Anda di halaman 1dari 26

HUKUM

KEUANGAN
KELOMPOK 6
Faradillah Aulia Rizqi
225030100111026

Julia Pramesti
225030101111044

Nanda Khoyrunnisa Karolita


225030101111081

ANGGOTA Layyina Khansa Rayyan


225030107111106

KELOMPOK Shafa Azalia


225030107111107

Fadylatul Aninun Fitroh


225030107111138

Abidah Kiraami Bararah


225030107111179
HUKUM KEUANGAN
Hukum keuangan adalah cabang hukum yang mengatur masalah
hukum yang terkait dengan keuangan, termasuk pengelolaan,
perencanaan, pengaturan, dan pengawasan keuangan di berbagai
sektor seperti sektor publik, sektor swasta, dan sektor keuangan.

Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem keuangan


yang stabil dan berkelanjutan serta melindungi
kepentingan masyarakat dan pelaku ekonomi.

Hukum keuangan adalah cabang hukum yang mengatur masalah hukum


yakum keuangan mencakup berbagai peraturan dan regulasi, seperti
perpajakan, perbankan, pasar modal, dan asuransi.
Berdasarkan UU No. 17/2003,
pemimpin pemerintah wajib membuat
LPJ pelaksanaan APBN/APBD bentuk
laporan keuangan berisi:
Laporan realisasi APBN/APBD
Neraca
Laporan arus kas
Catatan laporan keuangan

Dalam ilmu hukum terdapat 2 jenis


badan hukum berdasar kewenangannya:
Badan hukum publik (personne
morale): Tunduk pada peraturan
perundang-undangan yang bersifat
publik, Ex: Negara dan Daerah
Badan hukum privat (personne
juridique): Tunduk pada ketentuan
hukum privat, Ex: BUMN dan BUMD
SYARAT BADAN
HUKUM
SESUAI KHUPerdata

Memiliki
kekayaan/ Memiliki Memiliki
keuangan tujuan kepentingan
terpisah tertentu tertentu
Pemisahan jenis Pendirian perseroan
terbatas (PT),
hukum merupakan pemerintah tidak
dapat menggunakan
penggambaran kekuasaan dan
wewenang publiknya

konsep hukum modern untuk mengatur dan


mengelola perseroan
karena pemerintah
yang membedakan bertindak sebagai
badan hukum privat.
imunitas publik dan
imunitas privat. CONTOH
PERBEDAAN KEUANGAN NEGARA
DALAM KONTEKS APBN SEBELUM DAN
SESUDAH PAKET UNDANG-UNDANG
KEUANGAN NEGARA
1. Pendekatan Sistem
Sebelum paket UU Keuangan Negara
Dual Budget
Single Period/Single Year
Anggaran: Jenis belanja
Sesudah Paket UU Keuangan Negara
Unfied Budget
multiperiod/ multilayears
Menuju anggaran berbasis kinerja

2. Pendekatan Legalitas
Sebelum paket UU Keuangan Negara
Undang-Undang perbendaharaan Indonesia(UUPI) yang merupakan kelanjutan dari ICW produk
pemerintah kolonial Belanda.
Sesudah Paket UU Keuangan Negara
Reformasi peraturan di bidang keuangan negara:
1.UU No 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara.
2.UU No 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
3.UU No 15 tentang pemeriksaan tanggung jawab keuangan negara.
4.UU No 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional.
3. Landasan Operasional Penganggaran
Sebelum paket UU Keuangan Negara
GBNH
Repelita
Propenas
Repeta
RPJP
RPJM
RKP
Visi dan Misi
Rencana strategis

4. Klasifikasi Anggaran
Sebelum paket UU Keuangan Negara
Sektor
Ekonomi
Organisasi
Sesudah Paket UU Keuangan Negara
Fungsi
Ekonomi
Hibah
Cicilan Hutang
5. Dokumen
Sebelum paket UU Keuangan Negara
Dokumen Anggaran Perbedaan antara Dokumen Anggaran Rutin dan Dokumen Anggaran Pembangunan
Rencana strategis
Sesudah Paket UU Keuangan Negara
Dokumen penganggaran berbeda dengan dokumen pelaksanaan anggaran

6. Satuan Kerja
Sebelum paket UU Keuangan Negara
Kriteria Satuan Kerja untuk Anggaran Rutin:
Unit Eselon I
Kantor/Instansi vertikal K/L atau unit Eselon I
Kriteria satuan kerka untuk anggaran pembangunan:
proyek
bagian proyek
Sesudah Paket UU Keuangan Negara
Kriteria Satuan Kerja K/L:
1.Unit Eselin I sub unit Eselon II
2.Instansi vertikal K/L atau unit Eselon I
3.Satuan kinerja kusus
4.Satuan kerja perangkat daerah (SKPD)
5.Satuan Kerja Non-Vertikal Tertentu
6.Satuan Kerja Sementara
7. Pengelola Anggaran
Sebelum paket UU Keuangan Negara
Struktur Pengelola Anggaran Rutin
Struktur Pengelola Anggaran Pembangunan
Sesudah Paket UU Keuangan Negara
Struktur Pengelola Anggaran

8. Pengelola Administrasi Keuangan


Sebelum paket UU Keuangan Negara
Struktur pengelola administrasi keuangan anggaran rutin
Struktur pengelola administrasi keuangan anggaran pembangunan
Sesudah Paket UU Keuangan Negara
Struktur pengelola administrasi keuangan
1.Menteri/Pimpinan Lembaga Selaku Pengguna Anggaran.
2.Unit Eselon I/satuan kerja selaku kuasa pengguna anggaran
3.Pejabat pembuat komitmen
4.Pejabat penguji surat perintah perintah membayar (SPM)
5.Bendahara Pengeluaran
9. Unit Departemen Keuangan yang Mengurus Penganggaran dan Pelaksanaan Anggaran
Sebelum paket UU Keuangan negara
Unit Organisasi
1. Badan Analisa Fiskal (BAF)
2. Ditjen Lembaga Keuangan
3. Ditjen Anggaran Manajemen (adanya unit organisasi yaitu penganggaran dan pelaksanaan anggaran (fungsi penganggaran
dan pelaksanaan anggaran tersebar di beberapa unit Eselon I di Departemen Keuangan))
Sesudah Paket UU keuangan negara
Unit Organisasi
1.Ditjen Anggaran dan Perimbangan Keuangan(DJAPK)
2. Ditjen perbendaharaan (DJPBN) Manajemen pemisahan fungsi yang jelas antara penganggaran (DJAPK) dan unit pelaksanaan
anggaran(DJPBN)

10. Tahap Penetapan Anggaran


Sebelum paket UU Keuangan Negara
1.Daftar usulan kegiatan (DUK) untuk anggaran rutin/ daftar usulan proyek (DUP) untuk anggaran pembangunan. Disusun sesuai
prioritas pembangunan sesuai RAPELITA/PROPENAS/ REPETA
2.Nota keuangan/ RAPBN
3.APBN
4.Satuan anggaran/pagu anggaran kementrian/lembaga
5. Renstra-KLsesuai RPJM
6. Pagu indikatif sesuai RPJM
7. Rencana Kerja (Renja- KL) sesuai Renstra- KL
8.Pagu sementara sesuai RKP
9. Rencana kerja dan anggaran kementrian/lembaga (RKA-KL) berdasarkan pagu sementara dan RKP
10. Nota keuangan RAPBN berdasarkan himpunan RKA-KL
11. APBN
12. Pagu final kementrian/lembaga.
ALUR PIKIR HUKUM KEUANGAN NEGARA DAN
DAERAH DI INDONESIA
Penangan dan pengelolaan keuangan Banyak ahli secara saintis mencoba
oleh negara tentu saja membutuhkan membangun paradigma bagi
paradigma sebagai dasar bagi pengelolaan keuangan di Indonesia.
bangunan sistem atau model dari Para ahli mencoba mengkonstruksi
wujud penanganan atau pengelolaan bangunan logika yang bisa menjadi
model sistem dan mode mekanisme
tersebut. Paradigma pengelolaan
serta prosedural mengenai
keuangan ini akan menjadi semacam
pengelolaan keuangan di Indonesia.
jaminan kepastian dan kestabilan Problematika atau masalah-masalah
sistem maupun model yang digunakan keuangan yang timbul dari waktu ke
dalam pengelolaan keuangan tersebut. waktu menjadi tantangan bagi para
Paradigma secara mendasar menjadi ahli Hukum Keuangan Negara dan
pemandu dasar bagi terlaksana dan Daerah untuk terus memberikan
pelaksanaan proses dari sistem atau kontribusi keilmuannya bagi
model pengelolaan keuangan yang penyempurnaan proses pengelolaan
ada. keuangan di Indonesia.
Menurut Prof. Dr. Muhammad Djafar Saidi, S.H.,M.H.,
paradigma pengelolaan keuangan merupakan panduan
bagi perwujudan sistemik atau model pengelolaan
keuangan dalam ragam lingkupnya termasuk dan terutama
lingkup yuridisnya, sehingga akan tampak gambaran dari
paradigmatik alur pikir tersebut: hukum keuangan negara
adalah sekumpulan kaidah tertulis yang mengatur hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk uang dan barang milik negara terkait dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Rumusan hukum
keuangan negara tersebut terkait dengan pengertian
keuangan negara yang terdapat dalam Undang-Undangan
No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
KEUANGAN NEGARA ADALAH SEMUA HAK DAN KEWAJIBAN
NEGARA YANG DAPAT DINILAI DENGAN UANG, SERTA SEGALA
SESUATU, BAIK BERUPA UANG, MAUPUN BARANG YANG DAPAT
DIJADIKAN MILIK NEGARA YANG BERKAITAN DENGAN
PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN TERSEBUT. PENDEKATAN
YANG DIGUNAKAN DALAM MERUMUSKAN PENGERTIAN
KEUANGAN NEGARA SEBAGAI MANA YANG TERCANTUM DI
PENJELASAN UMUM UNDANG-UNDANG KEUANGAN NEGARA
ADALAH:

01 02 03 04

Dari sisi obyek Dari sisi subyek Dari sisi proses Dari sisi tujuan
Mengaitkan keuangan negara dengan bidang hukum maka kita harus mengetahui
ruang lingkup keuangan negara itu dalam aspek yuridisnya, mengenai ruang
lingkup tersebut, dapat kita lihat pada Undang-Undanf Keuangan Negara pasal 2:

1. Hak negara memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang atau melakukan
pinjaman.
2. Kewajiban negara menyelenggarakan tugas layanan pemerintahan dan membayar tagihan
pijak ketiga.
3. Penerimaan negara.
4. Pengeluaran negara.
5. Penerimaan daerah.
6. Pengeluaran daerah.
7. Kekayaan negara atau daerahyang dikelola sendiri atau oleh pihak ketiga, termasuk kekayaan
yang dipisahkan pada perusahaan negara atau perusahaan daerah.
8. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas
pemerintahan dan atau kepentingan umum.
9. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan
pemerintah.
RUANG LINGKUP
KEUANGAN
Prof. Muhamad Djafar Saidi

01 02 03

Bidang Bidang Bidang


Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
Pajak Moneter kekayaan
negara yang
dipisahkan
ALUR PEMIKIRAN

NEGARA
PENEGAK
HUKUM
KEWENANGAN
PERLINDUNGAN
KEDAULATAN HUKUM
RAKYAT
REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA / DAERAH

UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


RUANG LINGKUP REFORMASI
KEUANGAN NEGARA/DAERAH
1) reformasi sistem pembiayaan (Financing Reform)
2) reformasi sistem akuntansi (Accounting Reform)
3) reformasi sistem penganggaran (Budgeting
Reform)
4) reformasi manajemen pelaksanaan keuangan
daerah (financial management reform)
5) reformasi sistem pemeriksaan (Audit Reform)
ASAS-ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA,
DALAM RANGKA MENDUKUNG TERWUJUDNYA:
"GOOD GOVERNANCE"

BERIKUT INDIKATOR PENERAPAN KAIDAH-KAIDAH YANG BAIK YANG DISELENGGARAKAN


SECARA PROFESIONAL, TERBUKA DAN BERTANGGUNG JAWAB

- Akuntabilitas berorientasi pada hasil


- Profesionalitas
- Proporsionalitas
- Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara
- Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.
DASAR HUKUM REFORMASI
KEUANGAN NEGARA/DAERAH
UU. No 1 tahun 2004
tentang Perbendaharaan
Negara

UU No. 15 tahun 2004


tentang Pemeriksaan,
Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara
DASAR HUKUM REFORMASI
KEUANGAN NEGARA/DAERAH
1) UU 17/2003 tentang Keuangan Negara,
2) UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara,
3) UU15/2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung-jawab Keuangan Negara,
4) UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional,
5) UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah,
6) UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
7) UU 12/2011 tentang Pembentukan Perundang-undangan,
8) PP 24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
9) PP 54/2005 tentang Pinjaman Daerah,
10) PP 56/2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah,
11) PP 57 /2005 tentang Hibah Kepada Daerah,
12) PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
13) Permendagri 13/2006 yang diubah dengan Permendagri 58/2007 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
PENDEKATAN PENETAPAN PP
(OMNIMBUS REGULATION)

DILAKUKAN PERUBAHAN DENGAN ARAH PENYEMPURNAAN :

- UU 22/1999 dan UU 25/1999 yang ditindaklanjuti dengan PP105/2000 dan


Kepmendagri 29/2002,yang mewajibkan pemerintah daerah membuat Laporan
Keuangan berdasarkan SAP(PP24/2005)

- UU 17/2003,UU 23/2014,UU 33/2004,diwajibkan agar laporan keuangan


berkualitas yang dapat dipahami,relevan,handal,dapat dibandingkan,sehingga
terwujud akuntabilitas dan transparasi keuangan daerah.
PEMBAHARUAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
Perencanaan : RPJMD, RKPD, KUA, PPAS dibuat dan terbentuk kesepakatan yang diformalisir dalam
“NOTA KESEPAKATAN”
Pelaksanaan : rancangan DPA-SKPD diverifikasi menjadi dokumen DPA-SKPD, terbentuklah dasar
pelaksanaan anggaran yang terdiri dari; pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
Penatausahaan : pendapatan dilakukan oleh bendahara penerimaan, penatausahaan belanja dilakukan oleh
bendahara pengeluaran.
Pertanggungjawaban : dilakukan akuntansi keuangan daerah yakni, laporan realisasi anggaran, neraca,
laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan dan laporan keuangan ini diperiksa oleh BPK.
Pengawasan : dilakukan pembinaan yakni pemberian pedoman, bimbingan, supervisi, konsultasi,
pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai