Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

APBN DAN APBD

Disusun Oleh :
1. Boby Cahya G.K : C10119092
2. Budi Tanawir : C10119099
3. Alfiska Meike Syalomitha : C10119088
4. Pramudita Kirananingtyas : C10119122
5. Nela Khoirul Nada : C10119087
6. Moh. Alid : C10119098

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021

1|Perekonomian Indonesia
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirobbil Alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang


telah memberi rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu dan
dapatmenyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas
matapelajaran Ekonomi tentang APBN DAN APBD.
Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Semoga budi baik mereka di terima Allah SWT
sebagai amal ibadah dan akan diberi balasan berupa pahala yang berlipat ganda.
Dan penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak
yang memerlukan khususnya untuk teman-teman di sekolah dan masyarakat pada
umumnya.

Penulis, November 2021

Penyusun

2|Perekonomian Indonesia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................5
1.1 Latar Belakang.................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.3 Tujuan Makalah...............................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................7

2.1 Aggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).........................................7


2.1.1 Pengertian APBN.........................................................................................7
2.1.2 Fungsi APBN...............................................................................................7
2.1.3 Tujuan APBN...............................................................................................7
2.1.4 Sumber Penerimaan Didalam APBN...........................................................7
2.1.5 Sumber Pengeluaran Didalam APBN..........................................................8
2.1.6 Prinsip- Prinsip Dalam APBN....................................................................10
2.1.7 Asas Penyusunan APBN............................................................................10
2.1.8 Dasar Hukum APBN..................................................................................10
2.1.9 Proses Penyusunan APBN..........................................................................11
2.1.10 Pengaruh APBN Terhadap Perekonomian................................................11

2.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBD)......................................12


2.2.1 Pengertian APBD.......................................................................................12
2.2.2 Fungsi APBD............................................................................................. 12
2.2.3 Tujuan APBD.............................................................................................13
2.1.4 Sumber Penerimaan Didalam APBD.........................................................13
2.1.5 Sumber Pengeluaran Didalam APBD........................................................15
2.1.6 Prinsip- Prinsip Dalam APBD...................................................................15
2.1.7 Asas Penyusunan APBD............................................................................15
2.1.8 Dasar Hukum APBD..................................................................................16
2.1.9 Proses Penyusunan APBD.........................................................................16
2.1.10 Pengaruh APBD Terhadap Perekonomian................................................16

BAB III PENUTUP.............................................................................................18


3.1 Kesimpulan....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19

3|Perekonomian Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran bias
dibaratkan sebagai anggaran rumah tangga ataupun anggaran perusahaan yang
memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.
DPR telah menetapkan APBN 2020. Anggaran belanja APBN ditargetkan
sebesar Rp 2.233,2 triliun, sedangkan usulan awal sebesar Rp 2.221,5. Sementara
belanja negara naik menjadi Rp 2.540,4 triliun dari usulan awal Rp 2.528,8
triliun.Defisit ditargetkan sebesar Rp 307,2 triliun atau setara 1,76 persen terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB).
Walaupun APBN terus meningkat tiap tahun, APDB juga naik pesat,
perekonomian tumbuh tiap tahun, pendapatan per kapita juga naik tiap tahun, tapi
tidak diikuti dengan peningkatan kesejahteraan rakyat yang signifikan. Jumlah
rakyat miskin juga nyaris tidak berkurang. Ini mengindikasikan ada kesalahan
besar dalam APBN sehingga APBN yang sebagian besar penerimaannya berasal
dari pajak yang dibayar oleh rakyat tapi tidak memberikan kontribusi nyata
meningkatkan
kesejahteraan rakyat.

1.2 Rumusan Masalah


Dari pendahuluan yang sudah penulis sampaikan maka rumusan masalah
yang muncul adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN)?
2. Apa yang dimaksud dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD)?
3. Apa saja Sumber penerimaan Pendapatan Negara dalam APBN dan
APBD?
4. Bagaimana Hubungan antara APBN dengan Pertumbuhan Ekonomi ?
5. Bagaimana proses penyusunan APBN dan APBD?

4|Perekonomian Indonesia
1.3 Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah yang ada, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1) Untuk Mengetahui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
diIndonesia
2) Untuk Mengetahui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di
Indonesia
3) Untuk Mengetahui Apa Saja Sumber Penerimaan Pendapatan Negara
Dalam APBN dan APBD
4) Untuk Mengetahui Hubungan antara APBN dengan Pertumbuhan
Ekonomi
5) Untuk mengetahui tahapan dalam RAPBN dan RAPBD sehingga bisa
digunakan dalam mengolah dana.

5|Perekonomian Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)


2.1.1 Pengertian APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
PerwakilanRakyat. (Pasal
1 angka 7, UU No. 17/2003). Merujuk Pasal 12 UU No. 1/2004 tentang
Perbendaharaan Negara, APBN dalam satu tahun anggaran meliputi:
a) Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan.
b) Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan
c) Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang
akanditerima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Semua penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui rekening kas
umum negara. (Pasal 12 ayat (2) UU No. 1/2004) tahun anggaran adalah periode
pelaksanaan APBN selama 12 bulan. Sejak tahun 2000, Indonesia menggunakan
tahun kalender sebagai tahun anggaran, yaitu dari tanggal 1 Januari sampai
dengan tanggal 31 Desember. Sebelumnya, tahun anggaran dimulai tanggal 1
April sampai dengan 31 Marettahun berikutnya. Penggunaan tahun kalender
sebagai tahun anggaran ini kemudian dikukuhkan dalam UU Keuangan Negara
dan UU Perbendaharaan Negara (Pasal 4 UU No. 17/2003 dan Pasal 11 UU No.
1/2004).
Sebagaimana ditegaskan dalam Bagian Penjelasan UU No. 17/2003,
anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai
fungsi akuntabilitas, pengeluaran anggaran hendaknya
dapatdipertanggungjawabkan dengan menunjukkan hasil (result) berupa outcome
atau setidaknya output dari dibelanjakannya dana-dana publik tersebut. Sebagai
alat manajemen, sistem penganggaran selayaknya dapat membantu aktivitas
berkelanjutan untuk memperbaiki efektifitas dan efisiensi program
pemerintah.Sedangkan sebagai instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi
untukmewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan
pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

2.1.2 Fungsi ( APBN )


APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan
negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan
pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan
nasional, mencapai stabitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas
pembangunan secara umum.
Merujuk Pasal 3 Ayat (4) UU No. 17/2003, APBN mempunyai fungsi
otorisasi,perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Semua
penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara
dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan

6|Perekonomian Indonesia
negara dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran
berikutnya.
a) Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar
untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat
dipertanggung jawabkan kepada rakyat.
b) Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat
menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun
tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka
negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan
tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun
proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah
dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa
berjalan dengan lancar.
c) Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman
untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah
bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang
negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.
d) Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta
meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
e) Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
f) Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi
alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian.

2.1.3 Tujuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)


Perancangan APBN bertujuan untuk memelihara dan menjaga stabilitas
perekonomian serta mencegah terjadinya defisit anggaran APBN bertujuan
sebagai pedoman dalam hal penerimaan serta pengeluaran negara dalam
pelaksanaan kegiatan kenegaraan yang disertai dengan tujuan untuk
peningkatan kesempatan kerja sehingga diarahkan kepada peningkatan
pertumbuhan perekonomian dan kemakmuran masyarakat.

2.1.4 Sumber Penerimaan di dalam APBN

1. Penerimaan Perpajakan
Pendapatan Pajak Dalam Negeri, semua penerimaan negara yang berasal
dari pendapatan pajak penghasilan, pendapatan pajak pertambahan nilai barang
dan jasa, pendapatan pajak penjualan atas barang mewah, pendapatan pajak bumi
dan bangunan, pendapatan cukai, dan pendapatan pajak lainnya.Pendapatan Pajak
Perdagangan Internasional, semua penerimaan negara yang berasal dari
pendapatan bea masuk, dan pendapatan bea keluar.

7|Perekonomian Indonesia
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
yaitu semua penerimaan Pemerintahan Pusat
yang diterima dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian
Pemerintah atas laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pendapatan Badan
Layanan Umum (BLU) , PNBP lainnya.

3. Penerimaan Hibah
yaitu penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan/atau
devisa yang dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang, jasa, dan surat
berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali dan
yang tidak mengikat, baik berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

2.1.5 Sumber Pengeluaran di dalam APBN


Belanja negara dan daerah dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan
tugas pemerintahan pusat dan daerah serta pelaksanaan perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan daerah. Belanja negara dan daerah menurut
organisasi disesuaikan dengan susunan kementerian negara atau lembaga
pemerintahan pusat.
Belanja pemerintah pusat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Belanja pemerintah pusat menurut organisasi atau bagian anggaran.
b. Belanja pemerintah pusat menurut fungsi.
Rincian belanja negara dan daerah menurut fungsi, terdiri atas pelayanan
umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup,
perumahan, dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata, budaya, agama,
pendidikan,serta perlindungan sosial.
c. Belanja pemerintah pusat menurut jenis belanja, meliputi:

1. belanja pegawai
Pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam
bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai
pemerintah di dalam maupun di luar negeri baik kepada pejabat negara,
Pegawai Negeri Sipil dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah
yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan
modal.

2. belanja barang
Pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis
pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang
tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk
diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja perjalanan. Belanja
ini terdiri dari belanja barang dan jasa,belanja pemeliharaan dan belanja
perjalanan dinas.

8|Perekonomian Indonesia
3. belanja modal
Pengeluaran anggaran yang digunakan, dalam rangka memperoleh atau
menambah aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari
satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset
tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Aset Tetap tersebut
dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan kerja
bukan untuk dijual.

4. pembayaran bunga utang


Pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga (interest) yang
dilakukan atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal outstanding)
baik utang dalam maupun luar negeri yang dihitung berdasarkan posisi
pinjaman jangka pendek atau jangka panjang. Jenis belanja ini khusus
digunakan dalam kegiatan dari Bagian Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan.

5. subsidi
Pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan pemerintah kepada
perusahaan negara, lembaga pemerintah atau pihak ketiga lainnya yang
memproduksi, menjual,mengekspor atau mengimpor barang dan jasa
untuk memenuhi hajat hidup orang banyak agar harga jualnya dapat
dijangkau masyarkat. Belanja ini antara lain digunakan untuk penyaluran
subsidi kepada masyarakat melalui BUMN/BUMD dan perusahaan
swasta.

6. belanja hibah
Pengeluaranpemerintah berupa transfer dalam bentuk uang, barang atau
jasa,bersifat tidak wajib yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya dan tidak mengikat serta tidak terus menerus kepada
pemerintahan negara lain, pemerintah daerah, masyarakat dan organisasi
kemayarakatan serta organisasi intemasional.
7. bantuan sosial
Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna
melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial
dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga
kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk lembaga non
pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan. Pengeluaran ini dalam
bentuk uang/ barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat, bersifat tidak terus menerus dan
selektif.

8. belanja lain-lain
Pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat pengeluarannya tidak
dapat diklasifikasikan ke dalam pos-pos pengeluaran diatas.Pengeluaran
ini bersifat tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti
penanggulangan bencana alam, bencana sosial dan pengeluaran tidak

9|Perekonomian Indonesia
terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
kewenangan pemerintah.

Jika dilihat dari sifatnya, belanja atau pengeluaran negara dapat dibedakan
menjadi dua macam:
1) Pengeluaran yang bersifat ekskausatif, yaitu pengeluaran untuk membeli
barang dan jasa yang dapat langsung dikonsumsi atau dapat menghasilkan barang
lain.
2) Pengeluaran yang bersifat transfer, yaitu pengeluaran yang berbentuk dana
bantuan sosial, seperti subsidi atau sumbangan kepada korban bencana alam dan
hadiah-hadiah kepada negara lain.

2.1.6 Prinsip-prinsip Dalam APBN


Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada tiga, yaitu:
1. Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan penyetoran.
2. Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.
3. Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan penuntutan
denda.

Sementara berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip penyusunan APBN


adalah:
1. Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.
2. Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.
3. Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan
memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.

2.1.7 Asas Penyusunan APBN


Dalam menyusunan APBN didasarkan pada tiga asas yang harus
dilakukan diketahui pemerintah yang dijadikan sebagai dasar penyusunan APBN,
sebagai berikut.
1. Kemandirian, artinya pembiayaan oleh negara didasarkan atas kemampuan
negara, pinjaman luar negeri hanyalah sebagai pelengkap.
2. Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas
3. Penajaman prioritas pembangunan, maksud dari penajaman perioritas
pembagunan adalah APBN harus mendahulukan pembiayaan yang lebih
bermanfaat

2.1.8 Dasar Hukum APBN


APBN dirancang berdasarkan dasar hukum atau landasan hukum yang
jelas.Dasar hukumnya adalah:
1. UUD 1945 (sesudah amandemen), Pasal 23 dimana inti dari isinya:
a. APBN ditetapkan setiap tahun dengan Undang-Undang, serta
dilaksanakan secara terbuka.
b. PresidenPresiden mengajukan rancangan APBN kepada DPR
dengan memerhatikan pendapat Dewan Perwakilan Daerah.

10 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
c. ApabilaApabila DPR tidak menyetujui, maka pemerintah
memakaiAPBN tahun sebelumnya.
2. UU No. 1 Tahun 1994, tentang Pendapatan dan Belanja Negara.
3. KeppresKeppres No. 42 Tahun 2002, tentang Pedoman Pelaksanaan APBN.

2.1.9 Proses Penyusunan APBN


1. APBN disusun menggunakan dasar rancangan UU Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (RUU APBN) yang dibuat Presiden dibantu Menteri
Keuangan,
2. RUU APBN yang telah selesai dibuat,
3. diajukan kepada DPR,
4. Apabila RUU APBN disetujui akan disahkan menjadi UU APBN
5. Apabila RUU APBN ditolak harus direvisi kemudian diajukan lagi ke
DPR Jika rancangan RAPBN yang diajukan tidak disetujui oleh sidang
anggota dewan maka pemerintah akan menggunakan pedoman atau APBN
sebelumnya.

2.1.10 engaruh APBN terhadap Perekonomian


1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, maksudnya dapat
mengetahui besarnya GNP dari tahun ke tahun.
2. Menciptakan kestabilan keuangan atau moneter negara, maksudnya dapat
mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat.
3. Menimbulkan investasi masyarakat, karena dapat mengembangkan
industri -industri dalam negeri.
4. Memperlancar distribusi pendapatan, maksudnya dapat mengetahui
sumber penerimaan dan penggunaan untk belanja pegawai dan belanja
barang atau jasa serta yang lainnya.
5. Memperluas kesempatan kerja, karena terdapat pembangunan proyek –
proyek negara dan investasi negara, sehingga dapat membuka lapangan
kerja yang baru dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
6. APBN digunakan untuk memperbaiki kestabilan perekonomian nasional
7. APBN digunakan untuk menunjang sektor pasar yang ikut berperan dalam
pertumbuhan ekonomi
8. APBN menimbulkan investasi masyarakat
9. APBN memengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui kemauan
dan kemampuan kerja rakyat beserta investasinya
10. APBN berpengaruh terhadap mekanisme pasar sehingga membentuk
ketidaksamaan pendapatan dan kesejahteraan di masyarakat.

11 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
2.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD)

2.2.1 Pengertian (APBD)


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah suatu daftar
yang secara sistematis membuat sumber-sumber penerimaan daerah dan alokasi
pengeluaran daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Periode
APBD sama dengan APBN, yaitu dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

2.2.2 Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD )


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD mempunyai fungsi
yang sama dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Diantaranya :
a. Fungsi Stabilisasi
b. Fungsi Alokasi
c. Fungsi Distribusi
d. Fungsi Regulasi
Berdasarkan UUD 1945 ayat 1, 2, dan 3, pemerintah wajib menyusun
APBN. Sebelum menjadi APBN, pemerintah menyusun Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). Pembangunan daerah sebagai bagian
integral dari pembangunan dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan
pengaturan sumber daya nasional. Hal ini dimaksudkan agar memberikan
kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Penyelenggaraan pemerinthan daerah sebagai
subsistem pemerintahan negara dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan
hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat secara
umum. Sebagai daerah otonom, daerah mempunyai kewenangan dan tanggung
jawab untuk menyelenggarakan pemerintahan sesuai dengan kepentingan
masyarakat berdasarkan prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat, dan
pertanggungjawaban kepada masyarakat.
Fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi pada umumnya lebih efektif
dilaksanakan pemerintah pusat, sedangkan fungsi alokasi pada umumnya
dilaksanakan pemerintah daerah. Hal ini disebabkan daerah lebih mengetahui
kebutuhan serta standar pelayanan masyarakat. Akan tetapi, dalam
pelaksanaannyaperlu diperhatikan kondisi dan situasi yang berbeda-beda setiap
wilayah. Dengan demikian, pembagian ketiga fungsi tersebut sangat penting
sebagai landasan dalam penentuan perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah secara jelas dan tegas.
Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah diperlukan
kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab di daerah secara
proporsional. Hali ini diwujudkan melalui pengaturan, pembagian, pemanfaatan
sumber daya nasional,dan perimbangan keuangan. Sumber pembiayaan
pemerintah daerah dalam rangka perimbangan keuangan dilaksanakan atas dasar
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.

12 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
2.2.3 Tujuan ( APBD )
Pada dasarnya tujuan penyusunan APBD sama halnya dengan tujuan
penyusunan APBN. APBD disusun sebagai pedoman penerimaan dan
pengeluaran penyelenggara negara di daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi
daerah dan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat. Dengan APBD maka
pemborosan,penyelewengan, dan kesalahan dapat dhindari.
1. Sebagai pedoman pendapatan dan pengeluaran belanja pemerintah daerah.
2. Membantu pemerintah daerah menjalankan kebijakan fiskal.
3. Menciptakan efisiensi dan keadilan penyediaan barang dan jasa.
4. Menentukan prioritas belanja pemerintah daerah.
5. Meningkatkan transparansi pemerintah daerah terhadap masyarakat dan
DPRD.

2.2.4 Sumber Penerimaan di dalam APBD


Penerimaan negara adalah uang yang masuk ke kas negara. Penerimaan
negara terdiri dari 2 yaitu :

a. Penerimaan Dalam Negeri


Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber. Secara umum
penerimaan negara dibedakan menjadi dua sumber yaitu:
1. Penerimaan Pajak
Penerimaan perpajakan berasal dari dalam negeri dan pajak perdagangan
internasional. Pajak dalam negeri terdiri dari pajak pengahasilan migas dan
nonmigas, PPN dan PPnBM, BPHTB, cukai, dan pajak lainnya. Pajak
perdagangan internasional berasal dari bea masuk dan pajak/pungutan
ekspor.
2. Penerimaan negara bukan pajak berasal dari sumber daya alam,
bagian pemerintah atas laba BUMN, dan penerimaan negara bukan pajak
lainnya.Penerimaan negara juga berasal dari hibah. Hibah merupakan
pemberian dana dari negara lain tanpa keharusan untuk
mengembalikannya.
b. Hibah
Penerimaan Hibah merupakan semua penerimaan negara yang berasal dari
sumbangan swasta dalam negeri, dan sumbangan lembaga swasta dan
pemerintahan luar negeri, termasuk lembaga internasional. Penerimaan hibah ini
tidak perlu dikembalikan. Hibah meliputi pemberian untuk proyek khusus dan
untuk mendukung anggaran secara umum. Hibah dalam bentuk peralatan, barang,
dan bantuan teknis, biasanya tidak dimasukkan dalam anggaran, tetapi dicatat
dalam item memorandum.

Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Pendapatan Daerah
berasal dari:

a. Pendapatan Daerah
1) Pendapatan Asli Daerah.

13 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
2) Sumber PAD adalah Pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan.
3) Lain-lain PAD yang Sah. PAD yang sah terdiri dari:
a) Penjualan kekayaan daerah yang tidak terpisahkan, jasa giro,
pendapatan
bunga.
b) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
c) Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan pengadaan barang atau jasa oleh daerah.

b. Penerimaan Pusat
Pendapatan daerah juga dapat diperoleh melalui pemerintah pusat, yaitu
dari dana perimbangan dan dana otonomi khusus.
1) Dana pertimbangan terdiri dari dana bagi hasil, dan alokasi umum dan dana
alokasi khusus.
a) Dana Bagi Hasil
Dana bagi hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Dana
bagi hasil yang berasal dari pajak terdiri pajak bumi dan banguna, bea
perolehan atas tanah dan bangunan (BPHTB), dan pajak penghasilan (PPh)
pasal 25 dan 29 wajib pajak orang pribadi dalam negeri serta PPh pasal 21.
Dana bagi hasil bersumber dari sumber daya alam berasal dari kehutanan,
pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi,
pertambangan gas alam, dan pertambangan panas bumi.
b) Dana Alokasi Umum (DAU).
Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26%
dari pendapatan dalam negeri bersih yang ditetapkan dalam APBN.
Proorsi DAU antara daerah provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan
berdasarkan kewenangan antara provinsi dan kabupaten /kota. Ketentuan
lebih lanjut mengenai DAU diatur dalam peraturan pemerintah.DAU
dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar
daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluaran dalam rangka
pelaksanaan asas desentralisasi. Pengaturan penggunaan DAU
sepenuhnyamenjadi kewenangan daerah.
c) Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana alokasi khusus bertujuan untuk kebutuhan khusus dengan
memerhatikan tersedianya dana pada APBN. Besaran DAK ditetapkan
setiap tahun dalam APBN. Ketetapan lebih lanjut mengenai DAK diatur
dalam peraturan pemerintah.

2) Dana Otonomi Khusus


Merupakan dana yang dialokasikan untuk membiayai pelaksanaan
otonomi khusus suatu daerah, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang No
18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh
sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darrusalam, dan Undang-Undang No 21 Tahun
2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, serta untuk penyesuaian
kekurangan dana alokasi umum untuk beberapa daerah.

14 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
2.2.5 Sumber Pengeluaran di dalam APBD
Pengeluaran pemerintah daerah terdiri atas pengeluaran belanja, bagi hasil
ke daerah yang menjadi otoritasnya, dan pembiayaan. Belanja terdiri atas tiga
macam pengeluaran, yaitu belanja rutin, belanja modal, dan belanja tidak terduga.
1. Pengeluaran rutin, yaitu pembelanjaan yang dilakukan pada waktu-
waktu tertentu. Pembelanjaan yang termasuk dalam pos ini, di antaranya
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan, belanja
perjalanan dinas, belanja pinjaman,belanja subsidi, belanja hibah, belanja
bantuan sosial, dan belanja operasional lainnya. Belanja modal, terdiri atas
belanja aset tetap dan belanja aset lainnya.
2. Adapun belanja tidak terduga, yaitu pengeluaran yang tidak
diperkirakan sebelumnya.
3. Bagi hasil pendapatan ke daerah yang menjadi otoritas dilakukan
melalui tiga hal,di antaranya bagi hasil pajak ke kabupaten/kota, bagi hasil
retribusi kekabupaten/kota, dan bagi hasil pendapatan lainnya ke
kabupaten/kota.
4. Adapun pengeluaran pembiayaan, di antaranya untuk pembayaran
pinjaman, penyertaan modal pemerintah, belanja investasi permanen, dan
pemberian pinjaman jangka panjang.

2.2.6 Prinsip Penyusunan APBD


1. Prinsip kesatuan, yaitu menghendaki semua pendapatan dan pengeluaran
berbentuk satu dokumen anggaran.
2. Prinsip universalitas, yaitu mengharuskan setiap transaksi ditampilkan dalam
dokumen anggaran.
3. Prinsip tahunan, yaitu membatasi masa berlaku anggaran pada tahun tertentu.
4. Prinsip spesialitas, yaitu mewajibkan kredit anggaran disediakan secara rinci.
5. Prinsip akrual, yaitu menghendaki anggaran dibebani pada pengeluaran yang
wajib dibayar dan penerimaan yang semestinya diterima.
6. Kas, yaitu menghendaki anggaran daerah dibebani saat ada penerimaan atau
pengeluaran dari atau ke kas daerah.

2.2.7 Asas Penyusunan APBD


Rencana keuangan daerah atau APBD disusun, dengan menganut azas sebagai
berikut (Pasal 16 – Pasal 19 PP No. 58 Tahun 2005):

1. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan


kemampuan pendapatan daerah.enyusunan APBD berpedoman kepada
Rencana Kerja Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan pelayanan
kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara.
2. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi dan stabilisasi.
3. APBD, perubahan APBD dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap
tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.
4. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah baik dalam bentuk uang,
barang/jasa dianggarkan dalam APBD.

15 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
5. Jumlah pendapatan yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan
yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber
pendapatan
6. Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah
dianggarkan secara bruto dalam APBD.
7. Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD harus berdasarkan pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Dalam Menyusun APBD, penganggaran pengeluaran harus didukung dengan
adanya kepastian penerimaan dalam jumlah yang cukup.
9. Penganggaran untuk setiap pengeluaran harus didukung dengan dasar
hukum yang melandasinya.
10.Tahun anggaran APBD meliputi satu tahun mulai dari 1 Januari – 31
Desember.

2.2.8 Dasar Hukum APBD


1. UU No. 32 Tahun 2003, tentang Pemerintah Daerah, dimana perintah untuk
menyusun dan mengajukan Rancangan Perda tentang APBD oleh Kepala
daerah terpadat pada pasal 25.
2. UU No. 33 Tahun 2003, tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Daerah, dijelaskan pada pasal 4.
3. Kepmendagri No. 29 Tahun 2002, tentang Pedoman Pengurusan,
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah serta Tata Cara Pengawasan,
Penyusunan, dan Penghitungan APBD.

2.2.9 Proses Penyusunan APBD


1. Pemerintah daerah menyusun RAPBD atas dasar usulan dari setiap
perangkat daerah dalam bentuk Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK).
2. Pemerintah daerah mengajukan RAPBD kepada DPRD untuk dibahas,
sebelum dibahas, DPRD menyosialisasikannya kepada masyarakat untuk
mendapatkan masukan.
3. Dalam pembahasan RAPBN, pemerintah diwakili oleh tim anggaran eksekutif
yang beranggotakan sekretaris daerah, Bappeda, dan pihak-pihak lain yang
dianggap perlu.
4. Sementara DPRD diwakili oleh panitia anggaran yang beranggotakan
fraksifraksidi DPRD dan
5. RAPBD yang disetujui DPRD diserahkan menjadi APBD berdasarkan
peraturan daera untuk dilaksanakan.

2.2.10 pengaruh APBN terhadap Perekonomian


a. APBD mampu memberikan pedoman bagi kegiatan pembangunan
ekonomi di daerah.
Dengan adanya APBD, pemerintah daerah memiliki pedoman yang jelas dalam
melaksanakan pembangunan ekonomi sehingga semua kegiatan dapat terarah dan
perekonomian daerah diharapkan bisa meningkat.

16 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
b. APBD dapat digunakan sebagai alat perbaikan perekonomian.
Jika daerah mengalami gejala ekonomi yang buruk, misalnya mengalami ekonomi
biaya tinggi, APBD dapat digunakan sebagai alat untuk memperbaiki
perekonomian.
Caranya, pada penyusunan APBD tahun berikutnya, pemerintah daerah harus
mengurangi atau bahkan menghapuskan beberapa pungutan yang memberatkan.

c. APBD dapat memengaruhi perubahan harga di daerah


APBD dapat berdampak atau perpengaruh terhadap perubahan harga di daerah,
misalnya : dalam rangka meningkatkan PAD, pemerintah daerah menaikkan tarif
beberapa pungutan, seperti tarif pendaftaran rumah sakit, tarif pengujian
kendaraan
bermotor, pajak hotel, pajak hiburan dan pajak sarang burung walet. Semua
kenaikan tarif tersebut tentu akan berpengaruh terhadap harga barang dan jasa.
Satu hal yang perlu diingat oleh pemerintah daerah, jangan sampai
kenaikankenaikan tersebut menimbulkan ekonomi biaya tinggi.

d. APBD mampu memengaruhi tingkat produktivitas perusahaan.


Apabila pemerintah daerah menetapkan peraturan yang menghambat lalu lintas
barang dan jasa antar daerah, hal itu akan memengaruhi produktivitas
perusahaanperusahaan
tertentu, seperti perusahaan yang menjual produknya ke daerah lain
atau perusahaan yang mendatangkan bahan bakunya dari daerah lain.

e. APBD dapat memengaruhi tingkat pemerataan distribusi pendapatan.


APBD berdampak atau berpengaruh terhadapp pemerataan distribusi pendapatan.
Misalnya, di Garut kita mengenal adanya sarang burung walet yang tentunya
membuat kaya para pemiliknya. Agar kekayaan mereka tidak bertumpuk dan
menimbulkan kecemburuan sosial serta menciptakan ketimpangan distribusi
pendapatan maka pada APBD dianggarkan pajak sarang burung walet. Pajak yang
dikenakan pada pemilik sarang burung walet akan digunakan pemerintah daerah
untuk kepentingan masyarakat banyak. Dengan demikian, distribusi pendapatan di
masyarakat diharapkan lebih merata

17 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
APBN/APBD merupakan upaya yang dilakukan pemerintah sebagai
pedoman pengeluaran dan penerimaan Negara/daerah agar terjadi keseimbangan
yang dinamis dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan kenegaraan demi
tercapainya peningkatan produksi, peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi serta pada akhirnya ditujukan untuk tercapainya
masyarakat adil dan makmur material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama
pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk
mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya
menyangkut keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik.
Dalam hal ini, DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan yang
dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal APBN. sehingga APBN benar-
benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk mensejahterakan rakyat dan
mengelola perekonomian negara dengan baik.
APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Alokasi dana yang terdapat di dalam APBN digunakan untuk
pembangunan. Dengan adanya pembangunan ekonomi akan tercipta pertumbuhan
ekonomi.

18 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a
DAFTAR PUSTAKA

Pustaka Setia , Buku Intisari Ekonomi k13

New Mentor, UN Ekonomi 2017

Sony Sugema College, Buku Teori Program reguler tahun 2019-2020

Purnastuti, Losina, 2003. Ekonomi untuk kelas XI SMA/MA. Jakarta : Idah


Mustikawati
https://www.muttaqin.id/2016/04/dampak-atau-pengaruh-apbd-terhadap.html

https://falah-kharisma.blogspot.com/2015/10/pengaruh-apbn-terhadap-
perekonomian.html
https://www.kompasiana.com/amirsyahoke/552b00daf17e616860d623ca/mengen
al-jenisjenis-belanja-pemerintah-pusat-dalam-apbn

http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Negara

http://vincentiamaria90.blogspot.com/2013/05/sumber-penerimaan-negara-
dakamapbn-dan.html

19 | P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a

Anda mungkin juga menyukai