Anda di halaman 1dari 25

Upaya BPK Dalam

Mendukung
Perekonomian
Indonesia di
Bidang Minyak
Bumi Pasca
Reformasi
Dr. Dra. Dyah Lituhayu, M.Si.
KELMPOK 10

01 AMILARASATI M YAZID BUSTHOMI


14020222120006 05 14020222136032

PINGKAN V HERNANDES FARHANA FIDA


02 14020222120012
06 14020222146049

TAUFIQOTUT TASIAH MOCHAMAD ILHAMUDIN


03 14020222120015 07 14020222146072

ANASTASYA RAHMA AYU ANGGA ROHMADI


04 14020222136017 08 14020222146080
RUMUSAN MASALAH

Kebijakan dan faktor dalam


01 Pengertian SANKRI 04 penanggulangan masalah di
sektor migas
Implementasi Pasal 33 dalam
Penerapan Dimensi
02 05 Pengelolaan Minyak Bumi Pasca
SANKRI
Reformasi
Tugas dan Studi Kasus
03 06
Wewenang BPK Implementasi Pasal 33
LATAR BELAKANG

Pasal 33 ayat 2 dan 3 UUD 1945 "minyak bumi dan air


yang dimiliki oleh alam yang terkandung di dalam
sepenuhnya di kolela oleh negara dan akan di pergunakan
sepenuhnya untuk untuk kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat"

BPK merupakan salah satu badan pemeriksaan


pengeolaan dan tanggung jawab atas keuangan negara
yang bebas, mandiri, profesional, untuk memebrikan
kedepannya menciptakan pemerintahan yang bebas dari
korupsi, kolusi, dan nepotisme. BPK berkedudukan di
ibukota negara dan mempunyai wakil di tiap provinsi. Masa
jabatan yang dimiliki adalah selama 5 tahun dan bisa dipilih
sebanyak 1 kali periode jabatan. UU Nomor 15 Tahun 2004
tentang " pemeriksaan dan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara yang di lakukan oleh BPK meliputi
seluruh unsur keuangan negara.
PENGERTIAN
SANKRI
PENGERTIAN SANKRI

- Dalam arti luas


SANKRI adalah sistem penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang
merupakan sistem penyelenggaraan kehidupan negara dan bangsa dalam segala aspeknya,
dengan memanfaatkan dan mendayagunakan segala kemampuan keseluruhan aparatur negara
beserta seluruh rakyat di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta segenap
dana dan daya yang tersedia secara nasional, demi tercapainya tujuan dan terlaksananya tugas
nasional/negara sebagaimana tersebut dalam UUD 1945.
-
Dalam arti sempit
SANKRI adalah keseluruhan penyelenggaraan pemerintahan (executive power), dengan
memanfaatkan dan mendayagunakan kemampuan pemerintah dan segenap aparatur
pemerintah dari semua peringkat pemerintahan beserta seluruh rakyat dari seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan dengan memanfaatkan pula segenap dana dan daya
yang tersedia secara nasional, demi tercapainya tujuan dan terlaksananya tugas nasional/negara
sebagaimana tersebut dalam UUD 1945.
PENERAPAN DIMENSI
SANKRI PADA UPAYA
BPK DALAM MENDUKUNG
PEREKONOMIAN
INDONESIA DI BIDANG
MINYAK BUMI PASCA
REFORMASI
PENERAPAN DIMENSI SANKRI PADA UPAYA BPK
DALAM MENDUKUNG PEREKONOMIAN INDONESIA DI
BIDANG MINYAK BUMI PASCA REFORMASI
- Organisasi Pemerintahan Negara
Tatanan organisasi aparatur pemerintahan negara yang berada di wilayah pemerintahan negara terdiri
dari organisasi lembaga Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif, baik Pusat maupun Daerah, dan lembaga negara
lainnya, serta saling hubungannya dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara, termasuk dalam
penyelenggaraan hubungan antar negara; dan organisasi kesekretariatan lembaga-lembaga tersebut.
Berperan mengemban misi perjuangan bangsa mencapai cita-cita dan tujuan NKRI :
a) Ada yang bersifat permanen universal.
b) Ada yang bersifat kondisional.

- Manajemen Pemerintahan Negara


Pengelolaan pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan dalam berbagai bidang
kehidupan masyarakat bangsa dan wilayah pemerintahan negara; pada dasarnya merupakan pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen pemerintahan pada umumnya, seperti pengelolaan kebijakan, perencanaan,
pembiayaan, pelaksanaan, pengendalian, pelayanan, pengawasan, dan pertanggung jawaban hasil-hasilnya
dari setiap organisasi pemerintahan negara. Dalam mengemban tugas pemerintahan negara yang demikian
kompleks dan dinamik itu, harus terwujud keserasian strategi dan langkah kebijakan yang secara sistematis
terarah pada pencapaian tujuan NKRI. Perlu diperhatikan paradigma-paradigma administrasi negara dan
pembangunan relevan, sesuai dengan perkembangan lingkungan stratejik yang dihadapi.
PENERAPAN DIMENSI SANKRI PADA UPAYA BPK
DALAM MENDUKUNG PEREKONOMIAN INDONESIA DI
BIDANG MINYAK BUMI PASCA REFORMASI
- Sistem dan proses kebijakan Negara
Kekuasaan dan pelaksanaan tugas pemerintahan negara diselenggarakan melalui kebijakan publik
harus mengenali sistem dan proses kebijakan yang berlaku dalam SANKRI; stakeholders yang terlibat,
tahapan kegiatan yang dilalui, dan nilai-nilai yg menghikmati. Pengelolaan kebijakan pemerintahan negara
dilakukan menurut nilai dan prinsip kepemerintahan yang baik sesuai dengan keluhuran dimensi-dimensi
nilai SANKRI. Fungsi administrasi negara dalam pengelolaan proses kebijakan publik dapat disederhanakan
meliputi perumusan dan penentuan kebijakan; pelaksanaan kebijakan & evaluasi kinerja kebijakan.
TUGAS DAN
WEWENANG BPK
TUGAS DAN WEWENANG BPK
Tugas pemeriksa keuangan adalah institusi yang diberi tanggung jawab untuk mengolola keuangan negara. Badan
pemeriksaan keuangan terdiri dari 9 anggota yang terdiri 1 ketua, wakil ketua, dan 7 anggota BPK. Tugas dan kewenangan
badan pemeriksaan keuangan sudah di atur dalam UU Nomor.15 Tahun 2006 BAB III bagian pertama di antara lain :
• Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik
Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.
• Pelaksanaan pemeriksaan BPK tersebut dilakukan atas dasar Undang-Undang tentang Pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara.
• Pemeriksaan yang dilakukan BPK mencakup pemeriksaan kinerja, keuangan, dan pemeriksaan dengan adanya maksud
tertentu.
• Dalam melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
BPK melakukan pembahasan atas temuan pemeriksaan dengan objek yang diperiksa sesuai dengan standar pemeriksaan
keuangan negara.
• Dalam hal pemeriksaan dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan ketentuan undang-undang, laporan hasil
pemeriksaan tersebut wajib disampaikan kepada BPK dan dipublikasikan.
• Hasil pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diserahkan kepada DPD, DPR, dan DPRD. Juga
menyerahkan hasil pemeriksaan secara tertulis kepada Presiden, Gubernur, dan Bupati/Walikota.
• Untuk keperluan tindak lanjut hasil pemeriksaan, BPK menyerahkan pula hasil pemeriksaan secara tertulis kepada
Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.
• Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan paling lama 1 (satu) bulan sejak diketahui adanya unsur pidana
tersebut.
TUGAS DAN WEWENANG BPK
Berdasarkan UU Nomor. 15 Tahun 2006 BAB III bagian ke dua di antara lain :
Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan serta melaksanakan pemeriksaan, penentuan waktu dan
metode pemeriksaan serta menyusus maupun menyajikan laporan menjadi wewenang dari BPK tersebut.
Meminta keterangan dan atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit organisasi Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan
Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.
Membina jabatan fungsional pemeriksa.
Memberikan pertimbangan atas standar akuntasi pemerintahan
Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah
sebelum ditetapkan oleh Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah.
Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara, di tempat pelaksanaan
kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-
perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara.
Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang wajib disampaikan kepada BPK.
Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.
Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Menggunakan tenaga ahli dan atau tenaga peemriksa di luar BPK yang bekerja untuk dan atas nama BPK
Dalam menjalankan tugasnya, BPK memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan pengelolaan
keuangan negara dilakukan secara transparan dan akuntabel. Dengan memiliki wewenang yang luas, BPK
dapat melakukan pemeriksaan yang mendalam terhadap pengelolaan keuangan negara, sehingga dapat
memberikan rekomendasi yang tepat kepada Pemerintah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan keuangan negara.

Tugas dan wewenang BPK dalam melakukan audit dan rekomendasi tidak hanya dilakukan pada
lembaga-lembaga pemerintah baik pusat maupu daerah tetapi juga dilakukan pada perusahaan-
perusahaan milik pemerintah baik itu BUMN maupun BUMD hal itu dilakukan karena perusahaan yang
dikendalikan pemerintah akan terpengaruh dengan gejolak politik dan menjadi alat untuk pemerintah
menjalankan kebijakan, seringkali BUMN juga menjadi penyalur dana dari pemerintah untuk masyarakat
seperti bansos, subsidi tunai,dll sehingga jika tidak dilakukan audit akan membuka celah untuk terjadinya
praktek korupsi maupun manipulasi laporan keuangan.
KEBIJAKAN DAN
FAKTOR DALAM
PENANGGULANG
AN MASALAH DI
SEKTOR MIGAS
KEBIJAKAN DAN FAKTOR DALAM
PENANGGULANGAN MASALAH DI
SEKTOR MIGAS
Salah satu kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia adalah dengan mengembangkan teknologi
eksplorasi dan produksi minyak bumi dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas
produksi minyak bumi di Indonesia selain itu Pemerintah juga berusaha untuk menarik investasi asing ke
sektor minyak bumi di Indonesia dengan memberikan berbagai insentif kepada perusahaan asing seperti
tax holiday dan tax allowance, serta memberikan kemudahan-kemudahan dalam proses pengurusan izin.
Dengan langkah tersebut pemerintah berupaya untuk meningkatkan kerjasama dengan perusahaan-
perusahaan minyak asing yang bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak bumi di Indonesia.
Kerjasama ini meliputi pemberian kontrak-kontrak bagi perusahaan minyak asing untuk melakukan
eksplorasi dan produksi minyak bumi di wilayah Indonesia, serta penyediaan infrastruktur dan
kemudahan akses ke lokasi-lokasi produksi.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam menangulangi masalah pada
sektor minyak bumi adalah fluktuasi harga minyak dunia, persaingan dengan negara-negara produsen
minyak bumi lainnya, dan adanya tantangan untuk bertranformasi dengan sumber energi terbarukan.
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi alternatif
terutama energi terbarukan dengan tujuan dapat mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan
meningkatkan kemandirian energi nasional.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM
MENANGGULANGI MASALAH
PADA SEKTOR MINYAK BUMI
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam menangulangi masalah pada
sektor minyak bumi, diantaranya adalah

- fluktuasi harga minyak dunia


- persaingan dengan negara-negara produsen minyak bumi lainnya
- adanya tantangan untuk bertranformasi dengan sumber energi terbarukan.
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi
alternatif terutama energi terbarukan dengan tujuan dapat mengurangi ketergantungan pada
minyak bumi dan meningkatkan kemandirian energi nasional.
IMPLEMENTASI
PASAL 33 DALAM
PENGELOLAAN
MINYAK BUMI
PASCA REFORMASI
IMPLEMENTASI PASAL 33 DALAM PENGELOLAAN
MINYAK BUMI PASCA REFORMASI

Implementasi pasal 33 dalam pengelolaan minyak bumi di era reformasi harus mengacu pada
prinsip-prinsip reformasi, yaitu demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas. Berikut adalah
beberapa cara implementasi pasal 33 dalam pengelolaan minyak bumi di era reformasi:

1. Penegakan hukum yang berkeadilan 2. Pemberdayaan masyarakat


Negara harus memastikan bahwa Negara harus memberdayakan masyarakat
pengelolaan minyak bumi dilakukan secara dalam pengelolaan minyak bumi, baik dari
adil dan tidak merugikan masyarakat. Hal ini segi pemahaman, partisipasi, maupun
dapat dilakukan dengan meningkatkan pengambilan keputusan. Hal ini dapat
penegakan hukum dan pemberian sanksi dilakukan dengan menyediakan informasi
yang tegas terhadap perusahaan yang yang transparan dan akurat tentang
melanggar aturan dan merugikan pengelolaan minyak bumi, serta memberikan
masyarakat. kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat
dalam pengambilan keputusan.
IMPLEMENTASI PASAL 33 DALAM PENGELOLAAN
MINYAK BUMI PASCA REFORMASI

3. Penegakan hukum yang berkeadilan


Negara harus memastikan bahwa pengelolaan minyak bumi dilakukan dengan
cara yang berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan. Hal ini dapat dilakukan
dengan menerapkan teknologi yang ramah lingkungan dan memastikan bahwa
limbah yang dihasilkan diolah dengan baik agar tidak mencemari lingkungan.

4. Peningkatan pemerataan dan kesejahteraan masyarakat


Negara harus memastikan bahwa pengelolaan minyak bumi memberikan manfaat
yang merata bagi seluruh masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di sekitar
wilayah pengelolaan minyak bumi. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan
investasi di sektor-sektor ekonomi lokal dan memastikan bahwa masyarakat
setempat mendapatkan bagian dari keuntungan yang dihasilkan.
STUDI KASUS
STUDI KASUS
IMPLEMENTASI
PASAL 33

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengidentifikasi masalah serius dalam perhitungan bagi hasil
minyak dan Gas Bumi (Migas), pelaksaan proyek dan rantai pasok antara Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dengan para pihak dalam Perjanjian Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKKS). SKK adalah satuan kerja khusus pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan
gas bumi dan KKKS adalah kontraktor kontrak kerja sama. BPK melaporkan ada 36 perselisihan antara
SKK dan KKKS, yang melibatkan 50 masalah terkait penghitungan keuntungan migas, pelaksanaan
proyek, dan rantai pasokan.
BPK menemukan antara tahun 2018 hingga 2020 terdapat 31 pelanggaran senilai 20,1 juta dolar AS
dan 13,18 miliar atau 300,67 miliar terkait kegiatan pencatutan migas. Laporan tersebut disahkan oleh
Ketua BPK Agung Firman Sampurna pada Maret 2022 dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester
(IHPS) II 2021 BPK menyoroti ketidakpatuhan Production Sharing Contract (PSC) antara SKK Migas dan
ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) KKKS dalam membayar biaya DMO yang melanggar perjanjian
kerjasama. PSC antara SKK Migas dan ExxonMOBIL Cepu Limited (EMCL) KKS dalam membayar biaya
DMO yang melanggar perjanjian kerja sama. PSC Antara SKK migas dan MCL mensyaratkan PCS untuk
memasok 25 persen minyak untuk memenuhi kebutuhan minyak domestic market obligation (DMO).
STUDI KASUS
IMPLEMENTASI
PASAL 33
Oleh karena itu, pemerintah membayar EMCL biaya DMO sebesar 25 persen dari harga pasar indonesia crude
price (ICP). Berdasarkan PSC, kontraktor EMCL PSC diberi kesempatan cuti DMO selama lima tahun sejak bulan
pertama keluar. Cuti DMO adalah pembayaran pemerintah sebesar 100 persen dari tarif ICP. Akibatnya, prospek
riset berbasis pembayaran DMO sebesar USD 103,61 juta atau Rp 1,51 triliun tidak terlaksana secara maksimal. Oleh
karena itu, BPK merekomendasikan agar pengelola SKK Migas dan pengelola EMCL membahas peluang
eksplorasi mineral sesuai dengan aturan PSC. Di sisi lain, BPK juga menyoroti bahwa biaya mobilisasi yang
diperlukan oleh kontraktor PSC Petronas Carigall Ketapang II Ltd (PCK2L) untuk memberikan kontrak jasa
pengeboran jack-up lebih tinggi $350.000 dibandingkan dengan kontrak serupa, sehingga biaya operasi
dibebankan ke KKS PCK2L.
Selain itu, pengadaan Hakuryu 11 Jack-Up Rig oleh Kontraktor KKS PONSBV tidak memenuhi persyaratan,
mengakibatkan harga kontrak yang mahal sebesar $933.01.000 Dari hasil kajian pembelian Hakuryu 11 Jack-Up
Rig disimpulkan bahwa justifikasi penawaran dalam proses pencalonan langsung tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya dan jadwal target tidak terpenuhi serta terdapat indikasi. Kesepakatan tentang harga sewa
harian rig jack-up dengan calon penawar sebelum dimulainya proses penawaran. Sementara itu, sejak tadi pagi,
Bisnis telah menghubungi Tutuka Ariadji, Administrator Kementerian Minyak dan Gas Bumi, dan Mustafid
Gunawan, Direktur Pembinaan Bisnis Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM). Hanya pertanyaan yang diajukan melalui SMS dan undangan wawancara yang tidak dijawab sebelum
pesan ini dipublikasikan Sementara itu, KKKS ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) mengaku masih mendalami
laporan BPK tersebut.
KESIMPULAN DAN
SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Saran

1. Kebijakan sektor minyak bumi pasca reformasi banyak diwarnai 1. Pemerintah seharusnya menyiapkan segala macam teknologi
liberalisasi karena adanya tekanan dari pihak asing, dan kebijakan untuk medukung kemajuan ekonomi kita dan memberikan latihan
energi nasional tidak dilaksanakan dengan konsisten. bagi masyarakat agar mempunyi bekal untuk mengelola sumber daya
2. Salah satu kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam alam yang ada di Indonesia, agar sumber daya alam kita tidak
penangulangan masalah di sektor migas adalah dengan dimanfaatkan oleh pihak asing lagi.
mengembangkan teknologi eksplorasi dan produksi minyak bumi 2. Proteksi terhadap sektor-sektor yang penting bagi negara dan
dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas menyangkut kebutuhan orang banyak harus diperketat, agar
produksi minyak bumi di Indonesia privatisme tidak lagi dilakukan oleh pihak lain yang nantinya juga akan
3. Indonesia belum menerapkan demokrasi ekonomi sebagaimana mengakibatkan kerugian struktural bagi masyarkat Indonesia sendiri.
semangat awal pembentukan negara kesejahteraan dalam Pasal 33 3. Perjelas dan kokohkan sistem, aturan main dan regulasi yang jelas
UUD 1945. Hal ini terutama karena masuknya paham ekonomi pasar terhadap oroses pembangaunan ekonomi Indonesia. Hal ini bertujuan
yang berhasil menggeser demokrasi ekonomi. Dengan demikian, penting agar Haluan dan tujuan ekonomi kita sesuai dengan apa yang
pasca reformasi Indonesia belum sepenuhnya mengimplementasikan diinginkan dan diamanatkan bangsa dalam pasal 33 UUD 1945.
konsep negara kesejahteraan dalam sektor minyak bumi. 4. Perlu memahami kembali pemikiran the founding fathers yang
sangat bijaksana mengartikulasikan “rasa bersama” rakyat ke dalam
Undang-Undang Dasar 1945, sehingga dari hal itu memperoleh makna
mulia dari demokrasi. Inti demokrasi adalah partisipasi dan emansipasi.
Begitu pula inti demokrasi ekonomi (Pasal 33 UndangUndang Dasar
1945) adalah partisipasi dan emansipasi ekonomi. Hal ini terutama
ditujukan kepada wakil-wakil rakyat di Parlemen yang memiliki tugas
legislatif.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai