Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA


(APBN)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Keuangan Negara

Dosen Pengampu:
Dedi Prasetyo Utomo, S.Pd., M.H

Disusun oleh:
Kelompok 4
1. Erlinda Adisa Rahmatika (126103212134)
2. Yogi Dwi Ariyanti (126103212231)
3. Zahrotun Ni’mah (126103212233)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

MARET 2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami haturkan kehadirat Allah SWT, atas segala
karunia dan rahmat-Nya sehingga makalah tentang Siklus Anggaran Negara
Dalam Hukum Keuangan Negara dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa
shalawat serta salam semoga senantiasa abadi tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW agar kelak mendapat syafaatnya di dunia dan akhirat.

Sehubungan dengan terselesaikannya makalah ini, maka penulis


mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I. selaku Rektor UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.
2. Bapak Dr. Nur Efendi, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu
Hukum.
3. Bapak Muksin, M.H. selaku Kordinatoor Program Studi Hukum Tata
Negara.
4. Bapak Dedi Prasetyo Utomo, S.Pd., M.H. selaku dosen mata kuliah
Hukum Keuangan Negara.
5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT,
dan tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya, makalah ini penulis suguhkan kepada
segenap pembaca, dengan harapan adanya saran dan kritik yang bersifat kondusif
demi perbaikan. Semoga makalah ini bermanfat dan mendapat ridho Allah SWT.

Tulungagung, Maret 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.......................................................................................................i
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Dasar Hukum APBN.......................................................................3
B. Pelaksanaan APBN.........................................................................4
C. Unsur dan Fungsi APBN................................................................5
BAB III : PENUTUP............................................................................................7
A. Kesimpulan......................................................................................7
B. Saran................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

iii
A. LATAR BELAKANG BAB I
PENDAHULUAN

Anggaran atau yang biasa kita kenal dengan sebutan budget merupakan
suatu daftar pernyataan terperinci tentang penerimaan dan pengeluaran negara
yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu. Ada kalanya budget dibuat pada
waktu tertentu misalnya satu tahun. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) merupakan rencana anggaran yang dilakukan pemerintah di pusat atau
biasa disebut dengan rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis
dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama
satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN merupakan instrumen
untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka membiayai
pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian,
dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum. Fungsi APBN
agar dapat berjalan secara optimal, maka sistem anggaran dan pencatatan atas
penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistimatis.
APBN yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan negara dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara.1

Kebijakan anggaran yang berimbang dan dinamis mulai diperkenalkan


pada masa pemerintahan orde baru. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang
unik karena memasukkan pinjaman luar negeri sebagai penerimaan negara.
Tujuannya adalah mengatasi masalah hiperinflasi yang terjadi pada pertengahan
tahun 1966. Hiperinflasi sendiri dipicu oleh kebijakan pemerintah yang
mengatasi defisit APBN dengan cara mencetak uang. Kebijakan memasukkan
pinjaman luar negeri tersebut masih dipakai sampai tahun 1999.

APBN merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perekonomian secara


agregat. Setiap perubahan yang terjadi pada variabel-variabel ekonomi makro
akan berpengaruh pada besaran-besaran APBN. Sebaliknya, kebijakan kebijakan

1
Suparmoko. (2000). Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, Edisi 5. BPFE Yogyakarta
1
APBN pada gilirannya juga akan mempengaruhi aktivitas perekonomian.

2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja dasar hukum Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)?
2. Bagaimana pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)?
3. Apa saja unsur dan fungsi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui dasar hukum Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN).

2. Mengidentifikasi pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara


(APBN).

3. Mengenali unsur dan fungsi Anggaran Pendapatan Belanja Negara


(APBN).

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Hukum Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)


Dasar hukum dalam menyusun APBN pada masa orde baru adalah Undang-
Undang Perbendaharaan Negara (Indische Comptabiliteits Wet) atau Undang-
undang Komptabilitas Hindia Belanda dari tahun 1926. Menurut UU/ICW ini,
struktur dari APBN dari sisi penerimaan terdiri dari penerimaan dalam negeri
(perpajakan) dan dari sisi pengeluaran terdiri dari belanja rutin dan belanja
modal. Dengan demikian APBN berimbang ala ICW adalah pendapatan pajak
= belanja rutin + belanja modal. Ideologi yang melatarbelakangi susunan
APBN ala ICW ini adalah ideologi liberal, yang meminimalkan kegiatan peran
pemerintah/negara dalam ekonomi dan masyarakat.2

Undang-Undang Dasar 1945 merupakan dasar hukum yang paling tinggi


dalam struktur perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu pengaturan
mengenai keuangan negara selalu didasarkan pada undang-undang ini,
khususnya dalam bab VIII Undang-Undang Dasar 1945 Amendemen IV pasal
23 mengatur tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bunyi
pasal 23:

 Ayat (1): Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-
undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

 Ayat (2): Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja


negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan
Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Daerah.

 Ayat (3): “Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui


rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan
oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara tahun yang lalu”.

2
Seda, Frans. (2004). Kebijakan APBN Berimbang dan Dinamis. dalam Subiyantoro, Heru dan
Singgih Riphat (Ed). 2004. Kebijakan Fiskal, Pemikiran, Konsep dan Implementasi. Jakarta: Buku Kompas
4
B. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
Dalam mendukung percepatan dan modernisasi pelaksanaan anggaran
secara lebih profesional, terbuka, efektif, efisien, dan bertanggung jawab
dengan tetap memperhatikan prinsip pengelolaan keuangan negara yang baik,
perlu dilakukan perubahan terhadap tata cara pelaksanaan anggaran pendapatan
dan belanja negara sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara. Sekarang diubah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2018. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut
DIPA adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan
PA dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.

Pendapatan Negara terdiri atas:

a. Penerimaan Perpajakan;

b. Penerimaan Negara Bukan Pajak; dan

c. Pendapatan Hibah.

Pelaksanaan anggaran belanja merupakan bagian utama dari siklus


pelaksanaan APBN. Setelah UU-APBN disahkan, sejak saat itu pengeluaran
negara dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan implementasi program-
program pembangunan dilakukan. Pengaturan tentang pelaksanaan belanja
APBN diharapkan dapat mendorong pelaksanaan program, penyerapan dana
pencapaian program dengan lebih efektif dan efisien. Namun, seluruh proses
tersebut seharusnya tetap dilakukan berdasarkan asas disiplin anggaran dan
mengutamakan keamanan keuangan negara.

Pada tahap pelaksanaan, APBN harus dituangkan dalam Dokumen


allotment, yaitu dokumen pelaksanaan anggaran. Dokumen pelaksanaan
anggaran menjadi dasar penggunaan anggaran yang memenuhi prinsip
akuntabilitas yang berorientasi kepada hasil. Dokumen pelaksanaan anggaran
memberikan keleluasaan kepada KPA untuk melakukan penyesuaian atas
pengeluaran. Dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran dinyatakan bahwa
Dokumen Pelaksanaan Anggaran adalah daftar bagi KPA untuk melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran dan penerimaan serta dasar bagi
5
KPPN untuk melakukan pembayaran. Dengan terbitnya Dokumen Pelaksanaan
Anggaran, KPA dapat segera melakukan perikatan dan dengan adanya tagihan,
Kuasa BUN harus mencairkan dananya.

Peran PA dalam pelaksanaan anggaran belanja adalah melaksanakan


kegiatan sesuai dengan rincian pada Dokumen pelaksanaan anggaran.
Pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi pembuatan komitmen, yaitu tindakan
yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran negara dan melakukan
pengujian serta memerintahkan pembayaran. Substansi pelaksanaan anggaran
pada hakikatnya bertumpu pada bagaimana Pemerintah memperoleh pendapatan
yang sifatnya expected (diperkirakan dapat diterima) untuk membiayai belanja
yang sifatnya contracted (mengandung nilai kepastian). Selanjutnya, Pemerintah
harus dapat mengelola uang yang telah diterima dan berada dalam
penguasaannya untuk mencukupi belanja dalam rangka membiayai kegiatan
pemerintahan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan Undang-Undang.

Prinsip umum pengelolaan keuangan publik adalah asas universalitas. Dalam


hal ini semua Penerimaan Negara harus disetor langsung dan segera ke Kas
Negara. Dalam pelaksanaan APBN, penerimaan diupayakan untuk disetor
langsung dan segera, terkait dengan sifat belanja yang bersifat pasti (definitif),
sedangkan Penerimaan Negara untuk membiayai pengeluaran tersebut lebih
bersifat perkiraan (indikatif).

C. Unsur dan Fungsi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)


Pasal 23 Ayat 1 UUD 1945 (Perubahan), terdapat lima unsur dari APBN,
yaitu:

1. APBN sebagai pengelolaan keuangan negara

2. APBN ditetapkan setiap tahun dan berlaku satu tahun

3. APBN ditetapkan dengan undang-undang

4. APBN dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab

5. APBN ditujukan untuk kemakmuran rakyat

Sumber APBN adalah rakyat, sehingga keberadaannya harus dilakukan


dalam sebuah undang undang. Dalam penetapan dan pengesahan APBN
dilakukan bersama-sama dengan DPR. DPR merupakan lembaga yang
6
mempresentasi rakyat (kedaulatan). APBN merupakan suatu rangkaian dari
perencanaan, pelaksanaan, dan realisasi. Sehingga penetapannya dengan
undang-undang. Fungsi APBN selalu dikaitkan dengan tiga fungsi yaitu
alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Tetapi di Indonesia, berdasarkan Pasal 3 Ayat
4 UU No 17 Tahun 2003, ditegaskan APBN memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi otoritasi, bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk


melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun bersangkutan.

b. Fungsi perencanaan, bahwa anggaran negara menjadi pedoman bagi


manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

c. Fungsi pengawasan, bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk


menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

d. Fungsi alokasi, bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi


pengangguran dan pemborosan sumber daya. Efisiensi dan efektivitas
perekonomian.

e. Fungsi distribusi, bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan


rasa keadilan dan kepatutan.

f. Fungsi stabilisasi, bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk


memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan rencana


anggaran yang dilakukan pemerintah di pusat atau biasa disebut dengan
rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat. Dasar hukum dalam menyusun APBN pada masa
orde baru adalah Undang-Undang Perbendaharaan Negara (Indische
Comptabiliteits Wet) atau Undang-undang Komptabilitas Hindia Belanda dari
tahun 1926. Undang-Undang Dasar 1945 Amendemen IV pasal 23 mengatur
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tata cara
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara sebagaimana telah
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Sekarang diubah
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018.

APBN merupakan suatu rangkaian dari perencanaan, pelaksanaan, dan


realisasi. Sehingga penetapannya dengan undang-undang. Sumber APBN
adalah rakyat, sehingga keberadaannya harus dilakukan dalam sebuah undang
undang. Dalam penetapan dan pengesahan APBN dilakukan bersama-sama
dengan DPR. Pasal 23 Ayat 1 UUD 1945 (Perubahan), terdapat lima unsur
dari APBN. Pasal 3 Ayat 4 UU No 17 Tahun 2003, ditegaskan APBN
memiliki fungsi tersendiri.

B. SARAN
Penulis menyarankan untuk mengambil hal-hal baik tentang penjelasan
mengenai Dasar hukum, pelaksanaan, serta unsur dan fungsi Anggaran
Pendapatan Belanja Negara serta dapat dijadikan sebagai referensi bagi
penulis selanjutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Seda, Frans. Kebijakan APBN Berimbang dan Dinamis. dalam Subiyantoro, Heru
dan Singgih Riphat (Ed). Kebijakan Fiskal, Pemikiran, Konsep dan
Implementasi. Jakarta: Buku Kompas, 2004.

Suparmoko. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, Edisi 5. BPFE


Yogyakarta, 2000.

Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 Tentang perubahan atas Peraturan


Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "APBN: Pengertian, Unsur,
Fungsi, dan Penyusunannya",
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/17/160000569/apbn-pengertian-
unsur-fungsi-dan-penyusunannya.

Anda mungkin juga menyukai