Anda di halaman 1dari 8

REGULASI DAN STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

RMK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

DISUSUN OLEH:

NUR MUGHNI AINUN WARIS

A031211088

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
A. Regulasi dan Standar Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi sektor publik memiliki standar yang sedikit berbeda dengan akuntansi biasa
karena akuntansi biasa belum mencakup pertanggungjawaban kepada masyarakat yang
ada di sektor publik. Ikatan Akuntansi Indonesia sebenarnya telah memasukan standar
untuk organisasi nirlaba di Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Standar
ini tercantum pada PSAK nomor 45 tentang organisasi nirlaba Namun, standar ini
belum mengakomodasi praktik-praktik lembaga pemerintahan ataupun organisasi
nirlaba yang dimilikinya. Karena itu, pemerintah mencoba menyusun suatu standar
yang disebut dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Standar akuntansi sektor publik juga telah diatur secara internasional. Organisasi yang
merancang standar ini adalah International Federation of Accountants-IFAC (Federasi
Akuntan Internasional). Mereka membuat suatu standar akuntansi sektor publik yang
disebut International Public Sector Accounting Standards-IPSAS ( Standar
Internasional Akuntansi Sektor Publik) Standar ini menjadi pedoman bagi perancangan
standar akuntansi pemerintahan di setiap Negara di dunia.

Proses penetapan dan pelaksanaan standar akuntansi sektor publik merupakan masalah
yang serius bagi praktek akuntansi, profesi akuntan, dan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Pembuatan suatu standar mungkin dapat bermanfat bagi suatu pihak,
namun dapat juga merugikan bagi pihak lain. Penentuan mekanisme yang terbaik dalam
menetapkan keseragaman standar akuntansi merupakan faktor penting agar standar
akuntansi dapat diterima pihak-pihak yang berkepentingan dan bermanfaat bagi
pengembangan akuntansi sektor publik itu sendiri.

Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan
dalam penetapan standar akuntansi, antara lain:

1. Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam


laporan posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh
pengguna informasi
2. Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang
memungkinkan pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan
keahlian dan integritasnya dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat
membuktikan kewajaran
3. Standar memberikan petunjuk tentang data yang perlu disajikan yang berkaitan
dengan berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan,
regulasi, perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi
serta tujuan sosial lainnya.
4. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang
berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

B. Perkembangan Regulasi di Sektor Publik

Secara garis besar, regulasi di sektor publik dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
perkembangan regulasi yg terkait dengan organisasi nirlaba & instansi pemerintah.
Kedua jenis perkembagan ini perlu dibedakan mengingat sifat regulasi di sektor
publik bersifat spesifik untuk setiap jenis organisasi. Selain itu, di instansi
pemerintah, regulasi yg digunakan cenderung lebih rumit dan detail.

PERKEMBANGAN REGULASI TERKAIT ORGANISASI NIRLABA

a. Regulasi Tentang Yayasan


Regulasi yg terkait dengan yayasan adalah UU RI No.16 tahun 2001 tentang
yayasan. UU ini dimaksudkan untuk menjamin kepastian dan ketertiban
hukum agar yayasan dapat berfungsi sesuai dengan maksud dan tujuannya
berdasarkan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas kepada masyarakat.
Kemudian UU tersebut diperbarui dalam beberapa aspek dengan UU No.28
tahun 2004. Selain dari dua UU tersebut, untuk lebih menjamin kepastian
hukum pemerintah juga mengeluarkan peraturan pemerintah No. 63 Tahun
2008 mengenai Undang Undang tentang Yayasan.
b. Regulasi Tentang Partai Politik
UU yang pertama ada setelah era reformasi adalah UU No. 2 tahun 1999.
Seiring dengan perkembangan masyarakat dan perubahan sistem
ketatanegaraan yg dinamis di awal-awal reformasi, UU ini diperbarui dengan
keluarnya UU No.31 tahun 2002 tentang partai politik. Kemudian UU
31/2002 kembali diperbarui pada tahun 2008 melalui UU No.2 tahum 2008
tentang partai politik.
c. Regulasi Tentang Badan Hukum Milik Negara (BHMN) & Badan Hukum
Pendidikan (BHP)
BHMN adalah salah satu bentuk badan hukum di Indonesia yg awalnya
dibentuk untuk mengakomodasikan kebutuhan khusus dalam rangka
“privatisasi” lembaga pendidikan yg memiliki karakteristik tersendiri,
khususnya sifat non-profit meski berstatus sebagai badan usaha. Pada akhir
tahun 2008, terdapat perkembangan baru pada dunia pendidikan tinggi di
Indonesia dengan disahkannya UU tentang Badan Hukum Pendidikan
(BHP). BHP adalah badan hukum penyelenggaraan pendidikan formal dengan
berprinsip nirlaba yang memeliki kemandirian dalam pengelolaannya dengan
tujuan memajukan satuan pendidikan.
d. Regulasi Tentang Badan Layanan Umum (BLU)
BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yg dbentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa
yang tanpa mengutamakan mencari keuntungan. BLU dibentuk untuk
mempromosikan peningkatan layanan publik melalui fleksibilitas
pengelolaan keuangan BLU yg dikelola secara profesional dengan
menonjolkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas. Wacana tentang BLU
dalam regulasi di level UU disebut dalam UU No.1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara. Level regulasi dibawahnya yang secara khusus
menjelaskan tentang BLU adalah peraturan pemerintah No.23 tahun 2005
tentang pengelolaan keuangan badan layanan umum.

C. Dasar Hukum Keuangan Sektor Publik

1. Dasar Hukum Keuangan Negara


Wujud pelaksanaan keuangan negara tersebut dapat diidentifikasikan sebagai
segala bentuk kekayaan, hak, dan kewajiban negara yang tercantum dalam
APBN dan laporan pelaksanaannya. Pelaksanaan kewajiban atau tugas-tugas
pemerintah tersebut dapat berupa pengeluaran dan diakui sebagai belanja
negara. Dalam UUD 1945 Amandemen IV, secara khusus diatur mengenai
Keuangan Negara, yaitu pada BAB VIII pasal 23 yang berbunyi sebagai
berikut :
a. Anggaran pendapatan dan belanja ditetapkan setiap tahun dengan Undang-
Undang. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui anggaran
yang diusulkan Pemerintah, maka Pemerintah menjalankan anggaran tahun
lalu.
b. Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan Undang-Undang
c. Jenis dan harga mata uang ditetapkan dengan Undang-Undang
d. Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan Undang-undang
e. Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu
Badan Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-
Undang. Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat.

Berdasarkan ketentuan tersebut diatas, ditetapkan Undang-undang tentang


APBN untuk tahun anggaran bersangkutan. Penyusunan APBN bukan hanya
untuk memenuhi ketentuan konstitusional yang dimaksud pada pasal 23 ayat (1)
UUD 1945, tetapi juga sebagai dasar rencana kerja yang dilaksanakan oleh
pemerintah dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Oleh karena itu,
penyusunannya didasarkan atas Rencana Strategi dalam UU Propenas, dan
pelaksanaannya dituangkan dalam UU yang harus dijalankan oleh
Presiden/Wakil Presiden dan Menteri-menteri serta pimpinan Lembaga Tinggi
Negara Lainnya.

2. Dasar Hukum Keuangan Daerah


Berdasarkan pasal 18 UUD 1945, tujuan pembentukan daerah otonom adalah
meningkatkan daya guna penyelenggaraan pemerintah untuk melayani
masyarakat dan melaksanakan program pembangunan. Dalam rangka
penyelenggaraan daerah otonom, menurut penjelasan pasal 64 Undang-undang
No. 5 tanhun 1974, fungsi penyusunan APBD adalah untuk :
a. Menentukan jumlah pajak yang dibebankan kepada Rakyat Daerah yang
bersangkutan
b. Mewujudkan otonomi yang nyata dan bertanggung jawab
c. Memberi isi dan arti kepada tanggung jawab pemerintah daerah umumnya dan
kepala daerah khususnya, karena anggaran pendapatan dan belanja daerah itu
menggambarkan seluruh kebijaksanaan pemerintah daerah
d. Melaksanakan pengawasan terhadap pemerintahan daerah dengan cara yang
lebih mudah dan berhasil guna.
e. Merupakan suatu pemberian kuasa kepada kepala daerah untuk
melaksanakan penyelenggaraan Keuangan Daerah didalam batas-batas tertentu

D. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintah. Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, SAP ditetapkan sebagai PP (Peraturan Pemerintah) yang diterapkan untuk
entitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Setiap entitas pelaporan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menerapkan SAP.

SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah (PP SAP). Namun pada tahun 2010 diterbitkan PP Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, sehingga sejak saat itu PP No.
24 Tahun 2005 dinyatakan tidak berlaku lagi. PP Nomor 71 Tahun 2010 mengatur
penyusunan dan penyajian laporan keuangan berbasis akrual.

SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di


pemerintah pusat dan daerah. Ini berarti informasi keuangan pemerintahan akan dapat
menjadi dasar pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga terwujudnya
transparansi serta akuntabilitas. Tahap-tahap penyiapan SAP adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar
b. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP
c. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja
d. Penulisan Draf SAP oleh Kelompok Kerja
e. Pembahasan Draf oleh Komite Kerja
f. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan
g. Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)
h. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearning) dan Dengar Pendapat Publik
(Public Hearning)
i. Pembahasan Tanggapan dan Masukan terhadap Draf Publikasian
j. Finalisasi Standar

E. Kesimpulan
Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP) adalah meningkatkan
kualitas dan reliabilitas laporan, meningkatkan kinerja keuangan dan perekonomian,
mengusahakan harmonisasi antara persyaratan atas laporan ekonomis dan keuangan,
Meningkatkan harmonisasi antar yurisdiksi dengan menggunakan dasar akuntansi yang
sama. Dan Standar akuntansi keuangan sektor publik dapat didefinisikan sebagai
aturan-aturan yang harus digunakan dalam pengukuran dan penyajian laporan
keuangan untuk kepentingan pihak eksternal oleh suatu entitas yang akitvitasnya
berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik. Akuntansi sektor publik memiliki peranan
yang sangat vital dalam kontribusinya membangun bangsa dan negara Indonesia.
Daftar Pustaka
Kompasiana. (2022). Regulasi dan Standar Akuntansi Publik. Diakses pada 5
Maret 2023, dari
h ps://www.kompasiana.com/bernadete05606/62d33feace96e569dd578be2/r
egulasi-dan-standar-akuntansi-publik?page=2&page_images=1
Universitas Stekom. (2022). Regulasi dan Standar Akuntansi Publik. Diakses pada
5 Maret 2023, dari http://komputerisasi-akuntansi-
d4.stekom.ac.id/informasi/baca/Regulasi-dan-Standar-Akuntansi-
Publik/49986bd5b7a27fcdb037bc7983f099ed1f57f5ae
Randi, Eka & Widyawati. (2021). Regulasi dan Standar Sektor Publilk. Diakses
pada 5 Maret 2023, dari h ps://id.scribd.com/doc/289060591/Regulasi-Dan-
Standar-Akuntansi-Sektor-Publik#

Anda mungkin juga menyukai