Regulasi di sektor publik dibagi dalam dua bagian besar, yaitu Perkembangan Regulasi yang terkait
dengan Organisasi Nirlaba dan Instansi Pemerintah. Kedua jenis perkembangan ini perlu dibedakan
mengingat sifat regulasi di sektor publik bersifat spesifik untuk setiap jenis organisasi. Selain itu, di
instansi pemerintah, regulasi yang digunakan juga cenderung lebih rumit dan detail.
Kekayaan badan layanan umun merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan serta
dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan badan layanan
umunyang bersangkutan. Berkenaan dengan itu, rencana kerja dan anggaran serta laporan
keuangan dan kinerja badan layanan umum disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan kementrian
negara/lembaga/pemerintah daerah
Dalam kaitannya dengan otonomi daerah sesuai dengan amanat UUD RI tahun 1945, pemerintah
daerah dinyatakan berwenang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan. Jadi, Tahun 2001 tepatnya setelah diberlakukan UU Nomor 22
Tahun 1999 tentang pemerintah daerah, pemerintah melaksanakan otonomi daerah dalam rangka
penyelenggaraan urusan pemerintah yang lebih efisien, efektif, dan bertanggungjawab. Selama tiga
tahun pelaksanaan otonomi daerah dengan diberlakukan UU tersebut, pemerintah menyadari masih
terdapat aspek yang menjadi kelemahan sekaligus celah dalam peraturan perundang-undangan yang
sering menimbulkan kerancuan. Selain itu, isi Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan dan tuntutan penyelenggaraan otonomi
daerah yang lebih efisien. Dengan demikian dikeluarkan undang-undang berikut:
Di indonesia, beberapa upaya untuk membuat sebuah standar yang relevan dengan praktik-praktik
akuntansi di organisasi sektor publik telah di lakukan, baik oleh ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
maupaun oleh pemerintah sendiri. Untuk organisasi nirlaba ( yang dimiliki perorangan/swasta), IAI
telah menentukan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 tentang “ organisasi
nirlaba”. PSAK berisi tentang kaidah-kaidah serta prinsip yang harus diikuti oleh organisasi nirlaba
dalam membuat laporan keuangan. Pada lingkup internasional, telah terdapat standar akuntansi
bagi organisasi sektor publik yang disusun oleh IFAC ( international federation of accountants).
Standar itu disebut standar internasional akuntan sektor publik/ IPSAS ( International Public Sector
Accounting Standards).
Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik dikembangakan sesuai dengan standar yang berlaku di
tingkat internasional. Walaupun praktek dan aplikasi-aplikasi prinsip akuntansi serta manajemen
keuangan pada entitas sector public dapat terjadi baik pada entitas dengan level yuridiksi yang sama
maupun berbeda. Semuanya tergantung pada kebijakan dan praktek yang ada. Manfaat Standar
Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP) adalah:
Meningkatkan kualitas dan realibilitas laporan akuntansi dan keuangan organisasi sector
publik, khususnya dalam hal ini organisasi pemerintahan.
Meningkatkan kinerja keuangan dan perekonomian.
Mengusahakan harmonisasi antara persyaratan atas laporan ekonomis dan keuangan.
Mengusahakan harmonisasi antar yurisdiksi dengan menggunakan dasar akuntansi yang
sama.
Penerapan SAKSP akan menghasilkan system akuntansi dan manajemen keuangan pemerintahan
yang lebih baik, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan mempunyai informasi yang lebih baik.
Sementara itu, peramalan serta penganggaran menjadi lebih terpercaya
Standar Nomenklatur
Nomenklatur didefinisikan sebagai daftar perkiraan/akun buku besar yang ditetapkan dan disusun
secara sistematis untuk memudahkan perencanaan, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban,
dan pelaporan keuangan pemerintah pusat. Selain itu nomenklatur juga merupakan daftar perkiraan
buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan,
pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban, pelaporan keuangan, serta memudahkan pemeriksaan
dan pengawasan.
Tujuan Penyusunan Nomenklatur Nomenklatur disebut juga dengan istilah kode rekening. Dalam
system pengolahan data akuntansi, kode ini memenuhi berbagai tujuan berikut:
Dalam merancang kerangka nomenklatur, berbagai pertimbangan berikut ini perlu diperhitungkan:
a. Kerangka kode harus secara logis memenuhi kebutuhan pemakai dan metode pengolahan
data yang digunakan.
b. Setiap kode harus mewakili secara unik unsure yang diberi kode.
c. Desain kode harus mudah disesuaikan dengan tuntutan perubahan.
1. Kode angka atau alphabet huruf (numerical-or alfabethic-secuence code) Dalam metode ini
rekening buku besar diberi kode angka atau huruf yang berurutan.
2. Kode angka blok (block numerical code)
3. Kode angka kelompok (group numerical code) Kode angka kelompok ini mempunyai
karakteristik sbb :
a. Rekening diberi kode angka atau kombinasi angka dan huruf
b. Jumlah angka dan/huruf dalam kode adalah tetap
c. Posisi angka dan atau huruf dalam kode mempunyai arti tertentu
d. Perluasan klasifikasi dilakukan dengan memberi cadangan angka atau huruf ke
kanan
4. Kode angka decimal (decimal code) Desimal berarti per sepuluhan. Kode angka decimal
member kode angka terhadap klasifikasi yang membagi kelompok menjadi maksimum
sepuluh sub kelompok dan membagi sub kelompok menjadi sepuluh golongan yang lebih
kecil dari subkelompok tersebut.
5. Kode angka urut didahului dengan referensi huruf (numerical secuence receded by
analfabethic reference) Kode ini jarang digunakan karena terbatas nya kode huruf. Namun
kode ini memudahkan identifikasi dan mengingat referensi yang penting.
PSAK PSAP
Digunakan oleh entitas yang beranggungjawab Digunakan oleh entitas yang bertanggungjawab
mencari laba untuk pemilik/pemegang saham menyediakan barang dan jasa untuk rakyat
Basis akrual Basis Kas
Adanya laporan laba/rugi Tidak adanya laporan laba/rugi dalam
pemerintahan dikenal dengan laporan kinerja
keuangan (surplus/deficit)
Prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan Prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan
dalam Menyusun dan menyajikan laporan dalam Menyusun dan menyajikan laporan
keuangan perusahaan keuangan pemerintah
Investor, Karyawan, Pemberi pinjaman, Masyarakat, Para wakil rakyat, lembaga
pemasok, dan kreditur usaha lainnya, pemeriksa, dan lembaga pengawas, Pihak yang
pelanggan, pemerintah, serta masyarakat memberi atau berperan dalam proses donasi,
investasi, dan pinjaman, serta pemerintah
Menyediakan informasi yang menyangkut Menyajikan informasi yang bermanfaat bagi
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat membuat keputusan ekonomi, social maupun
bagi sejumlah besar pemakai dalam politik.
pengambilan keputusan ekonomi
Poin Ruang Lingkup SAK : Poin Ruang Lingkup SAP :
(1) Tujuan laporan keuangan (1) Tujuan kerangka konseptual
(2) Karakteristik kualitatif yang (2) Lingkungan akuntansi pemerintahan
menentukan manfaat informasi dalam (3) Pengguna kebutuhan informasi para
laporan keuangan pengguna
(3) Defenisi, pengakuan dan pengukuran (4) Entitas pelaporan
unsur-unsur yang membentuk laporan (5) Peranan dan tujuan pelaporan
keuangan keuangan, serta dasar hukum
(4) Konsep modal serta pemeliharaan (6) Asumsi dasar, karakteristik kualitatif
modal yang menentukan manfaat informasi
dalam laporan keuangan, prinsip-
prinsip, serta kendala informasi
akuntansi
(7) Defenisi, pengakuan, dan pengukuran
unsur-unsur yang membentuk laporan
keuangan