Anda di halaman 1dari 17

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KEBIJAKAN FISKAL

Makalah ini
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Kebijakan Fiskal
Dosen Pengampu: Muyassarah, MSI

Disusun oleh:
Yusuf Bachtiar (1705026064)
Yasinta Luthfiana Devi (1705026068)
Milhatun Nisa’ (1705026081)

EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur hanya milik Allah SWT. Hanya karena izin-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa kami kirimkan
shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta
keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kabijakan
Fiskal yang berjudul Faktor-Faktor Pendukung Kebijakan Fiskal. Dalam
penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Ibu Muyassarah, MSI selaku dosen mata kuliah Kebijakan Fiskal


2. Orang tua kami yang banyak memberikan semangat dan bantuan, baik
moril maupun materil.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami cukup menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
makalah mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan
memenuhi harapan berbagai pihak. Amiin.

Semarang, 07 April 2020

Penulis

DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................................3

B. Rumusan Masalah ..............................................................................................3

C. Tujuan ................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Aspek Hukum dalam Penetapan Kebijakan Keuangan Negara..........................5

B. Peningkatan Mutu SDM di Bidang Keuangan Negara.......................................7

C. Pengawasan Pengelolaan Keuangan Negara....................................................10

D. Perkembangan Teknologi Informasi untuk Menunjang Penetapan Kebijakan


Fiskal.....................................................................................................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................14

B. Saran ................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................15

BAB I

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka pencapaian tujuan bernegara sebagaimana tercantum dalam
alinea IV pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dibentuk pemerintahan
negara yang menyelenggarakan fungsi pemerintahan dalam berbagai bidang.
Pembentukan pemerintahan negara tersebut menimbulkan hak dan kewajiban
negara yang dapat dinilai dengan uang yang perlu dikelola dalam suatu sistem
pengelolaan keuangan negara.
Sebagai suatu negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan hukum dan
menyelenggarakan pemerintahan negara berdasarkan konstitusi, sistem
pengelolaan keuangan negara harus sesuai dengan aturan pokok yang
ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar. Dalam Undang-Undang Dasar 1945
Bab VIII Hal Keuangan, antara lain disebutkan bahwa anggaran pendapatan
dan belanja negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang, dan
ketentuan mengenai pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk
keperluan negara serta macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-
undang. Hal-hal lain mengenai keuangan negara sesuai dengan amanat Pasal
23C diatur dengan undang-undang. Maka untuk pemahaman lebih mendalam
perlu digali faktor apa saja yang mempengaruhi penetapan kebijakan
pengelolaan keuangan (fiskal), pada kesempatan ini penulis akan membahas
tentang “Faktor-Faktor Pendukung Kebijakan Fiskal”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Aspek Hukum dalam Penetapan Kebijakan Keuangan Negara?
2. Bagaimana Peingkatan Mutu SDM di Bidang Keuangan Negara?
3. Bagaimana Pengawasan Pengelolaan Keuangan Negara?
4. Bagaimana Perkembangan Teknologi Informasi untuk Menunjang
Penetapan Kebijakan Fiskal?

C. Tujuan
1. Mengetahui Aspek Hukum dalam Penetapan Kebijakan Keuangan Negara

3
2. Mengetahui Peingkatan Mutu SDM di Bidang Keuangan Negara
3. Mengetahui Pengawasan Pengelolaan Keuangan Negara
4. Mengetahui Perkembangan Teknologi Informasi untuk Menunjang
Penetapan Kebijakan Fiskal

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek Hukum dalam Penetapan Kebijakan Keuangan Negara


Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam
penyelenggaran negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan
secara professional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan
pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Landasan
pengelolaan keuangan negara ini adalah Pasal 23C Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perubahan ketiga: “hal-hal lain
mengenai keuangan negara ditetapkan melalui undang-undang”.1
Aturan pokok Keuangan Negara telah dijabarkan ke dalam asas-asas
umum, yang meliputi baik asas-asas yang telah lama dikenal dalam
pengelolaan keuangan negara, seperti asas tahunan, asas universalitas, asas
kesatuan, dan asas spesialitas maupun asas-asas baru sebagai pencerminan
penerapan kaidah-kaidah yang baik (best practices) dalam pengelolaan
keuangan negara.2
Asas-asas umum tersebut diperlukan pula guna menjamin
terselenggaranya prinsip-prinsip pemerintahan daerah. Dengan dianutnya asas-
asas tersebut, pelaksanaan undang-undang ini selain menjadi acuan dalam
reformasi manajemen keuangan negara, sekaligus dimaksudkan untuk
memperkokoh landasan desentralisasi dan otonomi daerah di Negara Kesatuan
Republik Indonesia.3
Reformasi tersebut mendapatkan landasan hukum yang kuat dengan telah
disahkannya UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Dengan keluarnya tiga paket perundang-undangan di bidang keuangan negara
1
Badan Pembinaan Hukum Nasional, Sistem Pengelolaan Keuangan Negara, (Jakarta: BPHN,
2011), hlm. 1
2
Dewan Perwakilan Rakyat, Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang tentang Keuangan
Negara, (Jakarta: DPR RI, 2015), hlm. 10-11
3
Ibid., hlm. 10-11

5
tersebut, sistem pengelolaan anggaran negara di Indonesia terus berubah dan
berkembang sesuai dengan dinamika manajemen sektor publik.4
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
Dalam undang-undang tersebut telah termaktub mengenai penetapan
keuangan negara atau dikenal dengan istilah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara pada bab III tentang penyusunan dan peyusunan APBN pasal 11, yang
berbunyi:5
(1) APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang
ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang.
(2) APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan
pembiayaan.
(3) Pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan
pajak, dan hibah.
(4) Belanja negara dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan
tugas pemerintah pusat dan pelaksanaaan perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan daerah.
(5) Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004


Pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2003 yang kemudian disempurnakan oleh
UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan, hal mengenai Pelaksanaan
Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah tercantum pada bab III bagian pertama
tahun anggaran pasal 11, pasal 12, dan pasal 13 yang berbunyi:6
“………Tahun anggaran meliputi masa satu tahun mulai dari tanggal 1
Januari sampai dengan 31 Desember. APBN dalam satu tahun anggaran
meliputi: a) hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih b) kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih c) penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran
berikutnya…………”

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004


4
Op.cit., hlm. 2
5
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
6
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

6
Undang-undang ini merupakan penyempurna yang terakhir yakni
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
penjelasan lingkup pemeriksaan tercantum pada bab II pasal 13 yang
berbunyi:7
“…………… (1) pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang dilakukan oleh BPK meliputi seluruh unsur keuangan negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara (2) dalam hal pemeriksan dilaksanakan
oleh akuntan public berdasarkan ketentuan undang-undang, laporan hasil
pemeriksaan disampaikan kepada BPK dan
dipublikasikan………………..”

B. Peingkatan Mutu SDM di Bidang Keuangan Negara


Pengelolaan keuangan negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat
pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya, yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban. Dalam
pelaksanaannya, keuangan negara dapat kita bedakan menjadi dua hal yang sangat
penting yaitu keuangan negara yang dipisahkan pengelolaanya dan keuangan
negara yang tidak dipisahkan pengelolaannya (dikelola sendiri) oleh negara.
Keuangan negara yang dipisahkan, pengelolaanya diserahkan kepada Badan
Usaha Milik Negara. Sedangkan keuangan negara yang tidak dipisahkan (dikelola
sendiri) tercermin dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara.

Pengelolaan keuangan negara sesuai dengan peraturan perundanganan


perlu dilaksanakan secara efisien, efektif, ekonomis, terbuka dan
bertanggungjawab. Hal tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat, yang tercermin dalam Anggaraan Pendapatan Belanja Negara
(APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Pengelolaan
keuangan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan,
diantaranya Permendagri Nomor 55 Tahun 2008 tentang tata cara penatausahaan
dan penyusunan laporan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran SKPD dan
bendahara pengeluaran pembantu SKPD serta penyampaiannya.8
7
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara
8
Peraturan Menteri dalam Negeri (Permendagrip) No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya

7
Menurut Nawawi dalam Sendarmayanti, Sumber Daya Manusia terdapat
tiga pengertian, yaitu:

1. Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu


organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan).

2. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi


dalam mewujudkan eksistensinya.
3. Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi
sebagai modal (non material/non financial) di dalam organisasi bisnis yang
dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (riel) secara fisik dan non fisik dalam
mewujudkan eksistensi organisasi.9
Jadi dapat disimpulkan Sumber Daya Manusia adalah Potensi yang
dimiliki dalam diri manusia sebagai modal (non material/non financial) di
dalam organisasi bisnis yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (riel)
secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Upaya yang dapat dilakukan guna menanggulangi permasalahan sumber
daya manusia dan mendukung peningkatan pengelolaan keuangan
dikelompkan menjadi dua cara yaitu:
1. Pengembangan kapasitas SDM melalui diklat
Mengikutsertakan aparatur pengelola keuangan daerah dalam
kegiatan penambahan pengetahuan (kognitif), pemahaman (afektif) dan
keterampilan (psikomotorik/konasi) baik pejabat maupun staf dalam
diklat kompetensi pengelolaan keuangan daerah secara berjenjang
maupun yang tidak, baik yang dilaksanakan oleh lembaga pemerintah
(praktisi dan akademisi) maupun lembaga non pemerintah (lembaga
profesi dan lembaga swadaya masyarakat).
2. Pengembangan kapasitas SDM melalui non-diklat
Mengikutsertakan pejabat dan staf dalam kegiatan pengembangan
kompetensi pengelolaan keuangan daerah tanpa melalui diklat, seperti:
seminar, sosialisasi kebijakan, diseminasi hasil kajian, lokakarya
9
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007) hlm.
287

8
(workshop), bimbingan teknis, asistensi, studi banding, magang (on the
job training) dan mutasi dalam rangka penambahan kompetensi.
Dalam pengembangan kapasitas SDM pengelola keuangan baik
melalui diklat maupun non-diklat minimal harus memenuhi 10
(sepuluh) kompetensi utama, antara lain adalah:
 Cara penetapan APBN/APBD
Pemahaman mengenai APBN/APBD sebagai dokumen
anggaran yang pada dasarnya merupakan kebijakan
keuangan pemerintah pusat/daerah yang penyusunannya
melalui proses politik yang melibatkan unsur legislatif dan
eksekutif.
 Anatomi dokumen anggaran
Memuat penjelasan mengenai tujuan dari sebuah anggaran
dan pelaksanaan sebuah anggaran tersebut.
 Jenis dana yang tersedia
Pemahaman mengenai jenis dana dalam APBN/APBD dan
memberikan batasan penggunaan
APBN/APBD bersangkutan.
 Sistem Pengendalian Intern
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2008 sebagai
pelaksanaan dari pasal 58 Undang-undang 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara.
 Komponen pokok organisasi Satuan Kerja
Pembahasan tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, pengelola Keuangan Negara harus memahami
komponen pokok organisasi Satuan Kerja.
 Cara pemilihan penyedia barang/jasa
Ketentuan tentang cara pemilihan penyedia barang/jasa
diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003.

9
Khusus pemahaman mengenai hal ini, telah diwajibkan
adanya Sertifikasi Ahli Pengadaan.
 Dokumen dasar belanja
Kompetensi ini berisi pemahaman mengenai Dokumen
dasar yang terkait dengan belanja berbeda tergantung pada
jenis belanja.
 Cara pembayaran
Kompetensi ini berisi pemahaman mengenai Pembayaran
atas beban APBN/D dan Macam-macam Pembayaran.
 Perpajakan atas belanja negara/daerah
Pemahaman mengenai Pembayaran belanja negara/daerah
melalui APBN/APBD sudah termasuk segala pajak dan bea
yang terutang.
 Pelaporan.
Pemahaman mengenai Satuan Kerja mempunyai kewajiban
menyelenggarakan pelaporan dalam bentuk; Penyusunan
Laporan Keuangan, Pelaksanaan Sistem Akuntansi Barang
Milik Negara, dan Pembuatan Buku Kas Umum
Bendaharawan.10

C. Pengawasan Pengelolaan Keuangan Negara


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003,
yang dimaksud dengan keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban
negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.11 Sedangkan yang dimaksud dengan
pengelolaan keuangan negara yaitu keseluruhan kegiatan keuangan negara
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggung

10
Agus Kuncoro, 10 Materi yang Harus Dipahami oleh Pengelola Keuangan Negara; Ditulis
dalam rangka Workshop Penyusunan Dokumen Kontrak, SKPD Tk II Kab Tanah Laut di
Pelaihari, pada tanggal 7 April 2009
11
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

10
jawaban. Pengelolaan keuangan negara tersebut dilaksanakan oleh pejabat
pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya.
Pengelolaan keuangan negara yang baik akan dapat mewujudkan kesejahteraan
rakyat, oleh karenanya dubutuhkan sebuah badan yang bersifat bebas dan
mandiri yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan
keuangan negara yang dilakukan oleh pejabat pengelolaan keuangan negara
tersebut.12
Berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
dan Pasal 9 ayat (1) dan Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan menyatakan bahwa standar
pemeriksaan keuangan negara disusun oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
Badan Pemeriksa Keuangan yang selanjutnya disingkat BPK adalah lembaga
negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.13
Sebagaimana definisi yang dikemukakan diatas, maka apabila dikaitkan
dengan pengelolaan keuangan negara pengertian pengawasan yaitu suatu
tindakan menilai (menguji) apakah suatu pengelolaan keuangan telah
dilaksanakan dengan rencana yang digariskan, atau dapat juga dikatakan bahwa
pengawasan merupakan tindakan membandingkan antara harapan dengan
kenyataan. Sebab perencanaan yang baik tanpa disertai dengan pengawasan,
maka perencanaan tersebut tidak akan menghasilkan pengelolaan keuangan
yang sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Jadi
pengawasan pada hakekatnnya memberikan petunjuk bagi para pelaksana
untuk selalu bertindak sesuai dengan yang telah digariskan, dan untuk
mengetahui kelemahan - kelemahan dan kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut. Sehingga berdasarkan pengamatan-pengamatan tersebut
12
H. Juliani, Analisis Yuridis Terhadap Tugas BPK Dalam Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuanga Negara Pada BUMN, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2011) hlm.
3
13
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No 1 Tahun 2017 tentang Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara

11
dapat diambil satu tindakan untuk memperbaikinya, demi tercapainya wujud
semula seperti yang telah direncanakan sebelumnya.14
Pengawasan keuangan negara pada tahap pelaksanaan dilakukan pada sisi
penerimaan dan pengeluaran keuangan negara. Pada sisi penerimaan
pengawasan dilakukan oleh Kantor Pelayanan ataupun Pemeriksa Pajak untuk
penerimaan negara dalam bentuk pajak, Kantor Inspeksi Bea dan Cukai untuk
penerimaan dalam bentuk bea dan cukai serta Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) untuk penerimaan negara bukan pajak
(PNBP). Sedangkan pengawasan keuangan negara pada sisi pengeluaran lebih
ditekankan pada pengawasan internal dari masing–masing instansi yang akan
melakukan pengeluaran keuangan negara tersebut.15

D. Perkembangan Teknologi Informasi untuk Menunjang Penetapan


Kebijakan Fiskal
Menurut Suyanto pemanfaatan teknologi informasi adalah seluruh bentuk
teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah dan
menggunakan infomasi dalam segala bentuknya.16
Salah satu instrumen terpenting dari kebijakan fiskal adalah pajak.
Hubungan instrumen fiskal penerimaan perpajakan terhadap PDB juga dapat
dijelaskan dalam teori perpotongan Keynesian. Apabila kebijakan fiskal
pemerintah adalah meningkatkan gairah perekonomian maka penurunan tarif
pajak merupakan keputusan yang perlu diambil. Penurunan pajak akan
berdampak pada pendapatan riil masyarakat meningkat. Penurunan tarif pajak
penghasilan meningkatkan penerimaan penghasilan atau bertambahnya laba
perusahaan. Sedangkan penurunan pajak akan barang kena pajak meningkatkan
kemampuan konsumsi atas barang-barang tersebut misalkan penurunan pajak
atas barang modal menggairahkan sektor industri untuk mengembangkan
14
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16783/F.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y, diakses pada tanggal 13 April 2020, pukul 17.00 WIB
15
https://www.kompasiana.com/bahrullah/54f5e399a33311e7748b4576/fungsi-pengawasan-
pengelolaan-keuangan-negara-dan-daerah, diakses pada tanggal 13 April 2020, pukul 18.30 WIB
16
Samsul Huda, Pengaruh Penerapan Restruksi Organisasi, Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Komunikasi Serta Penyempurnaan Sumber Daya Manusia Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak,
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol.4, No.2, 2016, hlm. 3

12
perusahaan. Begitu juga jika dilakukan penurunan tarif impor bahan baku yang
dapat meningkatkan usaha produsen dalam negeri yang bergantung pada bahan
baku dari luar negeri.17

Salah satu contoh dari perkembangan teknologi untuk menunjang


kebijakan fiskal salah satunya melalui instrumen yang di miliki kebijakan
fiskal, yaitu pajak. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
salah satu focus dalam modernisasi system administrasi perpajakan pada
dasarnya adalah untuk memberikan pelayanan yang optimal pada wajib pajak
sehingga proses administrasi perpajakan dan pelayanan terhadap wajib pajak
bisa lebih cepat, mudah dan akurat dan diharapkan dapat meningkatkan
kepatuhan pajak.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

17
Berto Muharman, Analisis Dinamis Pengaruh Instrumen Fiskal Terhadap PDB Dan Inflasi di
Indonesia, Jurnal Ilmiah, Universitas Brawijaya Malang, 2013, hlm. 5

13
Keuangan negara telah diatur dalam tiga paket perundang-undangan, yaitu
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara. Dalam penetapan kebijakan fiskal
dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga diharapkan dapat berjalan selaras
dengan maksud dan tujuan dengan kondisi lapangan di masyarakat, diantaranya
meliputi: peningkatan mutu Sumber Daya Manusia di bidang keuangan itu
sendiri; guna menunjang kelancaran dalam prosesnya, pengawasan pengelolaan
keuangan; melalui pengawasan dapat dilakukan penilaian apakah suatu entitas
telah melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara hemat,
efisien dan efektif, serta sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dan
perkembangan teknologi informasi; dengan didukung oleh sistem teknologi
informasi yang maju tentu akan mempengaruhi kecepatan kerja dalam
keuangan mulai dari otomatisasi administrasi hingga sistem pengawasan secara
otomatisasi.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu kami meminta kritik dan saran untuk evaluasi agar
dalam penulisan makalah selanjutnya dapat lebih baik dari makalah
sebelumnya. Kritik dan saran yang diberikan mampu memotivasi kami untuk
terus belajar. Dan semoga makalah yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi
teman-teman semua dan para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

14
Badan Pembinaan Hukum Nasional. 2011. Sistem Pengelolaan Keuangan
Negara. Jakarta: BPHN
Dewan Perwakilan Rakyat. 2015. Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang
tentang Keuangan Negara. Jakarta: DPR RI
Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Refika
Aditama
Juliani, H. 2011. Analisis Yuridis Terhadap Tugas BPK Dalam Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuanga Negara Pada BUMN.
Semarang: Universitas Diponegoro
Huda, Samsul. 2016. Pengaruh Penerapan Restruksi Organisasi, Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Serta Penyempurnaan Sumber Daya
Manusia Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Manajemen &
Kewirausahaan. Vol.4. No.2
Muharman, Berto. 2013. Analisis Dinamis Pengaruh Instrumen Fiskal Terhadap
PDB Dan Inflasi di Indonesia. Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya Malang
Kuncoro, Agus. 10 Materi yang Harus Dipahami oleh Pengelola Keuangan
Negara; Ditulis dalam rangka Workshop Penyusunan Dokumen Kontrak,
SKPD Tk II Kab Tanah Laut di Pelaihari, pada tanggal 7 April 2009
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
Peraturan Menteri dalam Negeri (Permendagrip) Nomor 55 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara serta Penyampaiannya
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017
tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
Kuncoro, Agus. 10 Materi yang Harus Dipahami oleh Pengelola Keuangan
Negara; Ditulis dalam rangka Workshop Penyusunan Dokumen Kontrak,
SKPD Tk II Kab Tanah Laut di Pelaihari, pada tanggal 7 April 2009

15
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16783/F.%20BAB
%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y, diakses pada tanggal 13 April 2020. pukul
17.00 WIB
https://www.kompasiana.com/bahrullah/54f5e399a33311e7748b4576/fungsi-
pengawasan-pengelolaan-keuangan-negara-dan-daerah, diakses pada tanggal 13
April 2020. pukul 18.30 WIB

16

Anda mungkin juga menyukai