan sosial
Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna
melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial
dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga
kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk lembaga non
pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan. Pengeluaran ini dalam
bentuk uang/ barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat, bersifat tidak terus menerus dan
selektif.
8. belanja lain-lain
Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat pengeluarannya tidak
dapat diklasifikasikan ke dalam pos-pos pengeluaran diatas.Pengeluaran
ini bersifat tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti
penanggulangan bencana alam, bencana sosial dan pengeluaran tidak
9|Perekonomian Indonesia
terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
kewenangan pemerintah.
Jika dilihat dari sifatnya, belanja atau pengeluaran negara dapat dibedakan
menjadi dua macam:
1) Pengeluaran yang bersifat ekskausatif, yaitu pengeluaran untuk membeli
barang dan jasa yang dapat langsung dikonsumsi atau dapat menghasilkan barang
lain.
2) Pengeluaran yang bersifat transfer, yaitu pengeluaran yang berbentuk dana
bantuan sosial, seperti subsidi atau sumbangan kepada korban bencana alam dan
hadiah-hadiah kepada negara lain.
10 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
c. ApabilaApabila DPR tidak menyetujui, maka pemerintah
memakaiAPBN tahun sebelumnya.
2. UU No. 1 Tahun 1994, tentang Pendapatan dan Belanja Negara.
3. KeppresKeppres No. 42 Tahun 2002, tentang Pedoman Pelaksanaan APBN.
11 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
2.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD)
12 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
2.2.3 Tujuan ( APBD )
Pada dasarnya tujuan penyusunan APBD sama halnya dengan tujuan
penyusunan APBN. APBD disusun sebagai pedoman penerimaan dan
pengeluaran penyelenggara negara di daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi
daerah dan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat. Dengan APBD maka
pemborosan,penyelewengan, dan kesalahan dapat dhindari.
1. Sebagai pedoman pendapatan dan pengeluaran belanja pemerintah daerah.
2. Membantu pemerintah daerah menjalankan kebijakan fiskal.
3. Menciptakan efisiensi dan keadilan penyediaan barang dan jasa.
4. Menentukan prioritas belanja pemerintah daerah.
5. Meningkatkan transparansi pemerintah daerah terhadap masyarakat dan
DPRD.
a. Pendapatan Daerah
1) Pendapatan Asli Daerah.
13 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
2) Sumber PAD adalah Pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan.
3) Lain-lain PAD yang Sah. PAD yang sah terdiri dari:
a) Penjualan kekayaan daerah yang tidak terpisahkan, jasa giro,
pendapatan
bunga.
b) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
c) Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan pengadaan barang atau jasa oleh daerah.
b. Penerimaan Pusat
Pendapatan daerah juga dapat diperoleh melalui pemerintah pusat, yaitu
dari dana perimbangan dan dana otonomi khusus.
1) Dana pertimbangan terdiri dari dana bagi hasil, dan alokasi umum dan dana
alokasi khusus.
a) Dana Bagi Hasil
Dana bagi hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Dana
bagi hasil yang berasal dari pajak terdiri pajak bumi dan banguna, bea
perolehan atas tanah dan bangunan (BPHTB), dan pajak penghasilan (PPh)
pasal 25 dan 29 wajib pajak orang pribadi dalam negeri serta PPh pasal 21.
Dana bagi hasil bersumber dari sumber daya alam berasal dari kehutanan,
pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi,
pertambangan gas alam, dan pertambangan panas bumi.
b) Dana Alokasi Umum (DAU).
Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26%
dari pendapatan dalam negeri bersih yang ditetapkan dalam APBN.
Proorsi DAU antara daerah provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan
berdasarkan kewenangan antara provinsi dan kabupaten /kota. Ketentuan
lebih lanjut mengenai DAU diatur dalam peraturan pemerintah.DAU
dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar
daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluaran dalam rangka
pelaksanaan asas desentralisasi. Pengaturan penggunaan DAU
sepenuhnyamenjadi kewenangan daerah.
c) Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana alokasi khusus bertujuan untuk kebutuhan khusus dengan
memerhatikan tersedianya dana pada APBN. Besaran DAK ditetapkan
setiap tahun dalam APBN. Ketetapan lebih lanjut mengenai DAK diatur
dalam peraturan pemerintah.
14 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
2.2.5 Sumber Pengeluaran di dalam APBD
Pengeluaran pemerintah daerah terdiri atas pengeluaran belanja, bagi hasil
ke daerah yang menjadi otoritasnya, dan pembiayaan. Belanja terdiri atas tiga
macam pengeluaran, yaitu belanja rutin, belanja modal, dan belanja tidak terduga.
1. Pengeluaran rutin, yaitu pembelanjaan yang dilakukan pada waktu-
waktu tertentu. Pembelanjaan yang termasuk dalam pos ini, di antaranya
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan, belanja
perjalanan dinas, belanja pinjaman,belanja subsidi, belanja hibah, belanja
bantuan sosial, dan belanja operasional lainnya. Belanja modal, terdiri atas
belanja aset tetap dan belanja aset lainnya.
2. Adapun belanja tidak terduga, yaitu pengeluaran yang tidak
diperkirakan sebelumnya.
3. Bagi hasil pendapatan ke daerah yang menjadi otoritas dilakukan
melalui tiga hal,di antaranya bagi hasil pajak ke kabupaten/kota, bagi hasil
retribusi kekabupaten/kota, dan bagi hasil pendapatan lainnya ke
kabupaten/kota.
4. Adapun pengeluaran pembiayaan, di antaranya untuk pembayaran
pinjaman, penyertaan modal pemerintah, belanja investasi permanen, dan
pemberian pinjaman jangka panjang.
15 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
5. Jumlah pendapatan yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan
yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber
pendapatan
6. Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah
dianggarkan secara bruto dalam APBD.
7. Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD harus berdasarkan pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Dalam Menyusun APBD, penganggaran pengeluaran harus didukung dengan
adanya kepastian penerimaan dalam jumlah yang cukup.
9. Penganggaran untuk setiap pengeluaran harus didukung dengan dasar
hukum yang melandasinya.
10.Tahun anggaran APBD meliputi satu tahun mulai dari 1 Januari – 31
Desember.
16 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
b. APBD dapat digunakan sebagai alat perbaikan perekonomian.
Jika daerah mengalami gejala ekonomi yang buruk, misalnya mengalami ekonomi
biaya tinggi, APBD dapat digunakan sebagai alat untuk memperbaiki
perekonomian.
Caranya, pada penyusunan APBD tahun berikutnya, pemerintah daerah harus
mengurangi atau bahkan menghapuskan beberapa pungutan yang memberatkan.
17 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
APBN/APBD merupakan upaya yang dilakukan pemerintah sebagai
pedoman pengeluaran dan penerimaan Negara/daerah agar terjadi keseimbangan
yang dinamis dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan kenegaraan demi
tercapainya peningkatan produksi, peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi serta pada akhirnya ditujukan untuk tercapainya
masyarakat adil dan makmur material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama
pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk
mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya
menyangkut keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik.
Dalam hal ini, DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang
dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal APBN. sehingga APBN benar-
benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk mensejahterakan rakyat dan
mengelola perekonomian negara dengan baik.
APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Alokasi dana yang terdapat di dalam APBN digunakan untuk
pembangunan. Dengan adanya pembangunan ekonomi akan tercipta pertumbuhan
ekonomi.
18 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
DAFTAR PUSTAKA
https://falah-kharisma.blogspot.com/2015/10/pengaruh-apbn-terhadap-
perekonomian.html
https://www.kompasiana.com/amirsyahoke/552b00daf17e616860d623ca/mengen
al-jenisjenis-belanja-pemerintah-pusat-dalam-apbn
http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara
http://vincentiamaria90.blogspot.com/2013/05/sumber-penerimaan-negara-
dakamapbn-dan.html
19 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a