Mendukung
Perekonomian
Indonesia di
Bidang Minyak
Bumi Pasca
Reformasi
Dr. Dra. Dyah Lituhayu, M.Si.
KELMPOK 10
Tugas dan wewenang BPK dalam melakukan audit dan rekomendasi tidak hanya dilakukan pada
lembaga-lembaga pemerintah baik pusat maupu daerah tetapi juga dilakukan pada perusahaan-
perusahaan milik pemerintah baik itu BUMN maupun BUMD hal itu dilakukan karena perusahaan yang
dikendalikan pemerintah akan terpengaruh dengan gejolak politik dan menjadi alat untuk pemerintah
menjalankan kebijakan, seringkali BUMN juga menjadi penyalur dana dari pemerintah untuk masyarakat
seperti bansos, subsidi tunai,dll sehingga jika tidak dilakukan audit akan membuka celah untuk terjadinya
praktek korupsi maupun manipulasi laporan keuangan.
KEBIJAKAN DAN
FAKTOR DALAM
PENANGGULANG
AN MASALAH DI
SEKTOR MIGAS
KEBIJAKAN DAN FAKTOR DALAM
PENANGGULANGAN MASALAH DI
SEKTOR MIGAS
Salah satu kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia adalah dengan mengembangkan teknologi
eksplorasi dan produksi minyak bumi dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas
produksi minyak bumi di Indonesia selain itu Pemerintah juga berusaha untuk menarik investasi asing ke
sektor minyak bumi di Indonesia dengan memberikan berbagai insentif kepada perusahaan asing seperti
tax holiday dan tax allowance, serta memberikan kemudahan-kemudahan dalam proses pengurusan izin.
Dengan langkah tersebut pemerintah berupaya untuk meningkatkan kerjasama dengan perusahaan-
perusahaan minyak asing yang bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak bumi di Indonesia.
Kerjasama ini meliputi pemberian kontrak-kontrak bagi perusahaan minyak asing untuk melakukan
eksplorasi dan produksi minyak bumi di wilayah Indonesia, serta penyediaan infrastruktur dan
kemudahan akses ke lokasi-lokasi produksi.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam menangulangi masalah pada
sektor minyak bumi adalah fluktuasi harga minyak dunia, persaingan dengan negara-negara produsen
minyak bumi lainnya, dan adanya tantangan untuk bertranformasi dengan sumber energi terbarukan.
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi alternatif
terutama energi terbarukan dengan tujuan dapat mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan
meningkatkan kemandirian energi nasional.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM
MENANGGULANGI MASALAH
PADA SEKTOR MINYAK BUMI
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam menangulangi masalah pada
sektor minyak bumi, diantaranya adalah
Implementasi pasal 33 dalam pengelolaan minyak bumi di era reformasi harus mengacu pada
prinsip-prinsip reformasi, yaitu demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas. Berikut adalah
beberapa cara implementasi pasal 33 dalam pengelolaan minyak bumi di era reformasi:
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengidentifikasi masalah serius dalam perhitungan bagi hasil
minyak dan Gas Bumi (Migas), pelaksaan proyek dan rantai pasok antara Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dengan para pihak dalam Perjanjian Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKKS). SKK adalah satuan kerja khusus pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan
gas bumi dan KKKS adalah kontraktor kontrak kerja sama. BPK melaporkan ada 36 perselisihan antara
SKK dan KKKS, yang melibatkan 50 masalah terkait penghitungan keuntungan migas, pelaksanaan
proyek, dan rantai pasokan.
BPK menemukan antara tahun 2018 hingga 2020 terdapat 31 pelanggaran senilai 20,1 juta dolar AS
dan 13,18 miliar atau 300,67 miliar terkait kegiatan pencatutan migas. Laporan tersebut disahkan oleh
Ketua BPK Agung Firman Sampurna pada Maret 2022 dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester
(IHPS) II 2021 BPK menyoroti ketidakpatuhan Production Sharing Contract (PSC) antara SKK Migas dan
ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) KKKS dalam membayar biaya DMO yang melanggar perjanjian
kerjasama. PSC antara SKK Migas dan ExxonMOBIL Cepu Limited (EMCL) KKS dalam membayar biaya
DMO yang melanggar perjanjian kerja sama. PSC Antara SKK migas dan MCL mensyaratkan PCS untuk
memasok 25 persen minyak untuk memenuhi kebutuhan minyak domestic market obligation (DMO).
STUDI KASUS
IMPLEMENTASI
PASAL 33
Oleh karena itu, pemerintah membayar EMCL biaya DMO sebesar 25 persen dari harga pasar indonesia crude
price (ICP). Berdasarkan PSC, kontraktor EMCL PSC diberi kesempatan cuti DMO selama lima tahun sejak bulan
pertama keluar. Cuti DMO adalah pembayaran pemerintah sebesar 100 persen dari tarif ICP. Akibatnya, prospek
riset berbasis pembayaran DMO sebesar USD 103,61 juta atau Rp 1,51 triliun tidak terlaksana secara maksimal. Oleh
karena itu, BPK merekomendasikan agar pengelola SKK Migas dan pengelola EMCL membahas peluang
eksplorasi mineral sesuai dengan aturan PSC. Di sisi lain, BPK juga menyoroti bahwa biaya mobilisasi yang
diperlukan oleh kontraktor PSC Petronas Carigall Ketapang II Ltd (PCK2L) untuk memberikan kontrak jasa
pengeboran jack-up lebih tinggi $350.000 dibandingkan dengan kontrak serupa, sehingga biaya operasi
dibebankan ke KKS PCK2L.
Selain itu, pengadaan Hakuryu 11 Jack-Up Rig oleh Kontraktor KKS PONSBV tidak memenuhi persyaratan,
mengakibatkan harga kontrak yang mahal sebesar $933.01.000 Dari hasil kajian pembelian Hakuryu 11 Jack-Up
Rig disimpulkan bahwa justifikasi penawaran dalam proses pencalonan langsung tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya dan jadwal target tidak terpenuhi serta terdapat indikasi. Kesepakatan tentang harga sewa
harian rig jack-up dengan calon penawar sebelum dimulainya proses penawaran. Sementara itu, sejak tadi pagi,
Bisnis telah menghubungi Tutuka Ariadji, Administrator Kementerian Minyak dan Gas Bumi, dan Mustafid
Gunawan, Direktur Pembinaan Bisnis Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM). Hanya pertanyaan yang diajukan melalui SMS dan undangan wawancara yang tidak dijawab sebelum
pesan ini dipublikasikan Sementara itu, KKKS ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) mengaku masih mendalami
laporan BPK tersebut.
KESIMPULAN DAN
SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Saran
1. Kebijakan sektor minyak bumi pasca reformasi banyak diwarnai 1. Pemerintah seharusnya menyiapkan segala macam teknologi
liberalisasi karena adanya tekanan dari pihak asing, dan kebijakan untuk medukung kemajuan ekonomi kita dan memberikan latihan
energi nasional tidak dilaksanakan dengan konsisten. bagi masyarakat agar mempunyi bekal untuk mengelola sumber daya
2. Salah satu kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam alam yang ada di Indonesia, agar sumber daya alam kita tidak
penangulangan masalah di sektor migas adalah dengan dimanfaatkan oleh pihak asing lagi.
mengembangkan teknologi eksplorasi dan produksi minyak bumi 2. Proteksi terhadap sektor-sektor yang penting bagi negara dan
dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas menyangkut kebutuhan orang banyak harus diperketat, agar
produksi minyak bumi di Indonesia privatisme tidak lagi dilakukan oleh pihak lain yang nantinya juga akan
3. Indonesia belum menerapkan demokrasi ekonomi sebagaimana mengakibatkan kerugian struktural bagi masyarkat Indonesia sendiri.
semangat awal pembentukan negara kesejahteraan dalam Pasal 33 3. Perjelas dan kokohkan sistem, aturan main dan regulasi yang jelas
UUD 1945. Hal ini terutama karena masuknya paham ekonomi pasar terhadap oroses pembangaunan ekonomi Indonesia. Hal ini bertujuan
yang berhasil menggeser demokrasi ekonomi. Dengan demikian, penting agar Haluan dan tujuan ekonomi kita sesuai dengan apa yang
pasca reformasi Indonesia belum sepenuhnya mengimplementasikan diinginkan dan diamanatkan bangsa dalam pasal 33 UUD 1945.
konsep negara kesejahteraan dalam sektor minyak bumi. 4. Perlu memahami kembali pemikiran the founding fathers yang
sangat bijaksana mengartikulasikan “rasa bersama” rakyat ke dalam
Undang-Undang Dasar 1945, sehingga dari hal itu memperoleh makna
mulia dari demokrasi. Inti demokrasi adalah partisipasi dan emansipasi.
Begitu pula inti demokrasi ekonomi (Pasal 33 UndangUndang Dasar
1945) adalah partisipasi dan emansipasi ekonomi. Hal ini terutama
ditujukan kepada wakil-wakil rakyat di Parlemen yang memiliki tugas
legislatif.
TERIMA
KASIH