Oleh :
ENGGAR APRIYANI
NIM. 205221256
TAHUN 2023
REGULASI DAN STANDAR DI SEKTOR PUBLIK
Informasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap lapisan masyarakat.
Hal yang sama juga penting untuk dilakukan oleh organisasi sektor publik, yang pada
operasinya menyangkut dan mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Laporan keuangan
seharusnya merupakan suatu hasil daripada proses akuntansi. Dan untuk keperluan
tersebut, maka dibutuhkan standar acuan dan pedoman bagi akuntan yang berada di
dalam organisasi sektor publik.
Regulasi di sektor publik terbagi menjadi dua kategori utama yaitu regulasi pada
organisasi nirlaba dan regulasi pada instansi pemerintah. Kedua kategori ini perlu
dibedakan karena memiliki sifat regulasi yang berbeda dan lebih rumit pada instansi
pemerintah.
Yayasan didefinisikan sebagai badan hukum tanpa anggota yang terdiri dari kekayaan
yang dipisahkan dan ditujukan untuk mencapai tujuan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
Adanya kebutuhan regulasi untuk yayasan yang berkembangan di Indonesia menyebabkan
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan yang bertujuan
untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum. Undang-Undang ini kemudian diperbarui
dengan Undang-Untang Nomor 28 Tahun 2004 yang memuat perubahan proses perolehan
status badan hukum, tanggung jawab, dan jangka waktu pengumuman pendirian yayasan.
Selain itu, ada Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 yang memberikan penjelasan
lebih detail tentang yayasan.
Regulasi mengenai partai politik pertama kali diterbitkan dalam Undang-Undang Nomor
2 tahun 1999, kemudian diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 31 tahun 2001 tentang
Partai Politik. UU ini mengatur hal-hal pokok mengenai partai politik seperti pembentukan
partai politik, asas, ciri, tujuan, fungsi, hak dan kewajiban partai politik, keanggotaan dan
kedaulatan anggota, kepengurusan, peradilan perkara, larangan-larangan, penggabungan
partai politik, dan pengawasan partai politik. Undang-Undang ini kembali diperbarui dengan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 yang bertujuan untuk melengkapi dan
menyempurnakan UU sebelumnya, termasuk menambahkan kewajiban bagi partai politik
untuk menyusun Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan yang
terbuka bagi masyarakat.
c. Regulasi tentang Badan Hukum Milik Negara dan Badan Hukum
Pendidikan
Badan Hukum Milik Negara (BHMN) adalah badan hukum yang dibentuk untuk
mengakomodasi kebutuhan khusus dalam privatisasi lembaga pendidikan. Universitas yang
pertama kali berstatus BHMN adalah 4 universitas negeri (UI, UGM, IPB, dan ITB) dan
memiliki ciri khusus seperti adanya Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, dan otonomi
manajemen dana dan akademik. Pada akhir 2008, Undang-Undang tentang Badan Hukum
Pendidikan (BHP) diterbitkan sebagai badan hukum penyelenggaraan pendidikan formal
dengan prinsip nirlaba. Beberapa prinsip lain yang harus dipegang teguh oleh yayasan seperti
ini adalah otonomi, akuntabel, transparan, penjaminan mutu, layanan prima, akses
berkeadilan, keberagaman, keberlanjutan, dan partisipasi.
Badan Layanan Umum (BLU) adalah satuan kerja pemerintah yang bertugas
memberikan pelayanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, dan pengelolaan dana,
tanpa mengutamakan keuntungan. BLU memiliki kriteria sebagai berikut: bukan milik
negara/daerah, dikelola secara otonom dan efisiensi, dan berfungsi sebagai agen
menteri/pimpinan lembaga induk. Regulasi terhadap BLU ditentukan oleh Direktorat
Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU yang berada di bawah Direktorat Jendral
Perbendaharaan, seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Pembendaharaan Negara.
Dalam rangka memastikan pengelolaan keuangan negara yang baik dan efisien,
UU 17/2003 merupakan tonggak penting yang menjadi dasar bagi pelaksanaan
pengelolaan keuangan negara di Indonesia.
e. Pelaksanaan Pemeriksaan
Beberapa upaya telah dilakukan untuk membuat standar akuntansi yang relevan
dengan praktik-praktik akuntansi di organisasi sektor publik di Indonesia. Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) telah menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Nomor 45 untuk organisasi nirlaba, tetapi belum mengakomodasi praktik-praktik
akuntansi untuk entitas yang dimiliki pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah mencoba
menyusun Standar Akuntansi Pemerintahan. Secara internasional, standar akuntansi bagi
organisasi sektor publik sudah diterbitkan oleh Federasi Akuntan Internasional (IFAC)
dan disebut Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik (IPSAS). IPSAS seharusnya
menjadi acuan bagi negara-negara untuk membuat standar akuntansi bagi organisasi
sektor publik mereka.
1. Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik (International Public Sector
Accounting Standards-IPSAS)
2. PSAK 45
PSAK 45 digunakan sebagai acuan untuk seluruh jenis organisasi nirlaba, kecuali
pemerintah dan instansi pemerintah. PSAK 45 ini didesain dengan mempertimbangkan
perbedaan karakteristik organisasi nirlaba dengan organisasi bisnis. Tujuan utama laporan
keuangan bagi organisasi nirlaba adalah memberikan informasi yang relevan dan
memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota organisasi, dan pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya. Dalam PSAK 45, dijelaskan bahwa laporan keuangan berlaku
untuk organisasi nirlaba yang memiliki karakteristik seperti sumber daya berasal dari
penyumbang, tidak menghasilkan laba untuk dibagikan, dan tidak memiliki kepemilikan
seperti organisasi bisnis.
PSAK 45 juga menyatakan bahwa pernyataan ini tidak berlaku bagi lembaga
pemerintah, departemen, dan unit-unit sejenis lainnya karena mereka mengikuti Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam dasar penyusunan laporan keuangannya.
KSAP (Komite Standar Akuntansi Pemerintah) adalah sebuah lembaga yang dibentuk
oleh pemerintah Indonesia dengan tugas mempersiapkan penyusunan konsep Rancangan
Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai prinsip-
prinsip akuntansi yang wajib diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan pemerintah pusat dan atau pemerintah daerah. KSAP terdiri atas dua komite,
yaitu Komite Konsultatif dan Komite Kerja. Tujuan dari KSAP adalah untuk
mengembangkan program-program pengembangan akuntabilitas dan manajemen
keuangan pemerintahan, termasuk mengembangkan SAP dan mempromosikan penerapan
standar tersebut. Dalam penyusunannya, SAP telah diharmoniskan dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dan IPSAS. Materi yang digunakan dalam penyusunan SAP
juga diambil dari beberapa lembaga seperti International Federation of Accountant,
International Accounting Standards Committee, International Monetary Fund, Ikatan
Akuntansi Indonesia, Financial Accounting Standards Board, dan Governmental
Accounting Standards Board.
STANDAR SPKN
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan
hukum dan peraturan dalam suatu wilayah. Pemerintah terdiri dari pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
a) Pemerintah Pusat
Pemerintah pusat adalah Presiden RI yang memegang kekuasaan pemerintahan negara. Ini
juga meliputi lembaga tinggi negara yang ada di Indonesia dan diatur dalam UUD 1945 dan
peraturan perundangan turunannya, seperti Undang-Undang No. 27 Tahun 2009 tentang MPR,
DPR, DPD, dan DPRD.
Presiden RI adalah pemegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945, memegang masa
jabatan lima tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu periode. Presiden dibantu oleh seorang
wakil presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Presiden memiliki beberapa kewenangan seperti
menyatakan perang, membuat perjanjian dengan negara lain (dengan persetujuan DPR),
menyatakan keadaan negara dalam keadaan bahaya, mengangkat duta dan konsul, memberikan
grasi dan memberikan gelar dan tanda kehormatan. Presiden juga memiliki kewenangan
membentuk dewan pertimbangan untuk memberikan nasihat.
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah lembaga negara terdiri dari anggota
DPR dan DPD yang dipilih melalui pemilu. Tugas dan wewenang MPR meliputi
mengubah dan menetapkan UUD 1945, melantik presiden dan wakil presiden,
memutuskan usul DPR untuk memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden, memilih
wakil presiden dan presiden apabila terjadi kekosongan jabatan, dan membela dan
melindungi keutuhan NKRI. Anggota MPR memiliki hak-hak seperti mengajukan usul,
membela diri, imunitas, protokoler, dan keuangan. Kewajiban anggota MPR meliputi
memegang teguh Pancasila, melaksanakan UUD 1945, mempertahankan kerukunan
nasional, mendahulukan kepentingan negara, dan melaksanakan peran sebagai wakil
rakyat dan wakil daerah. MPR harus bersidang setidaknya sekali dalam 5 tahun dan
keputusan dalam sidang ditentukan dengan suara terbanyak. MPR dapat mengambil
keputusan bulat apabila memenuhi syarat seperti memenuhi jumlah anggota yang hadir
dan persentase suara yang disetujui.
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) adalah lembaga negara yang berfungsi sebagai legislasi,
anggaran, dan pengawasan. Anggota DPR terdiri dari anggota partai politik yang dipilih melalui
pemilu dan memiliki masa jabatan selama 5 tahun. Tugas dan wewenang DPR meliputi
pembentukan undang-undang, memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan
terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, dan memperhatikan pertimbangan
DPD dalam hal RUU. Kelembagaan DPR memiliki hak interpelasi, angket, dan menyatakan
pendapat. Anggota DPR memiliki hak-hak seperti mengajukan usul RUU, mengajukan
pertanyaan, membela diri, dan memiliki imunitas. Kewajiban anggota DPR antara lain memegang
teguh Pancasila, melaksanakan UUD 1945, memperjuangkan kesejahteraan rakyat, dan
mempertanggungjawabkan secara moral dan politis kepada konsituen.
4) Dewan Perwakilan Daerah
DPD adalah lembaga negara yang memiliki tugas dan wewenang untuk membahas hal-hal
terkait otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, dan pengelolaan sumber daya ekonomi. DPD
juga bertugas memberikan pertimbangan kepada DPR pada RUU APBN, RUU tentang pajak,
pendidikan dan agama, serta melakukan pengawasan dan menerima hasil pemeriksaan keuangan
negara dari BPK. Anggota DPD terdiri dari 4 orang per provinsi dengan jumlah anggota tidak
lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR. Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya dan
memiliki kantor di ibukota provinsi.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah sebuah badan negara yang memiliki tugas untuk
memeriksa dan menilai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. BPK memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah, lembaga negara, BUMN, BLU, BUMD, dan lembaga atau badan lain yang
mengelola keuangan negara. Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan usulan DPD
dan diresmikan oleh presiden. BPK memiliki 9 anggota, terdiri dari ketua, wakil ketua, dan 7
anggota lain. BPK memiliki beberapa kewenangan seperti menentukan objek pemeriksaan,
meminta keterangan dan dokumen, melakukan pemeriksaan, menetapkan jenis dokumen yang
wajib disampaikan, memeriksa standar pemeriksaan keuangan negara, membina jabatan
fungsional pemeriksa, dan memberi pertimbangan rancangan sistem pengendalian intern
pemerintah. Hasil pemeriksaan BPK disampaikan kepada DPR/DPRD, DPD, presiden, gubernur,
dan bupati/walikota.
6) Kementerian Agama
Kementerian negara adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan tertentu dan
dipimpin oleh seorang menteri yang bertanggung jawab langsung kepada presiden. Setiap menteri
membidangi urusan tertentu seperti urusan dalam negeri, luar negeri, pertahanan, hukum,
keuangan, hak asasi manusia, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Fungsi kementerian antara lain
merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan, mengelola barang milik negara,
mengawasi pelaksanaan tugas, melaksanakan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah, dan
melaksanakan kegiatan teknis berskala nasional.
b) Pemerintah Daerah
2. Universitas
3. Rumah Sakit
Dalam kategorisasi rumah sakit, terdapat beberapa jenis rumah sakit yang berdasarkan
fungsinya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit umum
adalah rumah sakit yang melayani hampir seluruh penyakit umum dan biasanya memiliki
fasilitas perawatan darurat dan berbagai fasilitas lain seperti fasilitas bedah, laboratorium,
dan ruang bersalin. Rumah sakit terspesialisasi adalah rumah sakit yang memiliki
spesialisasi terhadap suatu penyakit yang membutuhkan penanganan khusus. Rumah sakit
penelitian/pendidikan adalah rumah sakit yang terkait dengan kegiatan penelitian dan
pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga pendidikan tinggi.
Rumah sakit lembaga/perusahaan adalah rumah sakit yang didirikan oleh suatu
lembaga/perusahaan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada anggota
lembaga/perusahaan tersebut. Klinik adalah fasilitas medis yang lebih kecil dari rumah
sakit dan hanya melayani keluhan tertentu.
Berdasarkan kepemilikannya, rumah sakit di Indonesia dibedakan menjadi rumah
sakit milik pemerintah dan rumah sakit swasta. Rumah sakit milik pemerintah dapat
dikenal sebagai Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) yang merupakan milik pemerintah
pusat, dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang merupakan milik pemerintah
provinsi dan kabupaten atau kota. Sementara itu, rumah sakit swasta adalah rumah sakit
yang didirikan oleh individu atau perusahaan yang bertujuan untuk mencari keuntungan.
4. Yayasan
Yayasan adalah badan hukum dengan tujuan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan
yang didirikan sesuai dengan persyaratan formal yang ditentukan dalam Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014. Pendirian yayasan harus dilakukan melalui akta notaris dan harus
mendapatkan pengesahan dari Menteri kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Yayasan
memiliki organ pembina, pengurus, dan pengawas, dengan pengelolaan kekayaan dan
kegiatan dilakukan oleh pengurus. Yayasan yang memiliki kekayaan dalam jumlah
tertentu harus diaudit oleh akuntan publik dan laporan tahunannya harus diumumkan.
Gabungan yayasan atau bubar yayasan dapat dilakukan dengan syarat tertentu.
5. Partai Politik
Partai politik adalah organisasi nasional yang dibentuk oleh sekelompok Warga
Negara Indonesia (WNI) atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa, dan
negara, serta memelihara keutuhan NKRI. Partai politik memiliki tugas sebagai sarana
untuk pendidikan politik, penciptaan iklim yang kondusif, penyerap, penghimpun, dan
penyalur aspirasi politik masyarakat, wadah partisipasi politik bagi WNI, dan rekrutmen
politik dalam pengisian jabatan politik. Partai politik memperoleh pendanaan dari
beberapa sumber seperti iuran anggota, sumbangan yang sah, dan bantuan keuangan dari
APBN/APBD. Sumbangan dapat berasal dari perseorangan anggota partai politik,
perseorangan bukan anggota partai politik, dan perusahaan/badan usaha. Pengurus partai
wajib menyusun laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan
partai yang terbuka untuk diketahui masyarakat.