Anda di halaman 1dari 10

TTD

Nama : Nazla Haditya Halima

NIM : 20200610047

PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA OLEH BPK

Pemeriksaan adalah proses


identifikasi masalah, analisis,
dan evaluasi
yang dilakukan secara
independen, obyektif, dan
profesional berdasarkan
standar
pemeriksaan, untuk menilai
kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara.
Pengelolaan Keuangan
Negara adalah keseluruhan
kegiatan pejabat pengelola
keuangan negara sesuai
dengan kedudukan dan
kewenangannya, yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan
pertanggungjawaban.
Pemeriksaan adalah proses
identifikasi masalah, analisis,
dan evaluasi
yang dilakukan secara
independen, obyektif, dan
profesional berdasarkan
standar
pemeriksaan, untuk menilai
kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara.
Pengelolaan Keuangan
Negara adalah keseluruhan
kegiatan pejabat pengelola
keuangan negara sesuai
dengan kedudukan dan
kewenangannya, yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan
pertanggungjawaban.
Pemeriksaan adalah proses
identifikasi masalah, analisis,
dan evaluasi
yang dilakukan secara
independen, obyektif, dan
profesional berdasarkan
standar
pemeriksaan, untuk menilai
kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara.
Pengelolaan Keuangan
Negara adalah keseluruhan
kegiatan pejabat pengelola
keuangan negara sesuai
dengan kedudukan dan
kewenangannya, yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan
pertanggungjawaban.
Belakang
Pemeriksaan
Belakang
Pemeriksaan
Definisi keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik Negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan bahwa
pendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan Negara adalah dari sisi objek,
subjek, proses, dan tujuan.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (disingkat BPK RI) adalah lembaga
tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan
lembaga yang bebas dan mandiri. Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh
Presiden. Anggota BPK sebelum memangku jabatannya wajib mengucapkan sumpah atau
janji menurut agamanya yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung. BPK bertugas
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan
Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau
badan lain yang mengelola keuangan negara.

Dalam melaksanakan tugasnya, BPK berwenang :

 Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan,


menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan laporan
pemeriksaan
 Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit
organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank
Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik
Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan Negara
 Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara, di
tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan negara, serta
pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening
koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan
keuangan Negara
 Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK
 Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan
Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalam pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara
 Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara;
 Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja untuk
dan atas nama BPK
 Membina jabatan fungsional Pemeriksa
 Memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintahan
 Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh Pemerintah Pusat/Pemerintah
Daerah.

BPK RI sebagai salah satu lembaga tinggi negara, memegang peran yang startegis dalam
menilai kinerja keuangan pemerintah daerah. Proses penilaian ini dilakukan dengan cara
memeriksa laporan pertanggungjawaban pemerintah daerah yang berupa Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD). Untuk meningkatkan kualitas audit, BPK telah menerbitkan
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) sesuai dengan Peraturan BPK RI Nomor 1
Tahun 2017 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

Pemeriksaan Keuangan Negara atau Audit Keuangan Negara adalah proses


identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen,
obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab Keuangan Negara. Pemeriksaan Keuangan Negara Dalam Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Negara mengatur pemeriksaan keuangan negara oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Sebelum berlakunya Undang-Undang ini,dalam pelaksanaan tugas
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangannegara, BPK berpedoman
berpedoman kepada Instructie en Verdere Bepalingenvoor de Algemene Rekenkomer
atau IAR (Staatsblad Tahun 1898 Nomor 9sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Staatsblad Tahun 1933 Nomor 320). Undang-Undang ini bertujuan untuk
mewujudkan pengelolaan keuangan negarasesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004tentang Perbendaharaan Negara, di mana perlu dilakukan
pemeriksaan oleh satubadan pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri, sebagaimana telah
ditetapkandalam Pasal 23E Undang-Undang Dasar 1945.Sebelum berlakunya Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004, selainberpedoman pada IAR, dalam pelaksanaan
pemeriksaan BPK juga berpedomanpada Indische Comptabiliteitswet atau lCW
(Staatsblad Tahun 1925 Nomor 448 yang telah berkali-kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 1968).

Dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang


dilakukan oleh BPK meliputi seluruh unsur keuangan negara yang terdapat dalam
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Dalam
pemeriksaan dilaksanakan oleh Akuntan Publik berdasarkan ketentuan undang-undang,
laporan hasil pemeriksaan tersebut wajib disampaikan kepada BPK dan dipublikasikan.
Penyampaian laporan hasil pemeriksaan diperlukan agar BPK dapat melakukan
evaluasi pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik. Hasil pemeriksaan
akuntan publik dan evaluasi selanjutnya disampaikan oleh BPK kepada lembaga perwakilan,
sehingga dapat ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya. Pemeriksaan yang dimaksud
terdiri dari pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan
tertentu:

 Pemeriksaan Keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuanganpemerintah


pusat dan pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan inidilakukan oleh BPK
dalam rangka memberikan pernyataan opini tentangtingkat kewajaran informasi
yang disajikan dalam laporan keuanganpemerintah.
 Pemeriksaan Kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang
terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan
aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh
aparat pengawasan intern pemerintah.
Pasal 23E Undang-Undang Dasar 1945 mengamanati BPK untukmelaksanakan
pemeriksaan kinerja pengelolaan keuangan negara. Tujuan pemeriksaan ini
adalah untuk mengidentifikasikan hal-hal yang perlu menjadi perhatian
lembaga perwakilan. Adapun untuk pemerintah pemeriksaan kinerja
dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai dengan keuangan negara/daerah
diselenggarakan secara ekonomis dan efisien sertamemenuhi sasarannya secara
efektif.
 Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang tidaktermasuk
dalam pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja.Pemeriksaan dengan
tujuan tertentu meliputi antara lain pemeriksaan atas hal lain di bidang keuangan,
pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaan atas sistem pengendalian intern
pemerintah. Pemeriksaan yang dimaksud dilaksanakan berdasarkan standar
pemeriksaan. Standar dimaksud disusun oleh BPK dengan
mempertimbangkan standar di lingkungan profesi audit secara internasional.
BPK menetapkan proses penyiapan standar dan berkonsultasi mengenaisubstansi
standar kepada Pemerintah. Proses penyiapan standar meliputi Langkah-
langkah yang perlu ditempuh secara cermat (due process) dengan melibatkan
organisasi terkait dan mempertimbangkan standar pemeriksaaninternasional agar
dihasilkan standar yang diterima secara umum.

Penentuan obyek pemeriksaan, perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan, penentuan


waktu dan metode pemeriksaan, serta penyusunan dan penyajian laporan pemeriksaan
dilakukan secara bebas dan mandiri oleh BPK. BPK memiliki kebebasan dan
kemandirian dalam ketiga tahap pemeriksaan, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan hasil pemeriksaan.Kebebasan dalam tahap perencanaan mencakup
kebebasan dalam menentukan obyek yang akan diperiksa, kecuali pemeriksaan
yang obyeknya telah diatur tersendiri dalam undang-undang, atau pemeriksaan
berdasarkan permintaan khususdari lembaga perwakilan. Dalam merencanakan tugas
pemeriksaan, BPK memperhatikan permintaan, saran, dan pendapat lembaga perwakilan.
Dalam merencanakan tugas pemeriksaan, BPK dapat mempertimbangkan informasi dari
pemerintah, bank sentral, dan masyarakat. Informasi dari pemerintah termasuk dari lembaga
independen yang dibentuk dalam upaya pemberantasan korupsi, kolusi, dan
nepotisme, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi pengawasan Persaingan Usaha,
dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. Informasi dari masyarakat
termasuk penelitian dan pengembangan, kajian, pendapatdan keterangan organisasi profesi
terkait, berita media massa, pengaduan langsungdari masyarakat. Dalam menyelenggarakan
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, BPK dapat memanfaatkan
hasil pemeriksaan aparat pengawasanintern pemerintah. Untuk keperluan laporan hasil
pemeriksaan intern pemerintah wajib disampaikan kepada BPK. Dalam melaksanakan
tugas pemeriksaan, BPK dapat menggunakan pemeriksa dan/atau tenaga ahli dari luar
BPK yang bekerja untuk dan atas nama BPK. Penggunaan pemeriksa dan/atau tenaga ahli
dari luar BPK dilakukan apabila BPK tidak memiliki/tidak cukup memiliki pemeriksa
dan/atau tenaga ahli yang diperlukan dalam suatu pemeriksaan. Pemeriksa dan/atau tenaga
ahli dalam bidang tertentu dari luar BPK dimaksud adalah pemeriksa di lingkungan
apparat pengawasan intern pemerintah, pemeriksa, dan/atau tenaga ahli lain yang
memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh BPK. Penggunaan pemeriksa yang berasal
dari aparat pengawasan intern pemerintah merupakan penugasan pimpinan instansi yang
bersangkutan. Dalam meminta keterangan kepada sesorang, BPK dapat melakukan
pemanggilan kepada seseorang dengan menggunakan tata cara pemanggilan yanag
ditetapkan oleh BPK setelah berkonsultasi dengan Pemerintah. Pemeriksa melakukan
pengujian dan penilaian atas pelaksanaan sistem pengendalian internp emerintah. Pengujian
dan penilaian atas pelaksanaan system kendali mutu dan hasil pemeriksaan aparat pemeriksa
intern pemerintah. Denganpengujian dan penilaian dimaksud BPK dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pemeriksaan. Hasil pengujian
dan penilaian menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperbaiki pelaksanaan
system Pengendalian dan kinerja pemeriksaan intern. Pemeriksa dapat melaksanakan
pemeriksaan investigatif untuk mengungkap adanya indikasi kerugian negara/daerah
dan/atau unsur pidana. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK segera
melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai