Anda di halaman 1dari 5

Tugas

Ringkasan Materi Kuliah (RMK)

PEMERIKSAAN
PERTANGGUNGJAWABAN
PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA/DAERAH

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Aditya Yusta Kalpika

(F1314125)

Dias Panggalih

(F1314137)

Pandu Karno Wibowo

(F1314149)

Ryan Octa Pradana

(F1314161)

Pengelolaan Keuangan Negara


Universitas Sebelas Maret Surakarta

A. Definisi dan Standar Pemeriksaan


Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang
dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan
keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara, yang
dilaksanakan oleh BPK. Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang dilakukan oleh BPK meliputi seluruh unsur keuangan negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara.
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) adalah patokan untuk
melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.SPKN
ini berlaku untuk semua pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap entitas,
program, kegiatan serta fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan
dan tanggung jawab Keuangan Negara sesuai dengan peraturan perundangundangan.
SPKN berlaku bagi:
a. Badan Pemeriksa Keuangan.
b. Akuntan Publik atau pihak lainnya yang melakukan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan Negara, untuk dan atas nama
Badan Pemeriksa Keuangan.
B. Lingkup Pemeriksaan
Dalam hal pemeriksaan dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan
ketentuan Undang-Undang, laporan hasil pemeriksaan tersebut wajib disampaikan
kepada BPK dan dipublikasikan. Pemeriksaan terdiri atas:
1. Pemeriksaan keuangan
Pemeriksaan Keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan.
Pemeriksaan ini dilakukan dalam rangka pemberian opini atas kewajaran penyajian
laporan keuangan. Hasil pemeriksaan keuangan oleh BPK akan menghasilkan opini
yang merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi
keuangan yang disajikan. Kriteria untuk pemberian opini adalah:

Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.


Kecukupan pengungkapan.
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
Efektivitas sistem pengendalian intern.

Penilaian atas empat hal di atas akan menentukan suatu opini. Di mana
terdapat empat macam opini yang diberikan pemeriksa, yaitu:
a. Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).
Opini wajar tanpa pengecualian diberikan jika pos-pos laporan keuangan
tidak mengandung salah saji material dan laporan keuangan secara keseluruhan
disajikan secara wajar.
b. Wajar dengan pengecualian (qualified opinion).

Opini wajar dengan pengecualian jika terdapat pos-pos tertentu dalam


laporan keuangan mengandung salah saji secara material namun secara
keseluruhan tidak mengganggu kewajaran laporan keuangan.
c. Tidak wajar (adversed opinion).
Opini tidak wajar diberikan jika pos-pos laporan keuangan mengandung
salah saji material sehingga laporan keuangan secara keseluruhan tidak wajar.
d. Pernyataan menolak memberikan opini (disclaimer of opinion).
Opini disclaimer diberikan jika pemeriksa tidak dapat memperoleh keyakinan
atas kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
2. pemeriksaan kinerja
Pemeriksaan Kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan
negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta
pemeriksaan aspek efektivitas. Pemeriksaan kinerja sering juga disebut value for
money audit. Pemeriksaan ini lazim dilakukan oleh aparat pengawasan intern untuk
kepentingan jajaran manajemen. Namun demikian UUD RI tahun 1945 juga
mengamanatkan kepada BPK untuk melakukan pemeriksaan kinerja, terutama untuk
mengidentifikasi area-area yang potensial untuk peningkatan kinerja yang menjadi
perhatian lembaga perwakilan. Hasil pemeriksaan kinerja adalah temuan,
kesimpulan, dan rekomendasi. Pemeriksaan kinerja antara lain dilakukan dengan
melakukan evaluasi atas efisiensi pelaksanaan kegiatan serta efektivitas suatu
program, pemeriksaan kinerja tidak dapat dilepaskan dari hierarki kriteria dan
indikator kinerja. Adapun bagi pemerintah, pemeriksaan kinerja ini dimaksudkan
untuk mengarahkan agar sumber daya yang tersedia dimanfaatkan secara efisien
dan efektif untuk pelayanan kepada masyarakat
3. pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang tidak
termasuk dalam pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam
pemeriksaan ini adalah pemeriksaan atas hal-hal lain yang bersifat keuangan,
pemeriksaan atas sistem pengendalian intern, dan pemeriksaan investigatif. Hasil
pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah kesimpulan. Dalam hal pemeriksaan
investigatif, apabila diketemukan adanya indikasi tindak pidana atau tindakan yang
membawa dampak pada kerugian negara, BPK segera melaporkannya kepada
instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan standar pemeriksaan yang disusun oleh
BPK, setelah berkonsultasi dengan Pemerintah.
C. Pelaksanaan Pemeriksaan
Penentuan obyek pemeriksaan, perencanaan dan pelaksanaan
pemeriksaan, penentuan waktu dan metode pemeriksaan, serta penyusunan dan
penyajian laporan pemeriksaan dilakukan secara bebas dan mandiri oleh BPK.
Laporan pemeriksaan dilakukan secara bebas dan mandiri oleh BPK. Dalam
merencanakan tugas pemeriksaan, BPK memperhatikan permintaan, saran, dan
pendapat lembaga perwakilan. Dalam rangka membahas permintaan, saran, dan

pendapat dimaksud, BPK atau lembaga perwakilan dapat mengadakan pertemuan


konsultasi.
Dalam
merencanakan
tugas
pemeriksaan,
BPK
dapat
mempertimbangkan informasi dari pemerintah, bank sentral, dan masyarakat.
Dalam menyelenggarakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara, BPK dapat memanfaatkan hasil pemeriksaan aparat pengawasan
intern pemerintah. Untuk keperluan dimaksud, laporan hasil pemeriksaan intern
pemerintah wajib disampaikan kepada BPK. Dalam melaksanakan tugas
pemeriksaan, BPK dapat menggunakan pemeriksa dan/atau tenaga ahli dari luar
BPK yang bekerja untuk dan atas nama BPK.
Dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, pemeriksa dapat:

meminta dokumen yang wajib disampaikan oleh pejabat atau pihak lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.
mengakses semua data yang disimpan di berbagai media, aset, lokasi, dan
segala jenis barang atau dokumen dalam penguasaan atau kendali dari entitas
yang menjadi obyek pemeriksaan atau entitas lain yang dipandang perlu dalam
pelaksanaan tugas pemeriksaannya.
melakukan penyegelan tempat penyimpanan uang, barang, dan dokumen
pengelolaan keuangan negara.
meminta keterangan kepada seseorang (dalam hal ini BPK dapat melakukan
pemanggilan kepada seseorang).
memotret, merekam dan/atau mengambil sampel sebagai alat bantu
pemeriksaan.
Dalam rangka pemeriksaan keuangan dan/atau kinerja, pemeriksa melakukan
pengujian dan penilaian atas pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah.
Pemeriksa dapat melaksanakan pemeriksaan investigatif guna mengungkap
adanya indikasi kerugian negara/daerah dan/atau unsur pidana. Apabila dalam
pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK segera melaporkan hal tersebut kepada
instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
di mana tata cara penyampaian laporan atas hasil penemuan unsur pidana diatur
bersama oleh BPK dan Pemerintah.
D. Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut
Pemeriksa menyusun laporan hasil pemeriksaan setelah pemeriksaan
selesai dilakukan. Dalam hal diperlukan, pemeriksa dapat menyusun laporan interim
pemeriksaan. Gambaran laporan adalah:

Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah memuat opini.


Laporan hasil pemeriksaan atas kinerja memuat temuan, kesimpulan, dan
rekomendasi.
Laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu memuat kesimpulan.

Tanggapan pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas temuan, kesimpulan,


dan rekomendasi pemeriksa, dimuat atau dilampirkan pada laporan hasil
pemeriksaan.
Jadwal penyampaian laporan hasil pemeriksaan adalah:
1. Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan

Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat


disampaikan oleh BPK kepada DPR dan DPD selambat-lambatnya 2 bulan
setelah menerima laporan keuangan dari pemerintah pusat.
Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah
disampaikan oleh BPK kepada DPRD selambat-lambatnya 2 bulan setelah
menerima laporan keuangan dari pemerintah daerah.
Laporan
hasil
pemeriksaan
disampaikan
pula
kepada
Presiden/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
2. Laporan hasil pemeriksaan atas kinerja
Laporan hasil pemeriksaan kinerja disampaikan kepada DPR/DPD/DPRD sesuai
dengan kewenangannya. Laporan hasil pemeriksaan dimaksud disampaikan
pula kepada Presiden/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
3. Laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu disampaikan kepada
DPR/DPD/DPRD sesuai dengan kewenangannya. Laporan hasil pemeriksaan
dimaksud disampaikan pula kepada Presiden/gubernur/bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.
Tata cara penyampaian laporan hasil pemeriksaan dimaksud diatur bersama oleh
BPK dan lembaga perwakilan sesuai dengan kewenangannya.
Ikhtisar hasil pemeriksaan semester disampaikan kepada lembaga
perwakilan selambat-lambatnya 3 bulan sesudah berakhirnya semester yang
bersangkutan, dan disampaikan pula kepada Presiden/gubernur/bupati/walikota
selambat-lambatnya 3 bulan sesudah berakhirnya semester yang bersangkutan.
Laporan hasil pemeriksaan yang telah disampaikan kepada lembaga
perwakilan, dinyatakan terbuka untuk umum. Laporan hasil pemeriksaan dimaksud
tidak termasuk laporan yang memuat rahasia negara yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil
pemeriksaan. Pejabat wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK
tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan, dan
disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 60 hari setelah laporan hasil
pemeriksaan diterima. BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan.
Pejabat yang diketahui tidak melaksanakan kewajiban tindak lanjut rekomendasi
dapat dikenai sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang kepegawaian. BPK memberitahukan hasil pemantauan tindak
lanjut kepada lembaga perwakilan dalam hasil pemeriksaan semester.
Lembaga perwakilan menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK dengan
melakukan pembahasan sesuai dengan kewenangannya. Beberapa hal yang dapat
dilakukan adalah:

DPR/DPRD meminta penjelasan kepada BPK dalam rangka menindaklanjuti


hasil pemeriksaan.
DPR/DPRD dapat meminta BPK untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
DPR/DPRD dapat meminta Pemerintah untuk melakukan tindak lanjut hasil
pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai