Anda di halaman 1dari 10

PERTEMUAN 1

“PENGANTAR AKUNTANSI PERBANKAN”

 Tacit dan Explicit Knowledge

Knowledge merupakan informasi yang dikombinasikan dengan pengalaman.


Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) terdapat dua jenis knowledge, yaitu: Tacit
Knowledge dan Explicit Knowledge.

1. Tacit Knowledge

Pengetahuan yang terdapat di dalam otak atau pikiran seseorang sesuai dengan
pemahaman dan pengalaman orang itu sendiri. Biasanya pengetahuan ini tidak
terstruktur, susah untuk didefinisikan dan diberitahukan dengan bahasa formal kepada
orang lain dan isinya mencakup pemahaman pribadi. Pengetahuan ini umumnya
belum terdokumentasi karena pengetahuan ini masih terdapat di dalam pikiran
seseorang. Tacit Knowledge memiliki ciri-ciri, yaitu:

- Tacit diperoleh dari pengalaman, pengalaman yang pernah dirasakan

- Tidak mudah dikomunikasikan atau diberikan kepada orang lain karena sulit untuk
di ekspresikan

- Pengetahuannya dapat di transfer secara efektif melalui bertatap muka (person to


person), yaitu pengetahuan yang di dapat oleh kita akan mudah untuk di transfer
melalui percakapan dari kita ke orang lain.

Contoh:

- Saat seseorang ingin belajar masak, orang tersebut melihat dulu video
memasak melalui acara televisi atau youtube, lalu kemudian
mempraktekkannya.
- Ketika seorang chef yang sedang memasak kemudian memberitahukan
resepnya dengan berbicara: beri saja garam “secukupnya” atau beri saja gula
“secukupnya”, kata secukupnya ini sulit untuk diutarakan karna orang tersebut
tidak pernah mengukur seberapa banyak gula atau garam yang dibutuhkan

2. Explicit Knowledge

Pengetahuan yang sudah dikumpulkan serta diterjemahkan ke dalam suatu bentuk


dokumentasi (rangkuman) sehingga lebih mudah dipahami oleh orang lain.
Pengetahuan ini bersifat formal dan mudah untuk dibagikan ke orang lain dalam
bentuk dokumentasi karena umumnya merupakan pengetahuan yang bersifat teori
yang mempermudah seseorang dalam membagi pengetahuannya kepada orang lain
melalui buku, artikel dan jurnal tanpa harus datang langsung untuk mengajari orang
tersebut. Dalam proses penerapannya, pengetahuan explicit lebih mudah karena
pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk tulisan atau dokumentasi

Contoh:

- Saat seseorang ingin belajar masak, orang tersebut membeli buku resep masakan
di toko buku. Sesudah membaca buku resep masakannya, orang tersebut langsung
mempraktekannya.

- Buku panduan matematika yang sudah dilengkapi dengan trik-trik untuk


menyelesaikannya sehingga orang yang ingin menggunakannya dapat lebih mudah
memahami buku tersebut.

 Peta Mikro Akuntansi Perbankan


PEDOMAN AKUNTANSI PERBANKAN INDONESIA (PAPI)

Laporan keuangan Bank Umum Konvensional wajib disusun berdasarkan


Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang relevan bagi Bank. PAPI
merupakan petunjuk pelaksanaan yang berisi penjabaran lebih lanjut dari beberapa PSAK
yang relevan bagi industri perbankan, termasuk penyesuaian terkait dengan penerbitan
PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan,
dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran, yang berlaku sejak 1 Januari 2010.

Pemberlakuan PAPI 2008 diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
11/4/DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan
Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia No.11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2018
perihal Perubahan atas Surat Edaran No. 11/4/DPNP . Sebagai petunjuk pelaksanaan dari
PSAK maka untuk hal-hal yang tidak diatur dalam PAPI tetap mengacu kepada PSAK
yang berlaku.
PEDOMAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH INDONESIA (PAPSI)

Dalam rangka meningkatkan transparansi kondisi keuangan bagi Bank Umum


Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS), serta penyusunan laporan keuangan yang
relevan, komprehensif, andal dan dapat diperbandingkan, BUS dan UUS menyusun dan
menyajikan laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi keuangan yang relevan bagi
BUS dan UUS.

Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) 2013 merupakan


petunjuk pelaksanaan yang berisi penjabaran lebih lanjut dari standar Akuntansi keuangan
yang relevan bagi BUS dan UUS, yaitu PSAK yang relevan bagi industri perbankan
syariah (termasuk penyesuaian terkait dengan penerbitan PSAK khusus tentang transaksi
syariah, penerbitan PSAK No. 50 (Revisi 2010) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian,
PSAK No. 55 tentang Instrumen Keuangan: Pengungkapan, dan PSAK No. 48 (Revisi
2009) tentang Penurunan Nilai Aset), serta ketentuan lain.

Pemberlakuan PAPSI 2013 diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
15/26/DPbS tanggal 10 Juli 2013 perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan
Syariah Indonesia. Dalam hal terdapat ketentuan yang belum diatur dalam PAPSI 2013
untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan, BUS dan UUS tetap berpedoman
kepada PSAK beserta pedoman pelaksanaannya sepanjang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah.

PEDOMAN AKUNTANSI BANK PERKREDITAN RAKYAT (PA-BPR)

Dalam rangka penyusunan laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


yang relevan, komprehensif, andal dan dapat diperbandingkan, BPR wajib menyusun dan
menyajikan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) sejak 1 Januari 2010. Penggunaan SAK-ETAP dalam
penyusunan laporan keuangan BPR mempertimbangkan bahwa BPR memiliki kegiatan
usaha yang terbatas dan transaksi yang sederhana berdasarkan Undang-Undang
Perbankan, sehingga penggunaan standar Akuntansi keuangan umum yang hanya berlaku
bagi bank umum dipandang tidak sesuai dengan karakteristik operasional BPR dan
mengakibatkan timbulnya biaya yang besar bagi BPR dibandingkan manfaat apabila
diterapkan oleh BPR. Pedoman Akuntansi BPR (PA-BPR) merupakan petunjuk
pelaksanaan dari SAK-ETAP yang memuat penjelasan dan contoh yang diharapkan dapat
mempermudah pemahaman terhadap SAK-ETAP bagi BPR.

Pemberlakuan PA-BPR diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor


12/14/DKBU tanggal 1 Juni 2010 perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Bank
Perkreditan Rakyat dan mulai berlaku sejak 1 Juli 2010. Sebagai petunjuk pelaksanaan
dari SAK-ETAP maka untuk hal-hal yang tidak diatur dalam PA-BPR tetap mengacu
kepada SAK-ETAP yang berlaku.

 Akuntansi Perbankan sebagai Akuntansi Keuangan membahas 4 hal:

1. Pengakuan (Recognition) lebih berhubungan dengan masalah apakah transaksi


dicatat atau tidak (proses memasukkan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta
kriteria pengakuan kedalam neraca dan rugi-laba), syaratnya:
1) Memberikan kemungkinan memberikan manfaat ekonomi masa yang akan
datang
2) Mempunyai nilai/biaya yang dapat diukur dengan andal
3) Memenuhi definisi
4) Relevan
5) Reliability
2. Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui
dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan rugi laba
proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu. Pengukuran,lebih
berhubungan dengan masalah penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat pertama
kali pada saat transaksi terjadi (proses penetapan jumlah satuan uang untuk mengakui
dan memasukkan setiap unsure laporan keuangan dalam neraca dan laporan rugi laba).
Dasar pengukuran:
1) Biaya historis (historical cost): aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas atau
setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan
untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan kewajiban dicatat
sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban, atau dalam
keadaan tertentu dalam jumlah kas atau setara kas yang diharapkan akan
dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.
2) Biaya kini (Current cost): aktiva dinilai dalam jumlah kas atau setara kas
yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh
sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas atausetara kas yang tidak
didiskontokan yang mungkin akan diperlukanuntuk menyelesaikan kewajiban
sekarang.
3) Nilai realisasi penyelesaian (Realizabel cost): aktiva dinyatakan dalam
jumlah kasatau setara kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual
aktiva dalam pelepasan normal kewajiban dinyatakan sebesar nilai
penyelesaian yaitu jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan
usaha normal.
4) Nilai sekarang (Present value): Aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk
bersih dimasa depan yang didiskontokan kenilai sekarang dari pos yang
diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal,
kewajiban dinyatakan sebesar arus kas bersih dimasa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
3. Valuation/ Nilai yang disajikan di dalam laporan keuangan.
4. Penghentian pengakuan asset tetap/ Derecognition terjadi pada saat dilepaskan atau
tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaannya atau
pelepasannya.
1) Penarikan Aset : Discarge
Penarikan aset karena diputuskan untuk dibuang. Kerugiah diakui jika masih
terdapat nilai sisa buku dari aset yang dibuang tersebut
2) Penarikan Aset: Dijual
Penarikan aset karena diputuskan untuk dijual. Kerugian dan keuntungan
diakui jika terjual di atas nilai buku atau di bawah nilai buku aset.
3) Pertukaran Aset
 Financial Instruments

- Financial assets  Future cash in


Ownership interests in another company (such as shares of stock), and contracts for
the future receipt of cash, such as accounts receivable, notes receivable, and other
types of debt securities. Atau assets (aktiva) yang dimiliki sebagai simpanan jangka
panjang, yang akan digunakan di masa yang akan datang. Contoh financial assets ini
ialah saham dan obligasi.
- Financial liabilities  Future cash out
Contracts for the future payment of cash, such as accounts payable, notes payable,
bonds payable, and other types of debt securities.

 Informasi Akuntansi adalah Industri yang diatur


1. Informasi akuntansi keuangan harus sesuai dengan serangkaian standar.
2. Prinsip Akuntansi yang diterima secara umum (GAAP) / Prinsip Akuntansi
Berterima Umum (PABU). GAAP adalah singkatan dari Generally Accepted
Accounting Principles yang merupakan kerangka kerja standar pedoman akuntansi
keuangan yang digunakan dalam setiap yurisdiksi tertentu, umumnya dikenal
sebagai standar akuntansi atau praktek akuntansi standar. GAAP termasuk standar,
konvensi, dan aturan yang diikuti oleh akuntan untuk pencatatan dan meringkas
dan dalam penyusunan laporan keuangan. Tujuan dari GAAP adalah untuk
memastikan bahwa laporan keuangan yang transparan dan konsistensi dari satu
organisasi ke yang lain. Tidak ada standar universal GAAP (standar international)
dan spesifikasi dari GAAP bervariasi dari satu lokasi geografis atau industri yang
lain. Prinsip Akuntansi BerterimaUmum (PABU) adalah seperangkat prinsip
akuntansi, standar dan prosedur yang yuridis, teoritis, dan praktis yang digunakan
perusahaan untuk menyusun laporan keuangan mereka. PABU ini dibentuk oleh 2
pedoman yaitu: pedoman yang ditentukan secara resmi oleh badan yang
berwenang dalam bentuk standar akuntansi atau juga pedoman-pedoman yang
baik dan tengah banyak dipraktikkan dapat digunakan sebagai acuan bila hal
tersebut tidak bertentangan dengan kerangka konseptual atau didukung berlakunya
secara autoritatif.

 Jika entitasnya adalah "bank", siapa yang akan menjadi pengguna utama laporan
keuangannya?
Pengguna utama bank secara implisit adalah para regulator bukan investor, nasabah,
karyawan dan lain-lain. Ada 2 Regulator utama yaitu IASB dengan IFRSnya dan Basel
dengan Basel Accordnya.

 Dua Penggunaan Utama Informasi Akuntansi


1. Membantu memecahkan masalah asimetri informasi
2. Jadikan kontrak lebih efisien

 Asimetri Informsasi

Manajer perusahaan memiliki akses ke lebih banyak informasi tentang kinerja


perusahaan daripada orang-orang di luar perusahaan. Atau suatu keadaan dimana manajer
memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar
perusahaan.
• Ada dua jenis asimetri informasi, yaitu:

1) Adverse selection, yaitu jenis informasi yangdiperoleh dimana satu atau lebih
pihak dalam suatu transaksi bisnis, atau transaksi potensial memiliki keunggulan
informasi melalui pihak lain. Adverse selectionterjadi karena beberapa orang
seperti manajer perusahaan dan para pihak dalam (insiders) lainnya mengetahui
kondisi terkini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada para investor luar.

2) Moral hazard, yaitu jenis informasi dimana satu atau lebih pihak dalam suatu
transaksi bisnis, atau transaksi potensial, dapat mengamati tindakan mereka dalam
pemenuhan transaksi tetapi pihak lain tidak bisa. Moral hazarddapat terjadi karena
adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian yang merupakan karakteristik
kebanyakan perusahaan besar.

 Financial Accounting and Information Asymmetry


Akuntansi keuangan memberikan cara yang kredibel bagi manajer untuk menyampaikan
beberapa informasi pribadi mereka kepada orang-orang di luar perusahaan.

 Keuntungan dari dibuatnya Informasi Akuntansi Keuangan


 Bias diverifikasi oleh auditor
 Dibuat sesuai standard agar bias dimengerti semua orang
 Bias dibandingkan

Pengguan informasi dari laporan keunga menginginkan sebuah informasi yang


reliable dan relevant, akan tetapi kedua karakkteristik ini sulit untuk keduanya didapatkan.
Setiap karakteristik mempunyai manfaat dan pengorbanan masing masing. Menurut buku
karangan Kieso, tidak ada karakteristik yang lebih baik, antara reliable ataupun relevant
karena laporan keuangan yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan perushaan tersebut.
Jika suatu perusahaan lebih menekankan pada pengambilan keputusan maka buat lah
laporan keuangan dengan relevant, jika ingin mengetahui representasi dari kegiatan
ekonomi maka buat laporan keuangan yang reliable. Tetapi ada pendapat lain yang
menyatakan bahwa suatu laporan keuangan yang utama adalah relevant.

Laporan keuangan yang reliable maupun relevant sudah diatur menggunakan


standar yang tinggi. Standar akuntansi bias berbeda-beda di suatu negara karena setiap
negara mempunyai standard akuntansi yang berbeda beda sesuai dengan kebutuhan di
suatu negara tersebut, begitu juga dengan perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai
standardnya sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi suatu perusahaan tersebut.

Dalam penyusuan laporan keuangan terdapat pula cost dan benefit didalamnya.
Mengidentifikasi cost and benefit dari pembuatan laporan keuangan cukup sulit karena
tidak begitu terlihat pihak pihak mana yang menerima benefit dan pihak mana yang harus
mengeluarkan biaya.

Anda mungkin juga menyukai