Anda di halaman 1dari 15

Nama : Eike Valentinsda Purba

NPM : 120110170010

Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara

Ruang Lingkup :

1. Badan Pemeriksa Keuangan


2. Audit Internal Pemerintah
3. Inspektorat

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

1. Pengertian Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Badan Pemeriksa Keuangan merupakan satu-satunya lembaga Negara yang bertugas dan
berwenang melakukan pemeriksaaan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 UU No. 15 Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa
Keuangan.

Menurut UUD 1945, BPK ialah lembaga yang bebas dan mandiri. Anggota BPK dipilih
oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden. Sebelum
memegang jabatan sebagai anggota BPK, setiap anggota wajib mengucapkan janji atau sumpah
menurut agamanya yang dimpimpin oleh ketua Mahkamah Agung.

Kebebasan tersebut meliputi kebebasan untuk menyusun perencanaan dan kebebasan


untuk melaksanakan dan melaporkan hasil pemeriksaan, sedangkan kemandirian mencakup,
ketersediaan sumber daya manusia, anggaran, dan sarana pendukung lainnya yang memadai.

1 | Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara
2. Syarat Keanggotaan Badan Pemeriksa Keuangan

Syarat untuk menjadi anggota BPK yang perlu disiapkan setiap calon diantaranya:

1. Warga Negara Indonesia.


2. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3. Berdomisili di Indonesia.
4. Memiliki integritas dan moral kejujuran.
5. Setia terhadap NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
6. Berpendidikan paling rendah S1 atau yang setara.
7. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan
hukuman 5 tahun atau lebih.
8. Sehat jasmani dan rohani.
9. Paling rendah berusia 35 tahun.
10. Paling singkat telah 2 tahun meninggalkan jabatan sebagai pejabat dilingkungan
pengelola keuangan negara.
11. Tidak sedang dinyatakan palit berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.

3. Tujuan Badan Pemeriksa Keuangan

Misi BPK diantaranya yaitu:

1. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara secara bebas dan mandiri.
2. Melaksanakan tata kelola organisasi yang berintegrasi independen dan professional.

Selain misi, BPK juga mempunyai tujuan strategis yang mendukung dari pelaksanaan
misi tersebut. Tujuan utama yang telah ditetapkan oleh BPK, diantaranya yaitu:

1. Untuk meningkatkan manfaat hasil pemeriksaan dalam rangka untuk mendorong


pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan negara.
2. Untuk meningkatkan pemeriksaan yang berkualitas dalam mendorong peneglolaan
keuangan negara untuk mencapai tujuan negara.
2 | Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara
4. Fungsi Badan Pemeriksa Keuangan

Menurut Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih, BPK memiliki 3 fungsi:

1. Fungsi Operatif
Fungsi Operatif adalah fungsi BPK untuk melakukan pemeriksaan, pengawasan dan
penyelidikan atas penguasaan, pengurusan dan pengelolaan kekayaan negara.
2. Fungsi Yudikatif
Fungsi Yudikatif adalah kewenangan BPK untuk menuntut perbendaharaan dan tuntutan
ganti rugi terhadap bendaharawan dan pegawai negeri bukan bendahara yang karena
perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban sehingga merugikan
keuangan negara.
3. Tugas Rekomendasi
Tugas Rekomendasi adalah fungsi BPK untuk memberikan pertimbangan kepada
pemerintah mengenai pengurus dan pengelolaan keuangan negara.

5. Tugas Badan Pemeriksa Keuangan

Tugas dari BPK adalah memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya. Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negera, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah dan
lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.

Melaporkan unsur pidana yang ditemukan, BPK bertugas untuk melakukan pelaporan
kepada instansi yang berwenang, yang disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan paling lama 1 (satu) bulan sejak diketahui adanya unsur pidana tersebut. Hal tersebut
dimaksudkan untuk dijadikan dasar penyidikan oleh pejabat penyidik yang berwenang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

3 | Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara
6. Wewenang Badan Pemeriksa Keuangan

Wewenang BPK diantaranya yaitu:

a. Menentukan objek pemeriksaan, merencakan dan melaksakan pemeriksaan, menentukan


waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan.
b. Meminta keterangan atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit
organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik
Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.
c. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara ditempat
pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan negara serta pemeriksaan
terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surta, bukti-bukti, rekening koran,
pertanggungjawaban dan daftar lainnya yang berkakitan dengan pengelolaan keuangan
negara.
d. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negra yang wajib disampaikan kepada BPK.
e. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara stelah konsultasi dengan Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalam pemeriksaan pengelolaan dan
tanggungjawab keuangan negara.
f. Menetapkan kode etik pemeriksaan oengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
g. Menggunakan tenaga ahli atau tenaga pemeriksa diluar BPK yang bekerja untuk dan atas
nama BPK.
h. Membina jabaran fungsional pemeriksa.
i. Memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintahan.
j. Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.

4 | Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara
7. Kewajiban dan Larangan Badan Pemeriksa Keuangan

Anggota BPK, Pemeriksa, dan Pelaksana BPK Lainnya Selaku Individu dan Anggota
Masyarakat memiliki kewajiban dan larangan sebagaimana berikut :

Kewajiban BPK :

 Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban asasi setiap manusia,


 Menghormati perbedaan dan menjaga kerukunan hidup bermasyarakat,
 Bersikap jujur dan bertingkah laku sopan, dan
 Menjunjung tinggi nilai moral yang berlaku dalam masyarakat.

Larangan BPK :

 Menunjukkan keberpihakan dan dukungan kepada kegiatan-kegiatan politik praktis,


 Memaksakan kehendak pribadi kepada orang lain dan atau masyarakat,
 Melakukan kegiatan baik secara sendiri-sendiri maupun dengan orang lain yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negera, dan
 Melakukan kegiatan yang dapat menguntungkan kelompoknya dengan memanfaatkan
status dan kedudukannya baik langsung maupun tidak.

Tingkat dan Jenis Hukuman Anggota BPK :

1. Peringatan tertulis atau pemberhentian dari keanggotaan BPK, hukuman tersebut pada
ayat (1) ditetapkan oleh Majelis Kehormatan Kode Etik yang dipisahkan melalui Sidang
Pleno BPK.
2. Hukuman ringan berupa teguran tertulis dan dicatat dalam Daftar Induk Pegawai (DIP).
3. Diberhentikan sementara sebagai Pemeriksa paling singkat 1 (satu) tahun, paling lama 5
(lima) tahun atau diberhentikan sebagai Pemeriksa.
4. Hukuman tambahan berupa pengembalian uang dan atau barang dan fasilita lainnya yang
telah diperoleh secara tidak sah dan atau pengurangan penghasilan yang diterima.
5. Data dan informasi yang diperoleh selama penelitian dijadikn sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan jenis hukuman.

5 | Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara
8. Dasar Pertimbangan Hukum dan Ruang Lingkup Kode Etik Badan Pemeriksa
Keuangan

Berdasarkan Pasal 29 dan 30 UU No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa


Keuangan, disebutkan bahwa BPK wajib menyusun kode etik yang berisi norma-norma yang
harus dipatuhi oleh setiap anggota BPK dan Pemeriksa selama menjalankan tugasnya untuk
menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas BPK.

Pada mulanya kode etik BPK diatur dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan No. 2
Tahun 2007 tentang Kode Etik BPK RI. Peraturan tersebut ditetapkan pada tanggal 22 Agustus
2007 serta telah ditetapkan Kode Etik BPK sebagai pelaksanaan ketentutan Pasal 29 ayat (1) dan
ayat (2) UU No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

Namun seiring perkembangan zaman, peraturan ini sudah tidak sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan organisasi. Dengan alasan tersebut, perlu ditetapkan Peraturan
Badan Pemeriksa Keuangan yang baru untuk menyempurnakan Kode Etik BPK. Peraturan BPK
ini merupakan aturan hukum yang dikeluarkan oleh BPK yang mengikat secara umum dan
dimuat dalam lembaran negara.

Ruang lingkup kode etik disebutkan di Pasal 3, yang menyatakan bahwa Kode Etik BPK
berlaku bagi anggota BPK, Pemeriksa dan Pelaksana BPK. Lainnya dijelaskan di Pasal 1 yang
menyebutkan bahwa Anggota BPK adalah pejabat negara pada BPK yang dipilih oleh DPR
dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden. Pemeriksa adalah
orang yang melaksanakan tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara
untuk dan atas nama BPK, sedangkan Pelaksana BPK Lainnya adalah pejabatan struktural pada
Unit Pelaksana Tugas Pemeriksaan dan BPK Perwakilan Provinsi sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya serta Pejabat dan atau pegawai lainnya sesuai surat tugas yang sah untuk melakukan
pemeriksaan keuangan Negara.

6 | Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara
9. Dasar Hukum Badan Pemeriksa Keuangan

Adanya BPK pertama kali ditetapkan oleh UUD 1945. Pada pasal 23 ayat (5) UUD 1945
memuat amanat “Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu
Badan Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang.”

Kehadiran pasal tersebut menunjukkan bahwa sejak awal para pendiri Republik Indonesia
sudah menyadari bahwa dalam rangka menegakkan pemerintaha yang bertanggungjawab
diperlukan sebuah Badan Pemeriksa Keuangan. Karena itu, dalam UUD tersebut tercantum
ketetapan yang mewajibkan pembentukan BPK sebagai lembaga negara yang bertugas untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Undang-undang yang dijadikan landasan hukum dan landasan operasional BPK dalam
menjalankan tugasnya diantaranya yaitu :

 Undang-Undang Dasar 1945.


 Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
 Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
 Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara.
 Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan sebagai
pengganti dari Undang-Undang No. 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

Dalam UU No. 15 Tahun 2006 secara jelas menyatakan bahwa BPK harus berposisi
sebagai lembaga pemeriksa yang bebas mandiri dan profesional. Hal ini sangat diperlukan dalam
rangka upaya menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme.

7 | Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara
AUDIT INTERNAL PEMERINTAH

1. Jenis Auditor

Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan
pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, auditor pemerintah dapat dibagi
menjadi dua yaitu:

 Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa


Keuangan (BPK) sebagai perwujudan dari Pasal 23E ayat (1) UUD 1945 yang
berbunyi “Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan negara diadakan satu badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan
mandiri.” ayat (2) “Hasil pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya.” Badan Pemeriksa
Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk kepada pemerintah, sehingga
diharapkan dapat bersikap independen.

 Auditor Internal Pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat


Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP) atau dikenal dengan istilah lain
Aparat Pengawasan Inter Pemerintah (APIP) yang dilaksanakan oleh Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal
Departemen/ LPND, dan Inspektorat Daerah.

b. Auditor Intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaandan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya
ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.

c. Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan fungsi pengauditan


atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dilakukan
pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan
besar dan juga perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan
8 | Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara
mencari laba. Praktik akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan
Publik (KAP).

2. Pengertian Audit Internal Pemerintah

Audit Internal dalam Pemerintahan adalah audit yang dilakukan di lingkungan organisasi/
lembaga yang bergerak di bidang penyediaan barang dan jasa publik (public good and services)
yaitu barang dan jasa yang dibutuhkan oleh khalayak ramai atau masyarakat pada umumnya
seperti jalan raya, rumah, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, pertahanan dan keamanan,
penerangan dan sebagainya. Organisasi/ Lembaga sektor publik tersebut dapat berupa instansi
pemerintah, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dan Lembaga swasta.
Dengan demikian, pengertian audit internal pemerintahan merupakan kegiatan audit yang
dilakukan oleh Auditor yang bekerja untuk kepentingan manajemen organisasi/ lembaga
pemerintahan, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dan swasta yang
melakukan upaya penyediaan barang & jasa publik.

3. Peran Audit Internal Pemerintah


Memperhatikan ketentuan dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan PerMendagri No. 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
dan Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, tampak bahwa peran dari
inspektorat propinsi, kabupaten/ kota cenderung hanya sebagai auditor saja, dan untuk
meningkatkan nilai tambah keberadaanya, auditor internal dapat pula berperan sebagai konsultan
bagi auditee-nya. Namun, peran tersebut tidak boleh mengurangi independensinya terhadap audit
yang dijalankan. Untuk mendapatkan hasil audit yang baik, maka menjadi seorang auditor
internal di sektor publik harus memiliki persyaratan yaitu memiliki kompetensi, independen,
serta cermat dalam melaksanakan tugasnya.
Pada awalnya, kegiatan audit terbatas pada pemeriksaaan atas laporan keuangan dari
suatu entitas ekonomi saja. Selain audit keuangan, jenis audit yang berkembang adalah audit
operasional dan audit kepatuhan. Disamping itu, dalam lingkungan sektor publik berkembang
jenis audit lainnya, seperti Audit Fiskal (Fiscal Audit), Audit Kinerja (Performance Audit), Audit

9 | Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara
Manajerial (Managerial Audit), Audit Hasil Program (Program Result Audit), Investigasi
(Investigative/Forensic Audit), Audit Kecurangan (Fraud Auditing) dan sebagainya.

4. Kode Etik Audit Internal Pemerintah


Kode Etik Auditor Internal Pemerintahan adalah seperangkat prinsip moral atau nilai
yang dipergunakan oleh Auditor Internal pemerintah sebagai pedoman tingkah laku dalam
melaksanakan tugas pengawasan. Memuat tata pikir, tata sikap, tata wicara dan tata laku.
Berfungsi untuk menjaga hubungan auditor dengan lembaga pengawasan, sesama pejabat
pengawas pemerintah, para pihak yang diawasi dan pihak lain yang terkait serta masyarakat.
Kode Etik Auditor Internal Pemerintahan diatur dalam lampiran II Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Audit Internal
Pemerintah, meliputi aturan perilaku pejabat pengawas pemerintah dalam hubungannya dengan:
Organisasi Intern (tempat dia bekerja), Pejabat Pengawas (dari institusi pengawas) lain,
Pemeriksa/ Auditor (dilingkungan internal organisasi tempat dia bekerja), Penyidik, Pihak yang
Diawasi (auditee), dan Masyarakat.

5. Laporan Hasil Audit Internal Pemerintah


Laporan hasil audit pemerintahan merupakan suatu dokumen yang memuat rangkuman
seluruh kegiatan audit, berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan hasil audit kepada
penggunanya. Contoh laporan yang dibuat oleh audit internal pemerintahan, yaitu laporan hasil
audit internal dalam pemerintahan daerah juga disebut sebagai laporan hasil pengawasan, dan
harus disusun secara tertulis. Format laporannya dapat dibentuk berupa “Nota Dinas/ Surat” atau
“Laporan Lengkap” sesuai kebutuhan. Nota Dinas Berisi hasil pengawasan yang strategis,
mendesak dan/atau yang bersifat rahasia sehingga harus disusun secara singkat padat dan jelas
yang menggambarkan permasalahan secara utuh dan lengkap. Laporan Pengawasan bersifat
sementara (Interim Repor) dan bersifat final. Disamping harus disusun secara tertulis, laporan
harus dapat diterbitkan secara tepat waktu, tujuannya adalah agar tindakan korektif terhadap
permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian itu dapat dilaksanakan segera oleh pejabat yang
bertanggung jawab, sehingga dampak negatif yang ditimbulkannya dapat dicegah sehingga tidak
menjadi meluas.

10 | Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara
6. Lembaga Audit Internal Pemerintah
Dari Uraian diatas, dapat dikatakan bahwa profesi auditor sangat dibutuhkan oleh sektor
swasta maupun lembaga pemerintahan. Di Indonesia, penyedia jasa auditor ekternal dilakukan
oleh berbagai KAP yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sedangkan untuk di institusi
pemerintahan, peranan auditor eksternal dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Disisi lain, Auditor Internal juga memerankan peranan penting bagi perusahaan. Auditor internal
menjadi tangan kanan kepercayaan dari Direktur Utama maupun Pemilik Usaha.
Penyedia jasa auditor internal juga disediakan oleh beberapa konsultan Audit Internal
maupun berasal dari karyawan di dalam perusahaan. Untuk instansi pemerintahan, peranan
auditor internal dilakukan oleh professional yang disewa secara temporer dari luar atau internal
yang masih dalam satu satuan kerja (BPKP, Inspektorat Jendral Departemen, Inspektorat
Propinsi, Auditor Internal dari BUMN). Dewasa ini, dunia profesi audit internal baik secara
swasta maupun pemerintahan juga telah dinauingi oleh Lembaga-lembaga professional, seperti:
Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA), The Institute of Internal Auditor (IIA) Indonesia,
Dewan Sertifikasi Qualified Internal Audit (QIA), Perhimpunan Audit Internal Indonesia dan
Asosiasi-asosiasi perkumpulan Audit Internal.

7. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Sesuai dengan Pasal 2 dan 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun
2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). BPKP mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/ daerah dan
pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugasnya, BPKP menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan


negara/ daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral,
kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;
b. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya
terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan
negara/ daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/ daerah serta
pembangunan nasional dan atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya
11 | Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara
dibiayai oleh anggaran negara/ daerah dan atau subsidi termasuk badan usaha dan badan
lainnya yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan
negara/ daerah;
c. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/
daerah;
d. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata
kelola terhadap instansi/ badan usaha atau badan lainnya dan program/ kebijakan
pemerintah yang strategis;
e. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan atau kegiatan yang
dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim,
audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan
keuangan negara daerah, audit penghitungan kerugian keuangan negara/ daerah,
pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi;
f. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara/ daerah dan pembangunan nasional bersama-sama dengan aparat
pengawasan intern pemerintah lainnya;
g. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat;
h. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem
pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan-
badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari
Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Daerah;
i. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai peraturan
perundang-undangan;
j. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan fungsional
auditor;
k. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengawasan
dan sistem pengendalian intern pemerintah; pembangunan dan pengembangan, serta
pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas
keuangan negara Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah;

12 | Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara
l. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di BPKP dan
pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

INSPEKTORAT

Dalam tata aturan pemerintahan dikenal adanya lembaga Pengawasan Pembangunan,


baik pengawasan Internal maupun Eksternal. Untuk tingkat kementrian kita kenal adanya Irjen
(Inspektoratral Jendral), sebagai pengawas internal. Sedangkan pengawas eksternal adalah BPK.
Sedang di Pemerintah Provinsi dan Kabupaten pengawasan internal dilakukan oleh Inspektorat
Daerah yang merupakan unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Inspektorat
Daerah dipimpin oleh Inspektur dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung
kepada Gubernur atau Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari
Sekretaris Daerah, diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atau Bupati sesuai ketentuan/
peraturan perundang-undangan.

Inspektorat Daerah mempunyai fungsi perencanaan program pengawasan, perumusan


kebijakan dan fasilitasi pengawasan, pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas
pengawasan, pemeriksaan serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang
pengawasan. Untuk menyelenggarakan fungsi, Inspektorat mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan;


b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan perekonomian;
c. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan kesejahteraan sosial;
d. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan keuangan dan asset; dan
e. Melaksanakan kegiatan ketatausahaan.

Sebagai pengawas internal, Inspektorat Daerah yang bekerja dalam organisasi pemerintah
daerah tugas pokoknya dalam arti yang lain adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan oleh manajemen puncak (Kepala Daerah) telah dipatuhi dan berjalan sesuai
dengan rencana, menentukan baik atau tidaknya pemeliharaan terhadap kekayaan daerah,
13 | Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara
menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur dan kegiatan pemerintah daerah, serta yang tidak
kalah pentingnya adalah menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai Unit/
Satuan Kerja sebagai bagian yang integral dalam organisasi Pemerintah Daerah.

Dari penjelasan itu dapat dikatakan bahwa Inspektorat Daerah sebagai pengawas internal
memiliki karakteristik yang spesifik, dan ia memiliki ciri antara lain adalah :

a. Alat dalam organisasi Pemerintah Daerah yang menjalankan fungsi quality assurance.
b. Pengguna laporan pengawas internal adalah top manajemen (Kepala Daerah) dalam
organisasi Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
c. Dalam pelaksanaan tugas seperti halnya pengawas eksternal dapat menggunakan
prosedur pemeriksaan bahkan harus memiliki prosedur yang jelas.
d. Kegiatan pemeriksaan bersifat pre-audit atau build-in sepanjang proses kegiatan
berlangsung.
e. Fungsi pemeriksaan yang dilakukan lebih banyak bersifat pembinaan dan dalam
praktiknya memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Daerah, ia tidak
berwenang untuk menghakimi apalagi menindak.

14 | Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara
DAFTAR PUSTAKA

Adhitya, Lucky S.E., Ak., CA. 2018. “Audit Internal Pemerintahan”,


http://www.jtanzilco.com/blog/detail/1017/slug/apa-itu-audit-internal-pemerintahan1, (Diakses
pada 24 Januari 2020 pukul 19.12).

Hidayat, Taufiq. 2018. “Peran Inspektorat Daerah Sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah
Di Provinsi Lampung.” Skripsi. Fakultas Hukum. Hukum. Universitas Lampung, Bandar
Lampung.

INDONESIA.GO.ID. “Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.” indonesia.go.id.


https://www.indonesia.go.id/kementerian-lembaga/badan-pengawas-keuangan-dan-
pembangunan (Diakses pada 27 Januari 2020 pukul 11.01).

Manis, Si. 2019. “Pengertian BPK : Syarat, Tujuan, Fungsi, Tugas, Wewenang dan Dasar
Hukum BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)”, https://www.pelajaran.co.id/2019/09/bpk.html,
(Diakses pada 24 Januari 2020 pukul 14.00).

Setiawan, Samhis. 2019. “Pengertian BPK”, gurupendidikan.co.id/pengertian-bpk/, (Diakses


pada 24 Januari 2020 pukul 13.13).

15 | Fungsi dan Tugas Pokok serta Jenis dan Tujuan Audit Keuangan Negara

Anda mungkin juga menyukai