Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

DISUSUN OLEH :

ANDI MUHAMMAD FAIZ NIZAR BAHARUDDIN

(B021191016)

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………….1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….2

PEMBAHASAN

a. Pendahuluan………………………………………………………………………3
b. Ruang lingkup pemeriksaan keuangan negara……………………………….4
c. Pelaksanaan pemeriksaan keuangan negara………………………………..10
d. Tindak lanjut hasil pemeriksaan keuangan negara……………….…………12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….14
PEMBAHASAN

A. Pendahuluan

Pengelolaan keuangan negara diharapkan dapat terlaksana sebagaimana

kaidah hukum yang terdapat dalam hukum keuangan negara. Pemerikasaan

keuangan negara yang dikelola oleh pemerintah dapat dilakukan setiap saat

dalam artian kapanpun terutama bila ada dugaan penyalahgunaan keuangan

negara yang tentunya dapat merugikan negara dalam bidang keuangan negara.

Adapun pengertian pemeriksaan keuangan negara adalah sebuah proses

identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independent,

objketif, dan professional berdasarkan standart pemeriksaan untuk menilai

kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai

pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan negara.

Pemeriksaan merupakan tindakan hukum yang dilakukan oleh pemeriksa

dalam rangka pencegahan dan/ atau pengembalian kerugian keuangan sebagai

konsekuensi dari pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Ketika

terdapat laporan atau dugaan penyalahgunaan keuangan negara. Maka

lembaga pemeriksa keuangan negara wajib melakukan pemeriksaan terhadap

pihak pengelola keuangan negara yang terkait. Pemeriksaan tidak boleh

mengalami penyimpangan dari ketentuan yang menjadi dasarnya, agar tidak

menimbulkan kerugian bagi pengelola keuangan negara yang diperiksa.

Sebaliknya, pengelola keuangan negara yang diperiksa berkewajiban

memberikan keterangan lisan maupun keterangan tertulis termasuk instrument

pendukungnya yang terkait dengan penyalahgunaan keuangan negara.


Pemeriksaan keuangan negara diupayakan agar pemeriksa maupun

terperiksa tetap berpegang pada keterbukaan, kejujuran, dan tidak melanggar

hukum keuangan negara. Hal ini dimaksudkan agar terhindar dari kompromi

yang bersifat negatif sehingga menimbulkan kejahatan dalam bentuk tindak

pidana korupsi. Bila pemeriksaan keuangan negara oleh pemeriksa kepada

terperiksa terlaksana dengan benar, maka hubungan kerja sama yang baik

akan terjalin sehingga penegakan hukum keuangan negara dapat terlaksana.

Pada hakikatnya keberhasilan pemeriksaan keuangan negara tergantung pada

kesadaran hukum, baik kepada pemeriksa maupun yang diperiksa dalam

rangka mewujudkan negara indonesia sebagai negara hukum.

B. Ruang lingkup pemeriksaan keuangan negara.

Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang

dilakukan oleh badan pemeriksaan keuangan wajib berpedoman pada kaidah

hukum yang tercakup dalam hukum keuangan negara. Hal ini bertujuan agar

badan pemeriksa keuangan menghasilkan pemeriksaan keuangan negara yang

mencerminkan keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum sehingga diterima

oleh pengelola keuangan negara sebagai pihak yang terperiksa.

Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara pada

hakikatnya meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan

pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara. Pemeriksaan itu meliputi

seluruh unsur keuangan negara sebagaimana diatur dalam pasal 2 undang-

undang keuangan negara. Ketika terjadi pemeriksaan keuangan yang dilakukan


oleh akuntan public, maka hasil pemeriksaannya wajib disampaikan kepada

badan pemeriksaan keuangan dan dipublikasikan.

Badan pemeriksa keuangan negara dapat memanfaatkan hasil pemeriksaan

aparat pengawasan internal pemerintah. Kata “dapat” menunjukkan bahwa

hasil pemeriksaan aparat pengawasan internal pemerintahan tidak mengikat

kepada badan pengawas keuangan. Kata “dapat” tersebut merupakan

kewajiban hukum bagi badan pengawas keuangan untuk menggunakan laporan

hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat pengawasan internal pemerintah.

Dalam arti boleh dikesampikan ketika tidak berkesesuaian dengan temuan

badan pemeriksa keuangan pada satu objek pemeriksaan pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara.

Lain halnya ketika badan pemeriksa keuangan menggunakan pemeriksa

dan/ atau tenaga ahli dari luar badan pemeriksa keuangan, maka tugas

pembantuan itu harus untuk dan atas badan pemeriksa keuangan. Dalam arti,

pihak yang digunakan oleh badan pemeriksa keuangan harus melepas

predikatnya sebagai tenaga dari tempat semula bekerja.

Ruang lingkup pemeriksaan dan pengelolaan and tanggung jawab

keuangan negara yang dilakukan oleh badan pemeriksa keuangan bersifat

preventif dan represif. Kedua bentuk pemeriksaan tersebut pada hakikatnya

untuk mengamankan keuangan negara baik pada lingkup pemerintahan pusat

maupun daerah, bank indonesia, lembaga negara lainnya, badan usaha milik

negara/ badan usaha milik daerah, badan atau lembaga lainnya yang

menyelenggarakan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.


Pengamanan keuangan negara tertuju pada terjadinya kerugian keuangan

negara yang dialami oleh negara dalam rangka pemenuhan tugas-tugasnya.

Harus disadari bahwa pengelolaan tanggung jawab keuangan negara

kadangkala selau diikuti dengan kerugian keuangan negara karena rendahnya

atau kurangnya kesadaran hukum pengelola keuangan negara. Kerugian

keuangan negara selalu terjadi dalam bentuk memperkaya diri sendiri, orang

lain, atau korporasi.

Pemeriksaan yang bersifat preventif diperuntukkan bagi pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara sebelum terjadi kerugian keuangan negara.

Badan pemeriksa keuangan melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara selama kegiatan itu dilaksanakan dengan

tetap berpatokan pada kaidah hukum dalam hukum keuangan negara.

Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk memberi bimbingan dan/ atau

pengarahan untuk mencegah agar tidak terjadi pelanggaran hukum keuangan

negara yang bermuara kepada timbulnya kerugian keuangan negara.

Sementara itu, pemeriksaan yang bersifat represif adalah pemeriksaan yang

dilakukan oleh badan pemeriksa keuangan setelah memperoleh laporan dan/

atau dugaan adanya kerugian keuangan negara. Pemeriksaan yang dilakukan

oleh badan pemeriksa keuangan bertujuan untuk menaggulangi kerugian

keuangan negara yang terjadi atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara.

Ruang lingkup pemeriksaan yang dilakukan oleh badan pemeriksa

keuangan berdasarkan peraturan badan pemeriksa keuangan nomor 01 tahun

2017 tentang standart pemeriksaan keuangan. Pemeriksaan itu meliputi


pemeriksaan keuangan negara, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan

tujuan tertentu. Standart pemeriksaan pemeriksaan adalah patokan untuk

melakukan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang meliputi

kerangka konseptual pemeriksaan, standart umum, standart pelaksanaan

pemeriksaan, dan standart pelaporan pemeriksaan yang wajib dipedomani oleh

badan pemeriksa keuangan.

Dalam beberapa pemeriksaan, sangat jelas standart yang digunakan untuk

mencapai tujuan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara. Jika terdapat pilihan diantara standart-standart yang berlaku,

pemeriksa harus mempertimbangkan kebutuhan pengguna dan pengetahuan

pemeriksa, keahlian, dan pengalaman dalam menentukan standart yang

digunakan. Pemeriksa wajib mengikuti standart yang berlaku bagi suatu jenis

pemeriksaan, misalnya standart pemeriksaan keuangan, standart pemeriksaan

kinerja, atau standart pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan negara.

Pemeriksaan keuangan negara bertujuan untuk memberikan keyakinan yang

memadai, bahwa laporan keuangan telah disajikan dengan benar. Penyajian itu

mencakup semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum diindonesia atau basis akuntansi komperhennsif, selain prinsip

akuntansi yang berlaku umum tersebut.

Laporan keuangan negara yang diperiksa berasal dari pemerintah pusat,

pemerintah daerah, bank indonesia, lembaga negara lainnya, badan usaha

milik negara, badan usaha milik daerah, badan layanan umum, dan badan atau
lembaga lain yang meyelenggarakan pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara.

Pemeriksa kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan

efisiensi serta pemeriksaan aspek nonekonomis. Dalam melakukan

pemeriksaan kinerja, pemeriksa juga menguji kepatuhan terhadap kaidah

hukum dalam peraturan perundang-undangan serta pengendalian internal.

Pemeriksaan kinerja dilakukan secara objektif dan sistematika terhadap

berbagai jenis bukti untuk dapat melakukan penilaian secara independent atas

kinerja entitas atau program/ kegiatan yang diperiksa.

Tujuan pemeriksaan yang menilai hasil dan efektifitas suatu program adalah

mengukur sejauh mana suatu program mencapai tujuannya. Pertama, tujuan

pemeriksaan yang menilai ekonomi dan efisiensi berkaitan dengan apakah

suatu entitas telah menggunakan sumber dayanya dengan cara yang paling

produktif didalam mencapai tujuan program. Kedua, tujuan pemeriksaan itu

dapat saling berkaitan satu sama lain dan dapat dilaksanakan secara

bersamaan dalam suatu pemeriksaan kinerja. Pemeriksaan dengan tujuan

tertentu, bertujuan untuk memberikan simpulan atas suatu hal yang diperiksa.

Pemeriksaan tersebut dapat bersifat eksaminasi, reviu, atau produser yang

disepakati.

Pemeriksa bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan

pemeriksaan dengan professional agar dapat memenuhi tujuan pemeriksaan.

Dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya, pemerintah harus

memahami prinsip-prinsip pelayanan kepentingan public serta menjunjung


tinggi integritas, objektivitas, dan independensi. Pemeriksa juga harus memiliki

sikap untuk melayani kepentingan public, menghargai dan memelihara

kepercayaan public, dan mempertahankan profesionalisme. Selain itu

pemeriksa juga harus berhati-hati dalam menggunakan informasi yang

diperoleh selama melaksanakan pemeriksaan. Pemeriksa tidak boleh

menggunakan informasi tersebut diluar pelaksanaan pemeriksaan, kecuali

ditentukan lain dalam hukum keuangan negara.

Pelayanan dan kepercayaan public harus lebih diprioritaskan daripada

kepentingan pribadi. Integritas dapat mencegah kebohongan dan pelanggaran

prinsip tetapi tidak dapat menghilangkan kecerobohan dan perbedaan

pendapat. Sementara itu, pemeriksa juga harus objektif dan bebas dari

benturan kepentingan dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya.

Pemeriksa juga bertanggung jawab untuk mempertahankan independensi baik

dalam bentuk sikap, mental, dan penampilan serta perilaku pada saat

melaksanakan pemeriksaan.

Pemeriksa bertanggung jawab untuk menggunakan pertimbangan profesinal

dalam menerapkan lingkungan dan metodologi, menentukan pengujian dan

prosedur yang dilaksanakan, serta melaksanakan pemeriksaan dan

melaporkan hasilnya. Dalam melaporkan hasil pemeriksaannya, pemeriksa

bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pemeriksaannya secara rinci dan

jelas. Pemeriksa juga bertanggung jawab untuk membantu manajemen dan

para pengguna laporan hasil pemeriksaan lainnya untuk memahami tanggung

jawab pemeriksa berdasarkan kaidah hukum keuangan negara agar memahami

tujuan, jangka waktu, dan data yang diperlukan dalam pemeriksaan.


C. Pelaksanaan pemeriksaan keuangan negara

Sebelum melakukan pemeriksaan, badan pemeriksa keuangan terlebih

dahulu menentukan objek pemeriksaan, perencanaan, dan pelaksanaan

pemeriksaan, penentuan waktu, dan metode pemeriksaan, serta penyusunan

dan penyajian laporan pemeriksaan dilakukan secara mandiri. Dalam

perencanaan tugas pemeriksaan, badan pemeriksa keuangan juga dapat

memperhatikan permintaan, saran, dan pendapat dari dewan perwakilan rakyat,

dewan perwakilan daerah, dan dewan perwakilan rakyat daerah baik dalam

bentuk hasil rapat paripurna, rapat kerja, dan alat kelengkapan lembaga

perwakilan. Selain itu, badan pemeriksa keuangan juga dapat

mempertimbangkan informasi terkait pemeriksaan keuangan negara dari pihak

pemerintah, bank sentral, dan masyarakat.

Dalam melaksanakan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara, badan pemeriksa keuangan dapat memanfaatkan hasil

pemeriksaan aparat pengawasan internal pemerintah. Sementara itu, dalam

melaksanakan tugas pemeriksaan, badan pemeriksa keuangan dapat

menggunakan pemeriksa dan atau tenaga ahli dari luar badan pemeriksa

keuangan. Hal tersebut dapat terealisasi apabila badan pemeriksa keuangan

kekuranagan tenaga ahli untuk melakukan pemeriksaan. Pemeriksa dan/ atau

tenaga ahli dari luar badan pemeriksa keuangan boleh berasal dari lingkungan

aparat pengawasan internal pemerintah baik itu pemeriksa maupun non

pemeriksa. Keberadaan pemeriksa dari luar akan tetap dikategorikan atas

nama badan pemeriksa keuangan meskipun merupakan tenaga ahli yang

berasal dari luar badan pemeriksa keuangan.


Berkaitan dengan meminta keterangan kepada seseorang, badan

pemeriksa keuangan boleh melakukan pemanggilan kepada seseorang.

Pemanggilan yang dilakukan badan pemeriksa keuangan setelah berkonsultasi

dengan pemerintah. Pemanggilan itu harus memenuhi prosedur yang telah

ditentukan dalam hukum keuangan negara, agar tidak terjadi pelanggaran hak

asasi manusia. Pemanggilan oleh badan pemeriksa keuangan wajib dilakukan

dalam bentuk tertulis dengan memuat identitas yang dipanggil serta tujuan dari

pemanggilan tersebut.

Pemeriksa melakukan pengujian dan penilaian terhadap pemeriksaan atas

pelaksanaan system pengendalian internal pemerintah. Berdasarkan pengujian

dan penilaian tersebut, badan pemeriksa keuangan dapat meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pemeriksaan. Hasil pengujian dan

penilaian akan menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperbaiki

pelaksanaan system pengendalian dan kinerja pemeriksa internal.

Pemeriksa boleh melakukan pemeriksaan investigative guna mengungkap

adanya dugaan kerugian keuangan negara dan/ atau unsur tindak pidana

korupsi. Jika hasil pemeriksaan ditemukan unsur tindak pidana korupsi, maka

badan pemeriksa keuangan segera melaporkan hal tersebut kepada subtansi

yang berwenang sesuai dengan kaidah hukum keuangan negara. Instansi yang

terkait dengan pelaporan badan pemeriksa keuangan terdiri dari kepolisian,

kejaksaan, dan komisi pemberantasan korupsi. Tata cara penyampaian laporan

tersebut diatur bersama oleh badan pemeriksa keuangan dan pemerintah,

untuk menghindari ketentuan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan

wewenang.
D. Tindak lanjut hasil pemeriksaan keuangan negara

Setelah pemeriksaan telah dilaksanakan, pemeriksa wajib membuat laporan

hasil pemeriksaan. Laporan hasil pemeriksaan itu merupakan bentuk

pertanggung jawaban atas pemeriksaan yang dilaksanakan.

Laporan hasil pemeriksaan atas kinerja memuat temuan, kesimpulan, dan

rekomendasi. Sementara laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu

memuat kesimpulan. Kedua laporan hasil pemeriksaan tersebut merupakan

bentuk ketetapan yang dapat disengketa diperadilan tata usaha negara.

Laporan hasil pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dari

pemerintah kepada dewan perwakilan rakyat. Jangka waktu pelaporan hasil

pemeriksaan tersebut, selambat-lambatnya dua bulan setelah menerima

laporan. Laporan keuangan pemerintah setidaknya meliputi laporan realisasi

anggaran negara, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan

badan hukum lainnya. Laporan hasil pemeriksaan tersebut kemudian

disampaikan kepada presiden sebagai chief financial officer.

Laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu disampaikan kepada

dewan perwakilan rakyat, dewan perwakilan daerah, dan dewan perwakilan

rakyat daerah. Selain itu laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu juga

disampaikan kepada presiden karena kedudukannya sebagai chief finansial

officer.

Laporan hasil pemeriksaan terlebih dahulu disampaikan kepada lembaga

yang berwenang yakni dewan perwakilan rakyat, dewan perwakilan daerah,

dan dewan perwakilan rakyat daerah. Hal ini dimaksudkan agar tidak timbul
kesalahpahaman mengenai pelaksanaan laporan hasil pemeriksaan. Laporan

yang telah disampaikan kepada lembaga yang terkait dinyatakan terbuka untuk

umum yang artinya dapat diakses oleh masyarakat. Namun, laporan yang

memuat rahasia negara tidak termasuk dan diatur dalam hukum keuangan

negara.

Kadangkala laporan hasil pemeriksaan memuat rekomendasi, sehingga

pejabat wajib menindaklajutinya baik itu pelaksanaan rekomendasi secara

menyeluruh maupun sebagian. Selain itu, pejabat juga diwajibkan memberikan

jawaban atas penjelasan kepada badan pemeriksa keuangan tentang tindak

lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan yang bersangkutan.

Jawaban itu disampaikan kepada badan pemeriksa keuangan selambat-

lambatnya enam puluh hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima. Pejabat

yang tidak melaksanakannya dapat dikenakan sanksi administrative, misalnya

teguran tertulis bahkan hingga pemberhentian secara tidak hormat.


DAFTAR PUSTAKA

 Prof.Dr.Muhammad Djafar Saidi, S.H.,M.H./ Eka Merdekawati Djafar,

S.H.,M.H. 2008;Hukum Keuangan Negara:Teori dan praktik, edisi

keempat, Cetakan ketuju, Depok: Rajawali Pers.

 Bohari,H. 2006;Hukum Keuangan Negara, tanpa penerbit, Makassar.

 Subagio, m. 1988; Hukum Keuangan Negara R.I, Cetakan pertama,

Jakarta: CV rajawali

 Goedhart, C. 1975; Garis-Garis Besar Ilmu Keuangan Negara, Cetakan

ketiga, Jakarta: Djambatan.

 Arifin P. Soeria Atmadja, 1986; Mekanisme Pertanggungjawaban

Keuangan Negara, cetakan pertama, Jakarta: PT Gramedia

Anda mungkin juga menyukai