Audit Sektor Publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang
menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaannya
berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan Negara lainnya dengan
tujuan untuk membandingkan antara kondisi yang ditemukan dan kriteria
yang ditetapkan. Audit Sektor Publik di Indonesia dikenal sebagai Audit
Keuangan Negara, yang diatur dalam UU no 15 tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
1. Audit Keuangan
2. Audit Kinerja
Adalah audit khusus, diluar audit keuangan dan audit kinerja yang
bertujuan untuk memberikan kesimpulan atas hal yang diaudit.
Audit Keuangan
Dasar Hukum :
Kriteria pemeriksaan
Kode etik : Peraturan BPK no. 2/2007 tentang kode etik Badan Pemeriksa
Keuangan. Hal-hal yg diatur :
Kode Etik BPK, yang selanjutnya disebut Kode Etik, adalah norma-norma
yang harus dipatuhi oleh setiap Anggota BPK dan Pemeriksa selama
menjalankan tugasnya.
A. PERENCANAAN PEMERIKSAAN
Survei pendahuluan atas entitas atau objek yang baru pertama kali
diperiksa.
Database entitas
Kualifikasi Pemeriksa:
Kekuatan Lingkungan
Tren yang Signifikan
Perwakilan
Pejabat kunci
Langkah-langkah:
Tujuan:
Risiko pemeriksaan adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa
disadari, tidak memodifikasi opininya sebagaimana mestinya, atas suatu
laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Risiko
pemeriksaan meliputi risiko inheren (inherent risk), risiko pengendalian
(control risk) dan risiko deteksi (detection risk).
a) Untuk setiap saldo akun atau kelompok akun atau pos keuangan
yang signifikan, pemeriksa akan melaksanakan suatu penilaian risiko
secara menyeluruh/ gabungan, dan bilamana perlu, mempertimbangkan
kembali penilaian awal tentang risiko gabungan ini, untuk setiap asersi.
Langkah-langkah yang akan dilaksanakan adalah:
nilai aset bersih atau ekuitas, untuk entitas yang berbasis aset.
Mengenai angka mana yang harus diambil, apakah angka tahun lalu, tahu
berjalan atau angka ekspektasi, tergantung pertimbangan reliabilitas atau
keakuratan data. Praktik yang umum adalah dengan mengambil angka
tahun lalu kemudian disesuaikan dengan inflasi atau perkiraan anggaran.
Cara lain adalah dengan mengambil angka aktual pada saat perencanaan
kemudian diekstrapolasi ke dalam sejumlah periode
Materialitas VS Opini :
Opini Wajar tanpa pengecualian : total salah saji < PM, dan salah
saji per akun < TE
Opini Wajar dengan pengecualian : total salah saji < PM, dan ada
salah saji per akun > TE
Opini Tidak Wajar : total salah saji > PM ==== atau total salah saji
< PM, tapi ada salah saji per akun > TE yang sangat mempengaruhi
laporan keuangan secara keseluruhan
dasar pemeriksaan,
tujuan pemeriksaan,
metodologi pemeriksaan
pengarahan pemeriksaan,
Test of control
Analutical procedure
b) Audit objectives
c) Procedures
d) Sample size
e) Items to select
f) Timing
Syarat Bukti:
b) Kecukupan
c) Cara memperolehnya :
Prosedur Pemeriksaan
Jenis Bukti
analitical procedure
inspecting
vouching
confirmin,
Konfirmasi (Confirmations)
Observing
Inquiring
Counting
reperforming
Isi = baik isi media penyimpanan, maupun isi catatan atau hasil
pekerjaan pemeriksa sesuai dengan lingkup dalam program pemeriksaan.
Indeks
Tujuan :
Analisa rasio dan tren dilakukan dengan cara menguji lebih rinci
rasio dan tren dari akun/perkiraan yang telah dilakukan pada pengujian
analitis awal.
Kelengkapan,
Persediaan
Aset Tetap
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Kewajiban
4. Penyelesaian Penugasan
a) Kewajiban kontijensi :
Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat masa lalu, tetapi tidak
diakui karena entitas tidak ada kemungkinan mengeluarkan sumber daya
untuk menyelesaikan kewajibannya dan jumlah kewajiban tersebut tidak
dapat diukur secara andal.
Ikhtisar koreksi.
C. PELAPORAN PEMERIKSAAN
Konsep laporan hasil pemeriksaan disusun oleh ketua tim pemeriksa dan
disupervisi oleh pengendali teknis. Di dalam penyusunan konsep laporan
hasil pemeriksaan, hal-hal berikut menjadi perhatian ketua tim dan
pengendali teknis yaitu:
b) Jenis opini,
Opini terhadap kewajaran atas LKPP dan LKKL yang dapat diberikan
adalah salah satu di antara empat opini sebagai berikut:
Opini Tidak Wajar menyatakan bahwa LKPP dan LKKL tidak disajikan
secara wajar posisi keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Pembahasan konsep
Pemberian tanggal
Penandatangan Laporan Hasil Pemeriksaan